PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PEMBERIAN SUBSIDI KEPADA NELAYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Wfo M/E= Cfo x Daya Mesin x t

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2014 TENTANG ANDON PENANGKAPAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN, PEMBUDI DAYA IKAN, DAN PETAMBAK GARAM

2017, No Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 T

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN, PEMBUDI DAYA IKAN, DAN PETAMBAK GARAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN, PEMBUDI DAYA IKAN, DAN PETAMBAK GARAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR, PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN USAHA PERIKANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN, PEMBUDI DAYA IKAN, DAN PETAMBAK GARAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDAFTARAN DAN PENANDAAN KAPAL PERIKANAN DI KOTA DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/PERMEN-KP/2014 TENTANG USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUNLIK INDONESIA NOMOR PER.03/MEN/2007 TENTANG SURAT LAIK OPERASI KAPAL PERIKANAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2004 TENTANG PERIKANAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN DAN PEMBUDI DAYA IKAN

2 Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lem

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN DAN HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK

2 Indonesia Tahun 1996 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3647); 3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lemb

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PERMEN-KP/2014 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS PENGAWAS PERIKANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.29/MEN/2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 46 SERI E

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.05/MEN/2008 TENTANG USAHA PERIKANAN TANGKAP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2002 TENTANG USAHA PERIKANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PERMEN-KP/2016 TENTANG PEMANFAATAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

BERITA NEGARA. No.955, 2011 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Juknis. DAK. Tahun 2012 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 16/MEN/2006 TENTANG PELABUHAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.715, 2014 KEMEN KP. Perlindungan. Bencana Alam. Nelayan. Pembudidaya Ikan. Petambak Garam. Perubahan.

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42/PERMEN-KP/2015 TENTANG SISTEM PEMANTAUAN KAPAL PERIKANAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2004 TENTANG PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : PER.17/MEN/2006 TENTANG USAHA PERIKANAN TANGKAP MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BERITA NEGARA. KKP. Usaha Perikanan. Sertifikasi. Sistem. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG USAHA PERIKANAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PENGANGKUTAN BARANG TERTENTU DALAM DAERAH PABEAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2004 TENTANG PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

*15365 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 31 TAHUN 2004 (31/2004) TENTANG PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

4. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik

LAMPIRAN NOMOR 191 TAHUN 2014 RINCIAN KONSUMEN PENGGUNA DAN TITIK SERAH JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU. 1.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG HARGA JUAL ECERAN DAN KONSUMEN PENGGUNA JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2004 TENTANG P E R I K A N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.14/MEN/2011 TENTANG USAHA PERIKANAN TANGKAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN TANGKAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.06/MEN/2009 TENTANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 69 TAHUN 2012 TENTANG PENDAFTARAN DAN PENANDAAN KAPAL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2002 TENTANG USAHA PERIKANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PERMEN-KP/2013

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2008

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2004 TENTANG PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG HARGA JUAL ECERAN DAN KONSUMEN PENGGUNA JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Ind

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pemberdayaan Nelayan Kecil dan Pembudidaya-Ikan Kecil (Lembaran Negara Republik I

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN, PEMBUDI DAYA IKAN, DAN PETAMBAK GARAM

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PERMEN-KP/2014 TENTANG RUMPON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KESYAHBANDARAN DI PELABUHAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PERMEN-KP/2013

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 12/MEN/2007 TENTANG PERIZINAN USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016

Indonesia Tahun 1970 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2944); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN-KP/2016 TENTANG KARTU NELAYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERIZINAN USAHA PERIKANAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN, PEMBUDI DAYA IKAN, DAN PETAMBAK GARAM

UNDANG-UNDANG REFUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2004 TENTANG PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956); 4. Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan A

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Dana Alokasi Khusus. Tahun Penggunaan Petunjuk Teknis.

