ABSTRAK. Riska Ratnawati Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

dokumen-dokumen yang mirip
DIABETES MELITUS (TIPE 2) PADA USIA PRODUKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DI RSUD Dr. SOEROTO KABUPATEN NGAWI)

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

*Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Muhamamdiyah Klaten

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masalah kesehatan global terbesar di dunia. Setiap tahun semakin

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. diatas atau sama dengan 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). Gangguan. jaringan tubuh. Komplikasi DM lainnya adalah kerentanan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

Kesehatan (Depkes, 2014) mendefinisikan diabetes mellitus sebagai penyakit. cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. kencing manis semakin mengkhawatirkan. Menurut WHO pada tahun 2000

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan jiwa dari penderita diabetes. Komplikasi yang didapat

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) dalam darahnya. Yang dicirikan dengan hiperglikemia, yang disertai. berbagai komplikasi kronik (Harmanto Ning, 2005:16).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 2 berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

RIZKY KUSUMAWATI NPM PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, pembangunan yang

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARAKTERISTIK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSIDENSI DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAYANG DAN LEDOKOMBO

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. berpenghasilan rendah dan menengah. Urbanisasi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

KARAKTERISTIK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSIDENSI DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAYANG DAN LEDOKOMBO

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

Jurnal Kesehatan Kartika 7

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan


BAB I PENDAHULUAN. 2,3% pada penduduk berusia lebih dari 15 tahun. Diperkirakan pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

BAB 1 PENDAHULUAN. kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. (Awad,

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang lebih tinggi dari normal tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. menurun dan setelah dibawa ke rumah sakit lalu di periksa kadar glukosa

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS, RIWAYAT KELUARGA DAN AKTIFITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DM TIPE 2 PADA PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN (POLI PENYAKIT DALAM) RSU KOTA MADIUN TAHUN 2015 ABSTRAK Riska Ratnawati Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun Mengingat jumlah penderita DM tipe 2 semakin meningkat setiap tahunnya yaitu dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 bahkan usia muda sudah terdeteksi menderita DM tipe 2 maka perlu adanya upaya untuk pencegahan dan penangulangan penyakit tersebut. Untuk mencegah dan menanggulangi timbulnya peningkatan kasus DM tipe 2, maka masyarakat maupun pemerintah perlu mengetahui faktor-faktor resiko yang dapat mempengaruhi timbulnya penyakit ini. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan faktor-faktor resiko yang berpengaruh terhadap kejadian DM tipe 2 dan mengukur besarnya pengaruh faktor resiko. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik, dengan desain case control study. Populasi studi adalah pasien rawat jalan di RSU Kota Madiun yang berdasarkan kriteria PERKENI. Jumlah sampel adalah 150 orang dengan 75 kasus dan 75 kontrol. Faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian DM tipe 2 di RSU Kota Madiun adalah responden dengan : riwayat keluarga dengan DM tipe 2 (OR = 5,6; 95% CI=2,6-12,2). Bagi institusi kesehatan agar meningkatkan informasi tentang pencegahan terhadap faktor risiko Dm tipe 2 dan monitoring prevalensi Dm tipe 2. Bagi masyarakat agar melaksanakan upaya pencegahan berbagai macam faktor risiko terjadinya DM tipe 2. Kata kunci : Hubungan, DM tipe 2, RSU Kota Madiun 36

