BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu tidak akan pernah luput dari komunikasi antarsesama, baik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dari makhluk-makhluk lain (Poerwadarminta, 2005: 106).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi

INTERFERENSI MORFOLOGIK BAHASA JAWA DALAM BAHASA INDONESIA PADA RUBRIK SMS 24 JAM RADAR BANYUMAS EDISI JANUARI-MEI 2016

BAB I PENDAHULUAN. bersifat produktif dan dinamis. Selain itu perkembangan bahasa juga dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. individu lain yang berasal dari daerah atau wilayah lain. Oleh karena itu, bahasa. Indonesia dijadikan sebagai bahasa nasional.

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seperti pendapat Kridalaksana (1982: 17) bahwa bahasa (language)

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu surat kabar yang beredar di masyarakat adalah Satelit Post. Surat

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

BAB II LANDASAN TEORI. Indonesia pada rubrik SMS 24 Jam Radar Banyumas edisi Januari - Mei 2016.

I. PENDAHULUAN. hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari, sehingga sering disebut harian (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. bahasa. Bahasa sebagai alat yang digunakan untuk berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat terlepas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pada masa kini, penggunaan HP (handphone) semakin marak. HP tidak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa yang berkembang di masyarakat sangat beragam. Ragam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. lisan merupakan ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Ragam bahasa

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan kurang begitu memperhatikan aspek gramatikal bahkan masih

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi bersifat universal. Artinya, hampir tidak

PENGGUNAAN VARIASI BAHASA REMAJA DALAM RUBRIK MISS GAUL PADA MAJALAH GADIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gio M. Johan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Negara Republik Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Proses komunikasi tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut KBBI kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan, yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN TEMPORAL PADA RUBRIK JATI DIRI HARIAN JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2010 SKRIPSI

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB I PENDAHULUAN. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

ANALISIS PENGGUNAAN SINGKATAN SMS PADA RUBRIK GAUL DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI DESEMBER-JANUARI 2009/2010 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki arti penting bagi kehidupan manusia yang ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan sebagai sarana komunikasi. Adapun proses komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam menyampaikan pendapat terhadap masyarakat, baik berupa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. beragam suku dan budaya. Suku-suku yang terdapat di provinsi Gorontalo antara lain suku

PENYEBAB INTERFERENSI GRAMATIS

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahasa Indonesia mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. kriya. (Nurhayati, 2001: 69) menyatakan bahwa verba atau tembung kriya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan suatu bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. dua macam, yaitu sarana komunikasi yang berupa bahasa lisan dan sarana

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil budaya manusia yang bernilai

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa daerah bagi penuturnya telah mendarah daging karena tiap hari

BAB V PENUTUP. bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Bahasa dapat digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan orang

Gorontalo untuk berkomunikasi. Selain bahasa Gorontalo, Provinsi Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari kegiatan berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, tidak saja pada ahli bahasa tetapi juga ahli-ahli di bidang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan dua budaya, atau disebut juga dwibahasawan tentulah tidak terlepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya

INTERFERENSI KOSAKATA BAHASA JAWA TERHADAP BAHASA INDONESIA PADA MASYARAKAT DI NAGARI LUBUK BUNTA, KECAMATAN SILAUT, KABUPATEN PESISIR SELATAN.

AMIN MUHTADI A

PARTISIPAN SERTA KONTEKS SITUASI DAN SOSIAL BUDAYA PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan ide, maksud, pikiran, lain-lain. Sarana komunikasi tersebut. masyarakat dan bahasa tidak dapat dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA HARIAN SOLO POS EDISI APRIL 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB I PENDAHULUAN. Variasi bahasa tersebut dapat dilihat dari berbagai segi. Dari segi penutur, variasi

BAB 1 PENDAHULUAN. penambahan kosakata merupakan bagian penting. Baik dari proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Interferensi terjadi pada masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah bahasa. Bahasa adalah sitem lambang bunyi yang bersifat arbiter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. sebagian alat komunikasi, baik komunikasi antara individu yang satu dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu tidak akan pernah luput dari komunikasi antarsesama, baik dalam kehidupan sehari-hari di keluarga maupun lingkungan masyarakat tempat mereka bergaul dan tinggal. Mereka dapat berkomunikasi di mana saja dan kapan saja. Oleh karena itu, komunikasi tidak dibatasi oleh jarak ruang dan waktu. Komunikasi diperlukan agar setiap masyarakat dapat menjalin hubungan dengan baik. Bentuk yang dihasilkan dari komunikasi tersebut adalah bahasa. Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap individu dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Komunikasi diperlukan agar setiap masyarakat dapat menjalin hubungan dengan baik.masyarakat Indonesia tergolong masyarakat dwibahasa karena menguasai lebih dari satu bahasa. Oleh karena itu, orang Indonesia disebut dwibahasawan. Dalam masyarakat dwibahasa, sangat mungkin terjadi percampuran dua bahasa yaitu bahasa daerah dan bahasa Indonesia ketika anggota masyarakat saling berinteraksi. Dalam proses komunikasi, masyarakat Indonesia menguasai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional selain bahasa daerah masing-masing. Kedua bahasa tersebut selalu digunakan dalam komunikasi sehari-hari secara bersamaan, baik lisan maupun tertulis. Situasi semacam ini memungkinkan terjadinya kontak bahasa yang saling mempengaruhi. Saling mempengaruhi ini dapat dilihat dari pemakaian bahasa Indonesia yang disisipi oleh kosakata bahasa daerah atau sebaliknya. Misalnya, bahasa Indonesia yang dipengaruhi oleh bahasa Jawa. 1

