BAB I PENDAHULUAN. pengaruh dan perubahan yang besar dalam dunia pendidikan. Begitu pula

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berilmu, kreatif, inovatif, mandiri, dan bertanggung jawab, serta menjadi. Pendidikan akuntansi khususnya pendidikan akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya profesi akuntan telah banyak diakui oleh berbagai kalangan.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini mengakibatkan persaingan di dunia kerja semakin tinggi dan

BAB I PENDAHULUAN. banyak memiliki alternatif untuk bekerja. Menurut Astami (2001) dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat diiringi berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Kuliah dan pekerjaan merupakan dua hal yang saling berkaitan, karena

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan para tenaga ahli yang handal dalam bidangnya masing-masing.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. juga dirasa sangat penting dalam kemajuan suatu negara karena berhubungan

*( Abdul Ghofur Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya sangat memudahkan seorang mahasiswa dalam mengembangkan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan mengolah data keuangan (input) untuk menghasilkan informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini akuntan dituntut untuk profesional

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, seseorang tidak hanya dituntut untuk

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIS AUDITOR (Survey pada Auditor di Surakarta dan Yogyakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kebanyakan perusahaan memanfaatkan orang-orang yang ber-

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan diterapkan di. Indonesia pada tahun MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. melakukan studi di universitas. Pada saat menjalani studi, mahasiswa diharapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi, hal ini disebabakan karena banyaknya faktor-faktor diluar faktor

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal, perusahaan besar, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Perkembangan bisnis dan ekonomi Indonesia diera globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat ini memicu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Audit atas laporan keuangan sangat diperlukan, terutama bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tantangan atau hambatan akan muncul dan mempengaruhi suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seorang akuntan publik harus memperhatikan kualitas auditnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Diajukan Oleh : DAMAR CAHYO JATI J

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang penting bagi seorang manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk

Abstrak. Kata kunci : Kinerja Auditor, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Independensi, Komitmen Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I. melanggar dimensi moral dan etika bisnis itu sendiri, termasuk profesi. Masalah etika menjadi perhatian yang sangat penting bagi masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. komputerisasi sangat memudahkan seorang mahasiswa dalam. mengembangkan ilmu pengetahuannya. Namun, teknologi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. gelar tinggi belum tentu sukses berkiprah di dunia pekerjaan. Seringkali mereka

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini, dunia bisnis semakin berkembang disertai

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang jauh dari aktivitas moral, bahkan ada anggapan bahwa dunia

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Kantor Akuntan Publik menjadi sukses. Sebaliknya jika SDM. terutama pada era persaingan yang semakin kompetitif ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam dunia bisnis sangat ketat, oleh sebab

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi ini, pendidikan menjadi hal yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

Judul : Pengaruh Etika Profesi, Efikasi Diri, Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Intelektual, dan Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Auditor Nama

BAB I PENDAHULUAN. maka diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. auditor yang berkualitas, dapat diandalkan, dipercaya dan mampu menghasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang ini, perusahaan dan profesi auditor sama-sama dihadapkan pada. tantangan-tantangan yang berat. Mereka sama-sama harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wilda Akmalia Fithriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan bersaing untuk menjadi yang terbaik di antara. dan tidak menyesatkan pemakainya dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

(Survey di Perguruan Tinggi di Surakarta)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai tujuan untuk mendukung keuangan negara dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin meningkat, dan masalah yang dihadapi semakin UKDW

BAB I PENDAHULUAN. karyawan. Sayangnya penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. lalu, akuntan sangat diidentikkan dengan akuntan publik. Seiring dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. diperdagangakan di bursa saham, mayoritas perusahaan besar lainnya, serta

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya. Tujuan ini tertera pada Garis Besar Haluan Negara

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat. Dalam pasal 1 ayat (2) Kode Etik Ikatan Akuntan. integritas dan obyektivitas dalam melaksanakan tugasnya.

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai segala sesuatu yang telah dicita-citakannya. Seorang individu

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana pengacara dalam melaksanakan keahliannya akan memperoleh fee dari klien

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang

BAB I PENDAHULUAN. dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan publik dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. kemudahan dalam memasuki dan meraih peluang kerja, kesempatan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik pengetahuan dan ketrampilan hidup. Prakarsa (1996)

