Faisal azwinsyah 1, Surya Dharma 2, Devi Nuraini Santi 3. Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

Determinan Kepemilikan Jamban Sehat di Desa Sukomulyo Martapura Palembang

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN

KUESIONER PENELITIAN

Alif Nuril Zainiyah, Sri Mardoyo., Marlik

DAFTAR PUSTAKA. Anonimous, Mengenal Jenis-jenis Restoran. Diakses tanggal 13 Januari jttcugm.wordpress.com/2008/12/16/restoran/

Abstract. Keywords: Knowledge, Attitudes, Usage Latrines, Diarrhea

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN TINDAKAN IBU DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA DI DESA SORIK KECAMATAN BATANG ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN

Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu

HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRIWOYO 1 WONOGIRI

HUBUNGAN SANITASI DASAR RUMAH DAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA BENA NUSA TENGGARA TIMUR

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat

Oleh : VIVI MAYA SARI No. BP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci : Diare, Anak Balita, Penyediaan Air Bersih, Jamban Keluarga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Riki Nur Pratama. Universitas Diponegoro. Universitas Diponegoro

Tino Adi Prasetyawan 1, Mas Imam Ali Affandi 2, Heni Maryati 3 ABSTRAK

Saut Hasudungan Simatupang 1, Surya Dharma 2, Evi Naria 3. Departemen Kesehatan Lingkungan

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DI DESA SIPANGE JULU KECAMATAN SAYUR MATINGGI KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2013

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Purbo Tahun 2014 Page 1

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan tempat umum, air dan udara bersih, teknologi, pendidikan, perilaku terhadap upaya kesehatan (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan di masyarakat adalah jamban. Jamban berfungsi untuk tempat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERSEDIANYA JAMBAN KELUARGA SEHAT DI DESA TOMPASO DUA KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Marieta K. S. Bai, SSiT, M.Kes. Abstract

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANK SAMPAH DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2013

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KASUS DIARE DI PUSKESMAS ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran,

HUBUNGAN KEPADATAN LALAT, PERSONAL HYGIENE

HUBUNGAN PELAKSANAAN KLINIK SANITASI DENGAN KEJADIAN DIARE DI KABUPATEN TAKALAR

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan berpotensial untuk mempengaruhi kesehatan (WHO, 1948)

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERHADAP ANGKA KEJADIAN DIARE AKUT PADA SANTRI PONDOK TREMAS KABUPATEN PACITAN

HUBUNGAN SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

Universitas Sumatera Utara Departemen Kesehatan Lingkungan. Universitas Sumatera Utara, 20155, Medan, Indonesia

Manuscript KUKUH UDIARTI NIM : G2A Oleh :

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD

Pendahuluan. Sa'diyah., et al, Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare...

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik

ABSTRAK PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU IBU TERHADAP TINGGINY A ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BALIT A DI PUSKESMAS SALAM KODY A BANDUNG TAHUN 2002

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA PARDEDE ONAN KECAMATAN BALIGE TAHUN 2011 SKRIPSI.

: RIO BATARADA HASIBUAN NIM.

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tingkat Pendidikan, Dukungan Petugas Kesehatan, Tindakan Pencegahan Rabies

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di


HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

Oleh : DYANTIANA TRUSIA HERAWATI

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah.

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Diare dengan Kejadian Diare pada Balita di Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji Kota Padang

Departemen Kesehatan Lingkungan 2 Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

DAFTAR PUSTAKA. Anggraeni, D.S., Stop Demam Berdarah Dengue, Bogor: Bogor Publishing House.

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

ANALISA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTEK PENATALAKSANAAN IBU DI RUMAH PADA BALITA DIARE DI WILAYAH UPT PUSKESMAS MANDING KABUPATEN SUMENEP