2 Indonesia merupakan negara yang wilayahnya sangat luas. Penduduknya terdiri atas berbagai suku bangsa dengan berbagai bahasa daerah serta berbagai latar belakang budaya yang berbeda. Oleh karena itu, Indonesia disebut negara yang kaya akan kebudayaan. Salah satu kekayaan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia adalah bahasa daerah. Berdasarkan peta yang dibuat oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, ada sekitar 726 buah bahasa daerah dengan jumlah penutur berkisar antara 100 orang (ada di Irian Jaya) sampai yang lebih dari 50 juta penutur bahasa Jawa (Chaer dan Leonie Agustina 2008: 294). Bahasa Jawa adalah salah satu bahasa daerah dengan jumlah penutur yang besar. Hal ini karena bahasa Jawa digunakan di daerah Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur kecuali Madura dengan jumlah 84.300.000 jiwa pada sensus tahun 2000. Bahasa Jawa termasuk dari sekian banyak bahasa daerah yang mendukung keutuhan dan kelangsungan hidup kebudayaan bangsa Indonesia. Bahasa erat sekali kaitannya dengan media massa.salah satu jenis media massa yaitu media cetak antara lain surat kabar, majalah, tabloid, dan sebagainya. Melalui media cetak tersebut bahasa berperan penting yaitu menyampaikan informasi yang mendidik, menghibur, dan dapat mempengaruhi pembaca.setiap surat kabar mengunjungi masyarakat dari segala lapisan, mulai dari lapisan atas hingga lapisan bawah. Surat kabar mendatangi masyarakat dengan berita-beritanya, dengan segala macam informasi, opini serta tulisan-tulisan yang bersifat menghibur. Penulis rubrik selalu menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak menutup kemungkinan penulis dalam menyampaikan informasi atau pesan melalui media cetak terdapat ketidakpatutan bahasa yang digunakan atau penyimpangan bahasa.

3 Penyimpangan bahasa dapat disebut dengan interferensi. Interferensi merupakan fenomena penyimpangan kaidah kebahasaan yang terjadi akibat seseorang menguasai dua bahasa atau lebih. Interferensi dianggap sebagai gejala tutur, terjadi hanya pada dwibahasawan dan peristiwanya dianggap sebagai penyimpangan. Jika sekiranya dwibahasawan itu dapat memisahkan kedua bahasa yang dikuasai dalam arti dwibahasawan adalah dua pembicara yang terpisah dalam diri satu orang, berarti tidak akan terjadi penyimpangan/interferensi (Aslinda dan Leni Syafyahya 2010: 65). Interferensi dipandang sebagai pengacau atau perusak sistem suatu bahasa. Interferensi sebagai fenomena penyimpangan kaidah kebahasaan yang terjadi akibat seseorang menguasai dua bahasa atau lebih. Media cetak yang digunakan sebagai sumber penelitian adalah Surat kabar Radar Banyumas, yaitu surat kabar harian yang terbit di Banyumas, Jawa Tengah Indonesia. Mayoritas pembacanya orang-orang Banyumas yang masyarakatnya didominasi penduduk Jawa. Di dalam Radar Banyumas terbagi menjadi Radar Purwokerto, Radar Purbalingga, dan Radar Cilacap. Pada setiap Radar Purwokerto, Radar Purbalingga, dan Radar Cilacap terdapat rubrik SMS 24 Jam yang terletak pada sebelah kiri dan ada pada halaman pertama dimasing-masing radar. Surat kabar ini terbit setiap hari, tetapi rubrik SMS 24 Jam terbit mulai hari Senin sampai Sabtu. Rubrik SMS 24 Jam berisi tentang keluhan-keluhan masyarakat serta pendapat mereka mengenai lingkungan di karisidenan Banyumas, khususnya wilayah Purwokerto, Purbalingga, dan Cilacap. Peneliti membaca surat kabar Kompas, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, dan Radar Banyumas, pada hari Sabtu 21November 2015. Peneliti menemukan

