Pengaruh Promosi Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Pengetahuann Dan Sikap Siswa SMP Negeri 08 Bitung

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

Kesehatan tentang Antenatal Care Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Posyandu Terhadap Peningkatan Pengetahuan Orang Tua Balita Di Kelurahan Pinokalan Kecamatan Ranowulu Kota Bitung

Pengaruh Penyuluhan Imunisasi Campak Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Ibu

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

Pengaruh Penyuluhan Tentang Pemeriksaan Kehamilan Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Amurang Kabupaten Minahasa Selatan

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki jumlah remaja sebesar 43,5 juta jiwa (usia 10-

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KELAS X DI SMA N 1 GAMPING NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. MDG dilanjutkan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs)

Pengaruh Penyuluhan Tentang Senam Hamil Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

BAB I PENDAHULUAN. bonus demografi, dimana penduduk usia produktif yaitu penduduk dengan usia 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan reproduksi remaja (Kemenkes RI, 2015). reproduksi. Perilaku seks berisiko antara lain seks pranikah yang

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

Diyah Paramita Nugraha 1, Mujahidatul Musfiroh 2, M. Nur Dewi 2 INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan kelompok remaja tidak dapat diabaikan begitu saja. World Health

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan. meningkatkan kesehatannya (Notoatdmodjo, 2010).

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

BAB I PENDAHULUAN. perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Masa usia sekolah disebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

Media Informasi Cenderung Meningkatkan perilaku seks Pada Remaja SMP di Jakarta Selatan

Mempengaruhi Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

Pengaruh Pelaksanaann Kelas Ibu Hamil Terhadap Pengetahuan Tentang Persiapan Persalinan

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia pada masa mendatang (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Upaya dalam kesehatan telah dipersiapkan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Data Pusat Informasi dan Layanan Remaja (PILAR) dan Perkumpulan. Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jateng tahun 2012 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. masuk dan berkembang biak di dalam tubuh yang ditularkan melalui free

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa, yang disertai dengan berbagai perubahan baik secara fisik, psikis

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang dalam bahasa Inggris adolesence, berasal dari bahasa latin

BAB 1 : PENDAHULUAN. sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses

Yusnidar 1*) ABSTRAK. 1. Pendahuluan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN AUDIOVISUAL TENTANG HIV/AIDS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA KELAS X SMK N 1 BANTUL NASKAH PUBLIKASI

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 Jurnal Medika Respati ISSN :

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya, juga mampu. berapa sering untuk memiliki keturunan (Kusmiran, 2012 : 94).

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

KELAS BAPAK DAN PENGETAHUAN SUAMI TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari, M.Keb SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan

PENGETAHUAN SISWA TENTANG HIV/AIDS SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan.

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN KIE TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memunculkan masalah-masalah sosial (sosiopatik) atau yang biasa

EFEKTIFITAS PROGRAM PIK-KRR TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMU AL-WASLIYAH MEDAN TAHUN 2010

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 7 Juli 2017

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

DINAS KESEHATAN KOTA MOJOKERTO PUSKESMAS KEDUNDUNG Jl. BY PASS KEDUNDUNG, TELP.(0321) MOJOKERTO

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KADER KESEHATAN DI DESA GUNUNG SARI DAN DESA SINDANG SARI KECAMATAN CIANJUR.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) adalah suatu proses membiarkan bayi dengan

Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Hamil Trimester Iii Dalam Persiapan Persalinan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MENCUCI TANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai individu yang berada pada rentang usia tahun (Kemenkes RI, 2014).

