METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. PENGERTIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH. Participatory Action Research (PAR). Dalam buku Jalan Lain, Dr.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. dikenal dengan nama PAR atau Participatory Action Risearch. Adapun

BAB II METODE PENELITIAN. A. Pengertian Participatory Action Research (PAR) Menurut Yoland Wadworth, Participatory Action Research (PAR) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. yang melibatkan secara aktif semua pihak-pihak yang relevan (stakeholders) dalam mengkaji

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH. riset aksi sering dikenal dengan Participatory Action Research (PAR).

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN. Menurut Yoland Wadworth sebagaimana di kutip Agus Afandi, PAR

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN UNTUK PENDAMPINGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya. pemberdayaan dan modal sosial, namun bagaimanapun unsur-unsur

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. filosofi, metodologi dan prinsip kerjanya. PAR tidak memiliki sebutan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN RISET AKSI PARTISIPATIF. Dompyong ini penulis menggunakan metode Participatory Action research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Karangwungulor ini penulis menggunakan metode Participatory Action research

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN. PAR ini adalah kepanjangan dari Participatory Action Research. Pendekatan PAR

BAB III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN. PAR (Participatory Action Research). Metode PAR (Participatory Action

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pendampingan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pemberdayaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. jumlah jiwa rinciannya laki-laki jiwa dan perempuan 1.356

BAB III METODE PENELITIAN. paradigma pengetahuan tradisional kuno. Asumsi-asumsi baru tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pendampingan. Kabupaten lamongan ini secara umum memakai pendekatan PAR.

PAR. Dr. Tantan Hermansah

BAB III METODE PAR (PARTICIPATORY ACTION RESEARCH) Pendekatan penelitian yang dipakai adalah riset aksi. Di antara namanamanya,

BAB III METODE RISET AKSI PARTISIPATIF. Pada proses pendampingan yang telah dilakukan di Dusun Satu

Bab III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN. metode dalam cara kerja PAR (Participatory Action Research). Pada dasarnya, PAR merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. PAR sendiri memiliki kepanjangan participatory action research. PAR

BAB 6 DINAMIKA PENGORGANISIRAN MASYARAKAT. dalam bentuk deskriptif. Deskriptif ini akan penulis sesuaikan dengan prinsipprinsip

BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN

BAB I PENDAHULUAN. berbatasan dengan Cepu (Jawa Tengah). Kabupaten Bojonegoro memiliki. dan ' sampai dengan ' Bujur Timur.

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Penelitian ini menggunakan metode Participatory Action Research (PAR)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seorang manusia sungguh aku akan membunuhnya. 1 Situasi ekonomi. utama masyarakat. Dari sisi ekonomi, karena kesehatan yang kurang

BAB VIII REFLEKSI HASIL PENELITIAN DAN PENGORGANISASIAN

Teori Sosial. (Apa Kontribusinya Terhadap Pemahaman Olahraga di Masyarakat)

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR). Pada

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengelola tanah hingga menanam bibit sampai menjadi padi semuanya dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. masalah kemiskinan dan keterbelakangan. 1. Pendapatan mayoritas penduduk pedesaan yang rendah.

BAB VI MENUJU DESA TANGGUH BENCANA MELALUI PEMBENTUKAN KOMUNITAS TARUNA SIAGA BENCANA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. menggunakan pendekatan Participation Action Research (PAR). Penelitian PAR

BAB I PENDAHULUAN. Kedungsoko, Desa Sukobendu, Desa Dumberdadi, dan Desa Mantup. 1

Perbandingan PRA dengan RRA dan PAR

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan para pengusaha. Porsoalan ini terjadi di Desa Sungai Kunyit

DAFTAR ISI. COVER DALAM... i. HALAMAN PERSETUJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN KEASLIAN... iv. MOTTO... v. PERSEMBAHAN...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF

BAB I PENDAHULUAN. Program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri adalah

Jawab Permasalahan Ekonomi, GNI Gelar Training Riset Potensi Sumberdaya Usaha

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan produksinya.

BAB III METODE PENELITIAN. riset aksi sering dikenal dengan PAR atau Participatory Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF

BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN

Membangun Organisasi Rakyat

BAB VI REFLEKSI TEORITIK. keterkaitan antara sumber daya manusia, keuangan dan hubungan atau sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB II TINJAUAN TEORITIK...