4 fenomena yang ditemukan pada rubrik SMS 24 Jam. Rubrik SMS 24 Jam terdapat di surat kabar Radar Banyumas. Fenomena yang peneliti temukan hanya interferensi morfologik bahasa Jawa. Interferensi morfologik bahasa Jawa meliputi data sebagai berikut yang meliputi afiksasi yang meliputi panambang (akhiran), imbuhan bebarengan/konfiks, dan tembung rangkep (pengulangan). (1) Disdikpora, Gimana BSM? Untuk dikpora kab cilacap gimana dana BSM untuk sd kok uange pada di pgang gurune, orang tuanya suruh ttd, apa benar itu? (085642868687). (2) Bapak polisi pamong praja gimana kok lapangan dijadikan tempat mabuk anak remaja, saya dan masyarakat merasa kurang nyaman, tolong ada ketegasan. Apa jangan jangan bapak kerepotan mengatasinya (081903425330). (3) Jembatan Apung Pertama Untuk bapaknya Tato, hebat cilacap mau mempunyai jembatan apung pertama di Indonesia bener2 cilacap bercahaya (08129992336). Pada data kalimat di atas kata uange, kerepotan dan bener2 merupakan kata yang terinterferensi bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia. Kata uange termasuk interferensi bahasa Jawa yang mendapat panambang (akhiran). Bentuk dasar dalam bahasa Indonesia adalah uang, kemudian mendapat panambang (akhiran) {-e} dan kata kerepotan termasuk interferensi bahasa Jawa yang mendapat konfiks (ke- + -an). Kata kerepotan berasal dari bentuk dasar repot dalam bahasa Indonesia yang benar menjadi terlalu repot. Kata bener2 merupakan interferensi morfologik yaitu pada tembung dwilingga (pengulangan) yang dalam bahasa Indonesia menjadi benar-benar berasal dari bentuk dasar benar. Peneliti memilih judul penelitian Interferensi Morfologik Bahasa Jawa dalam Bahasa Indonesia pada Rubrik SMS 24 Jam Radar Banyumas Edisi Januari -Mei2016 dengan alasan (1) peneliti yang mengangkat judul Interferensi

5 morfologik bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia tidak banyak. Peneliti menemukan interferensi morfologik yang meliputi afiksasi yang terdiri dari ater-ater (awalan), seselan (sisipan), panambang (akhiran), dan imbuhan bebarengan/konfiks. Selain afiksasi ada juga tembung rangkep (pengulangan) yang meliputi (dwilingga) pengulangan seluruhnya, pengulangan dengan mendapat suku kata akhir dan tembung camboran (pemajemukan) yang meliputi camboran wutuh dan camboran tugel, (2) pada saat peneliti membaca surat kabar Radar Banyumas pada November sampai Desember tahun 2015 peneliti menemukan permasalahan pada interferensi morfologik bahasa Jawa, kemudian peneliti memutuskan untuk mengambil sumber data penelitian pada bulan Januari bertepatan dengan pengumuman persetujuan judul skripsi. Peneliti memberikan pembatasan sumber data penelitian sampai edisi bulan Mei karena data interferensi morfologik bahasa Jawa sudah cukup untuk diteliti, (3) peneliti memilih surat kabar Radar Banyumas karena di dalamnya terdapat rubrik SMS 24 Jam yang berisi keluhan-keluhan masyarakat seputar karisidenan Banyumas, (4) ketertarikan penulis untuk mengetahui persoalan interferensi morfologikbahasa Jawa pada rubrik SMS 24 Jam karena banyak ditemukan bentuk interferensi bahasa Jawa, dan (5) digunakannya bahasa Jawa dan bahasa Indonesia secara bersamaan oleh penutur sehingga tuturan yang disampaikan menjadi kacau. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan, maka rumusan masalah penelitian ini yaitu, apa sajakah interferensi morfologik bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada rubrik SMS 24 Jam Radar Banyumas edisi Januari - Mei 2016?

6 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan interferensi morfologik bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada rubrik SMS 24 Jam Radar Banyumas edisi Januari - Mei 2016. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini yaitu pembaca dapat memperkaya dan menambah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan kajian morfologi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan. Meningkatkan pengembangan keilmuan dibidang pembelajaran Bahasa Indonesia. Pada penelitian ini diharapkan dapat meanmbah pengetahuan khususnya mengenai interferensi morfologik bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia. Interferensi morfologik bahasa Jawa meliputi (a) afiksasi yang terdiri dari ater-ater (awalan/prefiks), seselan (sisipan/infiks), panambang (akhiran/sufiks), imbuhan bebarengan/konfiks, (b) pengulangan (tembung rangkep), dan (c) pemajemukan (tembung camboran). 2. Manfaat Praktis a. Bagi mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa dan sebagai bahan tambahan informasi untuk penelitian selanjutnya, sehingga ada peningkatan dalam penelitian kebahasaan.

7 b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis dan pembaca supaya tidak menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia secara bersamaan sehingga tidak menimbulkan kekacauan.