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah-masalah pada remaja yang berhubungan dengan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan reproduksi menurut definisinya merupakan keadaan sehat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

SUYANI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

Vol. 1. No. 1 Januari 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. bawah Pemda Kota Bandung. Promosi kesehatan Dinas Kesehatan Kota. Bandung memiliki strategi khusus dalam mengajak masyarakat untuk

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu negara dengan AKI tertinggi Asia dan tertinggi ke-3 di

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

BAB I PENDAHULUAN sebanyak 1,1 juta orang (WHO, 2015). menurut golongan umur terbanyak adalah umur tahun dengan


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. adalah ruang kelas sejumlah 15 ruangan, laboratorium bahasa, laboratorium IPA,

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA DI SMAN 1 SEMIN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat dengan tingkat kesehatan yang baik dapat memiliki angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

Pengaruh Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Pengetahuann Dan Sikap Siswa SMP Negeri 08 Bitung Frantinn F. Karundeng, Sesca D. Solang, Henry S. Imbar Jurusan Kebidanan Komunitas Poltekkes Kemenkes Manado ABSTRAK Latar Belakang : Masalah kesehatan ibu berkaitan erat dengan masalah kesehatan reproduksi yang mencakup informasi dan edukasi yang komprehensif mengenai seksualitas, kontrasepsi, akses kepada aborsi legal dan aman, diagnosis Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV/AIDS. Sal ah satu isu kesehatan reproduksi adalah masalah angka kematian ibu melahirkan (AKI) berkaitan erat dengan kehamilan pada usia remaja. Tingginya AKI dan rendahnya tingkat pemahaman akan kesehatan reproduksi. SMP Negeri 08 Bitung pada tahun 2012 terdapat 2 siswi kelas 3 yang berhenti sekolah karena hamil dan menikah. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh promosi kesehatan reproduksi remaja terhadap pengetahuan dan sikap siswa SMP Negeri 08 Bitung. Metode : penelitian ini adalah pre-eksperimental, dengan desain penelitian One-Group Pretest-Post test jumlah populasi 169 siswa dan sampel 63 responden. Teknik analisa data menggunakan uji Paired Samples T-Test. Hasil : menunjukkan ada perubahan nilai mean skor pengetahuan siswa sebelum dan sesudah promosi kesehatan 5,54 dengan p = 0,0001 ; t hitung -37,410 dan sikap siswa sebelum dan sesudah promosi kesehatan 6,46 dengan p = 0,,0001 ; t hitung -37,873 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini memberikan makna bahwa ada pengaruh promosi kesehatan reproduksi remaja terhadap pengetahuan dan sikap siswa SMP Negeri 08 Bitung sehingga disarankan promosi kesehatan reproduksi remaja terus ditingkatkan melalui pendidikan yang diberikan melalui program puskesmas, pendidikan disekolah, keluarga dan masyarakat. Kata kunci : Kesehatan Reproduksi Remaja, Pengetahuan dan sikap PENDAHULUAN World Health Organization ( WHO) tahun 1984 merevitalisasi pendidikan kesehatan dengan istilah promosi kesehatan, kalau pendidikan kesehatan diartikan sebagai upaya perubahan perilaku maka promosi kesehatan tidak hanya untuk perubahan perilaku tetapi juga perubahan lingkungan yang memfasilitasi perubahan perilaku tersebut. Disamping itu promosi kesehatan lebih menekankan kepada peningkatan kemampuan hidup sehat, bukan sekedar berperilaku sehat pada tahun 1980 terjadi perdebatan tentang penggunaan istilah promkes dan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan dalam promkes dalam arti luas, mempunyai tujuan yang sama yaitu meningkatkan/ mencapai kesehatan yang lebih baik (1). kesehatan diindonesia telah mempunyai visi, misi dan strategi yang jelas, sebagaimana tertuang dalam SK Menkes RI No. 1193/2004 tentang kebijakan Nasional Kesehatan. Visi, misi tersebut sejalan dan bersama program kesehatan lainnya mengisi pembangunan kesehatan dalam kerangka Paradigma Sehat menuju Visi Indonesia Sehat (2) 8

