MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
2017, No Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Rep

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN KEPALA DESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG

- 1 - MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 057 TAHUN 2017

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DASAR POLISI PAMONG PRAJA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENGGUNAAN SAKSI AHLI

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Ind

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PERMEN-KP/2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lem

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT DI KOTA YOGYAKARTA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 29 TAHUN 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 40 Tahun 2011 TENTANG KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 10 TAHUN 2014

2016, No Prasarana Pemadam Kebakaran, dan Sub-Bidang Transportasi Perdesaan yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan perti

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 36

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010

2011, No Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan An

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PENYELENGGARAAN FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT (FKDM) KABUPATEN CIREBON

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

2017, No Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

2017, No Perubahan Ketiga atas Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 684); 4. Peratur

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH ACEH

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DESA

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

BUPATI JAYAPURA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2011

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG

2016, No mengalihkan Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota menjadi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Kelautan dan Peri

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik I

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG PROSEDUR DAN MEKANISME PENYALURAN CADANGAN BERAS PEMERINTAH UNTUK PENANGANAN TANGGAP DARURAT

Regu Kesiapsiagaan dan Kewaspadaan Dini; Regu Pengamanan; Regu Pertolongan Pertama Pada Korban dan Kebakaran;

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAMBI

2017, No Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

Transkripsi:

SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENINGKATAN KAPASITAS ANGGOTA SATUAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam penyelenggaraan perlindungan masyarakat diperlukan anggota Satuan Perlindungan Masyarakat yang profesional dan terampil dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya di lapangan; b. bahwa dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota Satuan Perlindungan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu diselenggarakan peningkatan kapasitas anggota Satuan Perlindungan Masyarakat; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Penyelenggaraan Peningkatan Kapasitas Anggota Satuan Perlindungan Masyarakat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

- 2-2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1837); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PENYELENGGARAAN PENINGKATAN KAPASITAS ANGGOTA SATUAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Satuan Perlindungan Masyarakat yang selanjutnya disebut Satlinmas adalah Organisasi yang dibentuk oleh pemerintah Desa/Kelurahan dan beranggotakan warga masyarakat yang disiapkan dan dibekali pengetahuan serta

- 3 - keterampilan untuk melaksanakan kegiatan penanganan bencana guna mengurangi dan memperkecil akibat bencana, serta ikut memelihara keamanan, ketenteraman dan ketertiban masyarakat, kegiatan sosial kemasyarakatan. 2. Anggota Satlinmas adalah Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi persyaratan dan secara sukarela turut serta dalam kegiatan perlindungan masyarakat. 3. Peningkatan Kapasitas Anggota Satlinmas yang selanjutnya disebut Peningkatan Kapasitas adalah peningkatan kemampuan dan keterampilan anggota Satlinmas untuk melaksanakan tugas dan fungsinya melalui pengetahuan, keterampilan, pembentukan sikap dan perilaku serta kemampuan anggota Satlinmas. 4. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat Daerah Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan. 5. Kepala Kelurahan adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja kelurahan. 6. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 7. Kepala Desa/Desa Adat atau yang disebut dengan nama lain adalah kepala Pemerintahan Desa/Desa Adat yang memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Pasal 2 Peningkatan kapasitas bertujuan untuk: a. meningkatkan pengetahuan, keterampilan, pembentukan sikap dan perilaku anggota Satlinmas; dan b. meningkatkan kemampuan anggota Satlinmas dalam melaksanakan tugas membantu dalam penanggulangan bencana, keamanan, ketenteraman dan ketertiban

- 4 - masyarakat, kegiatan sosial kemasyarakatan, penanganan ketenteraman, ketertiban dan keamanan dalam penyelenggaraan pemilu dan pemilukada dan upaya pertahanan negara. BAB II PENYELENGGARAAN PENINGKATAN KAPASITAS Pasal 3 (1) Gubernur bertanggungjawab untuk penyelenggarakan peningkatan kapasitas anggota Satlinmas di daerah provinsi. (2) Bupati/Wali Kota bertanggungjawab untuk penyelenggaraan peningkatan kapasitas anggota Satlinmas di daerah kabupaten/kota. Pasal 4 (1) Peningkatan kapasitas diikuti oleh anggota Satlinmas yang telah memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Anggota Satlinmas yang akan mengikuti peningkatan kapasitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diusulkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja kabupaten/kota untuk peningkatan kapasitas yang diselenggarakan di daerah provinsi dan diusulkan oleh kepala desa/lurah melalui camat untuk peningkatan kapasitas yang diselenggarakan di daerah kabupaten/kota. Pasal 5 Peningkatan kapasitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dilaksanakan melalui metode pembelajaran yang terdiri atas: a. ceramah; b. diskusi; dan c. simulasi.

