BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, pasar modal atau bursa merupakan pendanaan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu alternatif pembiayaan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan di dunia usaha saat ini semakin ketat dimana setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan memberikan kontribusinya pada perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. disebut go public. Menurut Darmaji dan Fakhrudin (2012:1) menyatakan bahwa

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang semakin bertumbuh dan berkembang di Indonesia. Hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah kegiatan bisnis, tidak akan mungkin terlepas dari apa

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Menurut Husnan (2004) nilai

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Manajer perusahaan memiliki peran utama dan penting dalam

PENGARUH KEPUTUSAN KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian global sekarang ini, perusahaan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Meskipun saham memungkinkan para pemodal untuk. perubahan-perubahan yang terjadi. Baik pengaruh eksternal maupun

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. surat berharga di pasar modal. Surat berharga yang baru dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. tinggi harga saham maka semakin tinggi pula kemakmuran pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN. investasi, terlebih dahulu melakukan pengamatan dan penilaian terhadap

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham, dimana dapat ditempuh dengan. memaksimumkan nilai sekarang atau present value semua keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. investasi di bidang lain, akan tetapi dalam kenyataan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan bagi investor atau pemegang saham baik itu individu

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan, sedikit perusahaan yang mengalami hambatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang seperti obligasi saham, dan lainnya (Wikipedia). penjualan saham meningkat secara signifikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bidang akuntansi dalam perusahaan bertanggungjawab terhadap laporan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia bisnis yang modern, perkembangan ilmu pengetahuan dan

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang salah satu kegiatan operasionalnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus mengalami peningkatan rata-rata sebesar 67% per tahun dari

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang go public, nilai perusahaan dapat direfleksikan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan (return) saham bagi investor, karena return saham

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku ekonomi di Indonesia, khususnya bagi mereka yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat ini tantangan dalam dunia usaha semakin dirasakan oleh para pengusaha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pemulihan salah satu di bidang industri manufaktur asing. Pasar modal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kebijakan hutang terhadap para investornya terutama pada pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bertambahnya perusahaan yang listing di BEI dari 445

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi pasar modal memiliki peran yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha sudah semakin berkembang saat ini. Kemunculan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha dan merupakan tempat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan termasuk perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman pada dasarnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan cukup besar jumlahnya. Sumber dana tersebut dapat dikelompokkan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dan memegang peranan penting bagi perekonomian di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pendapatan Nasional Per Kapita berinvestasi pada saham yang dapat memberikan penghasilan (return) yang

BAB I PENDAHULUAN. ringan pada tahun Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan (firm) adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi pihak makro dan mikro Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. industri ini akan memiliki prospek yang baik. Dengan pertimbangan ini, saham di

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin bertahan dan lebih maju perlu mengembangkan strategi

BAB 1 PENDAHULUAN. Oktober 1988, dan Desember Kebijakan-kebijakan tersebut telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB I PENDAHULUAN. Harga saham merupakan pengekspresian dari earning multipliers untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memaksimalkan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh aktivitas pasar modal yang menjadi peluang yang baik untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memasuki era globalisasi, perkembangan teknologi informasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat setiap tahunnya yang dipengaruhi oleh melemahnya nilai

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan industri manufaktur food and beverages

BAB I PENDAHULUAN. Gabungan (IHSG) turut mengalami peningkatan.

BAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, publik ( autoritas ) maupun perusahaan swasta. Pasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya. Jasa jasa perbankan memang

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesian Stock Exchange (IDX)

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten, pergerakan harga

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu alasan Indonesia pernah menjadi tempat penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan agar dapat bertahan dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dan dewan direksi. Kepemilikan manajerial harus diikutsertakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. investasi di bidang lain, akan tetapi dalam kenyataan mempunyai kekhususan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih berbagai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, pasar modal atau bursa merupakan pendanaan yang cukup penting. Pasar modal dapat diibaratkan dengan mall atau pusat perbelanjaan, hanya saja yang membedakannya adalah barang-barang yang diperjualbelikan di sana. Pasar ini berfungsi untuk menghubungkan investor, perusahaan, dan institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang. Fungsi pasar modal tersebut, diharapkan aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan skala besar dan ada kemungkinan untuk perusahaan meningkatkan profitnya. Banyak perusahaan yang telah terdaftar pada pasar modal di Indonesia, diantaranya: perusahaan di sektor pertanian, telekomunikasi, keuangan, manufaktur, dan lain sebagainya. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang sesuai untuk dijadikan objek penelitian karena keragaman di bidang usaha yaitu usaha pembuatan barang jadi. Perkembangan pasar modal di Indonesia perlahan terus maju selama beberapa tahun hingga akhirnya pada tahun 2008 Indonesia mengalami krisis keuangan yang cukup berpengaruh bagi perekonomian Indonesia. 1

2 Hal ini dapat dilihat dari nilai kapitalisasi dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) setiap tahunnya. Tabel di bawah ini menunjukkan nilai kapitalisasi dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode 2004-2009. Tabel 1.1 Nilai Kapitalisasi dan IHSG tahun 2004-2008. Tahun Nilai Kapitalisasi IHSG 2004 679.949,1 1.000,23 2005 2006 2007 2008 801.252,7 1.249.074,5 1.988.326,2 1.076.490,53 1.162,63 1.805,52 2.745,83 1.355,41 Sumber: Statistik Pasar Modal 2004-2008, BAPEPAM-LK. Dari tabel nilai kapitalisasi dan IHSG menunjukkan betapa pentingnya pasar modal bagi perusahaan sebagai sumber pendanaan eksternal. Dilihat dari tabel di atas, terjadi penurunan nilai kapitalisasi pasar yang cukup besar dari tahun 2007 sebesar Rp 1.988.326,2 miliar menjadi Rp 1.076.490,53 miliar pada tahun 2008 yang tadinya dari tahun 2004 sampai 2007 selalu mengalami kenaikan nilai kapitalisasi. Nilai kapitalisasi pasar merupakan nilai seluruh saham yang dihitung berdasarkan harga saham terakhir yang terjadi. Perkembangan pasar modal tercermin dari peningkatan nilai kapitalisasi pasar dan indeks harga saham gabungan. Memaksimumkan nilai perusahaan sama dengan memaksimumkan

3 harga pasar saham (Lukas, 2008:4). Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan harga saham menyebabkan perubahan nilai kapitalisasi pasar, dan perubahan nilai kapitalisasi pasar menyebabkan perubahan nilai perusahaan. Gejolak krisis keuangan yang terjadi pada pasar modal tahun 2008 tersebut ternyata mempengaruhi berbagai sektor industri yang ada di Indonesia termasuk perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur merupakan salah satu sektor yang diklasifikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Salah satu jenis perusahaan manufaktur yang termasuk ke dalamnya adalah aneka industri. Industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan bermacam-macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Aneka industri ini terbagi menjadi beberapa klasifikasi industri, diantaranya: tekstil atau garmen, alas kaki, kabel, elektronik, dan lain sebagainya. Dari beberapa klasifikasi tersebut, penulis tertarik pada industri alas kaki dimana laporan keuangan menunjukkan bahwa masih terdapat permasalahan yang belum teratasi yang diakibatkan krisis keuangan pada tahun 2008 dimana industri pada sektor aneka industri sudah menunjukkan peningkatan pada tahun 2009 dan 2010. Permasalahan tersebut adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh pembeli ketika perusahaan dijual (Husnan & Pudjiastuti, 2006:6). Nilai perusahaan ditunjukkan oleh rasio Price Book Value (PBV) pada laporan keuangan tiap tahunnya pada perusahaan subsektor alas kaki yang terdaftar di BEI. Perusahaan subsektor alas kaki yang terdaftar di BEI pada periode 2006-2010 menunjukkan PBV yang masih bermasalah. Hal ini ditunjukan pada tabel berikut ini.

4 Tabel 1.2 Rata-Rata PBV Perusahaan Subsektor Alas Kaki yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2010 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Price Book Value (PBV) 1,34 1,84-2,32-1,41-0,86 Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan Subsektor Alas Kaki diolah penulis pada 2011. Dari tabel di atas, rasio PBV yang menunjukkan nilai perusahaan subsektor alas kaki yang terdaftar di BEI periode 2006-2010 masih bermasalah. Hal ini ditunjukkan pada PBV yang dibawah satu atau PBV<1, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih kecil dari nilai bukunya. Semakin kecil rasio PBV maka semakin rendah perusahaan dinilai oleh para pemodal (Husnan & Pudjiastuti, 2006:258). Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa rata-rata PBV dari tahun 2006-2007 rasio PBV-nya meningkat. Tetapi pada tahun 2008 rasio PBV mengalami penurunan yang sangat signifikan karena rasio yang didapat bernilai negatif. Hal ini menunjukkan nilai sahamnya lebih kecil dari nilai bukunya. Pada tahun 2009-2010 menunjukkan adanya peningkatan walau nilai rasio PBV masih negatif. Optimalisasi nilai perusahaan yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, di mana satu keputusan

5 keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya. Salah satu keputusan tersebut adalah keputusan keuangan yang diambil oleh pihak manajemen perusahaan. Keputusan keuangan tersebut salah satunya adalah Proporsi antara penggunaan modal sendiri dan utang dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan disebut dengan struktur modal perusahaan yang ditunjukkan dengan Debt to Equity Ratio (DER). Tabel 1.3 Rata-Rata DER Perusahaan Subsektor Alas Kaki yang Terdaftar ke BEI Periode 2006-2010 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Debt to Equity Ratio (DER) 0,41 0,36-2,07-1,43-1,28 Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan Subsektor Alas Kaki diolah penulis pada 2011. Dari tabel di atas menunjukkan perusahaan subsektor alas kaki yang terdaftar ke BEI mengalami penurunan nilai perusahaan dengan persentase DER yang menurun juga. Semakin tinggi persentase DER maka semakin besar risiko yang dihadapi, dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Persentase DER yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri

6 yang rendah untuk membiayai aktiva. Nilai DER dan PBV akan lebih terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1.4 DER dan PBV Perusahaan Subsektor Alas Kaki yang Terdaftar ke BEI Periode 2006-2010 Tahun Debt to Equity Ratio (DER) Price Book Value (PBV) 2006 2007 2008 2009 2010 0,41 0,36-2,07-1,43-1,28 1,34 1,69-2,32-1,92-0,84 Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan Subsektor Alas Kaki diolah penulis pada 2011. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 2 1,5 1 0,5 0-0,5-1 -1,5-2 -2,5-3 2006 2007 2008 2009 2010 DER PBV

7 Gambar 1.1 Grafik Perkembangan DER dan PBV Perusahaan Subsektor Alas Kaki yang Terdaftar di BEI 2006-2010 Dari tabel di atas pula, rasio-rasio yang menunjukkan struktur modal dan nilai perusahaan subsektor alas kaki yang terdaftar di BEI periode 2006-2010. Di dalam tabel tersebut terdapat hal yang menarik yaitu pada periode 2008-2010, di mana rasio Debt to Equity Ratio (DER) dan Price Book Value (PBV) perusahaan subsektor alas kaki persentasenya negatif ( ). Pada penelitian sebelumnya, Untung Wahyudi dan Hartini Prasetyaning P. (2006) dengan menggunakan data perusahaan yang terdaftar pada BEJ tahun 2003. Penelitian ini dipilih dengan metode purposive sampling terhadap perusahaan go public yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2003 dengan tahun 2002 sebagai komperasinya, kecuali untuk perusahaan perbankan dan lembaga keuangan lainnya serta perusahaan yang dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia yang menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial dan keputusan keuangan sebagai variabel intervening terhadap nilai perusahaan, menemukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan, baik secara langsung maupun melalui keputusan pendanaan. Dimana nilai perusahaannya menggunakan Price Book Value (PBV). Penelitian lainnya dilakukan oleh Hasnawati (2005) meneliti dengan judul Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan, dan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Penelitiannya bertujuan untuk menguji pengaruh keputusan keuangan

8 (keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen) terhadap nilai perusahaan. Periode penelitiannya adalah tahun 2001, dan diperoleh populasinya adalah 259 perusahaan di Jakarta Stock Exchange. Variabel dependennya adalah nilai perusahaan yang diukur dengan menggunakan price book value. Penelitiannya menunjukkan secara parsial keputusan investasi, pendanaan, dan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sriwardany (2006) menemukan bukti bahwa struktur modal mempunyai pengaruh negatif terhadap perubahan harga saham, yang memberi arti bahwa jika kebijaksanaan struktur modal perusahaan lebih banyak menggunakan utang maka akan terjadi penurunan harga saham, sedangkan pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh langsung terhadap harga saham. Oleh karena itu, dari deskripsi dan uraian di atas, penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Subsektor Alas Kaki yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2010). 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Segala keputusan keuangan termasuk struktur modal yang optimal akan menjadi pertimbangan investor dalam menginvestasikan dananya melalui pembelian saham perusahaan. Apabila kinerja perusahaan menunjukkan adanya prospek yang baik, maka saham tersebut akan diminati investor sehingga harga saham akan meningkat dan nilai perusahaan juga akan semakin meningkat.

9 Struktur modal berkaitan dengan jumlah utang dan modal sendiri yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Struktur modal yang optimal mampu menciptakan kondisi keuangan perusahaan yang kuat dan stabil. Hal ini merupakan tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah mengoptimalkan nilai perusahaan dengan meminimumkan biaya modal perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pemilik perusahaan. Struktur modal dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Hal ini pula yang terjadi pada perusahaan subsektor alas kaki yang terdaftar di BEI yang tidak stabil bahkan cenderung menurun pada periode 2006-2010. Struktur modal yang ditunjukkan dengan Debt to Equity Ratio (DER) sedangkan nilai perusahaan ditunjukkan dengan Price Book Value (PBV). Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa struktur modal suatu perusahaan dapat mempengaruhi nilai perusahaan, sehingga rumusan masalahnya adalah halhal sebagai berikut. 1. Bagaimana gambaran struktur modal pada perusahaan subsektor alas kaki yang terdaftar di BEI Periode 2006-2010? 2. Bagaimana gambaran nilai perusahaan pada perusahaan subsektor alas kaki yang terdaftar di BEI Periode 2006-2010? 3. Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan subsektor alas kaki yang terdaftar di BEI Periode 2006-2010?

10 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan identifikasi dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut. 1. Gambaran struktur modal pada perusahaan subsektor alas kaki yang terdaftar di BEI Periode 2006-2010. 2. Gambaran nilai perusahaan pada perusahaan subsektor alas kaki yang terdaftar di BEI Periode 2006-2010 yang telah dicapai. 3. Pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan subsektor alas kaki yang terdaftar di BEI Periode 2006-2010. 1.4 Kegunaan Penelitian antara lain: Dalam kegunaan penelitian ini, penulis akan memberikan tiga kegunaan, 1. Kegunaaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan subsektor alas kaki yang terdaftar di BEI 2006-2010. 2. Kegunaan Praktisi a. Bagi Emiten Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Emiten dalam meningkatkan nilai perusahaannya yang dapat diukur melalui rasio PBV dengan tindakan-tindakan yang diarahkan pada struktur modal yang dapat

11 dilihat pada DER yang dapat mempengaruhi rasio tersebut. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi penulis selanjutnya. b. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan investasi saham di pasar modal.