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK

Charisma AN, Sibuea S, Angraini DI, Larasati TA Faculty of Medicine Lampung University. Key words: Knowledge, behavior, breast self-examination (BSE).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA SEI MUSAM KENDIT KECAMATAN BAHOROK KABUPATENLANGKAT TAHUN Faisal azwinsyah 1, Surya Dharma 2, Devi Nuraini Santi 3 1 Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara 2,3 Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia. Email : faisalazwinsyah@gmail.com ABSTRACT One of health efforts in society is basic sanitation. One of basic sanitation facility in society is latrine. Latrine is useful for the dispose of human feces so the bacteria in the feces did not pollutes the environment and then environment is clean with good esthetic. This aim of this research is to study the factors realted to the few of ownership of household s latrine and personal hygiene with diarrhea incidence in Desa Sei Musam Kendit, sub district of Bahorok, regency of Langkat. This research is analytic study with cross sectional study using the primary data was collected from the responden of household with questionnaire instrument and the secondary data from Puskesmas Bukit Lawang. The data was analyzed by analytic and statitical test with chi square test with 95% CI. The result of statistic analysis indicates that there is a significant correlation to the education and ownership of household s latrine (p=0.049),the income ownership of household s latrine(0,001),the knowledge on ownership of household s latrine(p=0,002),the ownership of latrine with diarrhea incidence(p=0,002)and personal hygiene with diarrhea incidence (p=0,007).and there is a significant correlation between the attitudes and ownership of household s latrine(p=0,095) and between the association ownership of household s latrine(p=939). It is suggested to the people who lives in Desa Sei Musam Kendit to pay attention to personal hygiene and use the latrine that fulfill the health requirement to avoid the transmission of diarrhea and the health staff must provide the society with activity about the importance of personal hygiene, the ownership of household s latrine and the importance of environment sanitation. Keyword : Characteristic, Knowledge, Ownership of latrine, Personal Hygiene, Diarrhea incidence. PENDAHULUAN Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata (Depkes RI, 2008). Sasaran pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Peningkatan derajat kesehatan yang optimal tersebut diselenggarakan melalui pendekatan, pemeliharaan, peningkatan kesehatan

(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Dalam upaya mencapai sasaran ini yang utama dilaksanakan sesuai paradigma sehat yaitu upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif guna membangun partisipasi masyarakat dalam peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya kesehatan yang dilakukan di masyarakat adalah penyediaan sanitasi dasar, salah satu dari beberapa fasilitas sanitasi dasar yang ada di masyarakat adalah jamban. Jamban berguna untuk tempat membuang kotoran manusia sehingga bakteri yang ada dalam kotoran tersebut tidak memenuhi lingkungan, selanjutnya lingkungan akan terlihat bersih indah sehingga mempunyai nilai estetika yang baik (Soeparman, 2003). Berdasarkan Riskesdas (2010), proporsi penduduk atau rumah tangga yang akses terhadap fasilitas sanitasi layak (dikatakan layak apabila sarana tersebut milik sendiri atau bersama, kloset jenis leher angsa dan pembuangan akhir tinjanya ke tangki septik atau SPAL) provinsi sebesar 55,53%, dan akses terhadap fasilitas sanitasi tidak layak adalah sebesar 44,47%. Provinsi paling tinggi akses terhadap fasilitas tidak layak adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur (74,65%) dan terendah di DKI Jakarta (17,17%). Sementara itu, menurut kualifikasi daerah, akses terhadap fasilitas sanitasi layak di perkotaan hampir dua kali lipat (71,45%) dibandingkan dengan di pedesaan (38,55%). Sedangkan akses terhadap fasilitas sanitasi di perkotaan yang tidak layak (28,55%) dan di pedesaan (61,45%). TUJUAN PENELITIAN Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan rendahnya kepemilikan jamban keluarga dengan penggunaan jamban keluarga dan personal hygiene dengan kejadian diare di Desa Sei Musam Langkat tahun. Secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah a. Untuk mengetahui karakteristik Kepala keluarga (pendidikan, pekerjaan dan pendapatan) Di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan. b. Untuk mengetahui personal hygiene Kepala Keluarga Di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan. c. Untuk mengetahui kepemilikan jamban keluarga Di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan. d. Untuk mengetahui kejadian diare Di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat tahun. e. Untuk mengetahui pengetahuan kepala keluarga terhadap faktorfaktor yang berhubungan dengan kepemilikan jamban keluarga f. Untuk mengetahui sikap kepala keluarga terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan kepemilikan jamban keluarga g. Untuk mengetahui hubungan karakteristik Kepala Keluarga (pendidikan, pekerjaan dan penghasilan) terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan kepemilikan jamban keluarga Di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat tahun. h. Untuk mengetahui hubungan perilaku penggunaan jamban(pengetahuan dan sikap) terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan kepemilikan jamban keluarga Di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan

i. Untuk mengetahui hubungan kepemilikan jamban keluarga terhadap kejadian diare Di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan j. Untuk mengetahui hubungan personal hygiene kepala keluarga terhadap kejadian diare Di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan RUMUSAN PENELITIAN Adapun rumusan masalah berdasarkan uraian diatas adalah berdasarkan latar belakang diatas diperoleh bahwa di Desa Sei Musam Kendit masih banyak yang belum memiliki jamban keluarga. MANFAAT PENELITIAN Sebagai bahan informasi kepada masyarakat mengenai pentingnya personal hygiene, sanitasi jamban bagi masyarakat Bahorok Kabupaten Langkat. Sebagai bahan masukan bagi petugas sanitasi puskesmas dalam rangka peningkatan peran serta masyarakat untuk menjaga kesehatan lingkungan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian Analitik dengan rancangan cross-sectional yaitu pendekatan yang bersifat sesaat pada suatu waktu dan tidak diikuti kurun suatu waktu Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga Di Desa Sei Musam Langkat dengan jumlah populasi 457 KK. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari seluruh kepala keluarga yang ada di Desa Sei Musam Kendit. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sei Kabupaten Langkat. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara acak sederhana atau simple random sampling. Analisis data dilakukan uji Chi- Square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Pendidikan Kepala Keluarga Bahorok Kabupaten Langkat Tahun Pendidikan Jumlah % Tidak Sekolah 3 3,4 SD SMP SMA AKADEMIS/PT 45 25 12 2 51,7 28,7 13,8 2,3 Tingkat pendidikan responden yang tidak sekolah (3,4%), SD (51,7%), SMP (28,7%), SMA (13,8%) dan AKDEMIS/PT (2,3%). Dari uraian diatas menunjukan bawa di Desa Sei Musam Langkat lebih banyak berpendidikan SD. Tabel 4.2. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Kepala Keluarga di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun Pekerjaan Jumlah % Petani 74 85,1 Pedagang 13 14,9 Pekerjaan responden umumnya petani (85,1%) dan pedagang (14%). Dari tabel diatas menunjukan bahwa mata pencaharian responden di Desa Sei Musam Langkat sebagai petani karena daerah tersebut merupakan daerah perkebunan. Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Pendapatan Kepala Keluarga Bahorok Kabupaten Langkat Tahun Pendapatan Jumlah % 1.Rp. < 1.000.000 22 25,3 2.Rp. 1.000.000-2. 000.000 60 69,0

3.Rp. >2.000.000 5 5,7 Pendapatan responden sebagian besar Rp.1.000.000-2.000.000 (69,0%), Rp.< 1.000.000 (25,3%) dan Rp.>2.000.000 (5,7%). Dari tabel diatas menunjukan bahwa pendapatan responden di Desa Sei Kabupaten Langkat tergolong rendah. Tabel 4.4 Distribusi Responden Tentang Pengetahuan di Desa Sei Kabupaten Langkat Tahun Pengetahuan Jumlah % Responden Baik 36 41,4 Kurang Baik 51 58,6 Pengetahuan responden lebih banyak berpengetahuan kurang baik (58,6) dan pengetahuan baik (41,4%). Dari tabel diatas menunjukan bahwa pengetahuan responden di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat kurang baik. Tabel 4.5 Distribusi Responden Tentang Sikap di Desa Sei Musam Langkat Tahun Sikap Jumlah % Responden Baik 77 88,5 Kurang Baik 10 11,5 Sikap responden umumnya baik (88,5%) dan sikap kurang baik (11,5%). Dari tabel diatas menunjukan bahwa sikap responden Bahorok Kabupaten Langkat baik hal ini dikarenakan pada dasar nya responden menyadari perlunya jamban keluarga namun dengan keterbatasan dana responden tidak dapat memiliki jamban keluarga. Tabel 4.6 Distribusi Responden Kepemilikan Jamban di Desa Sei Kabupaten Langkat Tahun Kepemilikan Jumlah % Jamban Memiliki 41 47.1 TidakMemiliki 46 52.9 Kepemilikan jamban keluarga di Desa Sei Kabupaten Langkat lebih banyak tidak memiliki jamban (52,9%) dan memiliki jamban (47,1%). Dari tabel diatas menunjukan bahwa kepemilikan jamban lebih banyak tidak memiliki jamban. Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Personal Hygiene Bahorok Kabupaten Langkat Tahun Personal Hygiene Jumlah % Baik 9 10,3 Buruk 78 89,7 Personal hygiene responden umumnya personal hygiene buruk (89,7%) dan personal hygiene baik (10,3%). hal ini disebabkan dengan pendidikan responden umumnya tamatan SD, pekerjaan petani dan pengetahuan kurang baik, sehingga responden kurang mengetahui tentang memelihara kebersihan dan kesehatan diri. Dari hasil pertanyaan di dapat data responden dengan mencuci tangan memakai sabun menjawab tidak (58,6%), mencuci tangan memakai sabun setelah BAB menjawab tidak (58,6%), dan memotong kuku secara teratur menjawab kadang-kadang (51,7%). Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi oleh pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya personal hygiene.