Millennium Development Goals (MDGs) merupakan komitmen global untuk mencapai kehidupan yang lebih baik serta kerangka pijakan yang digunakan untuk mencapai target-target pembangunan pada tahun 2015 mendatang. Target-target yang akan dicapai meliputi delapan isu strategis dalam pembangunan manusia, diantaranya penurunan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya (3) Data resmi Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2008 mencatat, rata-rata nasional angka kematian ibu melahirkan (AKI) adalah 228 per 100 ribu kelahiran hidup (4). Masalah kesehatan ibu berkaitan erat dengan masalah kesehatan reproduksi yang mencakup informasi dan edukasi yang komprehensif mengenai seksualitas, kontrasepsi, akses kepada aborsi legal dan aman, diagnosis Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV/AIDS. Tingginya AKI dan rendahnya tingkat pemahaman akan kesehatan reproduksi merupakan indicator lemahnya pemerintah dalam melindungi, dan memenuhi hak warga Negara atas kesehatan reproduksi (4). Salah satu isu kesehatan reproduksi adalah masalah angka kematian ibu melahirkan (AKI) berkaitan erat dengan kehamilan pada usia remaja sehingga remaja sangat rentan dengan kesehatan reproduksinya. Jumlah remaja diindonesia menurut Biro Pusat Statistik (BPS) 2005 mencapai 42 juta jiwa atau 19,34% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. Kelompok remaja, yaitu penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, diindonesia memiliki proporsi kurang lebih 1/5 dari jumlah remaja perkiraan 1,2 miliar atau sekitar 1/5 dari jumlah penuduk dunia. Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan pesat baik fisik, psikologis maupun intelektual (1) Remaja bukanlah kelompok masyarakat yang selalu sehat. Perilaku beresiko yang mempengaruhi masalah kesehatan remaja meliputi tumbuh kembang (perubahan fisik dan psikososial), gizi, penyalahgunaan NAPZA, dan kesehatan reproduksi termasuk IMS/ISR dan HIV/AIDS. Pembinaan kesehatan reproduksi remaja dilakukan untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan perilaku hidup sehat bagi remaja, disamping mengatasi masalah yang ada. Dengan pengetahuan yang memadai dan adanya motivasi untuk menjalani masa remaja yang sehat, para remaja diharapkan mampu memelihara kesehatannya agar dirinya dapat memasuki masa kehidupan berkeluarga dengan reproduksi yang sehat (5) Data dari Puskesmas Danowudu Kec. Ranowulu tahun pada 2011 terdapat 26 dari kasus pada kehamilan remaja dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 30 kasus pada kehamilan remaja. Data dari Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Puskesmass Danowudu pada bulan januari 2013 terdapat 4 Kehamilan pada remaja dengan usia 14-16 tahun. SMP N. 08 Bitung adalah salah satu sekolah yang terdapat di kecamatan Ranowulu yang berlokasi di kelurahan Batu Putih yang sebagian besar siswa siswinya bertempat tinggal dikelurahan Batu Putih Atas dan Batu Putih Bawah. Jumlah keseluruhan siswa di SMP Negeri 08 Bitung sebanyak 169 siswa dan terdiri dari 8 kelas pada tahun 2012 terdapat 2 9

