BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Jurusan Teknik Planologi Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung 2013 Jl. Dr Setiabudhi No 193 Tlp (022) Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAGIAN 7 PENGANGKUTAN SAMPAH

Kata Kunci : sampah, angkutan sampah, sistem angkut sampah

Kata kunci : manajemen sampah, sistem pengangkutan, Kecamatan Tabanan dan Kecamtan Kediri, kebutuhan armada pengangkut sampah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangkutan sampah adalah bagian persampahan yang bersasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci :Volume timbulan sampah, kebutuhan armada pengangkut sampah, BOK Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana,


BAB I PENDAHULUAN I-1

IMPLIKASI KEBERADAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH GEDEBAGE TERHADAP RUTE TRUK PENGANGKUT SAMPAH TUGAS AKHIR. Oleh : ADITYA PASHA PARMA

ANALISIS KEBUTUHAN TRUK SAMPAH DI KECAMATAN DENPASAR UTARA. Oleh : I Ketut Gd Yoga Satria Wibawa NIM:

EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH

Metoda Pemindahan dan Pengangkutan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Indonesia, telah banyak mengalami perkembangan yang pesat dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan tanggung jawab di bidang kebersihan, keindahan tata pertamanan kota. Salah

Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Ellina S. Pandebesie, MT Dosen Penguji : IDAA Warmadewanthi, ST, MT, PhD. Sidang Tesis

Aplikasi Metode Vehicle Routing Problem with Time Windows untuk Pengangkutan Sampah Rayon Surabaya Pusat

LAMPIRAN A. Perhitungan Arm Roll Truck Pengangkut Sampah Dengan Sistem HCS HCS. Waktu untuk pengisian & mengosongkan kontainer = 0,4 jam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sampah sebagai material sisa aktivitas manusia maupun proses alam

ANALISIS TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MEDAN

Optimisasi pengalokasian sampah wilayah ke tempat pembuangan sementara (TPS) di Kota Surakarta dengan model integer linear programming

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya penduduk seiring dengan berjalannya waktu, berdampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi pembangunan. Sampah perkotaan adalah sampah yang timbul di kota.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kata kunci: pengangkutan sampah, ritase, cakupan pelayanan.

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Batasan Masalah...

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota

BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Sampah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

EVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI DAN PENELITIAN. tinjauan pustaka yaitu melakukan kegiatan mengumpulkan literatur-literatur yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota sebagai perwujudan aktivitas manusia senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.

EVALUASI PENGELOLAAN PENGANGKUTAN SAMPAH DARI TPS KE TPA KOTA SEMARANG (Studi Kasus: Kecamatan Semarang Utara)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN KINERJA JALAN ARTERI PRIMER DI SIMPUL JALAN TOL JATINGALEH KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Penggal Ruas Jalan Setia Budi)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Transportasi adalah proses memindahkan suatu benda mencakup benda hidup

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa keuntungan dalam penghematan waktu bagi pelaku perjalanan

MANAJEMEN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN KUTA KABUPATEN BADUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Efisiensi Rute Truk Pengangkutan Sampah Sistem Stationary Container di Kota Padang dengan Menggunakan Algoritma Nearest Neighbour

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat, di samping berbagai indikator sosial ekonomi lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya penduduk seiring dengan berjalannya waktu, berdampak

1. BAB I PENDAHULUAN. diikuti kegiatan kota yang makin berkembang menimbulkan dampak adanya. Hasilnya kota menjadi tempat yang tidak nyaman.

III. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Permasalahan di sektor transportasi merupakan permasalahan yang banyak terjadi

KAJIAN TENTANG PELAYANAN TEMPAT PENAMPUNGAN SEMENTARA KECAMATAN KEBOMAS KABUPATEN GRESIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Rute Pengangkutan Eksisting Kendaraan Arm Roll Truck

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting karena

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan Kemacetan Jakarta merupakan permasalahan yang sudah lumrah dan

EVALUASI PELAYANAN PERSAMPAHAN DENGAN OPTIMASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MEMPAWAH

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Syarat Penentuan Rute Truk Pengangkut Sampah Syarat Penentuan Rute Truk Pengangkut Sampah di Kota Bandung

ANALISIS PENGELOLAAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peta Wilayah Study. Jakarta adalah ibukota Indonesia berpenduduk lebih dari 9 juta jiwa dengan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks dibanding daerah sekitarnya (Bintarto, 1977). perekonomian, atau sebagai pusat pemerintahan (Darmendra, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung

STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN PENGANGKUTAN SAMPAH KOTA LIWA, KABUPATEN LAMPUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas kehidupan masyarakat di perkotaan, menyebabkan bertambahnya volume

EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG EVALUATION OF SOLID WASTE TRANSPORTATION SYSTEM IN MALANG CITY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

IDENTIFIKASI KINERJA JARINGAN JALAN ARTERI PRIMER DI KOTA SRAGEN TUGAS AKHIR. Oleh : S u y a d i L2D

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS RUTE PENGANGKUTAN SAMPAH DALAM MENGANTISIPASI PEMINDAHAN LOKASI TPA

BAB I PENDAHULUAN. di sisi jalan. hal ini seringkali mengakibatkan terjadinya penumpukan kendaraan

STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai yang negatif karena dalam penanganannya, baik untuk membuang atau membersihkannya memerlukan biaya yang cukup besar. Selain itu karakteristik dari sampah adalah bau, sampah juga dapat, menimbulkan penyakit seperti diare, belum lagi cairan lychet yang dihasilkan serta bahaya dari kandungan beberapa jenis sampah yang bisa mengancam jiwa manusia. Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas masyarakat. Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Seiring dengan tumbuhnya sebuah kota, bertambah pula beban yang harus diterima kota tersebut. Salah satunya adalah beban akibat dari sampah yang diproduksi oleh masyarakat perkotaan secara kolektif. Untuk kota-kota besar, sampah akan memberikan berbagai dampak negatif yang sangat besar apabila penanganannya tidak dilakukan secara cermat dan serius yaitu mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan yang merugikan atau tidak diharapkan sehingga dapat mencemari lingkungan baik terhadap tanah, air dan udara. Pengelolaan sampah secara efektif dan efisien harus dijalankan oleh semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah. Semua pihak ini bertanggungjawab terhadap penanganan sampah sehingga tidak lagi menimbulkan masalah (Gunawan, 2007). Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan sampah dapat dikatakan sebagai masalah kultural karena dampaknya terkena pada berbagai sisi kehidupan (Sudradjat, 2006). Upaya penanganan sampah perlu dilakukan secara manajerial dengan benar serta melibatkan semua unsur baik pemerintah, swasta maupun masyarakat yang diharapkan dapat meminimalkan biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaannya. Kebijakan yang diterapkan di Indonesia dalam mengelola sampah kota secara formal adalah seperti yang diarahkan oleh 1

2 Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementrian PU sebagai departemen teknis yang membina pengelolaan persampahan perkotaan di Indonesia. Sampah dan pengelohannya kini menjadi masalah yang kian mendesak di kota-kota Indonesia. Penanganan dan pengendalian permasalahan persampahan di kota menjadi semakin kompleks dan rumit dengan semakin kompleksnya jenis maupun komposisi dari sampah sejalan dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk serta aktivitas penduduk Kota. Masyarakat tidak mau berurusan terlalu dekat dengan sampah, padahal sudah dipastikan bahwa setiap hari mereka akan selalu menghasilkan sampah. Mereka berharap kegiatan sehari-hari mereka bisa terhindar dari sampah, seperti TPS maupun truk pengangkut sampah. Hal tersebut memang tidak bisa dihindari sebab sampah sendiri sampai saat ini banyak memiliki dampak negatif. (Karadimas, 2007). Pengelolaan persampahan tidak diragukan lagi semakin penting terutama dalam hal efisiensi biaya (Karadimas, 2007). Transportasi sampah adalah subsistem persampahan yang bersasaran membawa sampah dari lokasi pemindahan atau dari sumber sampah secara langsung menuju tempat pemerosesan akhir, atau TPA. Dengan optimasi sub-sistem ini diharapkan pengangkutan sampah menjadi mudah, cepat, serta biaya relatif murah. Minimasi jumlah sarana yang digunakan serta jarak dan waktu tempuh merupakan tujuan utama dari perencanaan rute transportasi sampah (Byung-In, 2005). Rute pengangkutan sampah yang dibuat haruslah efektif dan efisien sehingga didapatkan rute pengangkutan yang paling optimum. Akses yang mudah ke TPA akan mempercepat pengangkutan sampah dari Tempat Penampungan Sementara (TPS). Hal ini akan mempermudah proses pengambilan sampah dari daerah pemukiman sehingga tidak terjadi penumpukan sampah. Isu-isu lingkungan yang berhubungan dengan transportasi sampah menjadi perhatian utama para pelaku pengelolaan sampah dan juga masyakarat. Pelayanan sistem pengangkutan sampah domestik yang baik dengan rute yang optimal akan mengurangi dampak buruk dari kegiatan tersebut terhadap lingkungan (Clifford, 2008).

3 Berdasarkan data DKLH Kota Depok (2008), timbulan sampah yang dihasilkan Kota Depok semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduknya yang telah mencapai lebih dari 1,3 juta jiwa. Pada tahun 2006 timbunan sampah di Kota Depok mengalami kenaikan sebesar 43% dari tahun 2005, yaitu dari ± 2,409 m3/hari (879.318 m3/tahun) menjadi ± 3,445 m3/hari (1,257,425 m3/tahun). Masalah lain lagi yang sering muncul dalam penanganan sampah Kecamatan Sukmajaya adalah masalah biaya operasional yang tinggi dan semakin sulitnya ruang yang pantas untuk pembuangan. Sebagai akibat biaya operasional yang tinggi, kebanyakan kota-kota di Indonesia hanya mampu mengumpulkan dan membuang sekitar 60% dari seluruh produksi sampahnya. Dari 60% ini, sebagian besar ditangani dan dibuang dengan cara yang tidak saniter, boros dan mencemari. Kecamatan Sukajaya di Kota Depok merupakan kecamatan yang potensi timbunan sampahnya yang sangat tinggi, dimana pada kawasan ini merupakan tempat tinggal kaum migran yang bekerja di Kota Jakarta. Kecamatan Sukmajaya berkembang secara cepat dengan munculnya pusat-pusat perbelanjaan, perkantoran hingga pemukiman. Pertumbuhan yang sangat dinamis ini memiliki dampak negatif, salah satunya jumlah timbulan sampah yang terus meningkat setiap tahunnya. Permasalahan sistem pengangkutan sampah pada Kecamatan Sukmajaya pada umumnya semakin kompleks. Kondisi ini dikarenakan kemampuan truk pengangkut sampah sudah tidak sesuai dengan jumlah sampah yang dihasilkan per harinya. Salah satu permasalahan adalah pengangkutan sampah dari Tempat Penampungan Sementara (TPS) Kecamatan Sukmajaya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), seperti terbatasnya jumlah truk dan kondisi truk yang sudah tidak memadai. Berdasarkan data dari pelayanan pengangkutan sampah Kota Depok (2010). Tingkat pelayanan pengangkutan sampah di Kota Depok baru mencapai 49%. Kondisi ini membuat Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Depok harus menyiapkan infrastruktur pengangkutan sampah yang mencukupi dan memadai, agar pengangkutan sampah bisa >49%. Penanganan permasalahan pengangkutan sampah di Kecamatan Sukmajaya Kota Depok di perlukan studi

4 khusus untuk melakukan penelitian mengenai kebutuhan jumlah armada, durasi waktu yang di butuhkan dalam pengangkutan sampah, dan rute pengangkutan sampah dari TPS ke tempat pembuangan akhir. Saat ini sampah di Kecamatan Sukmajaya Kota Depok dibuang ke lokasi TPA Cipayung yang lokasinya di Kecamatan Cipayung, Kota Depok. Jarak lokasi tempat pembuangan akhir dari timbunan sampah di sebagian wilayah operasional Kecamatan Sukmajaya Kota Depok relatif cukup dekat. Jarak yang dekat tersebut memiliki konsekuensi pada rute yang dilewati oleh truk pengangkut sampah dan waktu tempuh dari lokasi timbunan sampah ke TPA akan tetapi durasi waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut sampah dari TPS ke TPA cukup lama. Oleh karena itu rute dan sarana pengangkutan yang ada haruslah dilakukan evaluasi kembali untuk mendapatkan rute terbaik dan sistem pengangkutan yang baik sehingga dapat meminimalkan dampak terhadap lingkungan sekitar. 1. 2 Rumusan Masalah Sistem pengangkutan sampah di Kecamatan Sukmajaya Kota Depok sendiri mengalami beberapa masalah terutama dari segi waktu tempuh perjalanan truk pengangkut sampah dari TPS ke TPA. Saat ini truk yang mengangkut sampah dari TPS ke TPA memerlukan waktu rata-rata ritasi 4 jam dalam jangka waktu 9 jam, mulai pukul enam pagi sampai tiga sore. Masalah lain dari pengangkutan sampah adalah jumlah truk pengangkut sampah dari TPS ke TPA yang jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah timbunan sampah di TPS yang ada. Dasar pendekatan studi ini adalah untuk mengevaluasi perjalanan truk pengangkut sampah dari TPS ke TPA. Dibutuhkan banyak pertimbangan untuk mengevaluasi pergerakan truk pengangkutan sampah yang efektif dan efisien. Studi ini bermaksud untuk mendapatkan sistem pengangkutan sampah yang maksimal dan syarat-syarat yang diperlukan dalam sistem pengangkutan, sehingga bisa ditemukan sistem pengangkutan baru yang bisa menghubungkan beberapa TPS di Kecamatan Sukmajaya Kota Depok dengan Lokasi TPA. Penentuan jadwal baru dari truk pengangkut sampah juga akan dilakukan karena adanya ketimpangan antara jumlah truk dengan TPS. Adapun pertanyaan dari penelitian ini adalah:

5 1. Bagaimanakah kondisi eksisting sistem pengangkutan sampah saat ini dari TPS wilayah operasional Kecamatan Sukmajaya Kota Depok menuju TPA? 2. Bagaimanakah pengangkutan sampah yang optimal dari TPS wilayah operasional Kecamatan Sukmajaya Kota Depok menuju TPA? Studi ini menjadi penting mengingat, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, haruslah ada evaluasi kembali untuk mendapatkan sistem pengangkutan sampah yang baik sehingga dapat meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh truk pengangkut sampah, ini bisa merupakan salah satu temuan pemecahan permasalah sistem pengangkutan sampah yang cukup efektif di Kecamatan Sukmajaya Kota Depok. 1.3 Tujuan dan sasaran penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan sistem pengangkutan sampah yang optimal dari TPS Kecamatan Sukmajaya menuju TPA. Sasaran penelitian : 1. Mengidentifikasi rute jalan, waktu tempuh dan jenis serta jumlah truk sampah yang melayani TPS wilayah operasional pada Kecamatan Sukmajaya menuju TPA. 2. Menganalisis sistem pengangkutan optimal dari TPS wilayah operasional Kecamatan Sukmajaya Kota Depok menuju TPA. 3. Menganalisis perbandingan pengangkutan eksisting dengan pengangkutan optimal. 4. Merumuskan pengangkutan optimal bagi wilayah operasional Kecamatan Sukmajaya Kota Depok menuju TPA. 1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam studi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi. 1.4.1 Ruang lingkup wilayah Sukmajaya merupakan sebuah kecamatan di Kota Depok, Letak Kecamatan Sukmajaya sangat strategis, karena berada di wilayah yang terletak di

6 bagian timur Kota Depok. Hal ini menyebabkan Kecamatan Sukmajaya semakin tumbuh dengan pesat seiring dengan meningkatnya perkembangan jaringan transportasi yang tersinkronisasi secara regional dengan kecamatan-kecamatan lainnya. Kecamatan Sukmajaya terdiri dari enam kelurahan dengan luas wilayah mencapai 1.620 Ha. Selanjutnya Kecamatan Sukmajaya akan dibagi menjadi kedalam wilayah oprasional dengan pembagian Dinas Kebersihan, yaitu : Wilayah Kecamatan Sukmajaya berbatasan dengan beberapa kecamatan. Secara lengkap wilayah ini mempunyai batas-batas sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan kelurahan tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok. 2. Sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan Sukamaju Kecamatan Cilodong, jalan raya Bogor. 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan kelurahan Kalimulya, kelurahan Kalibaru Kecamatan Cilodong Kota Depok. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Depok Kecamatan Pancoran mas, Kota Depok.

7

8 1.4.2 Ruang lingkup Materi Ruang lingkup materi yang akan di analisis dibatasi pada satu Kecamatan Sukmajaya saja dengan melihat proses pengangkutan dari TPS-TPS yang ada menuju TPA atau sesuai dengan apa yang dikerjakan oleh Dinas Kebersihan Kota Depok. Mengenai pengangkutan dari sumber TPS tidak termasuk dalam materi analisis. Hal yang perlu diperhatikan adalah syarat yang menjadi pertimbangan dalam menentukan rute truk pengangkut sampah, serta kondisi jaringan jalan yang akan dilalui oleh truk pengangkut sampah. 1.5 Metodologi Penelitian Penelitian Evaluasi Pengangkutan Sampah dari TPS ke TPA di Kecamatan Sukmajaya Kota Depok ini dilakukan untuk memberikan berupa temuan rute optimal truk pengangkut sampah dari seluruh TPS di Kecamatan Sukmajaya Kota Depok. Secara keseluruhan metodologi studi ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu metode pendekatan studi, metode pengumpulan data, metode/teknik analisis dan teknik sampling. 1.5.1 Pendekatan Studi Untuk mencapai keluaran akhir atau output yang sesuai dengan tujuan studi ini maka secara keseluruhan akan dilakukan beberapa pendekatan yaitu sebagai berikut : Mengetahui syarat-syarat yang diperlukan untuk mendapatkan sistem pengangkutan sampah. Syarat- syarat ini dicari melalui survei kepada instansi terkait, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok dan menjadi sesuatu ynag penting sebab akan digunakan sebagai standard dalam melakukan analisis. a) Identifikasi syarat-syarat sistem pengangkutan sampah yang optimal bagi Kecamatan Sukmajaya Kota Depok. Setelah menganalisis syarat-syarat yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok maka akan terlihat keunggulan dan kelemahannya. Berdasarkan literatur dan syarat yang sudah ada, maka syarat yang lebih baik akan diperoleh dengan mempertahankan keunggulan dari syarat yang telah ada serta merubah dan menghilangkan beberapa kelemahannya. Syarat yang

9 optimal ini nantinya akan dipakai dalam penentuan jadwal pengangkutan sampah dan sistem pengangkutan sampah yang baru. b) Memberikan masukan sistem pengangkutan sampah baru yang menghubungkan semua TPS dengan TPA. Pembuatan sistem pengangkutan baru ini didasarkan kepada syarat penentuan truk pengangkut sampah yang lebih baik bagi Kecamatan Sukmajaya Kota Depok serta kondisi jaringan jalan yang akan dilalui oleh truk pengangkut sampah. c) Memberikan kesimpulan dan rekomendasi berkaitan dengan penentuan rute truk sampah yang baru dan saran serta studi lebih lanjut 1.5.2 Metode Pengumpulan Data Pada tahap ini dilakukan survey baik survey sekunder maupun survey primer untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam studi ini. 1. Survey Sekunder Survey sekunder didapat dari studi pustaka dan studi instasi A. Studi pustaka digunakan untuk memperoleh data dan teori-teori yang berhubungan dengan materi studi. Studi pustaka ini meliputi : Studi/kajian teoritis, merupakan kajian terhadap teori-teori dasar tentang dan teori teori yang relevan dengan studi perubahan rute truk pengangkut sampah Studi/kajian terdahulu, dilakukan dengan mempelajari studi-studi yang telah dilakukan yang berkaitan dengan sistem pengangkutan sampah dengan maksud memperoleh wawasan mengenai aspekaspek yang berhubungan dengan materi studi. Studi/kajian produk hukum, merupakan kajian terhadap produk hukum yang berkaitan dengan sistem transportasi pengangkutan sampah B. Studi instansional yang bertujuan untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan sistem pengangkutan sampah di Kecamatan Sukmajaya Kota Depok. diantaranya data timbulan sampah di seluruh TPS Kecamatan Sukmajaya Kota Depok, data sampah yang akan dibuang ke TPA, rute pengangkutan sampah di

10 Kecamatan Sukmajaya Kota Depok, Peta Rute Truk Pengangkut sampah, serta Peta jaringan jalan. 2. Survey Primer Dalam studi ini survey primer yang dilakukan meliputi suvey yang berkaitan dengan sistem pengangkutan sampah, survey primer ini meliputi : Survey rute truk pengangkut sampah di Kecamatan Sukmajaya Kota Depok. Parameter/variabel variabel yang dipakai untuk penilaiannya adalah sebagai berikut : Waktu tempuh, Jarak dan Rute 1.5.3 Metoda Analisis Metode/teknik analisis yang digunakan dalam studi ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui sistem pengangkutan sampah dalam pengiriman sampah ke TPA, maka penulis dapat dihitung dengan menggunakan variabel sistem pengangkutan sampah yaitu berupa jarak, waktu tempuh, ataupun jumlah truk yang digunakan, sehingga dapat memberikan hasil yang optimum. 2. Dengan mengetahui sistem pengangkutan sampah yang tersedia di wilayah Kecamatan Sukmajaya Kota Depok, maka dapat dipilih sistem pengangkutan yang memberikan bobot minimum. 3. Pemilihan Rute Proses pemilihan rute bertujuan untuk memodelkan prilaku pergerakan dalam memilih rute yang menurut mereka rute terbaiknya. Dengan kata lain dalam proses pemilihan rute, pergerakan antara dua zona untuk moda tertentu dibebankan ke rute tertentu yang terdiri dari ruas jaringan jalan tertentu. Jadi dalam permodelan pemilihan rute dapat diidentifikasikan rute yang akan digunakan oleh setiap pengendara sehingga akhirnya didapat jumlah pergerakan pada setiap ruas jalan. (Tamin, Ofyar. Z, 2000 :270) Dengan mengasumsikan bahwa setiap pengendara memilih rute yang meminumkan biaya perjalanan (bisa juga meminumkan waktu dan jarak perjalanan), maka adanya penggunaan ruas jalan yang lain mungkin disebabkan

11 oleh perbedaan persepsi pribadi tentang biaya atau mungkin juga disebabkan oleh keinginan untuk menghindari kemacetan. (Tamin, Ofyar. Z, 2000 :281) Hal utama dalam proses pembebanan rute adalah memperkirakan asumsi pengguna jalan mengenai pilihan yang terbaik. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan rute pada saat orang melakukan perjalanan. Beberapa diantaranya adalah waktu tempuh, jarak, kemacetan dan antrian, jenis manuver yang dibutuhkan, jenis jalan (jalan arteri, tol, atau lainnya), pemandangan, kelengkapan rambu dan marka jalan, serta kebiasan. Sangatlah sukar menghasilkan persamaan biaya gabungan yang menggabungkan semua faktor tersebut. Selain itu, tidak praktis memodelkan semua faktor tersebut sehingga harus digunakan beberapa asumsi atau pendekataan. (Tamin, Ofyar. Z, 2000 :282). 4. Metode Pengukuran Metode pengukuran yang akan digunakan adalah metode pengukuran berdasarkan jenis kendaraan yang digunakan untuk pengangkutan sampah dari TPS menuju TPA. Jenis kendaraan yang digunakan pada pelaksanaan ritasi sampah kota adalah Dump Truck dan Load Hauled Truck. a. Stationary Container System (SCS) Jenis kendaraan pengangkut berupa Dump Truck menggunakan metode perhitungan Stationery Container System (SCS), yaitu sistem pengumpulan sampah yang wadah pengumpulannya tidak dibawa berpindah-pindah (tetap). Wadah pengumpulan ini dapat berupa wadah yang dapat diangkat atau yang tidak dapat diangkat. SCS merupakan sistem wadah tinggal ditujukan untuk melayani daerah pemukiman [Damanhuri, 2004]. Persamaan yang digunakan pada metode perhitungan ini adalah : Jumlah Kontainer yang dapat dikosongkan Per Ritasi Pengumpulan : Keterangan : r = rasio kompaksi CT = jumlah kontainer yang dikosongkan/rit (kontainer/rit)

12 c f V = Volume kontainer (m 3 /kontainer) = faktor penggunaan kontainer = volume mobil pengumpul (m 3 /rit) Jumlah kontainer yang dibutuhkan perhari : Keterangan : Ct = jumlah kontainer yang dibutuhkan perhari (unit/hari) V = Volume sampah yang terkumpul setiap hari (m 3 /hari) fk = faktor kompaksi yaitu 1,2 C = kapasitas kontainer yaitu : 6 m 3 fu = faktor pemakaian yaitu diambil 90 % dari kapasitas kontainer. Waktu pengambilan : ( ) *( ) + Keterangan : PSCS = waktu pengambilan/rit (jam/rit) CT = jumlah kontainer yang dikosongkan/rit (kontainer/rit) Uc = waktu untuk mengisi kontainer (jam/rit) np = jumlah lokasi yang diambil per rit (lokasi/rit). dbc = waktu antar kontainer (jam/lokasi) Waktu per Ritasi T SCS = (P SCS + s + a + bx) Keterangan : T SCS = Waktu per Ritasi (jam/rit) P SCS = waktu pengambilan/rit (jam/rit) s = waktu di tempat (TPA) untuk bongkar muat (jam/rit) a = jam/ritasi b = jam/jarak

13 x = jarak pulang pergi (km) b. Hauled Container System (HCS) Jenis pengangkut berupa Load Hauled Truck menggunakan metode perhitungan Hauled Container System (HCS), yaitu sistem pengumpulan sampah yang wadah pengumpulannya dapat di pindah-pindah dan ikut dibawa ke tempat pembuangan akhir. HCS merupakan sistem wadah angkut untuk daerah komersial. Untuk menghitung waktu ritasi dari sumber ke TPS atau TPA menggunakan persamaan : Waktu pengambilan P HCS = pc + Uc Keterangan : PHCS = waktu pengambilan (jam/ rit) pc = waktu mengangkut kontainer isi (jam/rit) uc = waktu untuk menyimpan kontainer kosong (jam/rit) Waktu Per Ritasi : T HCS = (P HCS + s + a + bx) Keterangan : THCC = waktu per ritasi (jam/rit) PHCS = waktu pengambilan (jam/rit) s = waktu di tempat (TPA) untuk bongkar muat (jam/rit) a = jam per ritasi b = jam per jarak x = jarak pulang pergi (km) 1.6 Sistematika Pembahasan Pembahasan studi ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang hal- hal yang menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan studi, ruang lingkup studi, metodologi dan sistematika

14 pembahasan. Ruang lingkup studi meliputi lingkup materi dan lingkup wilayah. BAB II TINJAUAN TEORI Bab ini berisi uraian teori-teori yang melandasi dan berkaitan dengan persampahan dan sistem pengangkutannya Didalamnya terdapat teori mengenai pemilihan rute untuk digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian BAB III GAMBARAN UMUM Bab ini memaparkan gambaran struktur tata ruang dan gambaran rute transportasi Kota Depok dengan melihat jarak TPS ke TPA yang ada dan sistem pengangkutan sampah di Kecamatan Sukmajaya Kota Depok. BAB IV ANALISIS Bab ini menjelaskan hasil analisis yang dipeoleh dari pengolahan data survei primer dan sekunder. Didalamnya terdapat analisis syarat-syarat sistem pengangkutan sampah, analisis rute dan jadwal saat ini serta alternatif rute dan jadwal truk pengangkut sampah yang baru. BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan bagian terakhir dari keseluruhan pembahasan terhadap studi yang dilakukan dan berisi temuan studi yang diperoleh setelah melakukan analisis. Diberikan pula kesimpulan dan rekomendasi yang berkenaan dengan hasil studi, serta dilengkapi dengan kelemahan dari studi yang dilakukan dan rekomendasi untuk studi lanjut. 1.7 Kerangka Berfikir Untuk melakukan suatu penelitian, sebelumnya harus dibuat terlebih dahulu alur pikir dari penelitian yang akan dilakukan yang bertujuan agar memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. Kerangka berfikir dalam studi ini dapat dilihat pada Gambar 1.2.

15 Gambar1.2 Kerangka Pemikiran INPUT Latar Belakang Timbunan sampah yang terus meningkat di Kecamatan Sukmajaya. Ritasi truk pengangkut sampah yang relatif cukup sedikit. Jumlah truk pengangkut sampah jauh lebih sedikit dibandingkan dengan timbunan sampah di TPS. Jarak lokasi TPA dengan lokasi timbunan diwilayah operasional Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah persoalan kondisi eksisting sistem pengangkutan sampah saat ini dari TPS wilayah operasional Kecamatan Sukmajaya Kota Depok menuju TPA? 2. Bagaimanakah pengangkutan sampah yang optimal dari TPS wilayah operasional Kecamatan Sukmajaya Kota Depok menuju TPA? Tujuan Sistem pengangkutan sampah yang optimal dari TPS wilayah operasional kecamatan sukmajaya menuju TPA a. Mengidentifikasi rute jalan, waktu tempuh dan jenis serta jumlah truk sampah yang melayani TPS wilayah operasional pada kecamatan Sukmajaya menuju TPA b. Menganalisis penentuan pengangkutan maksimal dari TPS wilayah operasional kecamatan Sukmajaya Kota Depok menuju TPA c. Menganalisis perbandingan pengangkutan eksisting dengan pengangkutan optimal d. Merumuskan pengangkutan optimal bagi wilayah operasional kecamatan sukmajaya Kota Depok menuju TPA PROSES Mengidentifikasi rute, waktu dan truk sampah. Mengidentifikasi pengangkutan sampah optimal Perbandingan rute eksisting dengan optimal Analisis rute, waktu dan truk sampah Analisis pengangkutan sampah optimal Variabel-variabel Penentuan rute : Lokasi TPS Lokasi TPA Moda Ritasi Rute/Pergerakan SDM Analisis perbandingan rute eksisting dengan optimal Kajian Literatur dan Peraturan : Teori tentang Pengangkutan sampah dan sistem transportasi. Permendagri no.33 tahun 2010 tentang pengelolaan dan pengangkutan sampah. OUTPUT Kesimpulan memberikan saran dan rekomendasi pengangkutan optimal bagi wilayah operasional Kecamatan Sukmajaya Kota Depok menuju TPA.