BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN ' 00" Bujur Timur, 7 34' 51" dan 7 47' 30" Lintang Selatan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. dengan seorang bupati sebagai kepala wilayahnya. Dalam Rijksblad tersebut juga

BAB II PROFIL DAERAH KABUPATEN SLEMAN & BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN SLEMAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB IV. A. Pelaksanaan Pasal 24 huruf a, b, dan c Undang-undang Nomor 20 Tahun tentang Rumah Susun Oleh Pemerintah Kabupaten Sleman.

KEADAAN UMUM WILAYAH. Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa

penduduk yang paling rendah adalah Kabupaten Gunung Kidul, yaitu sebanyak 454 jiwa per kilo meter persegi.

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pajak yang sangat

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2011

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN SEKTOR PERIKANAN. 1. Kondisi Geografis dan Batas Wilayah Administrasi

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM. kecamatan dan 84 kelurahan menjadi 13 kecamatan dan 98 kelurahan.

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. 1. Sejarah Berdirinya Kabupaten Sleman. Keberadaan Kabupaten Sleman dapat dilacak pada Rijksblad no.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN

BAB III TINJAUAN KAWASAN

BAB III PUSAT SENI KERJANINAN BAMBU DI DESA WISATA BRAJAN Kondisi Administratif Kabupaten Sleman

BAB III. TINJAUAN KHUSUS WISMA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Kondisi Wilayah Kaliurang Sleman Yogyakarta Gambaran Umum Wilayah Sleman

BAB I PENDAHULUAN. potensi dan mengidentifikasi sumber-sumber daya yang dimilikinya.pemerintah

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

I. PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) atau lebih populer dengan sebutan

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2007

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. IV.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

BAB III Tinjauan Lokasi dan Rumah Sakit Hewan di Yogyakarta 3.1 Tinjauan Kondisi Umum Kabupaten Sleman

BAB II GAMBARAN UMUM. Progo, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kota Yogyakarta. Secara geografis, Kabupaten

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. Kabupaten Sleman merupakan kabupaten yang memiliki luas areal sebesar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Kepegawaian dan Diklat

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. penelitian, dan perdebatan bertahun-tahun, akhirnya hari jadi Kabupaten Dati

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Berbudaya dan Terintegrasikannya sistem e-government menuju smart. regency (kabupaten cerdas) pada tahun 2021.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kebudayaan serta kegiatan perekonomian. Secara geografis terletak pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n LATAR BELAKANG

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi.

I. KARAKTERISTIK WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB III TINJAUAN KAWASAN

PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR.

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

4. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR.

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

1. Sejarah Singkat Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kabupaten Bandung dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Kabupaten Sleman merupakan salah satu dari 5 wilayah atau Kabupaten di

PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. a. Letak Wilayah Kabupaten Sleman secara geografis terletak diantara dan

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.07 TAHUN 2010 TENTANG

profesional, bersih dan berwibawa.

2012, No

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG KEPANITERAAN DAN SEKRETARIAT JENDERAL MAHKAMAH KONSTITUSI

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Tabel 3.1. Anggaran, Realisasi, dan Pelaksanaan Urusan Wajib

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN REKRUTMEN DAN SELEKSI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) (Studi Pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Sleman Tahun 2014)

PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH KABUPATEN WAJO.

Berdasarkan pernyataan Visi yang diinginkan sebagai tersebut diatas selanjutnya misi Polres Sleman adalah sebagai berikut:

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 18 TAHUN 2008

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG KEPANITERAAN DAN SEKRETARIAT JENDERAL MAHKAMAH KONSTITUSI

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MALANG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN LAHAT

BAB I PENDAHULUAN. dalam menentukan nilai ekonomis aset dan potensi harta kekayaan. Di Indonesia,

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II PROFIL OBJEK PENELITIAN. Drs. H. Sri Purnomo, M.Si pria kelahiran Klaten Jawa Tengah

