BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan keuangan pada lini usaha mikro. Pemerintah telah mengatur dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama paling sempurna dari semua agama di dunia. Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Intermediasi keuangan merupakan proses penyerapan dari unit surplus

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I PENDAHULUAN. Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, (diakses pada 15 November 2015). 3

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. h Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alfabet, cet. 4, 2006, h. 2

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan permasalahan dan kehidupan dunia yang semakin

PENDAHULUAN. 7% dari total UMKM berhasil meningkatkan statusnya, baik dari mikro menjadi

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I PENDAHULUAN. Laju perkembangan ekonomi syari ah di Indonesia dari hari ke hari mengalami

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. yang berada di Jl. Wolter Monginsidi Genuk Semarang. BMT Mitra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Namun demikian, upaya tersebut kiranya perlu dibarengi pula dengan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BMT merupakan pelaku ekonomi baru dalam kegiatan perekonomian nasional yang beroperasi dengan menggunakan prinsip syariah. BMT melakukan fungsi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULAN. denganberkembangnya lembaga keuangan syariah. Sejak adanya undang. undang No 7 tahun 1992 yang kemudian direkomendasi oleh UU No.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia), Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1999, hlm. 1. Pustaka Utama, hlm. 10

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Lembaga keuangan Mikro Syariah BMT mempunyai dua sisi. membawa misi sosial pada masyarakat, keberadaan BMT ditengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya. Untuk meningkatkan perekonomian, fokus pemerintah. Indonesia salah satunya pada sektor keuangan dan sektor riil.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar

BAB II LANDASAN TEORI. UNS, 2009), Evaluasi Penerapan Prinsip Syariah pada Praktik

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Lembaga keuangan perbankan syariah merupakan salah satu lembaga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan, salah satunya adalah bank. Dalam al-qur an, istilah

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan bisnis yang serupa dengan Koperasi atau Lembaga Swadaya

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul diatas, penulis menggunakan metode

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2002, hlm.91. 2

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan. Perusahaan yang berada dalam lingkungan bisnis tertentu harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu akhir-akhir ini banyak bermunculan lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. bank syariah dan Unit Usaha Syariah belum banyak seperti sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktivitas ekonomi, dan ekonomi yang dikenal dalam Islam adalah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian studi lapangan yaitu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU nomor 25 tahun 1992, koperasi adalah suatu bentuk. badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Aziz A, Pedoman Pendirian BMT. Jakarta: Pinbuk Press, 2004, h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) selalu berupaya untuk. sehingga tercipta pemerataan ekonomi untuk semua kalangan.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah non bank yang banyak ditemui di masyarakat. BMT dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank Syariah adalah bank

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa

BAB I PENDAHULUAN. of founds) dengan pihak yang mengalami kekurangan dana. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. bahwa bunga bank yang umumnya berlaku dalam sistem dunia perbankan dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sesama dalam persaingannya didunia ekonomi. Hal tersebut sudah

BAB I PENDAHULUAN. dan Jawa Timur menjadikan Koperasi Simpan Pinjam (KOSPIN) JASA

BAB I PENDAHULUAN. Bank maupun Lembaga Keuangan Non Bank. jelas. Sistem operasionalnya menggunakan syariah islam,hanya produk dan

BAB I PENDAHULUAN. Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2002, hlm. 127.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini setiap Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) serta

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB I PENDAHULUAN. negara tumbuh dengan baik maka akan banyak investasi-investasi dan lapangan

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang

BAB I PENDAHULUAN. ukurannya. Hal ini disebabkan kemiskinan bersifat mulidimensional, artinya

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah Teori dan Praktik, Jakarta: Aufa Media, 2012, h. 4

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

shahibul maal yang menyediakan seluruh modalnya, sedangkan pihak kedua

BAB I PENDAHULUAN. Syariah (KSPPS), koperasi tersebut kegiatan usahanya bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Diterbitkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahunn 2003 yang

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. 2015, h Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah, Jakarta: Salemba. Empat, 2013, h. 103.