Transkripsi:

Draft Perpres Subsidi PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PEMBERIAN SUBSIDI KEPADA NELAYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 24 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam, perlu mengatur Tata Cara Pemberian Subsidi Kepada Nelayan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Tata Cara Pemberian Subsidi Kepada Nelayan; Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 443), sebagaimana telah diubah menjadi Undang- Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5073) ; 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Tahun 2014 Nomor.. Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor..);

4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 68, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5870); 5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 6. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 5); MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INONESIA TENTANG TATA CARA PEMBERIAN SUBSIDI KEPADA NELAYAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Presiden ini, yang dimaksud dengan : 1. Bantuan adalah bantuan yang diberikan dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa yang bersumber dari anggaran pemerintah (Bantuan Pemerintah) atau sumber lain diluar Pemerintah di bidang perikanan; 2. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada perseorangan, kelompok masyarakat, atau lembaga pemerintah/non pemerintah; 3. Bantuan Non Pemerintah adalah bantuan yang diberikan oleh lembaga non pemerintah, kelompok masyarakat dan/atau individu; 4. Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya Ikan dan lingkungannya mulai dari

praproduksi, produksi, pascaproduksi, dan pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis Perikanan. 5. Usaha Perikanan adalah kegiatan yang dilaksanakan dengan sistem bisnis Perikanan yang meliputi praproduksi, produksi, pascaproduksi, pengolahan, dan pemasaran. 6. Penangkapan Ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat dan cara yang mengedepankan asas keberlanjutan dan kelestarian, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya. 7. Kapal Perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan penelitian/eksplorasi perikanan. 8. Alat Penangkapan Ikan, yang selanjutnya disebut API, adalah sarana dan perlengkapan atau benda-benda lainnya yang dipergunakan untuk menangkap ikan. 9. Alat Bantu Penangkapan Ikan, yang selanjutnya disebut ABPI, adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan ikan dalam kegiatan penangkapan ikan. 10. Asuransi Perikanan adalah perjanjian antara Nelayan dan pihak perusahaan asuransi untuk mengikatkan diri dalam pertanggungan risiko Penangkapan Ikan. 11. Nelayan adalah Setiap Orang yang mata pencahariannya melakukan Penangkapan Ikan. 12. Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia, yang selanjutnya disebut WPPNRI, adalah wilayah pengelolaan perikanan untuk penangkapan ikan yang meliputi perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut teritorial, zona tambahan, dan zona ekonomi eksklusif Indonesia. 13. pemangku kepentingan adalah 14. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

15. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 16. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan. 17. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang menyelenggarakan tugas teknis di bidang Perikanan Tangkap. 18. Dinas adalah dinas provinsi atau kabupaten/kota yang membidangi urusan kelautan dan perikanan. Pasal 2 Peraturan Presiden ini bertujuan sebagai pedoman bagi para pemangku kepentingan dalam melaksanakan tata cara pemberian bantuan di bidang kelautan dan perikanan kepada nelayan, pembudi daya ikan kecil, dan petambak garam kecil. Pasal 3 Ruang lingkup Peraturan Presiden ini meliputi: a. batasan pemberian subsidi dan batasan nelayan penerima subsidi; b. bahan bakar minyak atau sumber energi lainnya, air bersih, dan es kepada nelayan; c. bahan bakar minyak atau sumber energi lainnya, induk, benih, bibit, pakan, dan obat ikan kepada Pembudi Daya Ikan Kecil;dan d. bahan bakar minyak atau sumber energi lainnya kepada Petambak Garam Kecil. BAB II BATASAN PEMBERIAN SUBSIDI DAN BATASAN NELAYAN PENERIMA SUBSIDI Bagian Kesatu Nelayan Pasal 4 (1) Batasan pemberian subsidi kepada nelayan diberikan dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya ikan yang berkelanjutan yaitu:

