BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian pengaruh penambahan kolin klorida pada pakan terhadap kadar

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 4 Juli sampai dengan 21 Agustus 2016.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

MATERI DAN METODE. Metode

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)

BAB III MATERI DAN METODE. Kacang jantan muda dan dewasa akibat taraf pemberian pakan yang berbeda

MATERI DAN METODE. Materi

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

BAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul keluaran kreatinin lewat urin pada domba lokal

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah sapi perah FH pada periode

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN BERBEDA

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

PENGARUH SUPLEMENTASI NATRIUM GLUTAMAT DALAM PAKAN TERHADAP KONSUMSI PROTEIN PAKAN, PRODUKSI PROTEIN DAN CASEIN SUSU SAPI PERAH SKRIPSI.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni September 2015 di Laboratorium

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda terhadap tingkah laku burung puyuh petelur, dilaksanakan pada bulan

METODE. Materi. Metode

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN DENGAN IMBANGAN KONSENTRAT DAN HIJAUAN YANG BERBEDA TERHADAP KANDUNGAN LAKTOSA DAN AIR PADA SUSU SAPI PERAH SKRIPSI.

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penyediaan Pakan Pemeliharaan Hewan Uji

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

BAB III MATERI DAN METODE. complete feed eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan kemasan silo berbeda

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 ekor sapi perah Fries

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

BAB III MATERI DAN METODE. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian

BAB III MATERI METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

BAB III MATERI DAN METODE. pollard) terhadap respon fisiologi kelinci NZW betina dilaksanakan pada bulan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

TAMPILAN PRODUKSI, KADAR LAKTOSA DAN BERAT JENIS SUSU SAPI PERAH YANG DISUPLEMENTASI NATRIUM GLUTAMAT DALAM PAKAN SKRIPSI. Oleh FAJAR KARTIKA DEWI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai Hubungan Konsumsi Bahan Kering dan Protein Pakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

MATERI DAN METODE. Materi

KECERNAAN PROTEIN RANSUM DAN KANDUNGAN PROTEIN SUSU SAPI PERAH AKIBAT PEMBERIAN RANSUM DENGAN IMBANGAN KONSENTRAT DAN HIJAUAN YANG BERBEDA SKRIPSI

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jantan dengan bobot badan rata-rata 29,66 ± 2,74 kg sebanyak 20 ekor dan umur

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang dan Peralatan Ransum

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh Frekuensi dan Awal Pemberian Pakan terhadap

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama 45 hari mulai pada Desember 2014 hingga

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tabel 7 Karakteristik sapi dara No Kode ternak Umur (bulan) Lingkar dada (cm) Bobot Badan (kg) 1.

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

Keterangan: * = berbeda nyata (P<0,05)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Maret Juni Lokasi penelitian di kandang

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh PenambahanProbiotik Rhizopus oryzae

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak percobaan dalam penelitian ini adalah sapi perah bangsa Fries

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Kandang Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

Transkripsi:

12 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6 Maret 2016 di Kelompok Tani Ternak Wahyu Agung, Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan. Uji kualitas susu dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 2016 di Laboratorium Kimia Pangan dan Gizi Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang. 3.1. Materi Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sapi perah Friesian Holstein laktasi bulan ke-7 sebanyak 8 ekor dengan produksi susu 11,68 ± 3,31 kg/hari/ekor (CV = 2,5%), bobot badan rata-rata 513,16 ± 42,67 kg (CV = 10,06%). Bahan pakan yang digunakan antara lain rumput gajah dan konsentrat Wahyu Agung (WA). Peralatan yang digunakan antara lain timbangan digital kapasitas 100 kg dengan ketelitian ± 0,5 kg untuk menimbang pakan. Timbangan digital dengan kapasitas 2.000 g ketelitian ± 0,002 g untuk menimbang natrium glutamat. Ember sebanyak 8 buah sebagai tempat pakan konsentrat. Pita meteran 200 cm untuk mengukur lingkar dada sapi. Lactodensimeter dan tabung ukur berukuran 500 ml untuk mengukur berat jenis susu. Botol plastik kapasitas 600 ml sebanyak 32 buah untuk tempat sampel susu. Ice box dengan ukuran 30 x 20 cm