Tabel 4.8 Distribusi Responden Kejadian Diare di Desa Sei Musam Langkat Tahun Kejadian Jumlah % Diare Ya 22 25,3 Tidak 65 74,7 Responden menurut kejadian diare dalam 6 bulan terakhir di Desa Sei Musam Langkat sebagian besar bukan penderita diare (74,7%) dan penderita diare (25,3%). hal ini dikarenakan dari data yang didapat dalam pertanyaan personal hygiene bahwa responden menjawab mencuci tangan sebelum makan yaitu selalu (81,6%), dan responden menjawab mencuci bahan makanan sebelum diolah/ masak yaitu selalu (89,7%). Kemungkinan besar untuk terkena penyakit diare sangat kecil karena terputusnya jalur kontaminasi. Tabel 4.9 Hubungan Pendidikan Responden Dengan kepemilikan Jamban Keluarga PENDIDIKAN KEPEMILIKAN JAMBAN Tidak Memiliki % % Memiliki Jumlah % Tidak sekolah 0 0 3 100 3 100 SD 17 37,7 28 62,3 45 100 SMP 14 56,0 11 44,0 25 100 SMA 8 66,6 4 33,4 12 100 AKADEMI/PT 2 100 0 0 2 100 Jumlah 41 46 87 X 2 : 9,125 P : 0,049 Berdasarkan Tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa dari 87 responden yang pendidikan tidak sekolah (100%) tidak memiliki jamban. Responden dengan pendidikan SD yang memiliki jamban (37,7%) dan yang tidak memiliki jamban (62,3%). Responden dengan pendidikan SMP yang memiliki jamban (56,0%) dan yang tidak memiliki jamban (44,0%). Responden dengan pendidikan SMA yang memiliki jamban (66,6%) dan yang tidak memiliki jamban (33,4%) sedangkan responden dengan pendidikan Akademi/PT yang memiliki jamban (100%). Dari hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Fisher s Exact test diperoleh (p<0,05), artinya ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kepemilikan jamban keluarga. Tabel 4.10 Hubungan Pendapatan Responden Dengan kepemilikan Jamban Keluarga KEPEMILIKAN JAMBAN PENDAPATAN Tidak Jumlah % Memiliki % % Memiliki < Rp. 1.000.000 3 13,7 19 86,3 22 100 Rp1.000.000-2.000.000 33 55,0 27 45,0 60 100 > Rp. 2.000.000 5 100 0 0 5 100 Jumlah 41 46 87 X 2 : 17,005 P : 0,001 Berdasarkan Tabel 4.16 di atas dapat dilihat bahwa dari 87 responden dengan pendapatan < Rp. 1.000.000 yang memiliki jamban (13,7%) dan yang tidak

