21 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 7 Bandung yang terletak di jalan Lengkong Kecil nomor 53. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010: 173). Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010: 174). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMAN 7 Bandung tahun ajaran 2012/2013. Adapun sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa dari satu kelas yang diambil secara purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Peneliti tidak memungkinkan melakukan pengambilan sampel secara acak dan menjadikannya satu kelas. Adapun pertimbangannya yaitu kurangnya kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi secara tertulis. Jumlah siswa dalam kelas yang dijadikan sampel sebanyak 37 siswa. Akan tetapi, siswa yang menjadi subjek penelitian sebanyak 30 siswa dikarenakan ada beberapa siswa yang tidak hadir pada saat pretest maupun posttest. B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu pre-experimental atau weak experiment, dimana tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2011: 111). Pada metode eksperimen ini hanya melibatkan satu kelompok saja tanpa adanya kelas kontrol, tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh dari penerapan learning cycle 5E terhadap keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa pada kelompok tersebut. Adapun desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu one group pretest-posttest design. Dalam desain penelitian ini terdapat beberapa langkah yang menunjukkan urutan kegiatan penelitian ini, yaitu tes awal (O 1 ), perlakuan (X), dan tes akhir (O 2 ) sehingga dapat diketahui perbandingan sebelum dan
22 setelah diberi perlakuan (Sugiyono, 2011: 112). Desain one group pretest-posttest design ini dapat digambarkan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design Pretest Perlakuan Posttest O 1 X O 2 Sugiyono (2011: 112) O 1 : Pretest O 2 : Posttest X: Perlakuan (pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle 5E) C. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan untuk menghindari kekeliruan mengenai maksud dan tujuan yang ingin dicapai dengan menyamakan persepsi terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel-variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Learning Cycle Tipe model pembelajaran learning cycle yang digunakan yaitu learning cycle 5E yang terdiri atas tahap engagement, exploration, explanation, elaboration, dan evaluation. 2. Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi Keterampilan siswa dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi merupakan keterampilan proses sains. Keterampilan dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi dalam penelitian ini diukur melalui tes KPS. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berupa uraian mengenai keterampilan proses sains siswa dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi pada materi pencemaran air. Tes diberikan kepada siswa sebelum
23 kegiatan pembelajaran (pre-test) dan sesudah kegiatan pembelajaran (post-test) pada kelas eksperimen. D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat pengumpulan data pada waktu penelitian (Arikunto, 2010). Tujuan dibuatnya instrumen yaitu untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap dan akurat mengenai variabel penelitian yang ingin diketahui pengaruhnya. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan yaitu tes keterampilan proses sains dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi berupa soal uraian, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan angket. 1. Tes Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi Tes yang digunakan untuk mengukur keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomukasi dalam bentuk uraian dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan. Indikator keterampilan mengajukan pertanyaan yang digunakan meliputi pertanyaan apa, mengapa, bagaimana dan pertanyaan meminta penjelasan. Keterampilan berkomunikasi yang digunakan meliputi keterampilan bagan, gambar, grafik/diagram, dan tabel. Tes diberikan kepada siswa sebelum kegiatan pembelajaran (pretest) dan sesudah kegiatan pembelajaran (posttest) pada kelas eksperimen. Pretest diberikan untuk mengetahui keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomukasi siswa pada awal pembelajaran dan posttest diberikan untuk mengetahui keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi pada akhir pembelajaran setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle. Butir soal tes keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa telah dijudgement oleh dosen ahli dan diuji coba di kelas yang telah menerima pembelajaran mengenai pencemaran air. Kisi-kisi butir soal keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi dapat dilihat pada Tabel 3.2.