13 untuk menyimpan sementara sampel susu. Freezer sebagai tempat membekukan dan menyimpan sampel susu sebelum dianalisis. 3.2. Metode Penelitian ini terdiri dari 2 periode dan 2 perlakuan, masing-masing perlakuan terdapat 4 ulangan periode I dan 4 ulangan periode II. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ada empat tahap. Tahap pertama yaitu persiapan, tahap kedua adaptasi, tahap ketiga perlakuan dan pengambilan data, tahap keempat yaitu analisis data. 3.2.1. Tahap persiapan Tahap yang pertama yaitu tahap persiapan yang dilakukan selama 1 bulan, kegiatan yang dilakukan antara lain memilih sapi laktasi sebanyak 8 ekor. Melakukan pengukuran bobot badan dengan menggunakan pita ukur kemudian hasil pengukuran dihitung dengan menggunakan rumus schrool sesuai Sariubang et al. (2004) sebagaimana tertulis pada rumus 1. (lingkar dada (cm)+22)2 Bobot badan (kg) = 100......(1) Sapi yang memenuhi kriteria kemudian dilakukan pengacakan sesuai perlakuan dan diberi tanda dengan menggunakan label. Hasil pengacakan yang dilakukan tercantum dalam denah percobaan yang tersaji pada Tabel 1.

14 Tabel 1. Denah Percobaan Perlakuan Periode T0 T1 ADAPTASI I A1 A2 A3 A4 B1 B2 B3 B4 ADAPTASI II B1 B2 B3 B4 A1 A2 A3 A4 Keterangan : A 1-4: kelompok sapi perlakuan T0 pada periode I dan T1 pada periode II B 1-4: kelompok sapi perlakuan T1 pada periode I dan T0 pada periode II Analisis kandungan nutrien bahan pakan dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi Pakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Hasil analisis proksimat bahan pakan ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Analisis Proksimat Bahan Pakan Penelitian Nutrient Pakan Rumput Gajah Konsentrat Wahyu Agung ------------------(%)----------------- Bahan Kering (BK) 18,44 88,39 Protein Kasar (PK) 8,01 16,70 Lemak Kasar (LK) 2,72 4,55 Serat Kasar (SK) 33,06 19,92 Abu 10,28 6,59 Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN)* 45,93 52,24 Total Digestible Nutrients (TDN)** 57,33 74,74 Keterangan : Hasil Analisis Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang BETN* : Dihitung sesuai dengan perhitungan Mulyaningsih dan Rosida (2002) TDN** : Dihitung sesuai dengan perhitungan Hartadi et al. (1980) Menyusun ransum ternak sesuai dengan kebutuhan ternak/ekor/hari dan menentukan kadar natrium glutamat yang diberikan berdasarkan kebutuhan bahan kering. T0 diberi hijauan 35% dan konsentrat 65% dari total bahan kering tanpa penambahan natrium glutamat sedangkan T1 diberi hijauan 35%, dan konsentrat

15 65% ditambah natrium glutamat sebanyak 0,020% dari kebutuhan bahan kering ransum. Perlakuan : membandingkan perlakuan tanpa penambahan natrium glutamat (T0) dengan perlakuan penambahan natrium glutamat 0,020% BK pakan (T1). Susunan bahan pakan ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3. Susunan Bahan Pakan dan Komposisi Pakan Perlakuan No Kandungan Nutrien Rumput Konsentrat Gajah Wahyu Agung Total --------------------(%)------------------- 1 Bahan Kering (BK) 35,00 65,00 100,00 2 Protein Kasar (PK) 2,40 10,86 13,27 3 Lemak Kasar (LK) 0,82 2,95 3,77 4 Serat Kasar (SK) 9,92 12,94 22,86 5 Abu 3,08 4,28 7,36 6 Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) 13,78 33,96 47,74 7 Total Digestibel Nutrien 17,20 48,57 65,77 Keterangan : Berdasar Bahan Kering 3.2.2. Tahap Adaptasi Tahap adaptasi kegiatan dilakukan dengan memberikan pakan sesuai dengan susunan ransum yang telah dibuat sebelumnya, selama satu minggu sebelum perlakukan pengukuran konsumsi, produksi susu dan BJ. Pemberian pakan dilakukan secara bertahap agar ternak dapat menyesuaikan sehingga tidak mengganggu fisiologis ternak. Pakan konsentrat diberikan sebanyak empat kali dalam sehari yaitu pagi, siang, sore dan malam hari konsentrat diberikan sebelum proses pemerahan dilaksanakan. Pemberian natrium glutamat dilakukan bersamaan dengan pemberian konsentrat namun hanya diberikan pada pemberian pagi dan sore hari. Pakan hijauan diberikan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari, setelah proses pemerahan dilakukan. Pemberian air minum dilakukan secara