siswi kelas 3 yang berhenti sekolah karena hamil dan menikah. Untuk itu peneliti inginn melakukan Penelitian yaitu Pengaruh Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa SMP Negeri 08 Bitung METODE Metode penelitian ini merupakan jenis penelitian Pre-Experimental Design dengan rancangan penelitiann One-Group Pretest-Postest untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan reproduksi remaja terhadap pengetahuan dan sikap siswa. Rancangan ini tidak ada kelompok pembanding (kontrol) tetapi dilakukan observasi pertama (pre-testmemungkinkan yang menguji perubahan- perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen (program). pelaksanaan penelitian ini Waktu pada bulan februari sampai Juni 2013. Lokasi penelitian ini bertempat di SMP Negeri 08 Bitung. Variabel independent (bebas) dan variabel dependent (terikat) pada peneltian ini adalah promosi kesehatan reproduksi remaja sebagai variabel bebas, pengetahuan dan sikap siswa SMP Negeri 08 Bitung sebagai variabel terikat. Instrument dalam peneltiann ini adalah leaflet dan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMP Negeri 08 Bitung berjumlah 169 siswa. Jumlah sampel dalam penelitian ini 63 siswa tersebut diambil secara Proposional Random Sampling memakai rumus alokasi proporsional ditiap kelas. Data yang diperoleh melalui kuesioner selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji Paired Samples T-Test untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan reproduksi remaja terhadap pengetahuan dan sikap siswa SMP N 08 Bitung. HASIL Gambaran umum lokasi peneltian SMP Negeri 08 Bitung yang terletak di Kelurahan Batu Putih Bawah Kecamatan Ranowulu dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 maupun roda empat ±45 menit dari pusat kota Girian, memiliki 8 kelas Gambaran umum responden Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 17 April 2013 yaitu dengan melakukan pretest, setelah dilakukan perhitungan nilai pre test dilanjutkan dengan promosi kesehatan reproduksi remaja bertempat di SMP Negeri 08 Bitung dilakukan selama 45 menit Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan umur kategori remaja dismp Negeri 08 Bitung Tahun 2013 Kategori f % Remaja Awal (12-13 Tahun) Remaja Tengah (14-16 Thaun) Remaja Akhir (17-19 Tahun) 45 17 1 71,42 26,9 1,58 Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden merupakan remaja awal yaitu berumur 12-13 tahun (71,42%). Analisis statistik 10

Gambaran hasil analisis pengetahuan dan sikap siswa sebelum dan sesudah promosi kesehatan reproduksi remajaa menggunakan uji statistik Paired Sample T-Test dengan membaca nilai mean sebagai berikut : Tabel 2. Perbedaan Skor Pengetahuan siswa sebelum dan sesudah Kesehatan Reproduksi Remaja di SMP Negeri 08 Bitung Tahun 2013 Kesehatan Sebelum Sesudah n Mean Selisih Std. Dev t hitung p 63 11,29 5,54 2,173-37,410 0,000 63 16,83 1,792 Hasil uji statistik dengan menggunakan Paired Sample T-Test menunjukan ada perbedaan nilai mean pengetahuan responden sebelum dan sesudah dilakukan promosi kesehatan. Nilai mean pengetahuan responden sebelum dilakukan promosi kesehatan yaitu 11,29 dengan standar deviasi 2,173 sedangkan pada pengukuran sesudah promosi kesehatan yang dilakukan 2 jam setelah promosi kesehatan didapatkan nilai mean pengetahuan 16,83 dengan standar deviasi 1,792. Hasil ini menunjukkan ada perbedaan nilai mean antaraa pengukuran pengetahuan sebelum promosi kesehatan dan sesudah promosi kesehatan dimana terdapat peningkatan sebesar 5,54 poin dan standar deviasi menunjukkan sesudah promosi kesehatan jawaban responden menjadi lebih merata. Hasil uji statistik didapatkan t hitung -37,410 ; p value = 0,0001 (p < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini memberikan makna bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan siswa sebelum dan sesudah promosi kesehatan reproduksi remaja. Tabel 3. Perbedaan Skor Sikap siswa sebelum dan sesudah Kesehatan Reproduksi Remaja di SMP Negeri 08 Bitung, 2013 Kesehatan Sebelum Sesudah P Value < 0,05 Hasil uji statistik dengan menggunakan Paired Sample T-Test menunjukan ada perbedaan nilai mean sikap responden sebelum dan sesudah dilakukan promosi kesehatan. Nilai mean sikap responden sebelum dilakukan promosi kesehatan yaitu 30,73 dengan standar deviasi 1,505 sedangkan pada pengukuran sesudah promosi kesehatan yang dilakukan 2 jam n 63 63 Mean Selisih Std. Deviation 30,73 1,505 6,46 37,19 1,795 t hitung -37,873 0,000 setelah promosi kesehatan didapatkan nilai mean pengetahuan 37,19 dengan standar deviasi 1,795. Hasil inii menunjukkan ada perbedaan nilai mean antara pengukuran sebelum promosi kesehatan dan sesudah promosi kesehatan dimana terdapat peningkatan sebesar 6,46 poin. Hasil uji statistik didapatkan t hitun ng -37,873 ; p value = 0,0001 (p < 0,05) maka Ho ditolak Ha p 9