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang

BAB I PENDAHULUAN. diperhadapakan pada berbagai persaingan yang sangat ketat, khususnya pada bidang bisnis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan kesadaran etik/moral memainkan peran kunci. dalam semua area profesi akuntansi (Louwers et al dalam Muawanah dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bisnis. Pada umumnya, tujuan semua usaha bisnis adalah berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini banyak terjadi kasus-kasus hukum yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, ETIKA AUDITOR, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK KOTA SURAKARTA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan era globalisasi saat ini telah membawa pengaruh dan perubahan yang besar dalam dunia pendidikan. Begitu pula dengan persaingan di dalam dunia kerja, semakin ketat dan sangat menuntut tantangan dalam profesionalisme di dalam bekerja. Bukan itu saja, bagi yang tidak mengikuti kemajuan dan tidak mengikuti perkembangan tentu akan ketinggalan. Kemajuan dalam berbagai bidang mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan bisnis yang cukup tajam. Semua usaha bisnis tersebut berusaha untuk memperoleh keuntungan yang besar dan meminimalkan adanya kerugian. Dalam dunia pendidikan, terutama mahasiswa Akuntansi lulusan dari berbagai perguruan tinggi dituntut untuk memiliki kesadaran, pemahaman, dan kemampuan dalam berperilaku etis. Perkembangan ilmu dan teknologi sekarang ini seperti internet, komputerisasi, komunikasi, transportasi dan sebagainya memang sangat memudahkan seorang mahasiswa dalam mengembangkan wawasannya, namun diantara kemudahan tersebut diperlukan antisipasi dan adaptasi. Salah satu faktor yang dapat mendukung keberhasilan program studi akuntansi adalah perilaku dan mental setiap mahasiswa dalam mengembangkan 1

2 kepribadiannya dan dituntut untuk memiliki kemampuan dalam berperilaku. Manusia sejak lahir telah memiliki potensi-potensi kecerdasan yang diberikan oleh Tuhan. Kecerdasan-kecerdasan tersebut tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan pengalaman manusia. Awalnya, kecerdasan yang paling dikenal banyak orang adalah kecerdasan intelektual (IQ). Namun, ditemukan melalui berbagai penelitian, ada tipe kecerdasan lain yang dimiliki manusia yaitu kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual sangat berperan dalam proses pendidikan yang berkaitan dan menghasilkan suatu sikap profesional. Banyak temuan menunjukkan bahwa ternyata IQ setinggi-tingginya, hanya menyumbang kira-kira 20 persen bagi faktor-faktor yang menentukan sukses dalam hidup, sedangkan 80 persen ditentukan oleh kekuatan-kekuatan lain, seperti kelas sosial hingga nasib baik dan doa (Askar, 2006: 216). Kebanyakan program pendidikan di zaman sekarang hanya berpusat pada kecerdasan akal (IQ) saja, padahal yang penting dan sangat diperlukan sebenarnya adalah bagaimana seseorang mengembangkan kecerdasan hati, seperti ketangguhan, inisiatif, optimisme, dan kemampuan beradaptasi dan berinteraksi satu sama lain. Akhir-akhir ini, jarang sekali dijumpai mata kuliah yang mengajarkan pentingnya kecerdasan emosi yang mengajarkan kejujuran, komitmen, kebijaksanaan, dan keadilan. Hal ini, menunjukkan masih rendahnya kesadaran pentingnya keseimbangan antara ketiga jenis

3 kecerdasan tersebut dalam dunia pendidikan. Masih banyak mahasiswa yang memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang tinggi tetapi kepribadiannya kurang, salah satunya yaitu lunturnya tata krama mahasiswa terhadap orang yang lebih tua. Berdasarkan penelitian, menurut Goleman dan Tjun Tjun, Lauw., Setiawan, Santy. & Setiana, Sinta (2009: 101) menyimpulkan bahwa kecerdasan intelektual bukan faktor dominan dalam keberhasilan seseorang, terutama dalam dunia bisnis maupun sosial. Menurut Goleman, banyak sarjana yang cerdas dan saat kuliah selalu menjadi bintang kelas, tetapi saat lulus dan masuk dunia kerja menjadi anak buah teman sekelasnya yang prestasi akademiknya pas-pasan. Hal ini juga didukung oleh berbagai kejadian yang terjadi di Indonesia, misalnya tawuran antar mahasiswa, korupsi yang dilakukan oleh berbagai pejabat di negara ini (Tjun Tjun, Lauw., Setiawan, Santy. & Setiana, Sinta, 2009: 101). Salah satu penyebab muncul kejadian seperti ini akibat tidak adanya kesadaran dan pemahaman dari masing-masing individu terhadap perilaku etis yang sesuai dengan aturan yang berlaku. IQ tinggi bukan jaminan sebuah keberhasilan seseorang dalam meraih kesuksesan dan menemukan makna hidup, semakin terbukti jika dikaitkan dengan munculnya berbagai kasus yang melanda negara kita. Berbagai kasus yang muncul akhir-akhir ini yaitu meningkatnya ketidakseimbangan emosi, rapuhnya moral dan pelanggaran etika, meningkatnya korupsi, kekerasan, penipuan, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, dan lain-lain. Semua kasus tersebut menunjukkan bahwa semakin rendahnya kecerdasan