a. estimasi potensi, jumlah tangkapan yang diperbolehkan dan tingkat pemanfaatan sumber daya ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia; b. alokasi sumber daya ikan di masing-masing daerah di setiap Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia; c. parameter penilaian kualitas pengelolaan perikanan di masingmasing daerah di setiap Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia;dan d. tidak menimbulkan padat penangkapan ikan (overfishing) dan kelebihan jumlah penangkapan ika (overcapacity). (2) Batasaan pemberian subsidi kepada nelayan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga harus tepat guna, tepat sasaran, tepat waktu, tepat kualitas, dan tepat jumlah. Pasal 5 Pemberian sudsidi kepada nelayan dilakukan dengan kriteria: a. menggunakan kapal penangkap ikan berukuran sampai dengan 30 GT;dan b. menggunakan alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan. Pasal 6 (1) Pemberian subsidi bagi kapal penangkap ikan yang berukuran sampai dengan 30 GT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a diberikan kepada nelayan yang mempunyai izin dan/atau terdaftar sebagai kapal perikanan di Dinas Provinsi sesuai dengan kewenangannya. (2) Untuk ukuran kapal penangkap ikan sampai dengan 10 GT dibuktikan secara tertulis dengan bukti pencatatan kapal perikanan yang diterbitkan oleh Kepala Dinas sesuai dengan kewenangannya. Pasal 7 (1) Alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b meliputi: a. gill Net;dan b. alat tangkap pancing. (2) Alat penangkapan ikan yang ramah linkungan sebagaiman dimaksud pada ayat (1) juga memperhatikan tehnik dan metode alat penangkap ikan.

Pasal 8 Pemberian subsidi kepada nelayan dapat diberikan 3 (tiga) jenis bantuan untuk 1 (satu) kapal penangkap ikan yang melakukan operasional di WPPNRI. BAB III BAHAN BAKAR MINYAK ATAU SUMBER ENERGI LAINNYA, AIR BERSIH, DAN ES KEPADA NELAYAN Bagian Kesatu Bahan Bakar Minyak Kepada Nelayan Pasal 9 (1) Pemberian bantuan subsidi BBM kepada nelayan merupakan bantuan yang secara langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan operasional penangkapan ikan di WPPNRI (2) Pemberian bantuan subsidi BBM kepada nelayan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan: a. untuk setiap kapal perikanan dengan pemakaian paling banyak 25 (dua puluh lima) kilo liter/bulan;dan b. lokasi pelabuhan pangkalan sebagaimana tercantum dalam izin atau BPKP. Pasal 10 (1) Nelayan untuk memiliki bantuan subsidi BBM, harus mengajukan permohonan guna mendapatkan Surat Rekomendasi Pembelian Jenis BBM tertentu kepada: a. Kepala Pelabuhan Perikanan;atau b. Kepala SKPD provinsi/kabupaten/kota apabila di lokasi sebagaimana dimaksud tidak terdapat pelabuhan perikanan atau belum memiliki organisasi pengelola pelabuhan perikanan. (2) Apabila Kepala Pelabuhan Perikanan atau Kepala SKPD provinsi/kabupaten/kota tidak berada ditempat, maka penerbitan Surat Rekomendasi dapat dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 11 (1) Nelayan dalam mengajukan permohonan Surat Rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, dilengkapi dengan: a. asli Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan dan Keberangkatan Kapal (STBLKK); b. fotokopi SIPI/SIKPI atau Bukti Pencatatan Kapal dengan menunjukkan aslinya; c. fotokopi Surat Laik Operasi (SLO); d. fotokopi Surat Persetujuan Berlayar (SPB); e. estimasi produksi per trip; f. jadwal rencana pengisian Minyak Solar (gas oil); g. estimasi sisa Minyak Solar (gas oil) yang ada di kapal; dan h. daftar Anak Buah Kapal (ABK) yang telah disahkan oleh Syahbandar. (2) Kepala pelabuhan perikanan atau Kepala SKPD provinsi/kabupaten/kota melakukan verifikasi terhadap kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang hasilnya berupa persetujuan dan penolakan. (3) Apabila berdasarkan verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) persyaratan yang dinyatakan lengkap, kepala pelabuhan perikanan atau kepala SKPD provinsi/kabupaten/kota melakukan perhitungan estimasi BBM untuk mesin utama (main engine) dan mesin bantu (auxilliary engine). (4) Apabila berdasarkan verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) persyaratan yang dinyatakan tidak lengkap, kepala pelabuhan perikanan atau kepala SKPD provinsi/kabupaten/kota melakukan penolakan atau pengembalian untuk dilengkapi. Pasal 12 Kepala pelabuhan perikanan atau Kepala SKPD provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya menerbitkan Surat Rekomendasi BBM apabila hasil verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) telah memenuhi persyaratan dan hasil perhitungan estimasi BBM sebagaimana dalam Pasal 11 ayat (3) telah diketahui.

Pasal 13 (1) Surat Rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, paling sedikit memuat: a. nama pemilik; b. nama kapal perikanan; c. alamat usaha; d. ukuran kapal perikanan; e. lama operasional; f. daerah operasi; g. alokasi volume BBM dengan memperhitungkan sisa BBM yang masih ada setelah kapal beroperasi; h. penyalur; i. tanggal pemberian rekomendasi; j. masa berlaku Surat rekomendasi; dan k. tanda tangan dan cap (stempel) pemberi rekomendasi. (2) Surat Rekomendasi berlaku untuk satu kali pembelian pada 1 (satu) titik serah/penyalur. (3) Penerbitan Surat Rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 tidak dipungut biaya. Pasal 14 Bentuk dan format mengenai : a. Surat permohonan kepada kepala pelabuhan perikanan atau kepala SKPD provinsi/kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1), tercantum dalam Lampiran I;dan b. Surat rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, tercantum dalam Lampiran II. yang merupakan bagain tidak terpisahkan dari Lampiran ini Bagian Kedua Air Bersih Kepada Nelayan Pasal 15 (1) Pemberian bantuan subsidi air bersih dan es harus memenuhi persyaratan higienis sesuai dengan ketentuan perundang-undangan (2) Pemberian bantuan subsidi air bersih dan es kepada nelayan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada:

a. untuk setiap nelayan dengan pemakaian paling banyak.m3 perbulan air bersih dan. ton/perbulan untuk es;dan b. lokasi pelabuhan pangkalan sebagaimana tercantum dalam izin atau BPKP. Pasal 16 (1) Nelayan dalam mengajukan permohonan pemberian bantuan subsidi air bersih dan es, harus mengisi form permintaan layanan subsidi air bersih dan es kepada Petugas pelabuhan perikanan. (2) Petugas pelabuhan perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menerima permohonan pemberian bantuan subsidi air bersih dan es dan melakukan verifikasi terhadap ketersediaan subsidi air bersih dan es di pelabuhan perikanan. (3) Dalam hal subsidi air bersih dan es masih tersedia, nelayan menerima bantuan subsidi air bersih dan es setelah melakukan pembayaran berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) form permintaan layanan subsidi air bersih dan es sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagain tidak terpisahkan dari Lampiran ini Pasal 17 (1) Selain pemberian bantuan subsidi bahan bakar minyak atau sumber energi lainnya, air bersih, dan es kepada nelayan, dimungkinkan pemberian subsidi dengan berdasarkan petunjuk pelaksanaan dari Menteri. (2) Selain pemberian bantuan subsidi bahan bakar minyak atau sumber energi lainnya, air bersih, dan es kepada nelayan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk: a. sarana dan prasarana, berupa antara lain: 1) pembangunan, modernisasi, penggantian kapal perikanan dan/atau alat penangkapan ikan serta alat bantu penangkapan ikan; 2) pembangunan dan rehabilitasi pelabuhan perikanan;dan 3) pembangunan fasilitas penyimpanan, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. b. perlindungan dan pemberdayaan nelayan, berupa antara lain: 1) asuransi nelayan; 2) pengembangan usaha perikanan; dan

3) pengembangan mata pencaharian alternatif nelayan. (3) Dalam hal pemeberian subsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Kementerian/Lembaga lain, terlebih dahulu harus memperoleh rekomendasi dan berkoordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan sebelum proses pengusulan pemberian bantuan dilaksanakan (4) Petunjuk pelaksanaan pemberian subsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri BAB IV BAHAN BAKAR MINYAK ATAU SUMBER ENERGI LAINNY, INDUK, BENIH, BIBIT, PAKAN, DAN OBAT IKAN KEPADA PEMBUDI DAYA IKAN KECIL. BAB V BAHAN BAKAR MINYAK ATAU SUMBER ENERGI LAINNYA KEPADA PETAMBAK GARAM KECIL. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembar Negara Republik Indonesia Disahkan di Jakarta Pada tanggal 2017 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA JOKO WIDODO