diterima. Hal ini memberikan makna bahwa ada perbedaan yang signifikan antara sikap siswa sebelum dan sesudah promosi kesehatan reproduksi remaja. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan membagikan kuesioner siswa di SMP Negeri 08 Bitung sebelum dan sesudah diberikan promosi kesehatan tentang kesehatan reproduksi remaja Analisis data menunjukkann terjadinya peningkatan pengetahuan dan sikap siswa sesudah diberikan promosi kesehatan dimana tidak memperlihatkan adanya responden yang mengalami penurunan pengetahuan sesudah diberikan promosi kesehatan. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji paired sample t-test, berdasarkan tabel paired samples statistic menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh pengetahuan siswa sebelum diberikan promosi kesehatan 11,29 mengalami peningkatan setelah diberikan promosi kesehatan menjadi 16,83 hasil uji t didapatkan nilai -37,410 dan signifikansi p value = 0,000 (p < 0,05). sedangkan sikap siswa sebelum diberikan promosi kesehatan 30,73 mengalami peningkatan setelah diberikan promosi kesehatan menjadi 37,19 hasil uji t didapatkan nilai - 37,873 dan signifikansi p value = 0,000 (p < 0,005). Hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh promosi kesehatan tentang kesehatan reproduksi remaja terhadap pengetahuan dan sikap siswa. Berdasarkan hasil penelitian diatas bahwa promosi kesehatan mempengaruhi pengetahuan dan sikap siswa SMP Negeri 08 Bitung tentang kesehatanan reproduksi remaja. Peningkatan pengetahuan ternyata seiring dengan peningkatan sikap siswa. Penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Supardi dan Notosiwoyo (2006) yang menemukan bahwa penyuluhan dengan metode leaflet kepadaa masyarakat di Bogor memberikan pengaruh yang terlihat dengan adanya perubahan kesadaran dari masyarakat (6). Hal ini diduga terjadi interaksi yang baik saat sebelum penyuluhan dan sesudah penyuluhan dimana kesadaran responden meningkat untuk menerima pretestt akibat diberikan post test. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakanakan terhadap remaja berusia 13-18 tahun di wilayah desa Jabon Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto diperoleh bahwa promosi kesehatan reproduksi remaja dapat mempengaruhi perilaku seks sebelum menikah menjadi lebih baik pada remaja di Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto (7). Juga hasil penelitian yang dilakukan oleh Purwono yang mengatakan bahwa metode ceramah efektif untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang stress, juga memberi arti bahwaa metode yang dilakukan oleh penelitii dapat membantu keefektifan dalam peningkatan pengetahuan siswa terhadap kesehatan reproduksi remaja (8) kesehatan dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (9). Penyuluhan kesehatan merupakan proses suatu kegiatan pemberian informasi tentang hidup sehat untuk mengubah perilaku masyarakat. Penyuluhan kesehatan juga merupakan salah satu bentuk intervensi yang mandiri untuk membantu klien baik individu, keluarga, 9