Membelajarkan dan Memberdayakan Masyarakat

I. PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. penempatan, pembinaan, hingga penyerahan. Sebelum ditentukan jenis pelatihan

MEMBANGUN BUDAYA BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas VIII SMP N 40

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

Kerangka Kerja Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1

Secara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk:

BAB VII REFLEKSI PROSES PEMBELAJARAN MASYARAKAT SUDIMORO. Problem sosial yang dialami masyarakat Desa Sudimoro merupakan problem

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. menemukan inovasi baru yang lebih baik. Fasilitasi yang dilakukan, berupa

BAB V MEMBONGKAR YANG MEMBELENGGU. A. Pembentukan Kelembagaan Perempuan Buruh Tani

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

SEJARAH SUMBER TERBUKA: PEMETAAN PAMERAN SENI RUPA DI INDONESIA

PERANGKAT (TOOLS) DALAM COMMUNITY BASED TOURISM

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Dusun Gisik Cemandi merupakan daerah yang terletak di kawasan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyiapkan kehidupan bangsa di masa depan. diberati oleh nilai-nilai. Hal ini terutama disebabkan karena pemuda bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. agar tetap mendukung kehidupan manusia. 1. dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang

Centre for Disability Research and Policy

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pendidikan Kewarganegaraan Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan

Prinsip-Prinsip Pengembangan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

BAB III METODOLOGI PENDAMPINGAN. Sehingga terjalin hubungan yang baik dan setara. Inkulturasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. wilayah kecamatan sebanyak 15 kecamatan. Produktifitas rata-rata

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan orang dalam bahasa matematika melalui tabel, grafik, diagram,

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

DAFTAR ISI. COVER DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI... iii. MOTTO... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

IMPLEMENTASI LESSON STUDY BERBASIS SEKOLAH (LSBS) DI SMP NEGERI 1 KALIANGET

BAB III METODE PENELITIAN. jaraknya kurang lebih 30 km dari pusat Kabupaten Trenggalek. Keberadaan

PENGORGANISASIAN MASYARAKAT UNTUK PERUBAHAN SOSIAL

Transkripsi:

BAB II METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF A. Participatory Rural Appraisal Secara Umum PRA adalah sebuah metode pemahaman lokasi dengan cara belajar dari, untuk, dan bersama masyarakat. Hal ini untuk mengetahui, menganalisa, dan mengevaluasi hambatan dan kesempatan melalui multi-disiplin dan keahlian untuk menyusun informasi dan pengambilan keputusan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pendekatan PRA merupakan teknik untuk merangsang partisipasi masyarakat peserta program dalam berbagai kegiatan, mulai dari tahap analisa sosial, perencanaan, evaluasi, hingga perluasan program. Bagi pelaksana program, metode dan pendekatan ini akan sangat membantu untuk memahami dan menghargai keadaan dan kehidupan di lokasi/wilayah secara lebih mendalam. Hal ini dengan sendirinya memungkinkan pelaksana program menyerap pengetahuan, pengalaman, dan aspirasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan program-program, yang pada gilirannya diharapkan dapat mendukung keberlanjutan program. 5 5 Agus Afandi dkk, Modul Participatory Action Research (PAR) (Surabaya: Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM), 2013) h.57-58 27

B. Langkah-langkah Riset Aksi Participatory Action Research (PAR) Yang dapat dijadikan landasan dalam cara kerja PAR, terutama adalah gagasan-gagasan yang datang dari rakyat. Oleh karena itu, peneliti PAR harus melakukan langkah-langkah berikut: 1. Pemetaan awal (preleminary maping), yaitu pemetaan awal seabagai alat untuk memahami komnitas, sehingga peneliti akan mudah memahami realitas modern dan relasi sosial yang terjadi. Dengan demikian akan memudahkan masuk ke dalam komunitas baik melalui key people (knci masyarakat) maupun komunitas akar rumput yang terbangun, seperti kelompok keagamaan (yasinan, masjid dan musholla dll), kelompok kebudayaan (kelompok seniman, dan komunitas kebuadayaan lokal, maupun kelompok kebudayaan lokal), maupun kelompok ekonomi (petani, pedagang,pengrajin, dll). 2. Membangun hubungan kemanusiaan, peneliti melakukan inkulturasi dan membangun kepercayaan (trust building)dengan masyarakat, sehingga terjali hubungan yang saling mendukung. 3. Penentuan agenda riset untuk perubahan sosial, bersama komunitas peneliti mengagendakan program riset melalui tehnik Participatory Rural Apraisal (PRA), untuk memahami persoalan masyarakat yang selanjutnya menjadi alat perubahan sosial. 28

4. Pemetaan partispatif (maping participatory), bersama komunitas melakukan pemetaan wilayah, maupun persoalan yang dialami masyarakat. 5. Merumuskan masalah kemanusiaan, komunitas merumuskan masalah mendasar hajat hidup kemanusiaan yang dialaminya. Seperti persoalan pangan, papan, kesehatan, pendidikan, energi, lingkungan hidup, dan persoalan utama kemanusiaan lainnya. 6. Menyusun strategi gerakan, komunitas menyusun strategi gerakan untuk memecahkan problem kemanusiaan yang telah dirumuskan. 7. Pengorganisaian masyarakat, komunitas didampingi peneliti mrembangun pranata-pranata sosial. Baik dalam bentuk kelompok-kelompok kerja, amupun lembaga-lembaga masyarakat yang secara nyata bergerak memecahkan problem sosialnya secara simultan. 8. Melancarkan aksi perubahan, aksi ini dilakukan secara simultan dan partisipatif. Program pemecahan kemanusiaan bukan sekedar untuk menyelesaikan persoalan itu sendiri, tetapi merupakan proses pembelajaran masyarakat, sehingga terbangun pranata baru dalm komunitas dan sekaligus memunculkan community organizer (pengorganisir dari masyarakat sendiri) dan akhirnya muncul local leader ( pemimpin lokal) yang menjadi perilaku dan pemimpin perubahan. 9. Membangun pusat-pusat belajar masyarakat, yang dibangun atas dasar kebutuhan kelompok-kelompok komunitas yang sudah bergerak 29

melakukan aksi perubahan. Pusat belajar merupakan media komunikasi, riset, diskusi, dan segala aspek untuk merencanakan, mengorganisir dan memcahkan problem sosial. 10. Refleksi (teoritisasi perubahan sosial), peneliti bersama komunitas dan didampingi dosen pembimbing merumuskan teoritisai perubahan sosial. Berdasarka hasil riset, proses pembelajaran masyarakat, dan programprogram aksi yang sudah terlaksana, peneliti dan komunitas merefleksikan semua proses dan hasil yang diperolehnya (dari awal sampai akhir). 6 11. Meluaskan skala gerakan dan dukungan, keberhasilan program PAR tidak hanya diatur dari hasil kegiatan selama proses, tetapi diukur dari tingkat keberlanjutan program (sustainability) yang sudah berjalan dan munculnya pengorganisir-pengorganisir serta pemimpin lokal yang melanjutkan program untuk melakukan aksi perubahan. Oleh sebab iti peneliti bersama komunitas memperluas skala gerakan dan kegiatan. 66 Agus Afandi dkk, Modul Participatory Action Research (PAR) (Surabaya: Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM), 2013) h.47-48 30

C. Prinsip-prinsip Participatory Action Research (PAR) Terdapat 16 prinsip kerja PAR, yang menjadi karakter utama dalam implementasi kerja PAR, di antaranya adalah : 1. Sebuah pendekatan untuk meningkatkan serta memperbaiki kehidupan sosial dan parktik-praktiknya., dengan cara merubah dan melakukan refleksi dari akibat-akibat yang ditimbulkan oleh perubahan tersebut serta melakukan berbagai aksi sebagi bentuk lanjutan yang berkesinambungan. 2. Secara keseluruhan merupakan partisipasi yang murni (autentik) membentuk sebuah silus yang berkesinambungan dimulai dari : analisa sosial, kembali begitu seterusnya mengikuti siklus lagi. 3. Kerjasama untuk melakukan perubahan: meliabtkan seluruh pihak yang memiliki tanggung jawab (stakeholders) atas perubahan dalam upayaupaya untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memperluas dan memperbanyak kerja sama untuk menyelesaikan berbagai masalah yang di garap. 4. Melakukan upaya penyadaran terhadap komunitas tentang situasi dan kondisi yang sedang mereka alami melalui perlibatan mereka dalam berpartisipasi dan bekerjasama pada semua proses research, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi. 5. Suatu proses untuk membangun pemahaman situai dan kondisi sosial secara kritis yaitu, upaya menciptakan pemahaman bersama terhadap siatuasi dan kondisi yang ada di masyarakat secara partisipatif 31

menggunakan nalar yang cerdas dalam mendiskusikan tindakan mereka dalam upaya untuk melakukan perubahan sosial yang signifikan. 6. Merupakan proses yang melibatkan sebanyak mungkinorang dalam teoritisasi kehidupan sosial mereka. Dalam hal ini masyarakat dipandang lebih tahu terhadap persoalan dan pengalaman yang mereka hadapi untuk itu pendapat-pendapat mereka harus dihargai dan solusi-solusi sedapat mungkin diambil dari mereka sendiri berdasarkan pengalaman mereka sendiri. 7. Menempatkan pengalaman, gagasan, pandangan dan asumsi sosial indiviu maupun kelompok dalam masyarakat harus siap sedia untuk dappat diuji serta dibuktikan keakuratan dan kebenarannya. 8. Mensyaratkan dibuat rekaman proses secara cermat. Semua yang terjadi dalam proses analisa sosial, harus direkam dengan bebagai alat rekam yang ada atau yang tersedia untuk kemudian hasil-hasil rekaman itu dikelola dan diramu sedemikian rupa sehingga mampu mendapatkan data tentang pendapat, penilaian, tanggapan, reaksi dan kesan individu maupun kelompok sosial dalam masyarakat terhadap persoalan yang sedang terjadi secara akurat, untuk selanjutnya analisa kritik yang cermat dapat dilakukan terhadapnya. 9. Semua orang harus menjadikan pengalamannya sebagai objek riset. Semua individu dan kelompok-kelompok dalam masyarakat didorong untuk mengembangkan dan meningkatkan praktek-praktek sosial mereka 32

sendiri berdasarkan pengalaman-pengalamn sebelumnya, yang telah dikaji secara kritis. 10. Merupakan proses politik dalam arti luas. Diakui bahwa riset aksi ditujukan terutama untuk melakukan perubahan sosial di masyarakat. Karena itu mau tidak mau hal ini akan mengancam eksistensi individu maupun kelompok masyarakat yang saat itu sedang memperoleh kenikmatan dalam situasi yang membelenggu, menindas, dan penuh dominasi. 11. Mensyaratkan adanya analisa relasi sosial secara kritis. Melibatkan dan memperbanyak kelompok kerjasama secara partisipatif dalam mengurai dan mengungkap pengalaman-pengalaman mereka dalam berkominikasi, membuat keputusan dan menemukan solusi, dalam upaya menciptakan kesefahaman yang lebih baik, lebih adil dan lebih rasional terhadap persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat, sehingga relasi sosial yang lebih adil, tanpa dominasi dan tanpa belenggu. 12. Memulai isu kecil dan mengkaitkan debngan relasi-relasi yang lebih luas.penelitian sosial berbasis PAR harus memulai penyelidikannya terhadap suatu persoalan yang kecil untuk melakukan perubahan terhadapnya betapapun kecilnya, untuk selanjutnya melakukan penyelidikan terhadap persoalan berskala besar dengan melakukan perubahan yang lebih besar dan seterusnya. 33

13. Memulai dengan siklus proses yang kecil. (analisa sosial, rencana aksi, aksi, evaluasi, refleksi, analisa sosial dan seterusnya). Melalui kajian yang cermat dan akurat terhadap suatu persoalan berangkat dari hal yang terkecil akan diperoleh hasil-hasil yang merupakan pedoman untuk melangkah selanjutnya yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang lebih besar. 14. Memulai dengan kelompok sosial yang kecil untuk berkolaborasi dan secara lebih luas dengan kekuatan-kekuatan kritis lain. Dalam melakukan proses PAR peneliti harus memperhatikan dan melibatkan kelompok kecil, di masyarakat sebagai partner yang ikut berpartisipasi dalam semua proses penelitian meliputi analisa sosial, rencana aksi, aksi, evaluasi, refleksi dalam rangka melakukan perubahan sosial. 15. Mensyaratkan semua orang mencermati dan membuat rekaman proses. PAR menjunjung tinggi keakuratan fakta-fakta, data-data dan keteranganketerangan langsung dari individu maupun kelompok masyarakat mengenai situasi dan kondisi pengalaman-pengalaman mereka sendiri, karena itu semua bukti-bukti tersebut seharusnya direkam dan dicatat mulai awal sampai akhir oleh semua yang terlibat dalam proses perubahan sosial untuk mengetahui proses perkembangan dan perubahan sosial yang sedang berlangsung, dan selanjutnya melakukan refleksi terhadapnya sebagai landasan untuk melakukan perubahan sosial selanjutnya. 34

16. Mensyaratkan semua orang memberikan alasan rasional yang mendasarkan dirinya pada mereka. PAR adalah suatu pendekatan dalam penelitian yang mendasarkan dirinya pada fakta-fakta yang sungguhsungguh terjadi di lapangan. Untuk itu proses pengumpulan data harus dilakukan secara cermat untuk selanjutnya proses refleksi kritis dilakukan terhadapnya, dalam upaya menguji seberapa jauh proses pengumpulan data tersebut telah dilakukan sesuai dengan standar baku dalam penelitian sosial. 7 7 Agus Afandi dkk, Modul Participatory Action Research (PAR) (Surabaya: Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM), 2013) h. 50-52 35