memiliki jamban (86,3%). Responden dengan pendapatan Rp. 1.000.000-2.000.000 yang memiliki jamban (55,0%) dan yang tidak memiliki jamban (45,0%). Sedangkan responden dengan pendapatan > Rp. 2.000.000 yang memiliki jamban (100%). Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Fisher s Exact test diperoleh (p<0,05), artinya ada hubungan yang bermakna antara pendapatan dengan kepemilikan jamban keluarga. Tabel 4.11 Hubungan Pengetahuan Responden Dengan kepemilikan Jamban Keluarga KEPEMILIKAN JAMBAN PENGETAHUAN Tidak Jumlah % Memiliki % % Memiliki Baik 24 66,7 12 33,3 36 100 Kurang baik 17 33,4 34 66,6 51 100 Jumlah 41 46 87 X 2 : 13,842 P : 0,002 Berdasarkan Tabel 4.17 di atas dapat dilihat bahwa dari 87 responden dengan pengetahuan baik yang memiliki jamban (66,7%) dan yang tidak memiliki jamban (33,3%). Sedangkan responden dengan pengetahuan yang kurang baik, yang memiliki jamban (33,4%) dan yang tidak memiliki jamban (66,6%). Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh (p<0,05), artinya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kepemilikan jamban keluarga. Tabel 4.12 Hubungan Kepemilikan Jamban Responden Dengan Kejadian Diare KEPEMILIKAN KEJADIAN DIARE JAMBAN YA % TIDAK % Jumlah % Memiliki 4 9,8 37 90,2 41 100 Tidak Memiliki 18 39,2 28 60,8 46 100 Jumlah 22 65 87 X 2 : 9,901 P : 0,002 Berdasarkan Tabel 4.19 di atas dapat dilihat bahwa dari 87 responden yang memiliki jamban, mengalami diare (9,8%) sedangkan memiliki jamban tidak mengalami diare(90,2%). Sedangkan responden yang tidak memiliki jamban, mengalami diare(39,2%) dan tidak memiliki jamban tidak mengalami diare (60,8%). Dari hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh (p<0,05), artinya ada hubungan yang bermakna antara kepemilikan jamban dengan kejadian diare. Tabel 4.13 Hubungan Personal Hygiene Responden Dengan Kejadian Diare PERSONAL KEJADIAN DIARE HYGIENE YA % TIDAK % Jumlah % Baik 6 66,7 3 33,3 9 100 Buruk 16 20,5 62 79.5 78 100 Jumlah 22 65 87 X 2 : 9,098 P : 0,007 Berdasarkan Tabel 4.20 di atas dapat dilihat bahwa dari 87 responden dengan personal hygiene baik (66,7%) mengalami diare dan(33,3%) tidak mengalami diare. Sedangkan responden dengan personal hygiene buruk (20,5%) mengalami diare

(79,5%) tidak mengalami diare. Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Fisher s Exact test diperoleh (p<0,05), KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Karakteristik responden menurut pendidikan kepala keluarga di Desa Sei Kabupaten Langkat lebih banyak berpendidikan SD (51,7%) menurut pekerjaan responden umumnya petani (85,1%) menurut pendapatan responden sebagian besar Rp. 1.000.000-2.000.000 (69,0%). Distribusi Pengetahuan responden di Desa Sei Kabupaten Langkat lebih banyak berpengetahuan kurang baik (58,6%) Distribusi Sikap responden di Desa Sei Kabupaten Langkat umunya sikap baik (88,5%). Distribusi responden menurut kepemilikan jamban di Desa Sei Musam Langkat lebih banyak tidak memiliki jamban (52,9%) Distribusi responden menurut personal hygiene di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat umumnya personal hygiene buruk (89,7%) Distribusi responden menurut kejadian diare di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat sebagian besar bukan penderita diare (74,7%) Ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kepemilikan jamban keluarga, tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan kepemilikan jamban keluarga dan ada hubungan yang bermakna antara pendapatan dengan kepemilikan jamban keluarga. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan responden dengan kepemilikan jamban keluarga dan tidakada artinya ada hubungan yang bermakna antara personal hygiene dengan kejadian diare hubungan yang bermakna antara sikap responden dengan kepemilikan jamban keluarga. Ada hubungan yang bermakna antara kepemilikan jamban dengan kejadian diare. Ada hubungan yang bermakna antara personal hygiene dengan kejadian diare. Saran Bagi petugas kesehatan di wilayah kerja puskesmas Bukit Lawang agar memberikan penyuluhan secara berkesinambungan mengenai pentingnya personal hygiene, cakupan kepemilikan jamban dan pentingnya sanitasi lingkungan guna mencegah penularan penyakit diare. Bagi masyarakat di Desa Sie Musam Langkat untuk lebih memperhatikan personal hygiene dan memanfaatkan jamban yang memenuhi syarat kesehatan agar penularan diare tidak terjadi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut serta menambah wawasan ilmu pengetahuan. DAFTAR PUSTAKA Achmadi F,U (2013), Dasar-Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta. Azwar, (1995), Sanitasi Dasar, Mutiara Sumber Widya, Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan Departemen Kesehatan RI,2010. Laporan Nasional Riset Kesehatan Nasional (Riskesdas) Tahun 2010. Jakarta. Chandra, B (2007), Pengantar Kesehatan Lingkungan, EGC, Jakarta. Depkes RI, 2004. Syarat-syarat jamban Sehat. http://repository.usu.ac.id/bitstream