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI

PENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

DESKRIPSI ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. a. Letak Wilayah Kabupaten Sleman secara geografis terletak diantara dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 17 TAHUN 2008 T E N T A N G

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN II.1 Kabupaten Sleman II.1.1 Letak Wilayah Kabupaten Sleman Secara geografis, Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33' 00" dan 110 13' 00" Bujur Timur, 7 34' 51" dan 7 47' 30" Lintang Selatan yang berbatasan langsung dengan : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Gunung Kidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. (http://www.sleman.go.id/profil-kabupaten-sleman Diakses pada 11 Mei 2017). II.1.2 Luas Wilayah Kabupaten Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, berjarak ±15 km dari Kota Yogyakarta dan memiliki luas wilayah secara keseluruhan 574,82 km² atau sekitar 18% dari luas Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 3.185,80 km². Jumlah penduduk 25

keseluruhan di Kabupaten Sleman ±1.093.110 jiwa dengan kepadatan 1.901,66 jiwa/km². (http://www.sleman.go.id/profil-kabupaten-sleman Diakses pada 11 Mei 2017). II.1.3 Sejarah Kabupaten Sleman Mengungkap sejarah merupakan perjalanan yang rumit dan melelahkan. Setidaknya pengalaman tersebut dapat dipetik dari upaya Dati II Sleman untuk menentukan hari jadinya. Setelah melalui penelitian, pembahasan, dan perdebatan bertahun-tahun, akhirnya hari jadi Kabupaten Dati II Sleman disepakati. Perda no.12 tahun 1998 tertanggal 9 Oktober 1998, metetapkan tanggal 15 (lima belas) Mei tahun 1916 merupakan hari jadi Sleman. Di sini perlu ditegaskan bahwa hari jadi Sleman adalah hari jadi Kabupaten Sleman, bukan hari jadi Pemerintah Kabupaten Dati II Sleman. Penegasan ini diperlukan mengingat keberadaan Kabupaten Sleman jauh sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945 sebagai wujud lahirnya negara Indonesia modern, yang memunculkan Pemerintah Kabupaten Dati II Sleman. Keberadaan hari jadi Kabupaten Sleman memiliki arti penting bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk memantapkan jati diri, sebagai landasan yang menjiwai gerak langkah ke masa depan. Penetapan hari jadi ini akan melengkapi identitas yang saat ini dimiliki Kabupaten Sleman. Dalam perhitungan Almanak, hari jadi Kabupaten Sleman jatuh pada hari Senin Kliwon, tanggal 12 (dua belas) Rejeb tahun Je 1846 Wuku Wayang. Atas dasar perhitungan tesebut ditentukan surya sengkala (perhitungan tahun Masehi) Rasa Manunggal Hanggatra Negara yang memiliki arti Rasa = 6, manunggal = 1, 26

Hanggatra = 9, Negara = 1, sehingga terbaca tahun 1916. Sementara menurut perhitungan Jawa (Candra Sengkala) hari jadi Kabupaten Sleman adalah Anggana Catur Salira Tunggal yang berarti Anggana = 6, Catur = 4, Salira = 8, Tunggal = 1, sehingga terbaca tahun 1846. Kepastian keberadaan hari jadi Kabupaten Sleman didasarkan pada Rijksblad no. 11 tertanggal 15 Mei 1916. Penentuan hari jadi Kabupaten Sleman dilakukan melalui penelaahan berbagai materi dari berbagai sumber informasi dan fakta sejarah (www.slemankab.go.id tanggal 09 Januari 2017 pukul 01:22). II.1.4 Pembagian Wilayah Secara Administratif Secara Administratif Kabupaten Sleman terdiri dari 17 wilayah Kecamatan, 86 Desa, dan 1.212 Dusun. Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Sleman dalam bentuk tabel sebagai berikut : 27

