KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136 TAHUN 1999 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136 TAHUN 1999 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA


KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1998 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2000 TENTANG SEKRETARIAT KABINET PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PUSAT STATISTIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : Mengingat :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2000 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2000 TENTANG SEKRETARIAT PENGENDALIAN PEMERINTAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN : : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB I

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

KEPPRES 152/1999, BADAN KESEJAHTERAAN SOSIAL NASIONAL *49252 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 152 TAHUN 1999 (152/1999)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 111 TAHUN 2000 (111/2000) TENTANG SEKRETARIAT KABINET PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPPRES 135/1999, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA MENTERI NEGARA KOORDINASI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1988 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136 TAHUN 1998 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI LEMBAGA PEMERINTAH NON-DEPARTEMEN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1988 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2000 TENTANG BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 153 TAHUN 1999 TENTANG BADAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

KEPPRES 52/1997, SEKRETARIAT BADAN PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK *47366 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 52 TAHUN 1997 (52/1997)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152 TAHUN 1999 TENTANG BADAN KESEJAHTERAAN SOSIAL NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Nomor : 04/P/M.KOMINFO/5/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERS

MEMUTUSKAN: Menetapkan: KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA MENTERI NEGARA.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 134 TAHUN 1999 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI,SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA MENTERI NEGARA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN : Menetapkan: KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN ORGANI-SASI, DAN TATA KERJA MENTERI MUDA.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2002 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2001 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1997 TENTANG PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.110,2012

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 5 TAHUN 2000 (5/2000) TENTANG BADAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN MOBILITAS PENDUDUK

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1998 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT NEGARA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2006 TENTANG BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1974 POKOK-POKOK ORGANISASI DEPARTEMEN TENTANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1998 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA MENTERI NEGARA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136 TAHUN 1999 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas Kabinet Periode 1999-2004 dan untuk lebih meningkatkan hasil pelaksanaan tugas dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan agar dapat berjalan lancar, berhasil guna dan berdaya guna, dipandang perlu menetapkan kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja departemen. Mengingat : Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 17 Undang-undang Dasar 1945; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI Pasal 1 Departemen dalam Pemerintahan Negara Republik Indonesia, selanjutnya disebut Departemen berkedudukan sebagai perumus dan pelaksana kebijakan Pemerintah Pusat yang dipimpin oleh seorang Menteri, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Pasal 2 Departemen mempunyai tugas menetapkan kebijakan pemerintah berdasarkan kebijakan umum yang ditetapkan oleh Presiden dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Departemen terdiri dari: Pasal 3 1. Departemen Dalam Negeri; 2. Departemen Luar Negeri; 3. Departemen Pertahanan; 4. Departemen Hukum dan Perundang-undangan; 5. Departemen Keuangan; 6. Departemen Pertambangan dan Energi; 7. Departemen Perindustrian dan Perdagangan; 8. Departemen Pertanian; 9. Departemen Kehutanan dan Perkebunan; 10. Departemen Perhubungan; 11. Departemen Eksplorasi Laut;

12. Departemen Tenaga Kerja; 13. Departemen Kesehatan; 14. Departemen Pendidikan Nasional; 15. Departemen Agama; 16. Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah; Pasal 4 Tugas Departemen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, adalah: 1. Departemen Dalam Negeri mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang pemerintahan dalam negeri; 2. Departemen Luar Negeri mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang politik luar negeri; 3. Departemen Pertahanan mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang pertahanan; 4. Departemen Hukum dan Perundang-undangan mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang hukum dan perundang-undangan; 5. Departemen Keuangan mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang keuangan negara; 6. Departemen Pertambangan dan Energi mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang pertambangan dan energi; 7. Departemen Perindustrian dan Perdagangan mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang perindustrian dan perdagangan; 8. Departemen Pertanian mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang pertanian; 9. Departemen Kehutanan dan Perkebunan mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang kehutanan dan perkebunan; 10. Departemen Perhubungan mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang perhubungan; 11. Departemen Eksplorasi Laut mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang eksplorasi laut; 12. Departemen Tenaga Kerja mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang ketenagakerjaan; 13. Departemen Kesehatan mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang kesehatan; 14. Departemen Pendidikan Nasional mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang pendidikan nasional termasuk kebudayaan; 15. Departemen Agama mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang agama; 16. Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang permukiman dan pengembangan wilayah; Pasal 5

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, masing-masing Departemen menyelenggarakan fungsi: 1. Departemen Dalam Negeri pengelolaan kekayaan negara, serta perumusan dan penyiapan kebijakan di bidang pemerintahan umum, kesatuan bangsa, dan perlindungan masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. pelaksanaan sebagian tugas pemberdayaan masyarakat di bidang pembangunan daerah dan desa; c. pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas dan administrasi Departemen dalam arti d. penelitian dan pengembangan proses dalam pelaksanaan tugas serta standarisasi; e. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tertentu; f. pelaksanaan pengawasan fungsional. 2. Departemen Luar Negeri politik luar negeri berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; d. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, pengolahan data, dan penyajian informasi; e. pelaksanaan pengawasan fungsional; 3. Departemen Pertahanan pertahanan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; d. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, pengolahan data, dan penyajian informasi; 4. Departemen Hukum dam Perundang-undangan hukum dan perundang-undangan dan pelayanan serta penegakan hukum berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; d. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, pengolahan data, dan penyajian informasi; 5. Departemen Keuangan keuangan negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

d. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, pengolahan data, dan penyajian informasi; 6. Departemen Pertambangan dan Energi pertambangan dan energi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 7. Departemen Perindustrian dan Perdagangan perindustrian dan perdagangan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 8. Departemen Pertanian pertanian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 9. Departemen Kehutanan dan Perkebunan kehutanan dan perkebunan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 10. Departemen Perhubungan perhubungan yang mencakup transportasi terpadu meliputi darat, laut, udara, pos dan

telekomunikasi, serta penyiaran, search and rescue (SAR), dan meteorologi dan geofisika berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; lembaga, pengolahan data dan penyajian informasi; c. pelaksanaan SAR dan meteorologi dan geofisika; d. penelitian dan pengembangan proses dalam pelaksanaan tugas serta standarisasi; e. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tertentu; f. pelaksanaan pengawasan fungsional. 11. Departemen Eksplorasi Laut eksplorasi laut berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. pelaksanaan dan pengawasan tugas eksplorasi ekosistem laut untuk menjamin pemanfaatan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan serta berwawasan lingkungan; c. pelaksanaan sebagian tugas penatagunaan laut, pengembangan, pendayagunaan, dan penyerasian pemanfaatan sumber daya hayati laut serta perijinan eksplorasi laut dalam skala nasional; d. pelaksanaan pengembangan dan penyerasian institusi masyarakat dan dunia usaha di bidang eksplorasi laut; e. pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas dan administrasi Departemen dalam arti f. penelitian dan pengembangan proses dalam pelaksanaan tugas serta standarisasi; g. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tertentu; h. pelaksanaan pengawasan fungsional. 12. Departemen Tenaga Kerja ketenagakerjaan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. pelaksanaan sebagian tugas pembinaan, penempatan, dan pengembangan produktivitas tenaga kerja; c. pelaksanaan tugas pembinaan hubungan industrial, perlindungan, dan pengawasan ketenagakerjaan; d. pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas dan administrasi Departemen dalam arti e. penelitian dan pengembangan proses dalam pelaksanaan tugas serta standarisasi; f. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tertentu; g. pelaksanaan pengawasan fungsional. 13. Departemen Kesehatan kesehatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 14. Departemen Pendidikan Nasional

pendidikan nasional termasuk kebudayaan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 15. Departemen Agama agama berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; d. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, pengolahan data dan penyajian informasi; 16. Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah permukiman dan pengembangan wilayah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Departemen terdiri dari: a. Menteri; b. Sekretariat Jenderal; c. Direktorat Jenderal; d. Inspektorat Jenderal; e. Staf Ahli; f. Badan; g. Pusat; h. Instansi Vertikal. BAB II SUSUNAN ORGANISASI Bagian Pertama Departemen Pasal 6

Bagian Kedua Sekretariat Jenderal Pasal 7 (1) Sekretariat Jenderal dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Sekretaris Jenderal adalah pejabat yang mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan dan pengendalian terhadap program, administrasi dan sumber daya, serta pengendalian pelaksanaan pengawasan fungsional di lingkungan Departemen. Pasal 8 Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dna koorodinasi pelaksanaan tugas Departemen. Pasal 9 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi: a. pembinaan dan pelaksanaan tugas Departemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan pendayagunaan sumber daya serta hubungan antar lembaga dan masyarakat; b. koordinasi terhadap pelaksanaan tugas unit organisasi di lingkungan Departemen. Pasal 10 (1) Sekretariat Jenderal terdiri dari sebanyak-banyaknya 6 (enam) Biro sesuai beban kerja, masing-masing Biro terdiri dari sebanyak-banyaknya 5 (lima) Bagian sesuai beban kerja. (2) Di lingkungan Sekretariat Jenderal dapat ditempatkan jabatan fungsional tertentu. Bagian Ketiga Direktorat Jenderal Pasal 11 Direktorat Jenderal dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Pasal 12 Direktorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan dan pelaksanaan serta standarisasi teknis. Pasal 13

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 12, Direktorat Jenderal menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan tugas tertentu Departemen yang menjadi tanggung jawabnya berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. perumusan kebijakan dan pelaksanaannya di bidang yang ditetapkan oleh Menteri; c. penyiapan rancangan kebijakan umum yang ditetapkan oleh Presiden dan peraturan perundangundangan di bidangnya; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi; e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal. Pasal 14 (1) Departemen terdiri dari sebanyak-banyaknya 5 (lima) Direktorat Jenderal sesuai beban kerja. (2) Direktorat Jenderal terdiri dari Sekretariat Direktorat Jenderal dan sebanyak-banyaknya 6 (enam) Direktorat sesuai beban kerja. (3) Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri dari sebanyak-banyaknya 5 (lima) Bagian sesuai beban kerja. (4) Direktorat terdiri dari sebanyak-banyaknya 5 (lima) Subdirektorat sesuai beban kerja. (5) Di lingkungan Direktorat Jenderal dapat ditempatkan jabatan fungsional tertentu. (6) Apabila kebutuhan sangat memerlukan, Presiden atas usul Menteri yang bertanggung jawab di bidang Pendayagunaan Aparatur Negera dapat memberikan pengecualian terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). Bagian Keempat Inspektorat Jenderal Pasal 15 Inspektorat Jenderal dipimpin oleh seorang Inspektur Jenderal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Pasal 16 Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan fungsional Departemen. Pasal 17 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi: a. pemeriksanaan, pengujian penilaian dan pengusutan terhadap kebenaran pelaksanaan tugas, pengaduan, penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh unsur-unsur Departemen; b. penyampaian hasil pengawasan dan pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan;

c. pembinaan teknis terhadap Kelompok Jabatan Fungsional Pengawasan; d. pelaksanaan urusan administrasi Inspektorat Jenderal. Pasal 18 (1) Inspektorat Jenderal terdiri dari Sekretariat Inspektorat Jenderal, sebanyak-banyaknya 5 (lima) Inspektorat sesuai beban kerja serta Kelompok Jabatan Fungsional Pengawasan. (2) Sekretariat Inspektorat Jenderal terdiri dari sebanyak-banyaknya 5 (lima) bagian sesuai beban kerja. BAB III STAF AHLI, BADAN, DAN PUSAT Pasal 19 Menteri dapat dibantu oleh sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang Staf Ahli sesuai beban kerja. Pasal 20 (1) Menteri dapat membentuk Badan di lingkungan Departemen sebagai unsur pelaksana tugas administrasi Departemen atau sebagai tugas teknis Departemen. (2) Badan dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (3) Badan terdiri dari Sekretariat Badan dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) Pusat sesuai beban kerja. (4) Di lingkungan Badan dapat ditempatkan jabatan fungsional tertentu. Pasal 21 (1) Menteri dapat membentuk Pusat di lingkungan Departemen sebagai unsur pelaksana tugas dan/atau penunjang Departemen. (2) Pusat dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal. (3) Pusat terdiri dari sebanyak-banyaknya 2 (dua) Bidang sesuai beban kerja. (4) Di lingkungan Pusat dapat ditempatkan jabatan fungsional tertentu. BAB IV INSTANSI VERTIKAL Pasal 22 (1) Instansi Vertikal dapat dibentuk di lingkungan Departemen yang kewenangannya tidak diserahkan kepada daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Instansi Vertikal adalah perangkat Departemen di Daerah.

(3) Kedudukan, tugas, fungsi dan susunan organisasi Instansi Vertikal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam keputusan pembentukannya. (4) Di lingkungan Instansi Vertikal dapat ditempatkan jabatan fungsional tertentu. BAB V TATA KERJA Pasal 23 (1) Setiap pimpinan satuan organisasi dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi serta bekerja sama baik dalam lingkup internal maupun eksternal Departemen. (2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib melaksanakan pengawasan melekat. (3) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib melaporkan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada atasan secara berjenjang. BAB VI KEPANGKATAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN Pasal 24 (1) Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, Inspektur Jenderal dan Kepala Badan adalah jabatan Eselon Ia. (2) Staf Ahli adalah jabatan Eselon Ib. (3) Kepala Biro, Direktur, Kepala Pusat, dan Kepala Unit lain yang setingkat adalah jabatan Eselon IIa. (4) Kepala Bagian, Kepala Subdirektorat, Kepala Bidang, dan Kepala Unit lain yang setingkat adalah jabatan eselon IIIa. Pasal 25 (1) Pejabat Eselon I diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. (2) Pejabat Eselon II dan pejabat lainnya di lingkungan Departemen diangkat dan diberhentikan oleh Menteri yang bersangkutan. (3) Pada unit organisasi tertentu di lingkungan Departemen dapat dibentuk jabatan struktural setingkat Eselon IV, berdasarkan hasil analisis organisasi dan beban kerja. BAB VII ADMINISTRASI DAN PEMBIAYAAN Pasal 26

Pengawasan, pengurusan dan pelayanan administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan, keprotokolan, keamanan dan lain-lain di lingkungan Departemen diselenggarakan oleh Departemen yang bersangkutan. Pasal 27 Segala pembiayaan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas, baik rutin maupun pembangunan dibebankan pada anggaran Departemen yang bersangkutan. BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 28 Rincian tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja satuan organisasi di lingkungan Departemen ditetapkan oleh Menteri yang bersangkutan setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara. Pasal 29 (1) Dalam rangka peningkatan efisiensi serta efektivitas kinerja kelembagaan pemerintah, terhadap semua Departemen dilakukan evaluasi yang dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara. (2) Unuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut dalam ayat (1), Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dapat membentuk Tim Evaluasi Kelembagaan yang terdiri dari unsur Lembaga Administrasi Negara, Badan Kepegawaian Negara, Direktorat Jenderal Anggaran Departemen Keuangan dan Instansi terkait. (3) Pelaksanaan tugas dan fungsi Tim sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara. Dengan berlakunya Keputusan Presiden ini, maka: BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 30 a. Organisasi dan unsur Departemen serta tugas dan fungsi Departemen yang ditetapkan sebelum berlakunya Keputusan Presiden ini dinyatakan tetap berlaku sebelum diadakan yang baru berdasarkan Keputusan Presiden ini. b. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Organisasi Departemen dinyatakan tidak berlaku. c. Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1998 tentang Kedudukan, Tugas dan Susunan Organisasi Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 115 Tahun 1999 dinyatakan tidak berlaku.

d. Semua ketentuan pelaksanaan dari Keputusan Presiden Nomor 44 tahun 1974 tentang Pokokpokok Organisasi Departemen dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Keputusan Presiden ini. Pasal 31 Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT KABINET RI Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan ttd Lambock V. Nahattands Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 10 Nopember 1999 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ttd ABDURRAHMAN WAHID