/123456789/19460/4/Chapter%20II.pdf [12 November 2013] Depkes RI, 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2008, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta. Depkes RI, 2007. Rumah Tangga Sehat Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pusat Promosi Kesehatan, Jakarta. Ehler dan Steel, (1958), Municipal & Rural Sanitation, Tosho Insatsu, Japan. Entjang, I (2000), Ilmu Kesehatan Masyarakat, PT.Citra aditya Bakti, Bandung. Febriwanti, I (2010), Hubungan karakteristik kepala keluarga dengan tingkat kepemilikan jamban di kelurahan Bener KecamatanTegal Rejo Kota Yogyakarta, Skripsi Universitas Ahmad Dahlan. Herawati, D,T, (2007), Hubungan antara sanitasi rumah dan Personal Hygiene dengan kejadian Diare di Kelurahan Kampung Mandar Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi. Skripsi Universitas Jember. Hossain dan Gupta, (2002), TextBook of Medicine,Choudhary Printers, India. Kusnoputranto, H (2005), Kesehatan Lingkungan, FKM UI, Jakarta. Kunoli J, Firdaus (2013), Pengantar Epidemiologi Penyakit menular Untuk Mahasiswa kesehatan Masyarakat, Trans Info Media, Jakarta. Laura, Y (2012). Hubungan kondisi sanitasi dasar dengan keluhan kesehatan diare serta kualitas air pada pengguna air sungai deli di kelurahan sukaraja kecamatan medan maimun, Skripsi, Sumatera Utara University, Medan. Madjid s, 2009. Pengetahuan dan Tindakan Masyarakat Dalam Pemanfaatan JambanKeluarga.Http://Datinke ssulsel.wordpress.com/2009/06/ 26/ pengetahuan-dan-tindakanmasyarakat-dalampemanfaatan-jambankeluarga/. Diakses 10 juli. Notoadmojo, S (2003), Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar), PT Rineka Cipta, Jakarta., (2007), Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni, PT Rineka Cipta, Jakarta. Notoadmojo, S (2010), Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar), PT Rineka Cipta, Jakarta Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. EGC. Jakarta Pebriani, A (2013), Faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan jamban keluarga dan kejadian diare di desa tualang sembilar kecamatan bambel kabupaten aceh tenggara tahun 2012, Skripsi, Sumatera Utara University, Medan. Pruverawati, (2012), Kesehatan Lingkungan,Alfabeta, Bandung. Suparmin, S (2003), Pembuangan Tinja & Limbah Cair, EGC,Jakarta. Suraatmaja S. 2007. Gastroenterology Anak. FK UNUD/ RS Sanglah. Denpasar; Kapita Selekta Sagung Seto. Denpasar Sulistyorini dan Putranti, (2009), Hubungan antara kepemilikan jamban dengan kejadian diare di desa karangagung kecamatan palang kabupaten

tuban, Jurnal Universitas Airlangga. Sutedjo, (2003), Analisis Perilaku Masyarakat dalam Penggunaan Jamban, Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang. Syafrudi, (2009), Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Mahasiswa, Trans Info Media, Jakarta. Zein, (2011), Diare Akut Dewasa, USU Press, Medan. Zulkoni, A (2011), Parasitologi Untuk Keperawatan, Kesehatan Masyarakat dan Teknik Lingkungan, Nuka Medik, Yogyakarta.