- 5 - Pasal 6 (1) Materi peningkatan kapasitas, meliputi: a. bidang kesamaptaan; b. bidang perlindungan masyarakat; c. bidang penanggulangan bencana; dan d. bidang kekhususan. (2) Materi bidang kekhususan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, muatannya disesuaikan dengan kearifan lokal di masing-masing daerah. (3) Materi peningkatan kapasitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 7 Fasilitator/narasumber peningkatan kapasitas, terdiri atas: a. pejabat negara sesuai dengan keahlian dibidangnya; b. pakar/praktisi sesuai dengan keahlian dibidangnya; c. akademisi sesuai dengan keahlian dibidangnya; dan/atau d. pejabat struktural dan/atau fungsional di lingkungan pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota serta instansi terkait yang memiliki latar belakang pekerjaan, pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan materi peningkatan kapasitas. Pasal 8 (1) Peserta peningkatan kapasitas diberikan sertifikat. (2) Sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditandatangani: a. kepala daerah; atau b. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja atas nama Kepala Daerah.

- 6 - BAB III MONITORING DAN EVALUASI Pasal 9 (1) Menteri Dalam Negeri melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan peningkatan kapasitas di provinsi. (2) Monitoring dan evaluasi peningkatan kapasitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi penyelenggaraan dan kesesuaian materi dengan pelaksanaan tugas. (3) Monitoring dan evaluasi peningkatan kapasitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dilaksanakan oleh tim. (4) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (3), terdiri atas unsur: a. Sekretariat Jenderal, Kementerian Dalam Negeri; b. Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri; dan c. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri. (5) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ditetapkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri. Pasal 10 (1) Gubernur melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan peningkatan kapasitas di daerah kabupaten/kota. (2) Monitoring dan evaluasi peningkatan kapasitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi penyelenggaraan dan kesesuaian materi dengan pelaksanaan tugas. (3) Monitoring dan evaluasi peningkatan kapasitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dilaksanakan oleh tim. (4) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (3), terdiri atas unsur:

- 7 - a. Sekretariat Daerah Provinsi; b. Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi; dan c. instansi terkait lainnya. (5) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. Pasal 11 (1) Bupati/Wali Kota melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap Penyelenggaraan peningkatan kapasitas di kecamatan, desa atau kelurahan. (2) Monitoring dan evaluasi peningkatan kapasitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi penyelenggaraan dan kesesuaian materi dengan pelaksanaan tugas. (3) Monitoring dan evaluasi peningkatan kapasitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dilaksanakan oleh tim. (4) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (3), terdiri atas unsur: a. Sekretariat Daerah kabupaten/kota; b. Satuan Polisi Pamong Praja kabupaten/kota; dan c. instansi terkait lainnya. (5) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Wali Kota. BAB IV PENDANAAN Pasal 12 (1) Pembiayaan untuk penyelenggaraan peningkatan kapasitas bersumber: a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi; b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota; dan c. sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat. (2) Pembiayaan untuk tim monitoring dan evaluasi penyelenggaraan peningkatan kapasitas bersumber:

- 8 - a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi; b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota; dan c. sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

- 9 - Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 21 Juni 2017. MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, ttd TJAHJO KUMOLO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 10 Juli 2017. DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 934. Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum, ttd Widodo Sigit Pudjianto Pembina Utama Madya (IV/d) NIP. 19590203 198903 1 001.

- 10 - MATERI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KAPASITAS LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENINGKATAN KAPASITAS ANGGOTA SATUAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT NAMA PROGRAM TUJUAN mampu berpartisipasi aktif serta tertanam rasa persatuan dan kesatuan tinggi dalam melaksanaka n tugas. TARGET GROUP POKOK-POKOK BAHASAN SUB POKOK-POKOK BAHASAN KET 1 2 3 4 5 6 1 Peningkatan Agar anggota Warga 3 I. BIDANG KESAMAPTAAN Kapasitas Satlinmas masyarakat JP Anggota Satuan Perlindungan memiliki disiplin, keterampilan, yang telah diangkat menjadi Masyarakat jasmani yang anggota sehat dan Satlinmas. 1. Kedisiplinan a. PBB - Memberikan Aba-aba - Gerakan ditempat/pindah tempat - Gerakan berjalan b. Peraturan Penghormatan - Penghormatan ditempat, berjalan, perorangan barisan/rombongan c. Tata Upacara - Pejabat upacara - Tata urutan upacara - Bentuk upacara 2. Pembinaan Jasmani a. Beladiri b. Senam/Olahraga II. BIDANG PERLINDUNGAN MASYARAKAT 9 JP a. Pengetahuan tentang Perlindungan Masyarakat 1. Pengetahuan Dasar Perlindungan Masyarakat - Struktur Organisasi Perlindungan Masyarakat - Tugas Pokok dan Fungsi Perlindungan

- 11 - NAMA PROGRAM TUJUAN TARGET GROUP POKOK-POKOK BAHASAN SUB POKOK-POKOK BAHASAN KET 1 2 3 4 5 6 Masyarakat 2. Etika Pergaulan - Norma-norma yang berlaku dalam Tri Kerukunan Hidup Beragama. - Agar agama sebagai filter dalam mencegah pengaruh yang negatif - Beberapa hal yang harus diketahui dalam etika pergaulan 3. Pengetahuan tentang - Pengertian dan hakekat bencana Bencana 4. Pengetahuan tentang pam swakarsa - Macam-macam/Jenis Bencana - Pengertian pam swakarsa - Tugas, fungsi dan tanggungjawab pam swakarsa 5. Bela Negara - Pengertian tentang Bela Negara dan Pancasila b. Pengetahuan Tentang Penanganan Gangguan Kamtibmas 1. Pengaturan - Sikap dan gerakan dasar pengaturan lalu lintas 2. Penjagaan - Tugas dan tanggungjawab penjagaan serta siskamling 3. Pengawalan - Sikap dasar pengawalan orang maupun barang Penggunaan tongkat dan borgol - Penggeledahan badan - Teknik membawa tersangka 4. Patroli - Ketentuan dasar patroli - Perondaan - Pelaporan 5. Pengamanan TPS - Simulasi pengamanan TPS 6. Deteksi dini dan cegah dini pada gangguan tibum dan tranmas - Macam-macam pendeteksian dini - Teknik deteksi dini gangguan keamanan, ketertiban umum dan ketenteraman

- 12 - NAMA PROGRAM TUJUAN TARGET GROUP POKOK-POKOK BAHASAN SUB POKOK-POKOK BAHASAN KET 1 2 3 4 5 6 masyarakat III. BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA 7 JP a. Bencana Banjir dan Tsunami 1. Pengetahuan Bencana Banjir dan Tsunami - Pengertian banjir dan tsunami, penyebab serta pengaruhnya - Pemetaan wilayah rawan banjir dan tsunami - Upaya pencegahan dan penanggulangan banjir dan tsunami 2. Sistem komunikasi - Pengertian komunikasi - Cara menggunakan alat komunikasi - Tata cara berkomunikasi 3. Pengetahuan Dasar SAR bencana banjir 4. Pengetahuan Dasar pembuatan dan penggunaan tandu serta P3K Bencana Banjir dan Tsunami 5. Pemberdayaan masyarakat dalam rangka penanggulangan bencana banjir dan Tsunami - Tugas-tugas SAR - Pengetahuan Dasar berenang dan menyelam - Pengetahuan Dasar penggunaan perahu karet - Pengetahuan Dasar pembuatan dan penggunaan pelampung - Pengetahuan Dasar penyelamatan korban - Cara-cara pembuatan tandu - Pengetahuan Dasar penggunaan tandu - Peran tandu dalam penyelamatan korban - Penggunaan dasar P3K - Peran P3K dalam bencana banjir - Pengetahuan Dasar penerapan P3K - Pengertian pemberdayaan masyarakat - Peran serta masyarakat dalam penanggulangan bencana banjir dan Tsunami

- 13 - NAMA PROGRAM TUJUAN TARGET GROUP POKOK-POKOK BAHASAN SUB POKOK-POKOK BAHASAN KET 1 2 3 4 5 6 b. Bencana Kebakaran 1. Pengetahuan Dasar Bencana - Pengertian dan jenis bencana kebakaran, Kebakaran penyebab serta pengaruhnya 2. Peralatan pemadam kebakaran 3. Pemberdayaan masyarakat dan Sistem Ketahanan lingkungan dalam pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran 4. Penanganan Gawat Darurat (PGD), Penyelamatan dan pemindahan korban 5. Praktek pemadam kebakaran gedung, hutan, perkebunan, lahan - Pemetaan wilayah rawan kebakaran - Pengenalan jenis dan penggunaan peralatan pemadam kebakaran *Catatan: sesuai dengan karakter daerah - Pengertian sistem ketahanan lingkungan - Pengertian Pemberdayaan masyarakat - Unsur-unsur ketahanan lingkungan - Pengertian dan prinsip-prinsip PGD - Pengetahuan Dasar penyelamatan dan evakuasi korban - Praktek pemadam kebakaran gedung - Praktek pemadam kebakaran perkebunan - Praktek pemadam kebakaran hutan - Praktek pemadam kebakaran lahan c. Bencana yang diakibatkan oleh Gunung Meletus, Gempa Bumi, Tanah Longsor, dan angin 1. Pengetahuan Dasar pencegahan Penanggulangan gunung meletus, gempa bumi,tanah longsor, dan angin - Karaktertistik gunung meletus, gempa bumi, tanah longsor, dll - Penyebab gunung meletus, gempa bumi dan tanah longsor, dll - Dampak dan kerugian gunung meletus, gempa bumi dan tanah longsor, dll - Bahaya/resiko membangun pemukiman di

- 14 - NAMA PROGRAM TUJUAN TARGET GROUP POKOK-POKOK BAHASAN SUB POKOK-POKOK BAHASAN KET 1 2 3 4 5 6 daerah rawan longsor - Dampak dan kerugian bencana gunung meletus, gempa bumi dan tanah longsor,dll 2. Pengetahuan dasar tentang peran Satlinmas dalam Mitigasi Bencana 3. Deteksi dini bencana gunung meletus, gempa bumi dan tanah longsor, dan angin 4. Penyelamatan bencana gunung berapi, gempabumi, tanah longsor, dan angin 5. Pengetahuan mendaki dan menuruni gunung/tebing 6. Pemberdayaan masyarakat dalam rangka penanggulangan bencana gunung meletus, gempabumi, tanah longsor, dan angin d. Penanganan Pengungsi 1. Pengetahuan dasar tentang karakteristik daerah 2. Manajemen penanganan - Pengetahuan Dasar tentang Mitigasi Bencana - Peran Satlinmas dalam pra, pada saat dan pasca bencana - Macam-macam pendeteksian dini - Pengetahuan Dasar deteksi gunung meletus, gempa bumi, tanah longsor, dan angin - Pengetahuan Dasar penyelamatan korban bencana gunung meletus, gempa bumi dan tanah longsor - Karakteristik gunung/tebing - Pengetahuan mendaki gunung/tebing - Teknik menuruni gunung/tebing - Pengertian dan hakekat pemberdayaan masyarakat - Teknik pemberdayaan masyarakat - Peran serta masyarakat dalam bencana gunung meletus, gempa bumi, tanah longsor, dan angin - Pemahaman tentang karakteristik daerah - Pengorganisasian penanganan pengungsi - Prosedur dan sistem penanganan pengungsi pengungsi 3. Deteksi dini pengungsi - Rencana lokasi dan relokasi pengungsi - Teknik-teknik penyaluran bantuan - Pengetahuan dasar peraturan pelaksanaan

- 15 - NAMA PROGRAM TUJUAN TARGET GROUP POKOK-POKOK BAHASAN SUB POKOK-POKOK BAHASAN KET 1 2 3 4 5 6 - Sosialisasi kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk - Menanamkan rasa solidaritas yang tinggi - Interaksi sosial bagi pengungsi dan masyarakat lokal 4. Sistem pengamanan - Pengamanan distribusi jalur logistik - Pengamanan lingkungan dan lokasi pengungsian 5. Dukungan kepada pengungsi - Pembuatan dapur umum - Pembuatan fasum sarpras dan fasilitas umum sementara IV.BIDANG KEKHUSUSAN 5 JP Materi bidang kekhususan disesuaikan dengan kearifan lokal di masing-masing daerah Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum, MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, ttd TJAHJO KUMOLO ttd Widodo Sigit Pudjianto Pembina Utama Madya (IV/d) NIP. 19590203 198903 1 001