kelompok maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya (10). Hal ini sudah dibuktikan peneliti sebagai bidan komunitas dengan pendekatan proses kebidanan dengan pemberian penyuluhan kesehatan tentang kesehatan reprodusi remaja telah membawa hasil pada peningkatan pengetahuan siswa di SMP Negeri 08 Bitung. Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan perilaku menurut WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo (2010) adalah dengan pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuann sehingga menimbulkan kesadaran dan dapat dilakukan dengan pemberian penyuluhan kesehatan. Dimana pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang terdiri dari sejumlah faktor dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun pengalaman dari orang lain. (9) Pendidikan kesehatan adalah sebuah upaya untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Visi dan misii pendidikan kesehatan reproduksi remajaa juga akan menentukan sejauh manaa efektifitas kegiatan tersebut dapat tercapai. Karakter dasar kaum remaja dibelahan bumi manapun sama, ada kemauan berkembang, keberanian untuk bertindak sebagai pembaharu yang berbeda dari yang lain. Arus globalisasi menyebabkan terbukanya pendidikan dan wawasan bagi remaja. Th. Enik dan Sekti (2007) mengatakan rasa ingin tahu merupakan salah satu sifat manusia yang mendasari kemampuannya untuk belajar. Pelatihan melalui pendidikan formal ataupun nonformal dalam keluargaa misalnya, memang diharapkan setiap insan memperoleh wawasan dari pendidikanya. Wawasan merupakan segala sesuatu yang mampu diserap oleh panca indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, sentuhan dan rasa) (11) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimuluss atau objek. Sikap dirumuskan sebagai kecenderungan untuk menunjukkan perasaan, keyakinan, dan perilaku yang menetap, diarahkan terhadap orang, konsep, objek dan pendapat tertentu. Sikap berkaitan dengan penilaian. Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan tentang reproduksi remaja terhadap sikap siswa SMP Negeri 08 Bitung maka diperoleh hasil yang menunjukan ada perbedaan pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah dilakukan promosi kesehatan. Sikap dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor pembentukan sikap yaitu : pengalaman pribadi, budaya, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi / lembaga pendidikan (agama), dan keadaan emosional. Orang lain yang dianggap penting adalah tenaga kesehatan, orang tua / mertua, suami dan semua yang dianggap mempunyai peran dalam penerapan makan beraneka ragam. kesehatan dalam penelitian dilakukan melalui penyuluhan dengan metode ceramah yaitu salah satu cara menerangkan atau menjelaskan suatu ide, pengertian atau peran secara lisan kepada sekelompok pendengar yang disertai diskusi dan tanya jawab, sehingga responden memahami apa yang diberikan dan disampaikan. Selain itu, materi juga ditampilkan melaui media leaflet yang berisi informasi penting mengenai kesehatan reproduksi remaja dan disertai gambar yang menarik sehingga informasi dapat ditangkap dengan mudah. Melalui promosi kesehatan penyuluhan dan pembagian leaflet, responden yaitu siswa lebih antusias mendengarkan sambil memberikan respons yang baik. Hal ini dapat dilihat dari evaluasi yang dilakukan dalam waktu 2 jam setelah promosi 10

kesehatan, ternyata hasilnya sangat berpengaruh terhadap jawaban kuesioner. Jadi, dengan pemberian promosi kesehatan yang efektif dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap seseorang. DAFTAR PUSTAKA 1. Dep-Kes RI. Pedoman Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di Puskesmas. Jakarta: Dep-Kes RI.; 2009. 2. Supiyati, Ambarwati. Kesehatan Dalam Perspektif Ilmu Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Rihama; 2012. 3. AMPL. MDGs Millenium Development Goals (Tujuan Pembangunan Millenium) Mutlak Dicapai, 2015. Jakarta: RI, CIDA dan UNICEF.; 2009. 4. Imron A. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta: Dep-Kes RI.; 2012. 5. Dep-Kes RI. Komunikasi, Informasi, Edukasi Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Dep-Kes RI.; 2002. 6. Supardi, Notosiswoyo. Pengaruh Penyuluhan Obat Menggunakan Leaflet terhadap Perilaku Pengobatan Sendiri di Kota Bogor. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 2006;Volume 9, nomor 4,:1-6. 7. Rinawati. Pengaruh promosi kesehatan reproduksi remaja terhadap perilaku seks sebelum menikah dan pencegahan penyakit menular seksual di desa Jabon Kecamatan Mojanyar Kabupaten Mojokerto. [Thesis]: UNS-Pascasarjana Prodi Kedokteran Keluarga, Surakarta.; 2011. 8. Purwono Andi. Efektifitas pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan tentang stress melalui ceramah padaa remaja di SMPN 34 Semarang. : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang; 2009. 9. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta; 2010. 10. Fitriani S. Kesehatan. Jakarta Jakarta: Graha Ilmu; 2011. 11. Enik Th. M, Atmojo A.S.S. Memahami Psikologi Remaja. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama; 2007. 11