BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BA B II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

Ma ruf Chondro Wasisto, S.Pd. SMP Negeri 12 Madiun. Kata kunci : Hasil belajar, Ketrampilan Elektronika, Metode Demonstrasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori mencakup hal pengertian belajar, hakikat kegiatan belajar mengajar, dan hakikat IPA.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingka laku, baik yang menyangkut pengetahuan,

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitannya dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Peranan Media Gambar IPS Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Inpres Pedanda Kecamatan Pedongga Kabupaten Mamuju Utara

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

`BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. harus terjadi agar dalam pembelajaran tidak terasa monoton dan hanya bisa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak tertinggal dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia. Menurut

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

PENGGUNAAN MEDIA TABEL BERPOLA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM KONSEP PENGUKURAN SATUAN LUAS BAKU

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

Hasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar sebagai suatu kebutuhan yang telah dikenal dan bahkan sadar atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Dua dimensi yang harus dipahami oleh guru yaitu: (1) guru harus menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan belajar yang nyaman dan penggunaan pendekatan yang relevan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

YUNITA DAMAR Mahasiswa Jurusan PG - PAUD Dra. Dajani Suleman, M. Hum, Nunung Suryana Jamin, SE, M.Si ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek, baik

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli

BAB II KAJIAN TEORI. perlu diadakan penemuan baru dan pemanfaatan media yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

PENERAPAN TEORI JEAN PIAGET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE DISKUSI DAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DI KELAS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah swt dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

Menurut Hamalik (1994) belajar merupakan suatu pertumbuhan atau perubahan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal

Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma dunia pendidikan sekarang ini adalah memunculkan kelebihan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat- Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pengertian Belajar Menurut Nasution (1982 : 2) belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menciptakan perubahan perilaku anak baik cara berfikir maupun

BAB II KAJIAN PUSTAKA

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

BAB II KAJIAN TEORI. hakekatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman.

Oleh Fathorrasi (1), Hasan Muchtar Fauzi (2)

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh semua siswa,

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh.

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian belajar Menurut Slameto (1987:2) belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Ali (1987:14) belajar secara umum dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungan. Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya (Usman, Moh Uzer. 2000:2). Dari definisi belajar tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri dalam aspek pengetahuan, pemahaman dan keterampilan sikap. Berikut ini diuraikan beberapa teori belajar sebagai berikut : a. Teori Belajar Jean Piaget Ahli teori yang sangat berpengaruh, Jean Piaget adalah ahli psikologi bangsa Swiss yang meyakini bahwa perkembangan mental setiap pribadi melewati empat tahap yaitu sensorimotor, praoperasional, operasi konkrit dan operasi formal. Piaget menekankan bahwa proses belajar merupakan suatu proses asimilasi dan akomodasi informasi ke dalam struktur mental. Asimilasi adalah proses terpadunya informasi dan pengalaman baru ke dalam struktur mental. Akomodasi adalah hasil perubahan pikiran sebagai suatu akibat adanya informasi dan pengalaman baru (Karim dkk 1996/1997 : 19) b. Teori Belajar Jerome S. Bruner Adalah seorang ahli psikologi kognitif. Seperti halnya Piaget, Jerome S. Bruner lebih peduli pada proses belajar daripada hasil belajar. Oleh sebab itu menurut Jerome S. Bruner metode belajar merupakan faktor yang menentukan dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan pemerolehan suatu kemampuan khusus. Metode yang sangat 8

9 didukung oleh Jerome S. Bruner adalah metode belajar dengan penemuan. Dengan metode ini anak didorong untuk memahami suatu fakta atau hubungan matematik yang belum dia pahami sebelumnya dan yang belum diberikan kepadanya secara langsung oleh orang lain (Muchtar A Karim dkk 1996/1997 :24) c. Teori Belajar Robert M.Gagne Teori belajar Robert M.Gagne berbeda dengan Piaget dan Bruner. Robert M.Gagne lebih peduli terhadap hasil belajar daripada proses belajar. Bagi Robert M.Gagne, tujuan pembelajaran adalah perolehan kemampuan yang telah dideskripsikan secara khusus dan dinyatakan dalam istilah istilah tingkah laku. 2.1.2 Teori Belajar Matematika Menurut Richard Skemp, belajar terpisah menjadi dua tahap. Tahap pertama dengan memanipulasi benda benda akan memberikan basis bagi siswa untuk belajar lebih lanjut dan menghayati ide ide. Richard Skemp mendukung interaksi siswa dengan obyek obyek fisik selama tahap tahap awal mempelajari konsep. Tahap kedua, dengan pengalaman awal akan membentuk dasar bagi belajar berikutnya yaitu pada tingkat yang abstrak (Karim dkk 1996/1997 :22). Dengan proses belajar Matematika yang baik, subyek yang belajar akan memahami dengan baik pula dan ia dengan mudah mempelajari Matematika selanjutnya serta dengan mudah pula mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari (Hudojo 1990 : 6). 2.1.3 Pembelajaran Matematika di SD Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, salah satu tanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan kognitif, afektif, psikomotorik (Sadiman, 2005:2). Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Matematika di SD : a. Tujuan Pembelajaran Matematika SD Tujuan umum pendidikan Matematika pada jenjang pendidikan dasar tersebut memberikan tekanan pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta

10 keterampilan dalam penerapan Matematika. Siswa SD setelah selesai mempelajari Matematika bukan saja diharapkan memiliki sikap kritis, cermat dan jujur serta cara berfikir yang logis dan rasional dalam menyelesaikan suatu masalah, melainkan juga harus mampu menerapkan Matematika dalam kehidupan sehari-hari serta memiliki pengetahuan Matematika yang cukup kuat sebagai bekal untuk mempelajari ilmu ilmu yang lain. Berikut ini diuraikan beberapa teori belajar Matematika, sebagai berikut : a. Teknik Pembelajaran Matematika A. Karim dkk (1996/1997 : 29) berpendapat bahwa teknik pembelajaran Matematika yang dapat dipilih dan digunakan bermacam macam, yaitu sebagai berikut : 1. Teknik Keterlibatan Teknik keterlibatan merupakan suatu proses mengajar yang melibatkan semua siswa selama proses pembelajaran. Misalkan guru mengajukan pertanyaan secara lisan kepada semua siswa dalam kelas. Guru meminta siswa agar menuliskan jawaban pertanyaan tadi pada sehelai kertas. 2. Teknik Analogi Teknik analogi merupakan suatu proses mengajar di mana guru berusaha menyederhanakan suatu konsep yang abstrak dan sulit agar siswa dapat memahami konsep tersebut. 3. Teknik Analisis Teknik analisis merupakan suatu proses mengajar di mana guru berusaha memilah milah atau menguraikan suatu konsep kedalam langkah langkah tertentu. b. Hasil Belajar Matematika Secara etimologis, hasil belajar merupakan gabungan dari kata belajar dan hasil. Dalam kamus umum bahasa Indonesia (Depdikbud,1993:300), hasil artinya sesuatu yang diadakan (dibuat, disajikan) akibat usaha. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang disebabkan adanya interaksi dengan lingkungan, dari tidak tahu menjadi tahu dan dari cara sikapnya memandang suatu masalah yang berbeda yang mengalami peningkatan kualitas dari cara ia sebelum belajar (Burhan Nurdiyantoro,1985:59).

11 2.1.4 Faktor faktor yang Mempengaruhi Belajar Faktor faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan. Slameto (1987 :5) mengatakan bahwa faktor faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah sebagai berikut : 1. Faktor internal (faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar) yakni keadaan jasmani dan psikologi. Faktor ini dipengaruhi oleh kondisi dari siswa itu sendiri di mana apabila fisik jasmani dan rohaninya bagus maka belajar siswa biasanya tidak terkendala banyak masalah. 2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan sekitar siswa. Kondisi lingkungan ini sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa di mana metode yang tepat akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, oleh karena itu penggunaan metode demonstrasi dengan media gambar diharapkan dapat meningkatkan belajar siswa. Faktor faktor di atas saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Seorang siswa yang berintelegensi tinggi (faktor internal) dan mendapat dorongan positif dari orang tuanya (faktor eksternal) akan muncul siswa yang berprestasi tinggi (high - achievers). Karena pengaruh faktor faktor di atas yang sifatnya negatif akan muncul siswa berprestasi rendah (under - achievers). 2.1.5. Media Sebagai Salah Satu Faktor Penunjang Pembelajaran Matematika Media yang juga merupakan penunjang keberhasilan pembelajaran harusnya dipilih dengan tepat. Terdapat beberapa teori yang terkait dengan media telah diungkapkan oleh beberapa tokoh antara lain : Menurut Gagne dalam Sadiman (2005) media berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. Sementara itu Brings dalam Sadiman (2005) berpendapat bahwa media adalah alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Gambar yang baik sebagai media pendidikan tentu saja adalah gambar yang cocok dengan tujuan pembelajaran diantaranya gambar itu harus indah. Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Tetapi gambar yang bagus dari sudut

12 seni dan sesuai dengan tujuan pengajaran yang ingin dicapai adalah media yang baik (Zai Mudakin dan Basoni Mukti,1983:61). Gambar yang dipakai adalah gambar yang umum yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Kelebihan media gambar adalah murah harganya dan gampang di dapat serta digunakan (Zai Mudakin dan Basoni Mukti,1983:60). Keefektifan penggunaan alat bantu gambar dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil penelitian Spaulding dalam Soeparno dkk,1998:25 yang menguraikan tentang bagaimana siswa belajar melalui gambar sebagai berikut : 1. Gambar merupakan perangkat pengajaran yang dapat menarik siswa secara efektif. 2. Gambar harus dikaitkan dengan kehidupan nyata agar minat siswa menjadi efektif. 3. Gambar membantu para siswa membaca buku pelajaran terutama dalam menafsirkan dan mengingat ingat isi materi teks yang menyertainya. Menurut Oemar Hamalik (1986:43) berpendapat bahwa Gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 329) Gambar adalah tiruan barang, binatang, tumbuhan dan sebagainya. Menurut Arief Sadiman, Dkk (2003: 28-29): Media grafis visual sebagaimana halnya media yang lain. Media grafis untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum tersebut, secara khusus gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin cepat akan dilupakan atau diabaikan tidak digambarkan. Gambar termasuk media yang relatif mudah ditinjau dari segi biayanya.

13 2.1.6 Penggunaan Metode Demonstrasi sebagai Penunjang Pembelajaran. a. Pengertian Metode Dalam hal ini metode berasal dari kata Methodos yang secara etimologis, berasal dari bahasa latin yaitu Methodos. Secara etimologis kata methodos berasal dari kata metha yang artinya dilalui dan hodos yang artinya jalan. Jadi methodos artinya jalan yang dilalui. Secara umum, metode artinya jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan (A.A. Gede Agung, 1997: 1). Dalam pembelajaran metode merupakan suatu cara atau teknik yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga dapat mempermudah pencapaian pesan dan mempercepat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. b. Jenis-jenis Metode Pengajaran Ada sejumlah metode pengajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Berikut ini akan diuraikan tentang jenis-jenis metode pengajaran yang dikutip dari beberapa sumber. A. Tabrani Rusyan ( 1993 : 63-117) menyatakan bahwa Jenis-jenis Metode Pengajaran terdiri dari metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dokumentasi, metode AVA, narasumber, wawancara, karyawisata, survei, studi lapangan, proyek pelayanan masyarakat kerja, pengalaman, simulasi, eksperimen, discovery, dan penggunaan bukubuku pelajar. Pada bagian lain juga diuraikan jenis-jenis metode yang dinyatakan oleh Soetomo (1993 : 147) bahwa Metode pengajaran terdiri dari metode ceramah, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, demonstrasi, eksperimen dan pemecahan masalah. Dari uraian di atas terlihat adanya berbagai jenis metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, akan tetapi harus dipilih sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Untuk itu dalam penelitian ini akan digunakan satu macam metode yaitu metode demonstrasi secara lebih mantap karena metode tersebut sesuai dengan pokok bahasan pada mata pelajaran Matematika untuk kelas III semester I Sekolah Dasar Negeri Ngablak 02.

14 Disamping itu dalam pengajaran Matematika selain berceramah untuk mengimformasikan konsep, perlu diadakan tanya jawab untuk mengetahui tingkat suatu konsep dan agar pemahaman siswa lebih melekat tentang suatu konsep. Pada bagian ini akan diuraikan tentang pengertian metode demonstrasi, kelebihan metode demonstrasi, kelemahan metode demontrasi dan penggunaan metode demonstrasi. 1. Pengertian Metode Demonstrasi Semua metode pengajaran dapat mewakili pencapaian tujuan pendidikan. Pemakaiannya ditentukan oleh tujuan dan isi materi yang akan di ajarkan. Dalam pembelajaran Matematika, metode demonstrasi sering digunakan karena materi-materi dalam pembelajaran Matematika sebagian besar menggunakan media yang harus didemonstrasikan. A.Tabrani Rusyan (1993 : 106) mengatakan bahwa Metode Demonstrasi merupakan pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan. Dalam hal ini dengan demonstrasi peserta didik berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang sesuai dengan harapan. Pakar lain mengemukakan bahwa Demonstrasi adalah cara mengajar di mana seorang guru menunjukkan atau memperlihatkan suatu proses (Roestyah,N.K, 1991:83). Sehubungan dengan pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa metode demonstrasi adalah menunjukkan proses terjadinya sesuatu, agar pemahaman siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Dalam demonstrasi siswa dapat mengamati apa yang diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung. 2. Kelebihan Metode Demonstrasi Metode demonstrasi sering digunakan karena merupakan metode yang sangat baik dan efektif dalam menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan yang sifatnya pemahaman. Metode demonstrasi memiliki kelebihan-kelebihan yaitu : (1) Siswa akan memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai proses sesuatu yang telah dide

15 monstrasikan; (2) Perhatian siswa akan lebih mudah dipusatkan pada hal-hal yang penting yang sedang dibahas; (3) Dapat mengurangi kesalahan pengertian antara anak dan guru bila dibandingkan dengan ceramah dan tanya jawab, karena dengan demonstrasi siswa akan dapat mengamati sendiri proses dari sesuatu; (4) Akan dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan apa yang telah didemonstrasikan ( Soetomo, 1993 : 162). Dengan uraian di atas ditegaskan kembali bahwa dengan demonstrasi akan dapat mengaktifkan siswa, dapat menghindari kesalahan pengertian dari siswa dan guru, dan siswa akan merasa lebih terkesan karena siswa mengalami sendiri. Sehingga akan lebih mendalam dan lebih lama disimpan dalam pikiran tentang sesuatu proses yang terjadi. 3. Penggunaan Metode Demonstrasi Penggunaan metode demonstrasi ini mempunyai tujuan agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu. Penggunaan metode demonstrasi menunjang proses interaksi belajar mengajar di kelas karena dapat memusatkan perhatian siswa pada pelajaran, meningkatkan partisipasi aktif siswa untuk mengembangkan kecakapan siswa dan memotivasi siswa untuk belajar lebih giat (RoestyahN.K,1991:84). Dengan kata lain penggunaan metode demonstrasi bertujuan untuk mewujudkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, menghindari kesalahan dalam memahami konsep-konsep dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, serta dapat melatih kecakapan siswa dalam menganalisa sesuatu yang sedang dialami atau didemonstrsikan. 2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan a. Fahrida Estiningrum. 2005 dalam penelitianya yang berjudul Keefektifan penggunaan media gambar dalam meningkatkan pemahaman berhitung pada mata pelajaran matematika. Di jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang menyebutkan bahwa media gambar merupakan media pembelajaran yang lebih efektif dari metode metode lainya.

16 b. Ciptaningsih. 2005. dalam skripsinya yang berjudul Peran bimbingan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika melalui media gambar di kelas IV SD Negeri Karangayu 03 Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang Tahun 2006/2007, di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, menyatakan bahwa dengan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa. c. Hapsari Yunita Dwi (2008). dalam skripsinya yang berjudul Efektivitas pembelajaran matematika menggunakan media gambar dengan bantuan power point ditinjau dari aktivitas belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Miri Sragen di Universitas Muhammadiyah Surakarta dan hasil penelitian tersebut menyatakan media gambar lebih baik untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa. d. Ruri Ayu Widowati (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan metode demonstrasi menggunakan kartu bilangan bulat untuk meningkatkan hasil belajar matematika dalam menyelesaikan penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN Kebotohan Pasuruan dan hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika dalam menyelesaikan penjumlahan tersebut dapat meningkat a. Widoretno Hangesti (2011) dalam skripsinya yang berjudul Peningkatan hasil belajar jaring jaring kubus dan balok melalui metode demonstrasi di kelas IV SDN Tanjungrejo II Malang hasilnya juga sama yaitu dengan penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar jarring-jaring kubus dan balok pada siswa kelas IV SDN tanjungrejo II. 2.3 Kerangka Pikir Menurut Gagne dalam Sadiman (2005) media berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. Sementara itu Brings dalam Sadiman (2005) berpendapat bahwa media adalah alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.

17 Gambar yang baik sebagai media pendidikan tentu saja adalah gambar yang cocok dengan tujuan pembelajaran diantaranya gambar itu harus indah. Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Tetapi gambar yang bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pengajaran yang ingin dicapai adalah media yang baik (Zai Mudakin dan Basoni Mukti,1983:61). Keefektifan pengguanaan alat bantu gambar dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil penelitian Spaulding dalam Soeparno dkk,1998:25 yang menguraikan tentang bagaimana siswa belajar melalui gambar sebagai berikut : 1. Gambar merupakan perangkat pengajaran yang dapat menarik siswa secara efektif. 2. Gambar harus dikaitkan dengan kehidupan nyata agar minat siswa menjadi efektif. 3. Gambar membantu para siswa membaca buku pelajaran terutama dalam menafsirkan dan mengingat ingat isi materi teks yang menyertainya. Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas, menggunakan metode demonstrasi dengan media gambar, kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Kondisi Awal Tindakan Pendekatan Tradisional Metode Demontrasi dengan media gambar 1. Hasil Belajar rendah 2. Siswa tidak aktif 3. Tingkat kesulitan tinggi Siklus I Kondisi Akhir Hasil Belajar meningkat Siklus II 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas, dapat ditarik hipotesis bahwa pemanfaatan media gambar dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar Matematika khususnya mengenai pecahan sederhana.