No Tabel II.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Sleman Kecamatan Jml Banyaknya Kepadatan Luas (Ha) Penduduk Desa Dusun (Jiwa) (Km2) 1 Moyudan 4 65 2.762 33.595 1,216 2 Godean 7 57 2.684 57.245 2,133 3 Minggir 5 68 2.727 34.652 1,267 4 Gamping 5 59 2.925 65.789 2,249 5 Seyegan 5 67 2.663 42.151 1,583 6 Sleman 5 83 3.132 55.549 1,774 7 Ngaglik 6 87 3.852 65.927 1,712 8 Mlati 5 74 2.852 67.037 2,351 9 Tempel 8 98 3.249 46.386 1,428 10 Turi 4 54 4.309 32.544 0,755 11 Prambanan 6 68 4.135 44.003 1,064 12 Kalasan 4 80 3.584 54.621 1,524 13 Berbah 4 58 2.299 40.226 1,75 14 Ngemplak 5 82 3.571 44.382 1,243 15 Pakem 5 61 4.384 30.713 0,701 16 Depok 3 58 3.555 109.092 3,069 17 Cangkringan 5 73 4.799 26.354 0,549 Jumlah 86 1.212 57.482 850.176 1,479 Sumber : www.sleman.go.id II.1.5 Karakteristik Wilayah Berdasarkan karakteristik sumberdaya yang ada, wilayah Kabupaten Sleman terbagi menjadi 4 wilayah, yaitu : 1. Kawasan lereng Gunung Merapi, dimulai dari jalan yang menghubungkan kota Tempel, Turi, Pakem dan Cangkringan (ringbelt) sampai dengan puncak gunung Merapi. Wilayah ini merupakan sumber daya air dan 28

ekowisata yang berorientasi pada kegiatan gunung Merapi dan ekosistemnya; 2. Kawasan Timur yang meliputi Kecamatan Prambanan, sebagian Kecamatan Kalasan dan Kecamatan Berbah. Wilayah ini merupakan tempat peninggalan purbakala (candi) yang merupakan pusat wisata budaya dan daerah lahan kering serta sumber bahan batu putih; 3. Wilayah Tengah yaitu wilayah aglomerasi kota Yogyakarta yang meliputi Kecamatan Mlati, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Depok dan Gamping. Wilayah ini merupakan pusat pendidikan, perdagangan dan jasa. 4. Wilayah Barat meliputi Kecamatan Godean, Minggir, Seyegan dan Moyudan merupakan daerah pertanian lahan basah yang tersedia cukup air dan sumber bahan baku kegiatan industri kerajinan mendong, bambu serta gerabah. Berdasar jalur lintas antar daerah, kondisi wilayah Kabupaten Sleman dilewati jalur jalan negara yang merupakan jalur ekonomi yang menghubungkan Sleman dengan kota pelabuhan (Semarang, Surabaya, Jakarta). Jalur ini melewati wilayah Kecamatan Prambanan, Kalasan, Depok, Mlati, dan Gamping. Selain itu, wilayah Kecamatan Depok, Mlati dan Gamping juga dilalui jalan lingkar yang merupakan jalan arteri primer. Untuk wilayah-wilayah kecamatan merupakan wilayah yang cepat berkembang, yaitu dari pertanian menjadi industri, perdagangan dan jasa. 29