4 emosional dan kecerdasan spiritual seseorang. Yang lebih menyedihkan lagi, dari banyak kasus tersebut, justru banyak dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kecerdasan intelektual atau kecerdasan akademik yang tinggi. Penelitian-penelitian sebelumnya sependapat bahwa kecerdasan emosional secara simultan berpengaruh signifikan terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi (Tikollah, Triyuwono & Ludigdo: 2006), kecerdasan emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi (Mardahlena: 2007), kecerdasan emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi (Wirumananggay : 2008). Dalam memahami akuntansi adanya kecerdasan intelektual merupakan hal yang penting juga untuk dipertimbangkan. Mahasiswa akuntansi yang memiliki kecerdasan intelektual yang baik tentu memiliki pemahaman akuntansi yang baik pula. Penelitian Ludigdo dkk (2006) menemukan bahwa kecerdasan intelektual secara simultan maupun parsial berpengaruh signifikan terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi yang merupakan dasar untuk berprestasi. Namun penelitian Yulianto (2009) menemukan bahwa kecerdasan intelektual secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pemahaman akuntansi. Dalam perspektif yang lain, Tikollah, M.Ridwan, Triyuwono Iwan & Ludigno, H.Unti (2006 :3) mengemukakan bahwa dunia pendidikan akuntansi mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku etika auditor. Hal ini menunjukkan bahwa sikap dan perilaku etis auditor (akuntan) dapat terbentuk melalui proses

5 pendidikan yang terjadi dalam lembaga pendidikan akuntansi, dimana mahasiswa berkaitan dengan sebagai input sedikit banyaknya akan memiliki keterkaitan dengan akuntan yang dihasilkan sebagai output. Di Indonesia, masyarakat belum sepenuhnya bisa percaya dan yakin terhadap profesi akuntan maupun auditor. Hal ini karena adanya praktek pelanggaran moral, yang tidak mempedulikan tanggung jawab pada masing-masing profesi. Seharusnya, kasus pelanggaran etika tidak terjadi apabila setiap profesi mempunyai kesadaran, pengetahuan, pemahaman, dan keprofesionalan untuk menjalankan nilai-nilai moral dan etika dalam pelaksanaan pekerjaan pada masing-masing profesi. Pekerjaan seorang profesional harus dikerjakan dengan sikap profesional pula, dengan sepenuhnya melandaskan pada standar moral dan etika tertentu. Tanpa adanya etika, profesi tersebut tidak akan berjalan karena kedua profesi tersebut selalu berkaitan dengan penyedia informasi yang tidak hanya bertindak untuk menghasilkan informasi yang berguna, akurat dan dapat dipertanggung jawabkan bagi pengambil keputusan, tetapi juga bertindak harus sesuai dengan moral dan nilai-nilai yang berlaku. Etika bukanlah sekedar masalah rasionalitas (IQ), tetapi lebih dari itu adalah masalah yang menyangkut dimensi emosional dan spiritual diri manusia (ESQ). Seorang auditor harus memberikan informasi yang sesuai dengan kenyataan, akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh seorang auditor, seharusnya kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang

6 tidak atau belum diaudit. Oleh karena itu, diperlukan suatu jasa profesional yang independen dan obyektif untuk menilai laporan keuangan. Dalam melaksanakan audit, profesi auditor memperoleh kepercayaan dari pihak klien dan pihak ketiga untuk membuktikan laporan keuangan yang disajikan oleh pihak klien. Pihak ketiga tersebut diantaranya manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan masyarakat yang mempunyai kepentingan terhadap laporan keuangan klien yang diaudit. Auditor dituntut untuk dapat menggunakan kepercayaan tersebut dengan sebaikbaiknya. Kepercayaan ini harus dibuktikan dan ditingkatkan dengan menunjukkan suatu kinerja yang profesional. Untuk menjadi auditor yang beretika, sangat diperlukan kemampuan untuk mengendalikan dan mengatur emosi serta kecerdasan hati dalam menjalankan segala aktivitas profesinya Terjadinya berbagai permasalahan di Indonesia menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya etika untuk dilaksanakan. Etika menjadi kebutuhan penting bagi semua profesi yang ada, agar tidak menimbulkan tindakan yang menyimpang dari hukum dan mengarah pada kecurangan yang dapat merugikan banyak pihak. Berbagai penelitian tentang etika, baik etika profesi akuntan maupun etika bisnis memberikan bukti empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku etis seseorang (dalam hal ini akuntan, mahasiswa, manajer, karyawan, dan salesman) dapat dikelompokkan ke dalam tiga aspek yaitu : 1) Aspek individual; 2) Aspek organisasional; dan 3) Aspek lingkungan. Penelitian

7 tentang etika yang berfokus pada aspek individual menunjukkan berbagai faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku etis seseorang antara lain adalah a) religiusitas, b) kecerdasan emosional (emotional quotient), c) gender, d) suasana etis (ethical climate) individu, e) sifat-sifat personal, dan f) kepercayaan bahwa orang lain lebih tidak etis. Sementara, aspek organisasi yang mempengaruhi sikap dan perilaku etis seseorang meliputi faktor-faktor antara lain: a) suasana etis organisasi dan b) suasana organisasi. Sedangkan aspek lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perilaku etis seseorang meliputi: a) Lingkungan organisasi, dan b) Lingkungan sosial atau masyarakat (Tikollah dkk, 2006). Pola perilaku etis individu akan berkembang dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, setiap individu akan menunjukkan perubahan yang terus menerus terhadap perilaku etis. Bahkan, perilaku etis dapat dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, organisasi, lingkungan organisasi, dan masyarakat umum. Penekanan penelitian ini adalah pada indikator kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, dan kecerdasan spiritual sebagai bagian dari aspek individual yang mempengaruhi perilaku etis mahasiswa akuntansi. Penelitian ini difokuskan kepada perilaku etis mahasiswa akuntansi dikarenakan penulis saat ini fokus pada bidang akuntansi. Mata kuliah yang bersangkutan dengan judul ini adalah Akuntansi Keperilakuan, Auditing dan Etika Bisnis. Berdasarkan uraian di atas penulis akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan skripsi yang berjudul :

8 Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Perilaku Etis Mahasiswa Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Masih banyak mahasiswa yang memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang tinggi tetapi kepribadiannya kurang, salah satunya yaitu lunturnya tata krama mahasiswa terhadap orang yang lebih tua. 2. Kurangnya mata kuliah yang memperdalam dan mengajarkan pentingnya kecerdasan emosi yang mengajarkan kejujuran, komitmen, kebijaksanaan, dan keadilan. 3. Masih rendahnya kesadaran dan pemahaman pentingnya keseimbangan antara kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, dan kecerdasan spiritual. 4. Dalam kalangan akuntan, auditor, dan pejabat terjadi ketidakseimbangan emosi, rapuhnya moral dan pelanggaran etika yang merugikan banyak pihak. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka perlu diadakan pembatasan masalah. Diketahui bahwa terdapat beberapa

9 indikator kecerdasan yang mempengaruhi perilaku etis, antara lain kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, dan kecerdasan spiritual. Mengenai permasalahan yang berhubungan dengan perilaku etis sangatlah luas, sehingga diperlukan pembatasan masalah supaya lebih terfokus dan lebih mendalam. Maka penelitan ini hanya dibatasi dengan 3 hal yang mempengaruhi Perilaku Etis, yaitu Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, dan Kecerdasan Spiritual. Selain itu, sampel yang diambil adalah mahasiswa akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta yang sedang menempuh atau telah mengambil mata kuliah Auditing I, yaitu angkatan 2009, 2010, dan 2011. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat disusun perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Perilaku Etis mahasiswa akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta? 2. Bagaimana pengaruh Kecerdasan Intelektual terhadap Perilaku Etis mahasiswa akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta? 3. Bagaimana pengaruh Kecerdasan Spiritual terhadap Perilaku Etis mahasiswa akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta? 4. Bagaimana pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, dan Kecerdasan Spiritual terhadap Perilaku Etis mahasiswa akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta?

10 E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan diadakan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Perilaku Etis mahasiswa akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Untuk mengetahui pengaruh Kecerdasan Intelektual terhadap Perilaku Etis mahasiswa akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Untuk mengetahui pengaruh Kecerdasan Spiritual terhadap Perilaku Etis mahasiswa akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta. 4. Untuk mengetahui pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, dan Kecerdasan Spiritual terhadap Perilaku Etis mahasiswa akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi terutama untuk mengetahui informasi tentang pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, dan Kecerdasan Spiritual. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pihak UNY Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu, khususnya bidang Pengauditan terkait Perilaku Etis yang dibutuhkan oleh Auditor.

11 b. Bagi Penulis Penelitian ini sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan menambah wawasan mengenai Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, dan Kecerdasan Spiritual terhadap Perilaku Etis mahasiswa akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan referensi untuk meneliti tentang pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, dan Kecerdasan Spiritual terhadap Perilaku Etis. Selain itu, dapat memberikan masukan/wawasan dalam rangka mengembangkan Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, dan Kecerdasan Spiritual untuk memperoleh pemahaman mengenai Perilaku Etis dan lebih memperhatikan perkembangan moral agar mereka menjadi penerus yang sadar etika sejak dini, serta dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya keseimbangan Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Spiritual.