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Baitul Mal wa Tamwil atau di singkat BMT adalah lembaga. yang ada pada Alquran dan Hadist. Sesuai dengan namanya yaitu baitul

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri jasa keuangan syariah telah memberikan berbagai macam usaha yang berbasis lembaga keuangan mikro yang siap untuk memenuhi kebutuhan keuangan pada lini usaha mikro. Pemerintah telah mengatur dan memberikan pengarahan dalam UUD tentang koperasi berbasis syariah yaitu nomor 17 tahun 2012 pasal 87 ayat (3) disebutkan bahwa koperasi dapat menjalankan usaha atas dasar prinsip ekonomi syariah dan pada ayat selanjutnya disebutkan ketentuan mengenai berdasarkan prinsip ekonomi syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan peraturan pemerintah. 1 BMT telah menjadi pembicaraan di masyarakat sebagai lembaga keuangan syariah yang sukses dan dipercaya menjadi solusi mengatasan kemiskinan. Pengertian BMT sendiri adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya baitul ma>l wa tamwi<l secara harfiah/ lugowi baitul ma>l berarti rumah dana dan baitul tamwi<l berarti rumah usaha. 2 Dengan demikian, keberadaan BMT dapat dipandang yang memiliki dua fungsi utama, yaitu sebagai media penyalur pendayagunaan harta ibadah seperti zakat, infak, sedekah dan wakaf, serta dapat pula sebagai institusi yang bergerak di bidang investasi yang bersifat produktif sebagaimana layaknya bank. Dengan keberadaan BMT sebagai sektor investasi yang bersifat produktif. Memberikan peluang bagi UMKM untuk meminjam sebagian dananya diperuntukkan sebagai modal usaha dengan syarat yang mudah. Dalam hal ini, salah satu keunikan dari produk BMT yaitu akad bagi hasil khususnya pembiayaan 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian. 2 Muhammad Ridwan,Pendirian Bait}ul Ma>l wat-tamwi<l (BMT), (Yogyakartan: Citra Media, 2006), 1. 1

2 mud}a>rabah. Mud}a>rabah merupakan transaksi yang harus dilaksanakan atas dasar kepercayaan. Di mana kepercayaan didasari dengan penerapan akidah, akhlaq dan moral sesuai dengan ketentuan syariah. 3 Secara umum mud}a>rabah dibagi menjadi dua yaitu mud}a>rabah muṭlaqah dan mud}a>rabah muqayyadah, yang dimaksud dengan mud}a>rabah muṭlaqah merupakan kerjasama antara pemilik modal dengan pengelola modal yang memiliki cakupan bidang kerja yang sangat luas tanpa ada pembatasan. Artinya pengelola modal memiliki kebebasan untuk pengusaha modal tersebut kedalam sektor usaha apapun yang penting halal dan menguntungkan. Pemilik dana tidak membatasi bidang usaha tertentu. Sedangkan mud{a>rabah muqayyadah adalah akad yang dilakukan antara pemilik modal (s}a>h{ibul ma>l) dengan pengelola (mud}a>rib), dimana nisbah bagi hasil disepakati dia awal untuk dibagi bersama, sedangkan kerugian (rugi) ditanggung oleh pemilik modal. BMT Amanah Ummah tentang pembiyaan mud}a>rabah sering dimanfaatkan untuk membiayai usaha yang sudah jelas dan menguntungkan serta berjangka waktu pendek. BMT akan sangat hati-hati, karena BMT akan menanggung kerugian material secara penuh jika ternyata usaha yang dibiayai mengalami kegagalan. Skema pembiayaan mud}a>rabah yaitu: 3 Wiroso, Akutansi Transaksi Syariah (Jakarta: Ikatan Akutansi Indonesia, 2011), 325.

3 Gambar 1.1 Skema Pembiayaan Mud}a>rabah Perjanjian Bagi Hasil 1 Pengusaha 2 BMT Nisbah X% Proyek/ Usaha Nisbah Y% Keahlian Modal 3 Pembagian hasil Sumber : Wiroso, 2011 Keterangan : 1. Pengusaha mempunyai usaha akan tetapi mempunyai kendala dalam hal permodalan, sebaliknya BMT mempunyai modal serta membutuhkan pengelola yang professional. 2. Kedua belah pihak bertemu dan mensepakati akad bagi hasil yang telah di sepakati dari awal yang di lakukan kedua belah pihak. 3. Ketentuan pembagian tugas telah ditentukan bersama, pengusaha dengan keahliannya bertugas untuk mengelola dana yang diberikan BMT, dan BMT dengan dana yang dimilikinya berkewajiban memberikan modal kepada pengusaha. 4 Skema di atas menujukan bahwa peran BMT sebagai lembaga keuangan syariah sangat vital, karena BMT memberikan sarana sebagai lembaga keuangan yang berbasis 4 Ibid., 46-47.