Berdasarkan pusat-pusat pertumbuhan wilayah Kabupaten Sleman merupakan wilayah hulu kota Yogyakarta. Berdasar letak kota dan mobilitas kegiatan masyarakat, dapat dibedakan fungsi kota sebagai berikut : 1. Wilayah aglomerasi (perkembangan kota dalam kawasan tertentu). Karena perkembangan kota Yogyakarta, maka kota-kota yang berbatasan dengan kota Yogyakarta yaitu Kecamatan Depok, Gamping serta sebagian wilayah Kecamatan Ngaglik dan Mlati merupakan wilayah aglomerasi kota Yogyakarta. 2. Wilayah sub urban (wilayah perbatasan antar desa dan kota). Kota Kecamatan Godean, Sleman, dan Ngaglik terletak agak jauh dari kota Yogyakarta dan berkembang menjadi tujuan/arah kegiatan masyarakat di wilayah Kecamatan sekitarnya, sehingga menjadi pusat pertumbuhan dan merupakan wilayah sub urban. 3. Wilayah fungsi khusus / wilayah penyangga (buffer zone). Kota Kecamatan Tempel, Pakem dan Prambanan merupakan kota pusat pertumbuhan bagi wilayah sekitarnya dan merupakan pendukung dan batas perkembangan kota ditinjau dari kota Yogyakarta. II.2 Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Sleman II.2.1 Sejarah Badan Kepegawain Daerah Kabupaten Sleman Dimulai dari Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah maka setiap daerah Kabupaten dapat membentuk atau membuat beberapa lembaga sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang pembangunan di daerah 30

masing-masing. Efek munculnya dari undang-undang tersebut, Kabupaten Sleman menerbitkan Peraturan Bupati Nomor 12 Tahun 2000 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sleman. dengan demikian, diharapkan lembaga tersebut dapat memaksimalkan pembangunan daerah atau fungsi-fungsi di Kabupaten Sleman. Pada evaluasi organisasi perangkat daerah tahun 2003 di Kabupaten Sleman, terbitlah peraturan baru yaitu Peraturan Bupati Nomor 12 Tahun 2003 tentang perubahan pertama atas Peraturan Bupati Nomor 12 Tahun 2000. Kemudian Kabupaten Sleman mengevaluasi beberapa perubahan salah satunya adalah Kantor Kepegawaian menjadi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman. Tugas pokok dan fungsi atau tupoksi Badan Kepegawaian Daerah dalam Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2011 tentang perubahan atas Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2009 kedudukan, adalah : 1. Badan Kepegawaian Daerah berkedudukan sebagai unsur penunjang Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. 2. Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang pengelolaan kepegawaian daerah. II.2.2 Visi Terwujudnya sumber daya aparatur yang profesional 31

Dari visi tersebut terlihat bahwa Kabupaten Sleman ingin memiliki aparatur yang benar-benar mengedapankan pelayanan kepada masyarakat secara baik dan benar sesuai tugas dan fungsi dari setiap pegawai. Menjunjung tinggi nilai kejujuran, moral, kedisiplinan, ketulusan, keikhlasan, dan dari berbagai aspek untuk mencapai nilai profesionalitas di berbagai segi supaya dapat mencapai ke tingkat misi dari Kabupaten Sleman itu sendiri. II.2.3 Misi 1. Meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan pegawai. 2. Meningkatkan kualitas perencanaan, pembinaan, dan pengembangan pegawai. 3. Mewujudkan pelayanan kepegawaian yang berkualitas. Penjelasan dari setiap poin : 1. Misi tersebut merupakan keinginan atau harapan untuk memajukan Kabupaten Sleman dengan meningkatkan sumber daya manusia baik secara struktural dan fungsional. 2. Misi tersebut merupakan implementasi dari pengembangan manajemen kepegawaian. Salah satunya adalah pengembangan karier ataupun kaderisasi. 3. Misi tersebut merupakan tindakan dari Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman untuk memberikan sebuah pelayanan kepada masyarakat secara maksimal. 32

II.2.4 Susunan Organisasi Susunan organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman berdasarkan Peraturan Bupati Sleman Nomor 52 Tahun 2011 terdiri dari: 1. Kepala Badan 2. Sekretariat, terdiri dari: a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub Bagian Keuangan c. Sub Bagian Perencanaan, dan Evaluasi 3. Bidang Administrasi dan Dokumentasi Pegawai, terdiri dari: a. Sub Bidang Dokumen dan Informasi Pegawai b. Sub Bidang Pelayanan dan Kesejahteraan Pegawai 4. Bidang Pengembangan dan Pembinaan Pegawai, terdiri dari: a. Sub Bidang Pembinaan Pegawai b. Sub Bidang Pengembangan Pegawai 5. Bidang Mutasi, terdiri dari: a. Sub Bidang Penempatan Pegawai b. Sub Bidang Kepangkatan Pegawai 6. Bidang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai, terdiri dari: a. Sub Bidang Progam Pendidikan dan Pelatihan b. Sub Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan 7. Unit Pelaksana Teknis 8. Kelompok Jabatan Fungsional 33