24 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi No. Jenis KPS Indikator Kriteria Nomor Soal Jumlah (%) 1 Mengajukan pertanyaan Mengajukan pertanyaan apa, mengapa, bagaimana dan pertanyaan meminta penjelajalan 1, 2 10 2 Berkomunikasi Kemampuan berkomunikasi melalui bagan a. Mengubah data uraian ke dalam bagan konsep b. Mengubah data dalam bagan alir ke dalam data uraian a. 3 b. 8 10 Kemampuan berkomunikasi melalui gambar Kemampuan berkomunikasi melalui grafik/diagram Kemampuan berkomunikasi melalui tabel Mengubah data dalam gambar ke dalam data uraian a. Mengubah data dalam tabel ke dalam grafik b. Mengubah data dari uraian ke dalam bentuk grafik c. Mengubah data dari grafik ke dalam bentuk uraian d. Mengubah data dalam diagram ke dalam uraian a. Membaca data dalam tabel b. Mengubah data uraian ke dalam tabel c. Mengubah data grafik ke dalam table 4, 13, 14, 19, 20 a. 6, 17 b. 10 c. 11 d. 12 a. 5, 7, 15, 16 b. 9 c. 18 Jumlah 20 100 25 25 30 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar Kerja Siswa (LKS) digunakan dalam pembelajaran sebagai panduan siswa untuk melakukan praktikum mengenai pencemaran air. Pada LKS terdapat lembar isian yang berkaitan dengan keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa. LKS diberikan secara berkelompok yang harus diisi selama pembelajaran berlangsung.
25 3. Angket Angket digunakan untuk mengetahui respon atau tanggapan siswa mengenai keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi dalam proses pembelajaran. Indikator angket yang digunakan dijelaskan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Siswa No. Indikator Jumlah Pertanyaan 1 Antusiasme siswa terhadap pembelajaran 1 2 Tingkat kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan 2 3 Tingkat kemampuan siswa dalam berkomunikasi 7 Jumlah 10 E. Uji Coba Instrumen Sebelum digunakan sebagai pretest dan posttest pada sampel penelitian, soal diuji cobakan terlebih dahulu di kelas XI IPA yang telah menerima pembelajaran mengenai pencemaran air. Uji coba instrumen ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2013. Setelah diuji coba, soal selanjutnya dianalisis. Analisis ini meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji tingkat kesukaran, dan uji daya pembeda. Adapun perhitungan hasil uji coba soal tes keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi dibantu dengan menggunakan Software Anates Vers. 4. 0. 5. Adapun penjabaran analisis uji coba instrumen sebagai berikut: 1. Analisis Validitas Tes Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010: 211). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Menurut Arikunto (2010), menerangkan bahwa untuk mendapatkan nilai validitas dari suatu instrumen dapat meggunakan rumus yang dikemukakan oleh Pearson. Rumus tersebut dikenal dengan rumus korelasi product moment yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
26 ( )( ) * ( )+ * ( )+ r xy = koefisien korelasi X = skor tiap butir soal dari seluruh siswa Y = skor total dari tiap butir soal N = jumlah siswa Nilai r xy yang diperoleh dapat menunjukkan validitas dari butir soal dengan menggunakan kriteria yang dijabarkan pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Klasifikasi Validitas Butir Soal Nilai r xy Klasifikasi 0,80 < r xy 1,00 Sangat tinggi 0,60 < r xy 0,80 Tinggi 0,40 < r xy 0,60 Cukup 0,20< r xy 0,40 Rendah 0,00 < r xy 0,20 Sangat rendah Arikunto (2009: 75) 2. Analisis Reliabilitas Tes Reliabilitas suatu instrumen menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010: 221). Instrumen yang reliabel dan sudah dapat dipercaya akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Maka dari itu, instrumen yang telah diuji cobakan harus reliabel sehingga dapat mengungkap data yang dapat dipercaya. Instrumen yang digunakan berupa tes uraian sehingga perhitungan reliabilitas instrumen dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Alpha yang dijabarkan sebagai berikut: ( ( ) ) ( ) Arikunto (2009: 109)