4 syariah, dengan prinsip syariah yang lebih memberikan kesejukan dalam memberikan ketenangan baik para pemilik dana maupun kepada para pengguna dana. 5 keberadaan BMT telah membantu sebagaian UMKM di Indonesia khususnya di Provinsi Jawa Timur. Tumbuhnya koperasi-koperasi untuk menyalurkan dananya kepada pelaku usaha kecil dan menengah. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah mencatat jumlah Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan unit Jasa Keuangan Syariah di Jawa Timur per Oktober 2012 mencapai 24.915 unit atau 85% dari jumlah koperasi yaitu 29.267 unit, sedangkan aset KJKS mencapai Rp 15 terliun dan volume pembiayaan mencapai 20 triliun. 6 Dengan pembiayaan tersebut koperasi KJKS atau disebut BMT telah memberikan sebagaian dananya dipergunakan untuk usaha kecil dan menengah. Salah satu BMT yang ada di Jawa Timur adalah BMT Amanah Ummah yang berada di Jalan Karah Agung no 42 B, Surabaya. BMT Amanah Ummah adalah salah satu BMT yang menyediakan pembiayaan mud}a>rabah untuk menunjang para pengusaha kecil dan menengah untuk mendapatkan modal agar dapat membuka usaha yang diinginkan. Dari latar belakang diatas, saya tertarik untuk mengambil sebuah judul yaitu Peran Pembiayaan Mud}ārabah Dalam Meningkatan Produktivitas UMKM di Karah Surabaya (Studi Kasus BMT Amanah Ummah), dikarenakan pembiayaan mud}a>rabah yang dilaksanakan di BMT Amanah Ummah sangat mudah dan membantu Usaha Mikro Kecil Menenggah UMKM di Karah Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil agar mengetahui mekanisme pembiayaan mud}a>rabah di BMT 5 Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana Perdana Media Group,2009), 446. 6 Warta Metropolis Jatim, peranan Bank/ Lembaga Keuangan, Koprasi dan UMKM dalam Memperkuat Struktur Prekonomian Jawa Timur, dalam http://wartametropolis.com/2013/12 diakses pada 12 November 2014.

5 Amanah Ummah dan untuk mengetahui peran pembiayaan mud}a>rabah untuk nasabah yang membuka usaha kecil dan menengah. B. Identifikasi dan Batasan Masalah 1. Identifikasi Masalah : Berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, maka penulis melakukan identifikasi masalah yaitu: a. Perjanjian kerjasama yang dilakukan oleh BMT Amanah ummah terhadap UMKM di Karah Surabaya. b. Cara BMT Amanah Ummah dalam pelaksanaan pembiayaan terhadap nasabah di Karah Surabaya. c. Cara BMT Amanah Ummah menerapkan bagi hasil dan menghitung nisbah dalam pembiayaan mud}a>rabah. d. Peran BMT Amanah Ummah dalam memberikan pelayanan tentang pembiayaan mud}a>rabah dalam meningkatkan produktivitas UMKM. 2. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang ada maka lebih fokus pada pembahasan ini hanya dibatasi pada: a. Implementasi pembiayaan mud}a>rabah di BMT Amanah Ummah di Karah Surabaya. b. Peran pembiayaan mud}a>rabah dalam meningkatkan produktivitas UMKM.

6 C. Rumusan Masalah Rumusan masalah ini bertujuan memberikan rumusan yang paling jelas dari permasalahan yang ada untuk mempermudah analisa. Berdasarkan uraian yang telah ada, maka penulis memberikan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana analisis implementasi pembiayaan mud}a>rabah di BMT Amanah Ummah? 2. Bagaimana analisis pembiayaan mud}a>rabah dalam meningkatkan produktivitas UMKM di BMT Amanah Ummah Karah Surabaya? D. Kajian pustaka Penelitian yang akan penulis lakukan berjudul Peran Pembiayaan Mud}a>rabah dalam Meningkatkan Produktivitas UMKM di Karah Surabaya (Studi kasus BMT Amanah Ummah). Penelitian ini tentu tidak lepas dari berbagai penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai pandangan dan juga referensi. Pertama, Penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini adalah Sukron (2011) dengan judul Strategi Lembaga Keuangan Mikro Syariah dalam Mengembangkan dan Meningkatkan Pembiayaan Usaha Kecil dan Menegah, dalam penelitian tersebut membahas tentang strategi yang di gunakan oleh BMT Almunawwarah dalam mengembangkan dan meningkatkan pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Hasil dari penelitian ini adalah strategi yang digunakan BMT Almunawwarah adalah datang langsung ke tempat nasabah dan melalui kerjasama antar mitra lama

7 saling memberi informasi jika ada mitra yang lain membutuhkan pembiayaan untuk mengembangkan usaha mereka. 7 menurut pandangan penulis, ada kesamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan berupa pembahasan tentang pembiaayan terhadap UMKM tetapi ada perbedaan yang menyebabkan penulis ingin melakukan penelitian yaitu penelitian tersebut berpacu pada strategi yang dilakukan yang kemudian ditinjau dari pengembang pembiayaan terhadap UMKM sedangkan penulis yang akan melakukan penelitian, penelitian akan lebih terfokus pada penelitian peran pembiayaan mud}a>rabah yang dilakukan oleh BMT Amanah Ummah untuk memproduktivitas UMKM. Kedua, penelitian karya Kania Suci, (2008) dengan judul Analisis Koperasi Baitul Ma>l Wa Tamwil (BMT) dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil (UMK) di Kota Jakarta. Dalam penelitian ini membahas bagaimana peran koperasi Baitul Ma<l Wa> Tamwil (BMT) dalam mengembangkan usaha mikro kecil di kota jakarta. Hasil penelitian ini adalah Usaha Mikro Kecil (UMK) memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia, karena dengan UMK ini, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja menjadi berkurang. Sektor UMK telah dipromosikan dan dijadikan sebagai agenda utama pembangunan ekonomi Indonesia. 8 penelitian tersebut, menurut pandangan penulis, ada kesamaan dengan penelitian yang akan, penulis lakukan berupa pembahasan tentang UMKM tetapi ada perbedaan yang menyebabkan, penulis ingin melakukan penelitian yaitu penelitian tersebut berpacu pada pengembangan UMKM yang kemudian ditinjau dari 7 Sukron, Strategi Lembaga Keuangan Mikro Syariah dalam Mengembangkan dan Meningkatkan Pembiayaan Usaha Kecil dan Menegah, (Skripsi--Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011). 8 Kania Suci, Analisis Koperasi Bitul Ma>l Wa Tamwil (BMT) dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil (UMK) Di Kota Jakarta, (Skripsi--Universitas Indonesia, Jakarta, 2012).

8 pelaksanaan pembiayaan sedangkan penulis yang akan melakukan penelitian, penelitian akan lebih terfokus pada penelitian peran pembiayaan mud}a>rabah dalam produktivitas UMKM yang dilakukan oleh BMT Amanah Ummah. Ketiga, karya Isnaini, (2011) dengan judul Analisis Implementasi Prosedur Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada Bank Syariah (Studi Kasus Pembiayaan Mud}a>rabah Muqayyadah pada Bank Muamaalat Indonesia Cabang Tanjung Balai) di dalam penelitian tersebut membahas tentang bagaimana implementasi Bank Muamaalat Indonesia dalam melakukan pembiayaan mud}a>rabah muqayyadah terhadap pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Hasil penelitian tersebut adalah setiap perusahaan tentunya memiliki aturanaturan baku yang menjadi pedoman kinerja dalam menjalankan aktivitasnya. Dalam pelaksanaannya, tidak semua perusahaan secara murni menjalankan aktivitasnya tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku saja. 9 penelitian tersebu, menuada kesamaan dengan menuurut pendapat si peneliti yang akan penulis lakukan, berupa pembahasan tentang pembiayaan terhadap UMKM tetapi ada perbedaan yang menyebabkan penulis ingin melakukan penelitian yaitu penelitian tersebut berpacu pada aturan pembiayaan terhadap UMKM yang kemudian ditinjau dari pelaksanaan pembiayaan sedangkan penulis yang akan melakukan penelitian, penelitian akan lebih terfokus pada penelitian peran pembiayaan mud}a>rabah yang dilakukan oleh BMT Amanah Ummah untuk meningkatkan produktivitas UMKM. 9 Isnaini, Analisis Implementasi Prosedur Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada Bank Syariah (Studi Kasus Pembiayaan Muḍārabah Muqayyadah pada Bank Muamaalat Indonesia Cabang Tanjung Balai), (Skripsi--Universitas Indonesia, Jakarta, 2011).

9 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan yang penulis rumuskan di atas, adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui implementasi pembiayaan Muḍārabah BMT Amanah Ummah di Karah Surabaya. 2. Untuk mengetahui peran pembiayaan Muḍārabah dalam meningkatkan produkuktivitas UMKM di BMT Amanah Ummah Karah Surabaya. F. Kegunaan Hasil Penelitian 1. Teoretis Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir dalam Program Strata Satu (S-1) Jurusan Ekonomi Syariah, disamping itu penelitian ini juga diharapkan mampu menambah keilmuan penelitian dalam bidang pembiayaan mud}a>rabah yang lebih mendalam. 2. Praktis a. Secara akademik Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi untuk peneliti selanjutnya dan menambah kontribusi dalam memperkaya ilmu khususnya tentang pembiayaan mud}a>rabah. b. Secara ilmiah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana kepada mahasiswa dalam upaya pengembangan pemikiran dalam bidang ekonomi syariah.

10 G. Definisi Operasional Konsep-konsep perlu didefinisikan secara jelas oleh peneliti agar pembaca atau orang lain mengetahui maksud dari konsep yang dipakai peneliti dalam penelitian tersebut. Konsep-konsep yang sama bisa jadi dapat diartikan berbeda oleh pembaca. Definisi operasional merupakan suatu langkah yang dapat memberitahukan bagaimana cara mengukur variabel dan untuk memudahkan pengukuran masingmasing variabel berdasarkan kenyataan yang terjadi di lapangan. Dimana variabel dalam penelitian yang akan dilakukan adalah pembiayaan mud}a>rabah dan produktivitas UMKM. Pembiayaan mud}a>rabah adalah akad kerjasama (pemberian modal) atas suatu usaha dengan nilai yang disepakati antara nasabah dengan BMT Amanah Ummah, setelah sebelumnya nasabah menyebutkan dengan sebenarnya biaya modal atas barang/usaha tersebut dan besarnya keuntungan yang dapat diperolehnya. Dalam pengelolaannya BMT Amanah Ummah sebagai s}a>h}ibul ma>l, memberikan modal kepada nasabah. Nasabah akan mengelolah modal untuk usaha yang dia ajukan dan disepakati kedua belah pihak anatara BMT (s}a>h}ibul ma>l ) dan nasabah (mud}a>rib). Produktivitas UMKM adalah suatu ukuran perbandingan antara hasil keseluruhan dan masukan yang ada di Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Masukan dibatasi dengan tenaga kerja, sedangkan keseluruhan di ukur dalam ke satuan fisik, bentuk dan nilai. Dalam hal ini pembiayaan tersebut, ditentukan dengan nilai atau laba yang dihasilkan dari pembiayaan mud}a>rabah terhadap UMKM di Karah Surabaya. Implementasi pembiayaan pada BMT Amanah Ummah sebagai s}ha>ibul ma>l pemberikan sebagian dananya untuk melakukan pembiayaan kepada UMKM di

11 Karah Surabaya dan UMKM sebagai mud}a>rib wajib melunasi pinjam dari BMT dengan waktu yang ditentukan dan disepakati kedua belah pihak. Mekanisme akad mud}a>rabah, BMT Amanah Ummah sebagai s}a>h}ibul ma>l memberikan dananya dalam bentuk barang kepada mud}a>rib dan barang tersebut sudah disepakati oleh kedua belah pihak. Kemudian BMT Amanah Ummah memberitahukan harga yang sebenarnya kepada UMKM dan besarnya keuntungan yang di peroleh oleh BMT Amanah Ummah kepada UMKM di Karah Surabaya. H. Metode Penelitian 1. Data yang dikumpulkan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah di mana peneliti adalah instrumen kunci. Laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data dapat berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, memo, atau dokumen resmi lainnya. 10 Data yang diperlukan dalam penelitian berupa sejarah singkat BMT Amanah Ummah, kerjasama antara BMT dengan UMKM di Karah Surabaya serta mekanisme pembiayaan mud}a>rabah yang di lakukan oleh BMT Amanah Ummah. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan pola berfikir dengan pendekatan induktif yang berarti suatu jenis pola berfikir yang bertolak dari fakta empiris yang didapat dari lapangan (berupa data penelitian) yang kemudian dianalisis, ditafsirkan dan berakhir dengan penyimpulan terhadap permasalahan berdasarkan pada data lapangan tersebut. Dengan kata lain metode analisis 10 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), 11.

12 dengan pola berfikir induktif merupakan metode analisis yang menguraikan dan menganalisis data yang diperoleh dari lapangan dan bukan dimulai dari deduksi teori. 11 2. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang dapat memberikan data penelitian secara langsung. 12 Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber yang mampu atau dapat memberikan informasi atau data tambahan yang dapat memperkuat data pokok. 13 a. Sumber Data Primer Sumber data primer dalam penelitian ini adalah bagian Sumber Daya Manusia, Marketing dan pembiayaan. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi langsung tentang pembiayaan mud}a>rabah dengan mengamati dan wawancara sekaligus memperoleh informasi sebagai data primer penelitian. Narasumber yang diwawancarai adalah (Human Resources Departement) HRD BMT Amanah Ummah Syifaani Usrul Wiladah, SM dan Castomer Service BMT Amanah Ummah Nur Arum Sri Rahayu, Marketing BMT Amanah Ummah Amelia Rizki Ichwana, Admenistrasi Keuangan BMT Amanah Ummah Dewi Sri mewawancarai nasabah adalah Sutrisno (pedagang buah), Dewi (laundry), Rudy (Online Shop). 11 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), 40. 12 Joko P. Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), 87. 13 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), 85.

13 b. Sumber Data Sekunder Peneliti Peneliti menggunakan sumber data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan dari data primer. penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah pokok penelitian, baik manusia maupun benda (majalah, koran, data-data lainnya). Buku-buku yang menjadi sumber data sekunder adalah: 1) Veithzal Rivai. Islam financial Managemen. Jakarta: Raja Grafindo Prasada, 2008. 2) Muhammad Ridwan. Pendirian Baitul Maal wat-tamwil (BMT). Yogjakarta: Citra Media, 2006. 3) Muhammad Syafi i Antonio. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek. Jakarta: Gema Insani Press, 2001. 4) Muhammad, Lembaga-lembaga Keuangan Umat Kontemporer. Yogyakarta: UII Press, 2000. 5) Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusi. Jakarta: Prenada Media Group. 2009. 6) Dokumen-dokumen pendukung lainnya yang berkaitan dengan pembahasan. 3. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini bersifat kualitatif, secara lebih detail teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

14 a. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi nonpartisipatif, yaitu pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan,atau bisa juga disebut observasi pasif. b. Wawancara Wawancara (interview) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan dengan cara wawancara langsung baik secara struktur maupun bebas dengan pihak BMT Ammanah Ummah, khususnya karyawan maupun UMKM di sekitar karah dalam meningktkan pembiayaan Muḍārabah untuk pengusaha kecil menengah. c. Dokumentasi Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, namun melalui dokumen. 14 Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Penggalian data ini dengan cara menelaah dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pembiayaan mikro di BMT Amanah Ummah di Karah Surabaya. 14 M. Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), 8.

15 4. Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data adalah proses untuk memperoleh data ringkasan berdasarkan kelompok data mentah. Data mentah adalah hasil pencatatan peristiwa atau karakteristik elemen yang dilakukan pada tahap pengumpulan data. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tekhnik pengolahan data secara manual dimana memperoleh data mentah dengan melakukan observasi, interview (wawancara) dan dokumentasi. Untuk mengolah data, penulis menggunakan tiga kegiatan analisis yakni sebagai berikut: 15 a. Reduksi data Kegiatan ini adalah sebuah proses pemilihan data, pemusatan perhatian pada penyederhanaan data, pengabstrakan data, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dalam kegiatan ini yang dilakukan penulis adalah memilih data yang harus dibuang, data yang akan dipakai untuk penelitian serta data yang harus dilakukan peringkasan. b. Penyajian data Penyajian data dapat dijadikan sebagai kumpulan informasi yang tersusun sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang dilakukan penulis adalah penyajian dalam bentuk naratif yang diperoleh dari hasil wawancara kepada pihak terkait dan dokumentasi. c. Menarik kesimpulan pengelolahan data kualitatif ini penulis tidak tergesa-tergesa untuk menarik kesimpulan tetapi secara bertahap dengan tetap meperhatikan 15 Diah An-Nur, Tekhnik pengeolahan data, dalam http://diachs-an-nur.blogspot.com/2012/05/tekhnikpengolahan-data.html, diakses pada 13 Februari 2016.

16 perkembangan perolehan data karena sejak awal penelitian, penulis sudah mulai mencari arti tentang segala hal yang telah dicatat menjadi suatu kesimpulan tertentu. 5. Teknik Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, yaitu proses analisa data yang diperoleh melalui penelitian di lapangan maupun kepustakaan disusun secara sistematis. Peneliti menggunakan teknik ini karena penelitian ini menggunakan data-data untuk menggambarkan suatu fenomena yang apa adanya (alamiah). Sehingga benar salahnya, sudah sesuai dengan peristiwa yang sebenarnya. Penelitian deskriptif disebut juga penelitian ilmiah karena semua data yang diambil merupakan fenomena apa adanya. Hasil penelitian deskriptif sering digunakan untuk lanjut dengan penelitian analitis. penelitian ini, penulis menganalisis data melalui tiga langkah. Langkah yang pertama adalah membuat rincian-rincian yang berkaitan dengan permasalahan yakni tentang mud}a>rabah yang terjadi dalam kerjasama dan mekanisme bagi hasilnya. Kemudian langkah kedua adalah menerapkan pola pikir induktif dengan mengelompokkan data menjadi beberapa data khusus kemudian disimpulkan secara umum. Setelah memperoleh data, penulis menganalisis praktik mud}a>rabah di BMT Amanah Ummah dan impelementasinya dalam meningkatkan produktivitas UMKM di Karah Surabaya. Langkah ketiga merupakan langkah terakhir, dalam langkah terakhir yang dilakukan adalah mengkaitkan kesimpulan-kesimpulan umum yang telah diperoleh dengan teori mud}a>rabah dengan implementasi yang terjadi dalam meningkatkan produktivitas UMKM di Karah Surabaya untuk mendapatkan kesimpulan akhir.

17 I. Sistematika Pembahasan Penulisan skripsi ini dibagi dalam beberapa bab yang terdiri dari lima bab, yaitu: Bab satu, berupa pendahuluan yang berisi latar belakang, identifikasi batasan masalah, rumusan masalah, kegunaan hasil penelitian, tujuan penelitian, kajian pustaka, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab dua, bab ini menguraikan tentang kerangka teoritis mencakup tinjauan umum tentang BMT, pembiayaan mud}a>rabah dan produktivitas UMKM.. Dalam bab ini dibahas teori-teori yang menjadi dasar pedoman tema penelitian yang diangkat. Bab tiga, membahas tentang gambaran umum hasil penelitian yang secara garis besar meliputi profil BMT Amanah Ummah dan praktek pembiayaan terhadap UMKM di Karah Surabaya serta mekanisme pelaksanaan pembiayaan mud}a>rabah yang dilakukan oleh BMT Amanah Ummah dalam meningkatkan produktivitas UMKM dan peran pembiayaan yang dilakukan oleh BMT Amanah ummah untuk meningkatkan produktivitas UMKM di sekitar Karah Surabaya. Bab empat, bab ini mengungkapkan mengenai analisis yang meliputi analisis terhadap pelaksanaan pembiayaan mud}a>rabah dan peran pembiayaan mud}a>rabah dalam meningkatkan produktivitas UMKM di Karah Surabaya. Bab lima, merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Khususnya dalam tujuan pengembangan produk pembiayaan mud}a>rabah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan produktivitas UMKM di BMT Amanah Ummah Karah Surabaya.