Gambar II.1 Struktur Organisasi Badan Kepegawain Daerah Kabupaten Sleman Sumber : Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2011tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah kabupaten Sleman II.2.5 Tujuan dan Fungsi Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah telah terjadi perubahan yang dimana perubahan tersebut dapat membawa atau mendorong terciptanya pemerintahan yang baik (good governance) dan memperbaiki sektor publik. Pemerintah Daerah memiliki kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana sudah menjadi pola dalam ideologi otonomi daerah. Untuk saat ini Pemerintah Daerah ditekankan harus mampu mengatur, mengembangkan, dan 34

memajukan lingkungan daerahnya sendiri khususnya dalam pengelolaan sumber daya aparatur. Badan Kepegeawaian Daerah adalah salah satu unsur pendukung pemerintah daerah yang di pimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Sesuai dengan perannya Badan Kepegawain Daerah menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: 1. Perumusan kebijakan teknis dibidang pengelolaan kepegawaian daerah 2. Pelaksanaan tugas bidang pengelolaan kepegawaian daerah 3. Penyelenggaraan pelayanan bidang pengolaan kepegawaian daerah 4. Pembinaan pengelolaan kepegawaian daerah 5. Pengkoordinasian pengelolaan kepegawaian daerah, dan 6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya (LAKIP Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman 2014). II.2.6 Uraian Tugas dan Fungsi 1. Sekretariat Badan Kepegawaian Daerah terdiri dari 3 Subbagian: a. Subbagian Umum dan Kepegawaian dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi: Penyusunan rencana kerja subbagian umum dan kepegawaian Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis urusan umum dan kepegawaian 35

Penyelenggaraan urusan surat menyurat, kearsipan, kepustakaan, dokumentasi, informasi, perlengkapan dan rumah tangga Penyusunan bahan rencana kebutuhan pegawai, pengembangan pegawai, kepangkatan, hak dan keawajiban pegawai, pembinaan pegawai serta tata usaha kepegawaian Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja subbagian umum dan kepegawaian b. Subbagian Perencanaan dan Evaluasi dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi: Penyusunan perencanaan subbagian perencanaan dan evaluasi Pengoordinasian penyusunan rencana kerja Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja c. Subbagian Keuangan, dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi: Penyusunan perencanaan kerja Subbagian Keuangan Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis urusan keuangan 2. Bidang Administrasi dan Dokumentasi Pegawai terdiri dari 2 Subbidang yaitu: 36

a. Sub Bidang Dokumentasi dan informasi pegawai dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi: Penyusunan rencana kerja Subbidang Dokumentasi dan informasi pegawai Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengelolaan dokumentasi dan informasi pegawai Penyelenggaraan pengelolaan data, dokumentasi, dan informasi pegawai Pembinaan dan pengoordinasian pengelolaan data, dokumentasi dan informasi pegawai Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Subbidang Dokumentasi dan Informasi Pegawai b. Sub Bidang Pelayanan dan Kesejahteraan Pegawai dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi: Penyusunan perencanaan kerja Subbidang Pelayanan dan Kesejahteraan pegawai Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pelayanan administrasi dan kesejahteraan pegawai Penyelenggaraan pelayanan administrasi pegawai Penyelenggaraan pelayanan administrasi penggajian pegawai Penyelenggaraan kesejahteraan pegawai 37

Pembinaan dan pengoordinasian pelayanan administrasi dan kesejahteraan pegawai Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Subbidang Pelayanan dan Kesejahteraan Pegawai 3. Bidang Pembinaan dan Pengembangan Karier terdiri dari 2 Subbidang yaitu: a. Sub Bidang Pembinaan dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi: Penyusunan rencana kerja Subbidang Pembinaan Pegawai Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan pegawai Penyelenggaraan, pembinaan dan pengoordinasian pembinaan pegawai Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Subbidang Pembinaan Pegawai b. Sub Bidang Pengembangan Pegawai dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi: Penyusunan rencana kerja Subbidang pengembangan pegawai Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengembangan pegawai Penyelenggaraan penyusunan formasi pegawai 38

Penyelenggaraan, pembinaan dan pengoordinasian pengembangan karier pegawai Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Subbidang Pengembangan Pegawai 4. Bidang Mutasi terdiri dari 2 Subbidang yaitu: a. Sub Bidang Penempatan Pegawai dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi: Penyusunan rencana kerja Subbidang penempatan pegawai Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengelolaan penempatan pegawai Penyelenggaraan, pembinaan dan pengoordinasian penempatan pegawai Penyelenggaraan, pembinaan dan pengoordinasian pemberhentian pegawai Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Subbidang Penempatan Pegawai b. Sub Bidang Kepangkatan Pegawai dalam pelaksanaan tugas mempunyai fungsi: Penyusunan rencana kerja Subbidang Kepangkatan Pegawai Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengelolaan kepangkatan pegawai 39

Penyelenggaraan, pembinaan dan pengoordinasian pengelolaan kepangkatan pegawai Penyelenggaraan, dan pengoordinasian pengangkatan calon pegawai Penyelenggaraan, dan pengoordinasian penetapan pengakatn pegawai Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Subbidang Penempatan Pegawai 5. Bidang Pendidikan dan Pelatihan terdiri dari 2 Subbidang: a. Sub Bidang Progam Pendidikan dan pelatihan dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi: Penyusunan rencana kerja Subbidang Progam Pendidikan dan Pelatihan Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis progam pendidikan dan pelatihan Penyelenggaraan, pembinaan dan pengoordinasian penyusunan analisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan Penyelenggaraan dan pengoordinasian pengembangan progam pendidikan dan pelatihan Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Subbidang Progam Pendidikan dan Pelatihan b. Sub Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi: 40

Penyusunan rencana kerja Subbidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Penyelenggaraan, pendidikan dan pelatihan Pengoordinasian, pembinaan dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Subbidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan 41

II.2.7 Sumber Daya Manusia Sumber daya aparatur yang bertugas pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman menurut jenjang kepangkatan tingkat pendidikan formal. Tabel II.2 Data Pegawai Menurut Golongan No GOLRU Laki-laki Perempuan Grand Total 1 II/a 1 0 1 2 II/b 3 0 3 3 II/c 1 0 1 4 II/d 1 1 2 5 III/a 5 2 7 6 III/b 17 12 29 7 III/c 6 3 9 8 III/d 3 1 4 9 IV/a 3 3 6 10 IV/b 0 1 1 11 IV/c 1 0 1 Total 41 23 64 Sumber : LAKIP Badan Kepegawaian Daerah Kabuaten Sleman Tahun 2014 Tabel diatas menunjukkan bahwa data pegawai menurut golongan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman terbanyak adalah golongan III/b sebanyak 29 orang, yang kedua adalah golongan III/c sebanyak 9 orang, kemudian golongan III/a sebanyak 7 orang, golongan IV/a sebanyak 6 orang, golongan III/d sebanyak 4 orang, golongan II/b sebanyak 3 orang, golongan II/d 42

sebanyak 2 orang, golongan IV/b sebanyak 1 orang, dan yang terakhir adalah golongan IV/c sebanyak 1 orang. Jumlah kesuluruhan adalah 64 orang. Tabel II.3 Data Pegawai Menurut Pendidikan No TK_PEND Laki-laki Perempuan Grand Total 1 D.III 0 3 3 2 D.IV 1 0 1 3 S-1 19 10 29 4 S-2 8 5 13 5 SD 1 0 1 6 SLTA 12 5 17 Total 41 23 64 Sumber : LAKIP Badan Kepegawain Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2014 Dari tabel diatas data pegawai menurut pendidikan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman dimulai dari urutan paling sedikit adalah tingkat SD sebanyak 1 orang sama dengan tingkat D.IV sebanyak 1 orang, yang kedua tingkat D.III sebanyak 3 orang, yang ketiga tingkat S-2 sebanyak 13, yang keempat tingkat SLTA sebanyak 17, dan yang paling mendominasi adalah tingkat S-1 sebanyak 29. Jumlah keseluruhan adalah 64 orang. 43

Tabel II.4 Data Pejabat No ESELON Lakilaki Total Grand Perempuan 1 II.b 1 0 1 2 III.a 0 1 1 3 III.b 3 1 4 4 IV.a 8 3 11 5 JFV/JFT 29 18 47 Total 41 23 64 Sumber : LAKIP Badan Kepegawaian Daerah Kanupaten Sleman Tahun 2014 Dari tabel diatas menunjukan bahwa data pejabat eselon di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman dari urutan paling bawah adalah eselon II.a sebanyak 1 orang sama dengan eselon II.b sebanyak 1 orang, kemudian yang kedua adalah eselon III.b sebanyak 4 orang, yang ketiga eselon IV.a sebanyak 11 orang, dan urutan paling atas yang mendominasi adalah eselon JFV/JFT sebanyak 47 orang. Jumlah keseluruhan adalah 64 orang. II.2.8 Data Prestasi pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman berhasil meraih penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Sleman untuk kategori Kinerja OPD/UPT berprestasi Tahun 2016 dengan peringkat terbaik (www.bkd.slemankab.go.id tanggal 10 Januari 2017 pukul 23:31). Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sleman berhasil meraih penghargaan atas Pengelola Kepegawain Terbaik dari BKN Award 2015 yang diserahkan langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada acara Rakornas 44

Kepegawaian di Jakarta pada 10 Juni 2015 (www.bkn.go.id tanggal 10 Januari 2017 pukul 23:37). 45

Tabel II.5 Pemerintah Kabupaten/Kota Pemenang Badan Kepegawaian Award Tahun 2015 No Kategori Instansi Pemenang 1 Perencanaan Kepegawaian Terbaik 2 Implementasi Rekrutmen Berbasis Teknologi Informasi Terbaik 3 Komitmen Tertinggi Rekrutmen CPNS Berbasis CAT 4 Implementasi SAPK Terbaik 5 Implementasi Penilaian Kinerja Terbaik 46 1. Kota Sungai Penuh 2. Kab. Malinau 3. Kab. Teluk Wondama 1. Kota Salatiga 2. Kab. Banyuwangi 3. Kab. Bogor 1. Kab. Manggarai Barat 2. Kab. Maluku Barat Daya 3. Kab. Pohuwato 1. Kota Surabaya 2. Kota Metro 3. Kota Belitung 1. Kota Medan 2. Kota Makasar 3. Kota Pekanbaru 6 Konsistensi Pemanfaatan Hasil Assessment Center Kota Balikpapan 7 Pelayanan Mutasi Kepegawaian Terbaik 8 Peningkatan Pelayanan Kepegawaian Terbaik 9 Pengembangan SDM ASN Terbaik 10 BKD Kabupaten/Kota Inofatif 11 Pengelola Kepegawaian Terbaik Sumber : www.bkn.go.id 1. Kab. Kulon Progo 2. Kab. Agam 3. Kota Sorong 1. Kab. Nabire 2. Kab. Wajo 3. Kab. Belitung Timur 1. Kab. Sorong 2. Kota Denpasar 3. Kab. Bantaeng 1. Kota Banda Aceh 2. Kota Tarakan 3. Kab. Seram Bagian Timur 1. Kab. Sleman 2. Kab. Wajo 3. Kota Padang