27 r 11 = nilai reliabilitas = jumlah varians skor tiap butir soal = varians total n = jumlah siswa Nilai r 11 yang diperoleh dapat menunjukkan reliabilitas dari butir soal dengan menggunakan kriteria yang dijabarkan pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Klasifikasi Reliabilitas Butir Soal Nilai r 11 Klasifikasi 0,80 < r 11 1,00 Sangat tinggi 0,60 < r 11 0,80 Tinggi 0,40 < r 11 0,60 Cukup 0,20< r 11 0,40 Rendah 0,00 < r 11 0,20 Sangat rendah Arikunto (2009: 75) 3. Analisis Tingkat Kesukaran Tes Menurut Arikunto (2009: 207), menyebutkan bahwa soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Perhitungan nilai tingkat kesukaran soal dapat menggunakan rumus sebagai berikut: Karno (Hany, 2009) TK = tingkat kesukaran S A = jumlah skor kelompok atas pada setiap butir soal S B = jumlah skor kelompok bawah pada setiap butir soal I A = jumlah skor ideal kelompok atas pada setiap butir soal I B = jumlah skor ideal kelompok bawah pada setiap butir soal 3.6. Nilai dari tingkat kesukaran dikategorikan berdasarkan rentang pada Tabel
28 Tabel 3.6 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal Indeks Kesukaran Klasifikasi 0,00-0,30 Sukar 0,31-0,70 Rendah 0,71-0,100 Mudah (Arikunto, 2009) Soal yang baik merupakan soal yang termasuk dalam kriteria soal sedang namun jika diperlukan karena tujuan tertentu, soal yang termasuk kategori sukar maupun rendah dapat juga digunakan (Arikunto, 2009: 210). 4. Analisis Daya Pembeda Tes Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2009: 211). Perhitungan nilai daya pembeda soal dapat menggunakan rumus sebagai berikut: Karno (Hany, 2009) DP = daya pembeda I A = jumlah skor ideal salah satu kelompok atas/bawah pada setiap butir soal S A = jumlah skor kelompok atas pada setiap butir soal S B = jumlah skor kelompok bawah pada setiap butir soal Nilai daya pembeda yang didapat dapat dikategorikan berdasarkan kriteria pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda Soal Niali Klasifikasi 0,00-0,19 Jelek 0,20-0,39 Cukup 0,40-0,69 Baik 0,70-1,00 Sangat baik (Arikunto, 2009: 218)
29 Data rekapitulasi validitas, realibilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal hasil uji coba instrumen berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Software Anates Vers. 4. 0. 5. dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8 Rekapitulasi hasil uji Coba Instrumen Tes No. Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Validitas Reliabilitas Keterangan Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori 1 0,48 Sedang 0,17 Jelek 0,28 Rendah 0,72 Tinggi Dibuang 2 0,44 Sedang 0,23 Cukup 0,53 Cukup Dipakai dan Revisi 3 0,54 Sedang 0,49 Baik 0,70 Tinggi Dipakai 4 0,49 Sedang 0,02 Jelek 0,12 Sangat Dibuang rendah 5 0,88 Sangat 0,00 Jelek 0,03 Sangat Dibuang mudah rendah 6 0,29 Sukar 0,14 Jelek 0,47 Cukup Dipakai 7 0,95 Sangat 0,03 Jelek 0,22 Rendah Dibuang mudah 8 0,64 Sedang 0,34 Cukup 0,61 Tinggi Dipakai 9 0,43 Sedang 0,14 Jelek 0,37 Rendah Dipakai dan Revisi 10 0,37 Sedang 0,20 Jelek 0,44 Cukup Dipakai 11 0,59 Sedang 0,21 Cukup 0,32 Rendah Dibuang 12 0,31 Sedang 0,13 Jelek 0,19 Sangat Dibuang rendah 13 0,97 Sangat 0,06 Jelek 0,13 Sangat Dibuang mudah rendah 14 0,81 Mudah 0,38 Cukup 0,55 Cukup Dipakai 15 0,81 Mudah 0,38 Cukup 0,54 Cukup Dipakai 16 0,35 Sedang 0,04 Jelek 0,19 Sangat Dibuang rendah 17 0,31 Sedang 0,02 Jelek 0,23 Rendah Dibuang 18 0,46 Sedang 0,34 Cukup 0,53 Cukup Dipakai 19 0,97 Sangat mudah 0,06 Jelek 0,43 Cukup Dipakai dan Revisi 20 0,84 Mudah 0,06 Jelek 0,17 Sangat rendah Dibuang