PENDAHULUAN Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit yang mengganggu kemampuan tubuh dalam menggunakan dan menyimpan gula. Dalam proses metabolisme tubuh, insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas yang memegang peranan penting dalam memasukkan glukosa kedalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar. Bila tidak ada insulin maka glukosa tidak bisa masuk kedalam sel akibatnya glukosa tetap berada dalam pembuluh darah dan menyebabkan kadar gula darah meningkat (hiperglikemi) 1. Menurut Davidson (2004) DM tipe 2 merupakan penyakit heterogen yang terjadi akibat penurunan sensitifitas insulin atau akibat penurunan jumlah produksi insulin yang ditandai dengan ditandai dengan tiga hal utama yaitu: insulin resisten, kerusakan sekresi insulin yang bukan karena proses autoimun, dan peningkatan sekresi glukosa oleh liver. 2 Diabetes Melitus biasa disebut dengan the silent killer karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Penyakit yang akan ditimbulkan antara lain gangguan penglihatan, katarak, penyakit jantung, sakit ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan membusuk/gangren, infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke dan sebagainya. Tidak jarang, penderita DM yang sudah parah menjalani amputasi anggota tubuh karena terjadi pembusukan (Depkes,2005) 3. Penyakit ini jika tidak terkontrol bisa menyebabkan kerusakan dinding pembuluh darah/kapiler yang menyebabkan gangguan aliran darah ke jaringan sehingga terjadi komplikasi akut dan kronis (Brunner and Suddarth,2002).4 Komplikasi akut dari DM tipe 2 antara lain : koma hipoglikemia dan hiperglicemia ketoasidosis ataupun non ketoasidosis yang dapat menyebabkan tingginya angka kematian akibat diabetes melitus (Boedisantoso,2009) 5. Sedangkan komplikasi kronis di bagi menjadi dua yaitu komplikasi yang mengenai pembuluh darah kecil (komplikasi mikrovaskular) seperti pada ginjal dan retina mata dan komplikasi yang mengenai pembuluh darah besar (komplikasi makrovaskular) seperti pada jantung, pembuluh darah otak dan pembuluh darah tungkai bagian bawah (Waspadji, 2007) 6. Kerugian yang dihasilkan akibat dari komplikasi DM antara lain menimbulkan kerugian baik secara individual maupun sektor kesehatan secara keseluruhan. Biaya langsung seperti biaya perawatan dan pencegahan komplikasi diabetes melitus dan biaya tidak langsung seperti hilangnya produktivitas akibat sakit, kecacatan dan kematian, serta berkurangnya kualitas hidup dan semangat hidup diyakini lebih besar dibandingkan dengan bukan penderita diabetes melitus (WHO,2010) 7. Berdasarkan peta prevalensi diabetes WHO pada tahun 2003, Indonesia menempati urutan keempat terbesar jumlah penderita DM di dunia setelah India, China dan Amerika Serikat. Jumlah penderita DM akan terus meningkat dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. DM Tipe 2 mempunyai prevalensi tertinggi diantara jenis Diabetes Melitus lainnya yaitu dapat mencapai 80% lebih dari keseluruhan penderita Diabetes baik di dunia maupun di Indonesia. Hal yang mengkhawatirkan bahwa onset munculnya DM tipe 2 memiliki kecenderungan pada usia yang lebih muda, yaitu 56 tahun 1988-1994 menjadi 46 tahun 1999-2000 (Richelle J. Koopman, 2005) 8. 37

RSU kota Madiun merupakan salah satu rumah sakit di Madiun dengan jumlah kasus DM tipe 2 yang mengalami peningkatan selama tiga tahun terakhir ini. Menurut data dari rekam medis RSU kota Madiun, pada tahun 2013 dan tahun 2014 penyakit DM tipe 2 menduduki peringkat pertama dari 10 besar penyakit di Kota Madiun. Peningkatan jumlah kasus DM tipe 2 dari tahun 2013 ke tahun 2014 mencapai dua kali lipat lebih, yaitu pada tahun 2013 sebanyak 3.021 kasus dan tahun 2014 sebanyak 6.550 kasus (Rekam Medik RSU Kota Madiun, 2014). Hal ini jika tidak ada upaya pencegahan terhadap penyakit DM tipe 2 di khawatirkan jumlah kasus setiap tahunnya akan terus meningkat. Faktor risiko penyebab terjadinya DM tipe 2 dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor sosio demografi (seperti : umur, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan dan pekerjaan), faktor perilaku dan gaya hidup ( seperti : konsumsi sayur dan buah, kebiasaan merokok,konsumsi alkoho dan aktivitas fisik), dan faktor keadaan klinis atau mental indeks (seperti : kegemukan, obesitas sentral dan stres). Faktor perilaku mempunyai pengaruh besar terhadap status kesehatan baik individu maupun masyarakat (Sarwono, 1997) 9. Pada DM tipe 2 terjadi ketidakmampuan tubuh untuk berespon dengan wajar terhadap aktivitas insulin yang dihasilkan oleh pankreas (resistensi insulin) sehingga tidak tercapai kadar glukosa normal dalam darah (Sidartawan, 2005) 10. Strategi pencegahan DM tipe 2 telah disusun oleh International Diabetes Federation (IDF) melalui 3 langkah yaitu : identifikasi kelompok beresiko tinggi, pengukuran besarnya resiko dan intervensi untuk mencegah berkembangnya DM tipe 2, namun faktanya justru orang-orang yang terdeteksi menderita DM tipe 2 jumlahnya semakin meningkat setiap tahunnya bahkan usia muda sudah terdeteksi menderita DM tipe 2 (National Institute for Health and Clinical Excellence, 2011) 11. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor resiko yang berpengaruh terhadap kejadian penyakit DM tipe 2 dan besarnya pengaruh. METODE Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan case control. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2015 pada populasi penderita DM tipe 2 di RSU Kota Madiun yang berjumlah 150 orang terdiri dari 75 kasus dan 75 kontrol. Cara pengambilan sampel dengan purposive sampling yaitu sampel diambil berdasarkan kriteria penelitian yang ditentukan oleh peneliti di RSU Kota Madiun. Dalam menentukan kriteria penelitian terdapat variabel yang dikendalikan yaitu usia responden yang dibatasi antara 20-44 tahun. Variabel independent dalam penelitian ini adalah obesitas, riwayat keluarga dan aktifitas fisik, sedangkan variabel dependen adalah penyakit DM tipe 2. Alat penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan berdasarkan catatan rekam medik RSU Kota Madiun. Hasil penelitian di analisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Analisis bivariat menggunakan chi-square sedangkan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik responden 1. Tingkat pendidikan Lama pendidikan sebagian besar responden pada kasus dan kontrol adalah 38

pendidikan tinggi. Variabel pendidikan dibagi menjadi dua kategori yaitu pendidikan rendah dan pendidikan tinggi. Pendidikan rendah yaitu bila responden berpendidikan antara tidak pernah sekolah sampai tidak tamat SMP. Sementara itu, pendidikan tinggi yaitu bila responden berpendidikan lulus SLTA sederajat sampai dengan tamat perguruan. Grafik 1 Distribusi tingkat pendidikan subyek penelitian DM tipe 2 di RSU Kota Madiun 2. Jenis kelamin Jenis kelamin responden kasus maupun kontrol sebagian besar berjenis kelamin perempuan. Kasus sebesar 57,3% dan kontrol 60,0%. Grafik 3 Distribusi pekerjaan subyek penelitian DM tipe 2 4. Pendapatan Kondisi ekonomi dilihat dari ratarata pendapatan keluarga setiap bulan. Pada hasil penelitian Pendapatan keluarga responden pada kasus sebagian besar di bawah Upah Minimum Regional (UMR) Kota Madiun ( Rp 1.066.000,00) yaitu sebesar 53,3 %, sedangkan sebagian besar responden pada kontrol mempunyai pendapatan di atas UMR yaitu sebesar 57,3 %. Grafik 2 Distribusi jenis kelamin subyek penelitian DM tipe 2 di RSU Kota Madiun 3. Pekerjaan Responden kasus maupun kontrol sebagian besar tidak bekerja. Responden pada kasus yang tidak bekerja sebesar 72 % dan kontrol 94,7%. Variabel penelitian yang berhubungan terhadap kejadian DM tipe 2 1. Riwayat keluarga Distribusi riwayat keluarga DM tipe 2 berdasarkan kasus dan kontrol di RSU Kota Madiun Kategori responden No Riwayat Kasus Kontrol Nilai keluarga n % n % p OR 1 Ada 39 52,0 12 16,0 0,00 5,6 2 Tidak tahu 36 48,0 63 84,0 ( 2,6-12,2) 39

Riwayat keluarga memiliki pengaruh yang bermakna terhadap kejadian DM tipe 2 dengan nilai p= 0,00. Resiko untuk terjadinya DM tipe 2 pada subyek yang memiki riwayat DM tipe 2 sebesar 5,6 kali dibandingkan mereka yang tidak tahu keluarganya menderita DM tipe 2. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Cuasay L, et.al (2005) bahwa riwayat keluarga berpengaruh terhadap kejadian DM tipe 2 di Houston Texas dengan OR sebesar 4,7 12. Dari hasil analisis univariate faktor resiko DM tipe 2 pada keturunan lebih besar jika ibu memiliki riwayat DM tipe 2. Hal ini dimungkinkan karena bapak yang memiliki riwayat DM tipe 2 belum pernah diperiksa gula darahnya. Selain itu kemungkinan disebabkan karena dalam pengambilan responden tidak memperhatikan proporsi jenis kelamin, dimana dalam penelitian ini responden yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak daripada yang laki-laki. Variabel-variabel penelitian yang tidak berhubungan terhadap kejadian DM tipe 2 1. Obesitas Distribusi riwayat obesitas berdasarkan kasus dan kontrol faktor resiko penyakit DM tipe 2 di RSU Kota Madiun No Obesitas Kategori responden Kasus Kontrol OR Nilai n % n % p 1 Obesitas 63 84,0 53 70,7 0,05 2,2 (0,9-4,8) Hasil analisis tabulasi silang didapatkan nilai odd ratio (OR) sebesar 2,2 dengan p= 0,05 yang secara statistik tidak bermakna, yang berarti tidak ada hubungan antara obesitas dengan kejadian DM tipe 2. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ali FM et all bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian DM tipe 2 13, sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Benner dkk tahun 2008 pada populasi orang dewasa di Qatar. Hasil penelitian Benner menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara obesitas dengan kejadian penyakit DM tipe 2. Adanya pengaruh antara obesitas dengan penyakit DM tipe 2 karena orang yang obesitas memiliki sel-sel lemak yang lebih besar pada tubuhnya dan sel-sel tersebut tidak bisa merespon insulin dengan baik. Tidak adanya hubungan antara obesitas dengan kejadian DM tipe 2 pada uji bivariat mungkin disebabkan karena beberapa hal, antara lain : Kota madiun memiliki banyak pelayanan kesehatan seperti Psbindu (Pos pelayanan terpadu, untuk penyakit tidak menular) yang memfasilitasi masyarakat. Dari hasi analisis univariat diketahui sebagian besar masyarakat kota Madiun berpendidikan tinggi, berpenghasilan di atas UMR dan tidak bekerja jadi dimungkinkan Orang yang beresiko punya kesadaran memeriksakan diri sewaktu-waktu. Kemungkinan telah banyak orang yang mengetahui bahwa dirinya DM dan minum obat. Hal ini menyebabkan bias karena tidak dilakukan skrining pada waktu penelitian dilakukan. Kelompok tersebut seharusnya masuk dalam kategori DM namun da.lam penelitian ini masuk dalam kategori Non DM. Selain hal di atas bias sangat mungkin terjadi pada penilaian obesitas berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT). 40

Pengukuran IMT berdasarkan BB dan TB responden. Bias yang sangat mungkin terjadi adalah tidak akuratnya alat ukur timbangan dan alat ukur berat badan. Yang kemungkinan terjadi alat ukur timbangan belum dikalibrasikan, selain itu dalam pengukuran tinggi badan agak sulit, biasanya pita ukur ditempel di dinding dan memungkinkan ketidaktepatan dalam pemasangan dan penempelan. Selain itu posisi badan responden sangat mempengaruhi hasil ukur. Posisi badan saat pengukuran yang tidak tepat sangat mempengaruhi kualitas data yang dihasilkan. 2. Aktifitas fisik Distribusi aktifitas fisik berdasarkan kasus dan kontrol faktor resiko penyakit DM tipe 2 di RSU Kota Madiun Kategori responden No Aktifitas fisik Kasus Kontrol Nilai OR n % n % p 1 Tidak bernilai 30 40,0 30 40 0,852 1,07 2 Bernilai 45 60,0 45 60 (0,5-1,9) Hasil analisa tabulasi silang membuktikan mereka yang melakukan aktifitas fisik yang tidak bernilai dan yang bernilai terhadap kesehatan dengan OR=1 dan 95% Confidence Interval (CI) : 0,5<OR<1,9 (p=0,852) secara statistik tidak bermakna. Dengan demikian tidak ada hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian DM tipe 2. Hasil analisis tabulasi silang didapatkan nilai p= 0,852 yang secara statistik tidak bermakna, yang berarti tidak ada hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian DM tipe 2.Tidak adanya hubungan aktifitas fisik ini mungkin disebabkan karena dalam mengukur kegiata aktifitas fisik hanya berdasarkan klasifikasi jenis pekerjaannya belum berdasarkan jumlah energi yang dikeluarkan pada waktu melakukan aktifitas. DAFTAR PUSTAKA American Diabetes Association. Position statement: Standards of Medical Care in Diabetes 2010. Diab Care. 2010;33(Suppl.1). Davidson, Josh.A. Preventing Diabetes in the Prediabetic. 2004. Depkes RI. Jumlah Penderita Diabetes Indonesia Ranking ke-4 Dunia. 2005 Brunner and Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah. Penerbit EGC. Jakarta, 2002;Volume 2 Boedisantoso, R. Komplikasi Akut Diabetes Melitus dalam Buku Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu (Panduan Penatalaksanaan Diabetes Melitus bagi Dokter dan Edukator). Balai Penerbit FKUI.Jakarta, 2009. Edisi ke-2, Cetakan ke-7. Waspadji, Sarwono. Pertanyaan Pasien dan Jawabannya tentang Diabetes.. Balai Penerbit FKUI. Jakarta, 2007 World Health Organization. Prevalence of Diabetes in The Who South-East Region, 2010 Richelle J. Koopman, MD, MSArch G. Mainous III, PhD, Vanessa A. Diaz, MD, MS, Mark E. Geesey, MS. Changes in Age at Diagnosis of Type 2 Diabetes Mellitus in the United States, 1988 to 2000, 2005. Ann Fam Med 2005;3:60-63) Sarwono, Solita. Sosiologi Kesehatan. Penerbit Gajah Mada. Yogjakarta, 1997 Sidartawan. Jumlah Penderita Diabetes Indonesia Ranking ke-4 Dunia, 2005 National Institute for Health and Clinical Excellence, 2011 Cuasay LC., Lee Es, Orlander PP, Steffen- Batey L. Hanis CL. Prevalence and Determinant of Type 2 Diabetes Among Filipino-Aamericans in the Houston, Texas Metropolitan Statistical Area. Diabetes Care 2005 : 24 (12). P.2054-8. 41

Ali FM,et,al. The Diabetes-Obesity : Evidence from the world health survey. US National Library of Medicine National Institute Health: 2014.Bennet,P. Epidemiology of Type 2 Diabetes Mellitus.In (Le Roith et.al.,eds), Diabetes Mellitus a Fundamental and Clinical Text. 2 nd ed. Philadelphia:Lippincott William & wilkins; 2000.p.544-7. 42