BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang tidak dapat dilihat oleh mata lahir. Sabda Nabi Muhammad

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam pendidikan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu membantu dan membentuk karakter dan keyakinan yang kuat pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran, keikhlasan, kejujuran,

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang berjalan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan selalu

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dimana-mana. Kualitas pendidikan, di samping menjadi fokus kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. penambahan, pengurangan, penggantian dan pengembangan yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. merealisir hal tersebut Menteri Agama dan Menteri P dan K. mengeluarkan keputusan bersama untuk melaksanakan pendidikan agama

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah sedang giat menggalakkan pembangunan disegala bidang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah sebuah kehidupan. Ada banyak sekali kehidupan di muka bumi ini. Pendidikan adalah bagian yang sangat kecil dari sebuah kehidupan yang sangat luas. Kehidupan di bumi dibagi menjadi dua jenis kehidupan yang dapat dirasakan oleh setiap penghuni bumi terutama manusia. Pertama adalah kehidupan nyata, kehidupan yang dapat ditangkap dan diolah oleh seluruh panca indra lahir dan Kedua adalah kehidupan tidak nyata, yaitu kehidupan yang tidak dapat dilihat oleh mata lahir. Sabda Nabi Muhammad SAW : Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. (Shalih, Ibnu Adi dan Baihaqi dari Anas) 1. Berdasarkan nash tersebut dapat dipahami bahwa Agama Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan dan pentingnya pendidikan yang menekankan perlunya orang belajar membaca dan menulis serta belajar ilmu pengetahuan. Nampaknya eksistensi pendidikan sangat urgen hal ini dapat dilihat dari tujuan Pendidikan Nasional yang termaktub dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka 1 Ahdjad Nadjih Terjemahan al-jami ush Shaghir Jilid III, (Surabaya: PT Bina Ilmu. 1995),h.330

2 mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi Peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung. 2 Pendidikan terbagi menjadi 3 yakni pendidikan formal, informal dan pendidikan non formal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab. Sedangkan pendidikan non formal, menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pengertian pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Terdapat beberapa jenis lembaga pendidikan yang menyediakan layanan pendidikan non-formal di Indonesia. Pendidikan pada sisi lain merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar Peserta didikaktif dalam mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya dan masyarakat. Peningkatan potensi spritual tersebut 2 Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Semarang: Tugu Muda, 2005), h.5

3 pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabat sebagai makhluk Tuhan. Orientasi ketuhanan dalam pendidikan amat penting, karena aspek ketuhanan atau keimanan merupakan hal yang terpenting dalam pendidikan Islam. Aspek keimanan ini sangat mendasar pengaruhnya, terutama jika dihubungkan dengan tujuan pertama pendidikan Islam, yaitu mewujudkan manusia-manusia yang memiliki keimanan yang kokoh. Yaitu iman yang tidak hanya terbatas pada pengertian dan perkataan, namun harus diimplementasikan dengan praktekpraktek ibadah dan ritualitas agama yang menumbuhkan sikap positif untuk kehidupan pribadi dan masyarakat. Pendidikan aqidah harus ditanamkan kepada para generasi penerus harapan bangsa. Aqidah merupakan inti dasar keimanan seseorang yang harus ditanamkan kepada para generasi muda sejak dini. Hal ini harus dilakukan dalam rangka pembentukan karakter berbasis aqidah dalam kehidupan mereka untuk meneruskan perjuangan agama Islam. Pendidikan akidah merupakan process of instruction and training. Pendidikan agama Islam adalah kegiatan membimbing anak manusia menuju kedewasaan dan kemandirian. Penanaman aqidah yang benar akan diiringi sikap dan perilaku yang berbudi pekerti bagi para mahapeserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa yang akan datang. Oleh karena itu, diperlukan upaya terus menerus secara holistic dalam pembelajaran agama Islam, baik secara teori maupun praktek. Hal ini dapat ditanamkan secara mendasar

4 konsep aqidah secara mendasar dan aplikatif pada tataran pendidikan agama Islam di Sekolah Dasar yang digunakan peserta didik siswi untuk ditempa menjadi calon pemimpin masa depan. Pendidikan berbasis agama merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tingkat keimanan, berilmu yang disertai amal shaleh. Selain itu, pembelajaran berbasis agama akan membentuk aqidah mulia. Dengan demikian, pendidikan Islam lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan dan sumber daya insan agar lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam dengan baik dan benar untuk memperoleh keselamatan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, akan diperoleh generasigenerasi muda penerus bangsa yang unggul, cerdas, mandiri dan visioner. Abu Ahmadi menjelaskan bahwa penanaman nilai-nilai agama Islam sejak dini sangatlah diperlukan guna mendukung dan mewujudkan tujuan dari pendidikan agama Islam. Terutama pada masa kini, dimana multi krisis telah sangat akrab dengan kehidupan kita, khususnya masalah krisis moral. Selain itu, agama Islam memuat ajaran tentang tata hidup yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Dengan kata lain bahwa ajaran Islam berisi pedoman pedoman pokok yang harus digunakan untuk menyiapkan kehidupan yang sejahtera di dunia sekarang dan di akhirat nanti. 3 3 Ahmadi, A. Dan Uhbiyati, N.2001. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta : PT. Rineka Cipta.),h.10

5 Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 yang berada di daerah Sepanjang adalah bagian dari sekolah yang mencetak pribadi pribadi muslim guna melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa ke depan. Berkaitan dengan masalah proses belajar mengajar di sekolah, peserta didik maupun guru yang akan melakukan dinamisasi dalam arti proses belajar mengajar tersebut merupakan sarana untuk mengembangkan diri dan ilmu pengetahuan, sikap maupun akhlaq. Hanya saja proses belajar tersebut tidak selamanya berjalan tanpa hambatan. Hambatan atau rintangan akan senantiasa muncul setiap waktu baik itu kesulitan mengajar guru, kesulitan belajar peserta didik dan sebagainya. Sehingga dengan beberapa hambatan tersebut diharapkan guru dan peserta didik yang bersangkutan akan lebih dinamis dan inovatif. Menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2003 dan Undang Undang No. 14 Tahun 2005 peran guru adalah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai dan pengevaluasi dari peserta didik. Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada peserta didik. SD Muhammadiyah dalam meningkatkan Guru Pendamping (Shadow Teacher). Tugas utamanya adalah

6 memberikan tambahan pembelajaran, perencanaan, dan monitoring kemajuan klas akademik peserta didiknya. Termasuk memberikan informasi tentang kemajuan dan masalah mereka kepada orang tua masing-masing Yang sangat perlu diperhatikan, seorang Shadow Teacher membantu anak anak untuk : 1. Tetap fokus 2. Ikut aktif dan berpartisipasi dalam kelas 3. Memperjelas dan membantu memberikan pemahaman pada keterangan guru di kelas 4. Menjadi peredam suasana ketika ada terlalu banyak hal yang mengganggu keseimbangannya 5. Berpikiran positif pada hal-hal baru yang mulai dilakukan sang anak, dan membantunya untuk melakukan pengontrolan diri. 6. Meningkatkan komunikasi dengan menjaga adanya kontak mata. 7. Mendorong sang anak untuk meminta pertolongan pada guru kelas. 8. Membuka kesempatan bagi sang anak untuk berbagi ketertarikan akan suatu hal atau benda tertentu dengan anak-anak yang lain. 9. Pancing anak untuk memulai pembicaran atau berdiskusi dengan teman sebaya. 10. Bantu anak untuk bersikap terbuka dan memberikan respon balik kepada teman-temannya ketika ia terlibat dalam sebuah aktifitas sosial. 11. Melihat rekasinya ketika temannya diberi penghargaan. 12. Mintalah anak untuk menerima keberhasilan teman-temannya.

7 13. Bimbing anak untuk menghargai dan menghargai ketertarikan anak-anak lainnya, pada bidang yang mungkin saja tidak sama dengan ketertarikannya. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya sebagai orang tua ke dua. Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi idola para peserta didiknya. Adapun yang diberikan atau disampaikan guru hendaklah dapat memotivasi hidupnya terutama dalam belajar. Bila seorang guru berlaku kurang menarik, maka kegagalan awal akan tertanam dalam diri peserta didik. Guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah bangsa sejak dahulu. Semakin signifikannya keberadaan guru melaksanakan peran dan tugasnya semakin terjamin terciptanya kehandalan dan terbinanya kesiapan seseorang. Dengan kata lain potret manusia yang akan datang tercermin dari potret guru di masa sekarang dan gerak maju dinamika kehidupan sangat bergantung dari "citra" guru di tengah-tengah masyarakat. Adapun di SD Muhammadiyah 1 Sepanjang dalam meningkatkan prestasi peserta didik siswinya, telah memiliki guru guru yang profesional dalam bidangnya. Melihat begitu pentingnya agama Islam sebagai pondasi dalam diri peserta didik siswi, disinilah guru pendamping ikut berperan serta dalam peningkatan prestasi belajar peserta didik siswi, terutama pada kelas 1 dan 2 dikarenakan pada usia tersebut anak membutuhkan perhatian lebih maka bukan hanya guru kelas saja yang menjalankan misi pendidikan dalma peningkatan

8 prestasi peserta didik SD muhammadiyah menambah guru pendamping, diharapkan nantinya guru pendamping dapat ikut serta dalam peningkatan presatasi peserta didik yang mana peneliti lebih memfokuskan peserta didik siswi kelas 5A Baik secara langsung maupun tidak langsung guru pendamping dituntut untuk membantu pelaksanaan proses belajar mengajar agar dapat meningkatkan prestasi peserta didik siswi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, guna mencetak anak bangsa sebagai insan kamil sebagai mana tujuan pendidikan di Indonesia. Berdasarkan permasalahan serta pemikiran diatas, penulis ingin lebih mendalami peran guru pendamping untuk meningkatkan prestasi peserta didik pada mata pelajaran agama Islam di SD Muhammadiyah 1 Sepanjang. Hal inilah yang menyebabkan penulis membuat penelitian dengan judul EFEKTIFITAS GURU PENDAMPING DALAM PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PAI (Study Kasus di SD Muhammadiyah 1 Sepanjang, Sidoarjo) B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, memunculkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah efektifitas guru pendamping dalam membantu peningkatan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI di SD Muhammadiyah 1 Sepanjang Sidoarjo?

9 C. Tujuan Penelitian Berpijak pada rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin di capai antara lain: 1. Untuk mengetahui efektifitas guru pendamping dalam membantu peningkatan prestasi peserta didik pada mata pelajaran PAI di SD Muhammadiyah 1 Sepanjang. D. Kegunaan Penelitian 1. Selain dari tujuan di atas, maka penelitian ini juga mempunyai beberapa kegunaan yang bersifat praktis, antara lain: a. Bagi Peneliti 1) Sebagai bahan pembelajaran bagi peneliti dan sebagai bahan tambahan pengetahuan penulis dengan landasan dan kerangka teoritis yang ilmiah atau pengintegrasian ilmu pengetahuan dengan praktik serta melatih diri dalam penelitian ilmiah. 2) Menambah wawasan bagi peneliti tentang bagaimana hasil dari pada peranan guru pendamping dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI di SD Muhammadiyah 1 Sepanjang. 3) Untuk memenuhi beban SKS dan sebagai bahan penyusunan skripsi serta ujian munaqosah yang merupakan tugas akhir penulis untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam.

10 b. Bagi Obyek Penelitian 1) Sebagai sumbangan pemikiran ke dalam dunia pendidikan khususnya di SD Muhammadiyah 1 Sepanjang. 2) Sebagai bahan masukan dalam rangka efektifitas guru pendamping dalam peningkatan prestasi peserta didik pada mata pelajaran PAI di SD Muahmmadiyah 1 Sepanjang. 3) Sebagai sumbangan kepada IAIN Sunan Ampel Surabaya, khususnya kepada perpustakaan sebagai bahan bacaan yang bersifat ilmiah. 2. Kegunaan penelitian yang bersifat teoritis bagi guru pendamping pada mata pelajaran PAI SD, antara lain: a. Hasil penelitian ini sebagai data hasil dari pada ketercapaian tujuan oleh peserta didik. Dengan kata lain, bagaimana tingkat pencapaian tujuan atau tingkat penguasaan materi Pendidikan Agama Islam oleh setiap peserta didik SD. b. Sebagai acuan evaluasi yang bersifat formatif, yaitu melihat efektifitas dalam proses pembelajaran atau dengan kata lain apakah materi yang diajarkan telah dianggap sempurna atau perlu perbaikan. c. Sebagai wacana, yang nantinya dijadikan acuan bagi guru pendamping dalam peningkatan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaraan PAI.

11 E. Definisi Operasional Menghindari agar tidak terjadi salah penafsiran dan memudahkan pembaca, dalam skripsi yang berjudul Efektifitas Guru Pendamping terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Peserta didik pada Mata Pelajaran PAI (Study kasus di SD Muahmmadiyah 1 Sepanjang), maka perlu penjelasan serta penegasan judul dalam maksud agar pembaca tidak mengambil pengertian lain : 1. Efektifitas Efektifitas berasal dari kata efektif yang berarti tepat guna, berhasil atau ada efeknya, pengaruhnya, akibatnya, kesannya. Sedangkan menurut muhaimin bahwa efektifitas pembelajaran terdiri dari 7 indikator yaitu: (1) kecermatan penguasaan perilaku, (2) kecepatan unjuk kerja, (3) kesesuaian dengan prosedur, (4) kuantitas unjuk kerja, (5) kualitas hasil belajar, (6) tingkat alih belajar, (7) tingkat retensi. 4 Adapun efektifitas adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari pada sesutu. 5 Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan efektifitas pembelajaran adalah berkenaan dengan hal berikut: a. Peran dan fungsi guru pendamping dalam proses pembelajaran, pada mata pelajaran PAI. 4 Muhaimin, et. Al, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h.93 5 Was, Poewardaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, Cet XII,1993), h.266

12 b. Respon peserta didik terhadap adanya guru pendamping terhadap pelaksanaan pembelajarn PAI. c. Kemampuan guru pendamping dalam peningkatan prestasi belajar peserta didik. 2. Guru Pendamping Guru pendamping adalah tenaga pendidik dan pengajar yang membantu guru kelas dan guru mata pelajaran dalam menyampaikna materi di dalam kelas. Adapun fungsi dan tugas pokok guru pendamping adalah: a. Mengarahkan peserta didik menjadi manusia yang beriman sesuai dengan visi sekolah b. Melaksanakan Tugas dan Fungsi Guru secara umum c. Membantu tugas Wali Kelas/Guru Bidang Studi sesuai dengan tugas bidangnya d. Menggantikan/mewakili Wali Kelas/Guru Bidang Studi bila berhalangan e. Tampil mengajar secara bergantian dengan Wali Kelas/Guru Bidang Studi

13 3. Prestasi belajar peserta didik Prestasi atau dapat disebut sebagai hasil belajar adalah batas kemampuan anak didik selama proses belajar. 6 Dalam hal ini peserta didik menunjukkan kemapuannya dalam mentransfer hasil belajar. Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan sebutan yang diberikan kepada salah satu subyek pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik muslim dan menjelaskannya pada tingkat tertentu, 7 menurut Ahmad Tafsir, PAI berarti bidang study agama Islam. 8 F. Sistematika Pembahasan Dalam sistematika pembahasan ini penulis mengungkapkan isi pembahasan skripsi secara negative, sistemayis dan logis mulai dari bab pertama sampai bab terakhir, dengan tujuan agar penelitian ini dapat dipahami secara utuh dan berkesinambungan. Adapun sistematika pembahasan penelitian ini sebagai berikut : Bab I merupakan pendahuluan yang mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab II merupakan bab yang membahas tentang kajian teoritis yang memaparkan tentang Efektifitas guru pendamping terhadap pretasi belajar 6 Dimyati, Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998), h.243 7 H.M. Chabib Thoha, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 1999), h.4 8 Ahmad tafsir, Metodologi Pengajaran Agam Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1995), h.8

14 peserta didik pada mata pelajaran PAI (Study kasus di SD Muhammadiyah 1 Sepanjang) Bab III merupakan bab yang membahas tentang metode penelitian yang meliputi jenis dan rancangan penelitian. variabel, indikator dan instrumen penelitian. populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data BAB IV memaparkan pembahasan dan hasil penelitian lapangan yang meliputi gambaran umum tentang obyek penelitian, analisis dan penyajian data tentang Efektifitas guru pendamping terhadap prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI (Studi kasus di SD Muhammadiyah 1 Sepanjang). Bab V merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan serta saransaran yang diikuti dengan daftar pustaka serta lampiran-lampiran.