30 F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu melalui pemberian tes, LKS, dan angket. Pemberian tes dilakukan pada saat sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung, pengisian LKS dilakukan selama pembelajaran berlangsung, dan pengisian angket dilakukan setelah pembelajaran berlangsung. G. Teknik Pengolahan Data Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini kemudian dikumpulkan dan selanjutnya diolah dengan lagkah-langkah sebagai berikut: 1. Pengolahan Tes Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi Untuk mengetahui hasil tes yang diperoleh, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menghitung skor dari setiap jawaban pada pretest dan posttest sesuai kriteria penilaian yang telah ditentukan sebelumnya (keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi) b. Menghitung skor total yang diperoleh setiap siswa dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut (keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi): c. Menghitung persentase kemampuan berkomunikasi setiap siswa d. Menghitung persentase tiap indikator dari kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan rumus:
31 Nilai yang didapat kemudian dikategorikan sesuai dengan kriteria yang dijelaskan pada Tabel 3.9. Tabel 3.9 Klasifikasi Kemampuan Berkomunkasi Nilai Kategori 86 100 Sangat baik 76 85 Baik 60 75 Cukup 55 59 Kurang <54 Buruk sekali (Purwanto, 2008) e. Menghitung Gain (keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi) Gain adalah selisih antara skor posttest dan pretest. Untuk menentukan gain digunakan rumus: G: Gain S 1 : Skor pretest S 2 : Skor posttest G = S 2 - S 1 f. Menghitung gain ternormalisasi (keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi) Perhitungan gain ternormalisasi bertujuan untuk mengetahui kategori peningkatan keterampilan proses sains dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi setelah diberikan perlakuan. Adapun perhitungan gain ternormalisasi yaitu dengan menggunakan rumus: <g> = indeks gain = rata-rata skor pretest = rata-rata skor posttest (Hake, 1999)
32 Besarnya indeks gain <g> yang didapat kemudian dikategorikan sesuai dengan kriteria Hake yang dijabarkan pada Tabel 3.10. Tabel 3.10 Kategori Indeks Gain Indeks Gain <g> Kategori <g> > 0,7 Tinggi 0,3 <g> 0,7 Sedang <g> < 0,3 Rendah g. Uji Normalitas (Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi) Melakukan uji prasyarat yaitu dengan melakukan uji normalitas pada pretest dan posttest untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang distribusi normal atau tidak. Rumus uji normalitas yang digunakan yaitu rumus Chi kuadrat ( ) (Sudjana, 2005) dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Membuat daftar distribusi frekuensi dari data pretest dan posttest yang didapat dan menentukan frekuensi yang diperoleh (O i ) 2) Menghitung rata-rata ( ) dan standar deviasi (S) dari pretest dan posttest 3) Menentukan batas kelas interval (BK) 4) Mencari nilai Z dengan menggunakan rumus: 5) Mencari luas daerah interval (i) 6) Mencari frekuensi yang diharapakan E 1 (i x n), dengan n adalah jumlah sampel 7) Menghitung chi kuadrat ( ) dengan menggunakan rumus: ( ) 8) Membandingkan dengan dk (n-3) dan α (0,05) Apabila 2 2 a d n a ng a Apabila 2 2 a da d n a ng a
33 e. Uji Homogenitas (Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi) Apabila pada uji normalitas data menunjukkan bahwa data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua data memiliki varians yang homogen atau tidak. Rumus yang digunakan yaitu uji F dengan langkah sebagai berikut: 1) Menghitung varians (S 2 ) dari kedua data (pretest dan posttest) 2) Menghitung nilai F dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ng a an ang a an ang a 3) Membandingkan F hitung dengan F tabel dengan dk (n-1) dan α (0,05) Apabila F hitung < F tabel = sampel homogen Apabila F hitung > F tabel = sampel tidak homogen h. Uji Hipotesis (Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi) Karena penelitian ini menggunakan satu sampel yang mendapat perlakuan maka uji hipotesis yang digunakan yaitu t test one sample atau uji t satu sampel pihak kanan dengan nilai rata-rata yang diharapkan sebesar 65. Perhitungan t test one sample dilakukan dengan menggunakan rumus: (Sudjana, 2005) t = t hitung = rata-rata posttest = rata-rata yang diharapkan (65) S = simpangan baku n = jumlah sampel Dengan H o : µ = 65 dan H 1 : µ > 65. t hitung yang didapat dibandingkan dengan t tabel ada a d d ngan α (0,05) dan d (n-1). Apabila t hitung < t tabel maka H o diterima. Apabila t hitung t tabel maka H o ditolak.