16 ad libitum, dengan ukuran tempat air minum 50 x 50 x 35 cm. Pemerahan dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari yaitu pukul 04.00 dan 14.00 WIB dengan interval pemerahan 10 dan 14 jam. 3.2.3. Tahap perlakuan dan pengambilan data Tahap perlakuan dan pengambilan data dilakukan selama 3 minggu tiap periodenya, dengan masa adaptasi selama 1 minggu tiap periodenya. Kegiatan yang dilakukan antara lain mengukur konsumsi pakan, produksi susu, laktosa dan berat jenis susu. 3.2.3.1. Konsumsi pakan, pengukuran konsumsi pakan dilakukan selama perlakuan dengan cara menghitung hijauan dan konsentrat yang diberikan dikurangi dengan sisa pakan. Penimbangan pemberian dan sisa pakan dilakukan pada pagi dan sore hari dengan menggunakan timbangan digital. Cara mengukur konsumsi BK pakan dihitung dengan mengkonversi pakan yang dikonsumsi dengan kadar BK hasil analisis proksimat bahan pakan. Perhitungan konsumsi BETN dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut: % BETN = 100 (% protein + % serat kasar + % lemak + % abu)... (2) 3.2.3.2. Produksi susu, pengukuran produksi susu dilakukan setiap hari selama masa perlakuan. Susu hasil pemerahan dimasukan dalam ember dan ditakar dengan gelas ukur dengan kapasitas 2.000 ml. Susu yang telah diukur dimasukkan dalam milk can. Hasil pengukuran dicatat ke dalam buku catatan. Pengambilan sampel dilakukan pada akhir periode, sampel pagi dan sore dicampur dengan proporsi sebanyak 10% dari total produksi/hari.

17 3.2.3.3. Analisis laktosa susu, kegiatan analisis dilakukan pada setiap akhir periode perlakuan. Sampel susu diambil sebanyak 500 ml hasil proporsi dari produksi pagi dan sore. Susu sampel dimasukkan ke dalam botol plastik yang telah disterilisasi. Sampel susu dibekukan dalam freezer sebelum dianalisis agar lebih lama masa simpannya. Susu yang telah beku segera di bawa ke Laboratorium Kimia Pangan dan Gizi Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang untuk selanjutnya dilakukan proses uji laktosa susu. Pengujian dilakukan pada akhir periode (sampel pagi dan sore dicampur) dan pengujian dilakukan secara duplo. Kandungan laktosa susu dapat diukur dengan menggunakan metode Nelson yang ditemukan oleh Fiona Frais dari Inggris pada tahun 1972 (Banerjee, 1982). Prinsipnya adalah sebagai berikut : laktosa yang merupakan karbohidrat utama di dalam susu direduksi oleh katalis, gugus karbonil dari laktosa bereaksi dengan kupri menghasilkan cupri oksida (Cu2O) yang berwarna merah. Senyawa ini dengan pemanasan akan bereaksi dengan asam fosfomolibdat yang berwarna biru. Serapannya diukur dengan Spektrofotometer pada panjang gelombang 630 nm Cara kerja penentuan kandungan laktosa susu adalah sebagai berikut : ke dalam labu 100 ml yang telah berisi 1 ml susu bebas lemak ditambahkan 2 ml natrium tungstat, kemudian secara perlahan-lahan sambil dikocok ditambahkan 2 ml H2SO4. Larutan tersebut diencerkan hingga batas dan dibiarkan selama 5 menit kemudian disaring dengan kertas saring Whatman no. 42 ke dalam tabung Folin- Wu di pipet 1 ml filtrat, kemudian ditambah 1 ml aquades, 2 ml standar glukosa yang mengandung 0,6 mg laktosa. Membuat standar laktosa dari larutan baku

18 (yang mengandung 1 g/100 ml laktosa) dengan cara memipet 3 ml larutan ini ke dalam labu ukur 100 ml, kemudian dengan larutan asam benzoat 0,2% hingga batas. Ke dalam masing-masing tabung Follin-Wu ditambahkan 2 ml reagen Cu alkalis, lalu dipanaskan dalam penangas air dan dididihkan selama 8 menit dan didinginkan sambil dikocok ditambahkan reagen posmopolitan, dibiarkan 1 menit lalu diencerkan dan dibaca absorbsinya pada 630 nm. 3.2.3.4. Pengukuran berat jenis susu, dilakukan dua kali dalam satu minggu selama perlakuan menggunakan Lactodensimeter pengukuran dilakukan pada pagi dan sore hari. Berat jenis susu dihitung dengan cara susu sebanyak 500 ml hasil pemerahan dimasukan ke dalam tabung ukur 500 ml. Lactodensimeter dimasukkan dalam tabung berisi susu tersebut secara perlahan dengan diputar hingga stabil. Skala berat jenis dan skala suhu yang ditunjuk dalam Lactodensimeter dilihat kemudian dicatat dan dimasukan ke dalam rumus berat jenis susu selanjutnya hitung hasil pengamatan. Berat jenis susu dihitung berdasarkan rumus sesuai dengan Rumus (3). Hasil pengamatan dikonversi ke dalam 27,5ºC (Aritonang, 2010), pengukuran dilakukan pada pagi dan sore hari. Berat Jenis = skala yang ditunjuk ((27,5ºC suhu yang ditunjuk)x 0,0002).(3) 3.4. Analisis Statistik Data yang diperoleh dianalisis statistik menggunakan uji F dengan rancangan percobaan crossover designs (Jones dan Kenward, 2003). Pada rancangan ini menggunakan 2 perlakuan (T0 dan T1) dengan 4 kali ulangan tiap 2 periode penelitian (Jones dan Kenward, 2003).

19 Model linier aditif sebagai berikut: Yij(k): µ+ai+bj+t(k)+ɛij(k) Keterangan: Yij(k) : nilai pengamatan pada perlakuan ke-i (perlakuan suplementasi natrium glutamate dan tanpa perlakuan) dan period ke-j ( periode I dan periode II) serta ternak sapi perah ke-k. µ : nilai rataan umum. ai : pengaruh perlakuan ke-i (suplementasi natrium glutamat atau tanpa perlakuan) bj : pengaruh periode percobaan ke-j (periode I dan II) t(k) : pengaruh individual ternak sapi perah ke-k Ɛij(k) : pengaruh galat percobaan perlakuan suplementasi Natrium glutamat atau tanpa perlakuan(i), periode percobaan (j) individu ternak sapi perah (k). Hipotesis H0: τ0 = τ1 ; tidak ada perbedaan jumlah produksi, kadar laktosa dan berat jenis susu sapi perah laktasi akibat suplementasi Natrium glutamat dalam pakan H0: τ0 τ1 ; ada perbedaan jumlah produksi, kadar laktosa dan berat jenis susu sapi perah laktasi akibat suplementasi Natrium glutamat dalam pakan Kaidah penarikan hasil: F hit F tabel, maka H0 tanpa penambahan suplemen natrium glutamat dalam pakan diterima dan H1 dengan penambahan natrium glutamat (0,020% BK) ditolak F hit F tabel, maka H1 dengan penambahan suplemen natrium glutamat (0,020% BK) diterima dan H0 tanpa penambahan natrium glutamat ditolak