34 Namun apabila sampel tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka uji hipotesis yang digunakan yaitu uji Wilxocon satu sampel dengan nilai median yang diharapkan sebesar 65. Untuk memperoleh nilai J dilakukan perhitungan dengan langkah sebagai berikut: 1) Hitung selisih setiap data posttest dengan nilai media yang diharapkan (X-M) 2) Urutkan nilai X - M dengan mengabaikan tanda negatif 3) Hitung jumlah nomor urut yang bertanda positif dan juga yang bertanda negatif 4) Jumlah nomor urut yang paling kecil antara jumlah nomor urut yang bertanda positif dan negatif itulah yang merupakan nilai J 5) Karena n > 25 maka harga J diasumsikan berdistribusi normal dengan rata-rata dan simpangan baku sebagai berikut: ( ) ( )( ) (Susetyo, 2010) n = jumlah sampel = rata-rata = simpangan baku 6) Kriteria pengujian menggunakan distribusi normal baku dengan menggunakan transformasi: (Susetyo, 2010) 7) Bandingkan z hitung dengan z tabel, Dengan H o : M = 65 dan H 1 : M > 65. Apabila nilai z hitung < z tabel maka H o diterima. Apabila nilai z hitung z tabel maka H o ditolak.
35 2. Pengolahan Angket Siswa berikut: Pengolahan data angket siswa dilakukan dengan lanhkah-langkah sebagai a. Melakukan tabulasi jawaban angket dari seluruh siswa b. Menghitung persentase jawaban siswa berdasarkan perhitungan sebagai berikut: P = Angka persentase a a ang an a a an a a 100 H. Prosedur Penelitian Tahapan-tahapan dalam penelitian ini terdiri atas tiga tahap yaitu, tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan meliputi kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebelum melalukan penelitian yang terdiri atas: a. Merumuskan masalah b. Melakukan studi literature mengenai model pembelajaran learning cycle, keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi c. Menyusun proposal penelitian d. Mengikuti seminar proposal penelitian untuk mendapatkan informasi, saran, dan perbaikan mengenai kegiatan penelitian yang akan dilakukan e. Menyusun perbaikan proposal penelitian berdasarkan saran dan informasi yang telah didapatkan dari kegiatan seminar proposal penelitian f. Menyusun instrumen penelitian yang terdiri atas soal tes keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan angket g. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman untuk melaksanakan pembelajaran pada saat penelitian
36 h. Melakukan judgement instrumen penelitian kepada dosen ahli kemudian melakukan perbaikan berdasarkan hasil judgement i. Melakukan uji coba instrumen penelitian kemudian menganalisisnya j. Memperbaiki instrumen penelitian 2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan dilaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Melaksanakan tes awal (pretest) Pemberian tes awal dengan soal yang telah diuji coba bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi pada subkonsep pencemaran air b. Memberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran learnig cycle pada subkonsep pencemaran air c. Melaksanakan tes akhir (posttest) Tes akhir dilaksanakan setelah pembelajaran selesai. Tes akhir ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari model pembelajaran learnig cycle terhadap keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa d. Pemberian Angket kepada siswa untuk mengetahui respon dan tanggapan siswa terhadap keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi 3. Tahap Akhir Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir meliputi: a. Mengumpulkan data yang telah diperoleh melalui penelitian b. Mengolah data penelitian yang telah diperoleh c. Menganalisis dan membahas data hasil penelitian d. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data e. Memberikan saran-saran terhadap aspek-aspek penelitian yang kurang tepat
37 I. Alur Penelitian Alur pada penelitian ini dijelaskan pada Gambar 3.1 sebagai berikut: Perumusan masalah J. Studi literatur Penyusunan proposal penelitian K. Seminar proposal Revisi proposal penelitian Penyusunan instrumen dan RPP dengan menggunakan model learning cycle 5E Judgement instrumen Revisi instrumen Uji coba instrumen Pelaksanaan tes awal Pembelajaran dengan Learning Cycle 5E pada subkonsep pencemaran air Pelaksanan tes akhir dan pemberian angket Pengumpulan dan pengolahan data Analisis data Penarikan kesimpulan Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian