BAB I PENDAHULUAN. Sosioteknologi), (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), hlm. 187.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. A. Langkah-langkah Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi. Dampak Negatif Internet (Facebook) pada Peserta Didik MIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dengan Internet dalam segala bidang seperti e-banking, e-commerce, e-government,eeducation

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja, tetapi

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ARTIS SEBAGAI KORBAN TINDAK PIDANA CYBERBULLYING PADA MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DI INDONESIA

2016 HUBUNGAN ANTARA CYBERBULLYING DENGAN STRATEGI REGULASI EMOSI PADA REMAJA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP CYBERBULLYING TAHUN 2016 TENTANG ITE

BULLYING. I. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Adanya kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pesat di seluruh belahan dunia, yakni salah satunya termasuk di Indonesia. Media

BAB I PENDAHULUAN. seperti ini sering terjadi dalam berbagai aspek kehidupan di masyarakat, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. telepon genggam hanya sebatas SMS dan telepon, namun beberapa tahun terakhir,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. bermunculan. Diawali dengan adanya kemudian friendster dan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional. Ahlqvist, dkk (2008 dalam Sulianta, Feri 2015). Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No 20 Tahun 2003 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Internet menjadi salah satu teknologi informasi yang fenomenal belakangan

I. PENDAHULUAN. bullying. Prinsipnya fenomena ini merujuk pada perilaku agresi berulang yang

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang (masyarakat) agar mereka mengetahui mengimani

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tempat yang terdekat dari remaja untuk bersosialisasi sehingga remaja banyak

BAB I PENDAHULUAN. besar dan seakan akan dunia adalah sebuah kampung kecil yang telah

BAB I PENDAHULUAN. dirilis oleh majalah Marketeers (Marketeers, 27 Oktober 2011) yang. di Indonesia memberikan gambaran mengenai trend penggunaan

H, 2016 HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU BULLYING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khususnya teknologi informasi seperti internet, teknologi ini tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Universitas Sumatera Utara

Bab I Pendahuluan. membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jejaring sosial. Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat. Kecanggihan

BAB I PENDAHULUAN. Internet memberikan banyak manfaat bagi penggunanya, meskipun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menunjukkan adanya peningkatan kasus dalam kurun waktu tiga tahun, 172 kasus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dan individu

BAB III PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL OLEH WANITA DALAM MASA IDDAH DAN IHDÂD. A. Penggunaan Media Sosial Oleh Wanita Dalam Masa Iddah Dan Ihdâd

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam era informasi sekarang ini, kehidupan manusia tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebutuhan, menempatkan kebutuhan individu akan harga diri sebagai kebutuhan pada level

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang

BAB IV ANALISIS. pendidikan agama Islam dalam meningkatkan pengendalian diri peserta didik di

Laporan Hasil Penelitian. PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DI KALANGAN ANAK-ANAK DAN REMAJA DI INDONESIA Ringkasan Eksekutif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MEDIA ANTI BULLYING : PEMBIMBINGAN ANAK USIA DINI PADA TAMAN KANAK-KANAK DI KOTA SINGARAJA

Materi Sim Dig KD 3.2. Menerapkan Komunikasi Daring (3. Kewargaan Digital (Digital Citizenship)

BAB I RENCANA PENELITIAN. formal, pendidikan dilakukan oleh sebuah lembaga yang dinamakan sekolah,.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil penelitian Yahoo!-TNSNet Index, aktivitas internet yang paling

BAB I PENDAHULUAN. ketika menggunakan teknologi informasi ini (Flourensia, 2012: 22). Pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber dan media informasi, internet mampu menyampaikan berbagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Keberadaan internet sebagai media komunikasi baru memiliki kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun kenakalan anak selalu terjadi. Apabila dicermati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perceptions of Personal and Group Discrimination menyatakan bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FENOMENA KEINGINAN MENAMPILKAN DIRI PADA MAHASISWA MELALUI LAYANAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS KORBAN CYBER BULLYING. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka manusia dapat dikatakan tersesat dalam menjalani hidup.

PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepribadian, kecerdasan dan memiliki akhlak mulia, serta keterampilan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah. dalam mengantarkan peserta didik sehingga dapat tercapai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA BIMBINGAN KONSELING BERMUATAN ANTI BULLYING UNTUK ANAK USIA DINI PADA GURU-GURU TK DI KOTA SINGARAJA

DAFTAR NAMA RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan kemudahan yang telah disediakan oleh kemajuan teknologi bernama

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

2015 HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini sudah

PEDOMAN KUESIONER TERBUKA CYBER BULLYING. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iceu Rochayatiningsih, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, banyak siswa yang melakukan bullying kepada siswa lainnya

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui, teknologi adalah suatu kreasi yang telah menjadi bagian

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

di Era Digital Mendidik Anak

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang dalam bahasa Inggris disebut social network sites merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Akibat tingkat pertumubuhan yang positif tersebut, secara otomatis industri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran bukan hanya kegiatan transfer pengetahuan dari guru

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. jejaring sosial atau yang biasa dikenal dengan facebook. Dalam perkembangan teknologi tersebut, handphone juga ikut

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bullying merupakan tindakan negatif yang dilakukan oleh orang lain secara terus menerus atau berulang. Tindakan ini kerap kali menyebabkan korban tidak berdaya, terluka secara fisik maupun mental. Dalam aspek etimologi bully atau dalam bahasa indonesia kerap digunakan dengan bahasa rundung yang bermakna mengganggu, mengusik terus-menerus, menyusahkan. 1 Sebagian orang mungkin berpendapat bahwa bullying merupakan hal sepele, apalagi jika dilakukan oleh anak-anak, sebagian orang tua menganggapnya sebagai tingkah laku anak-anak yang wajar. Namun kenyataannya, bullying merupakan tingkah laku yang bisa memberikan dampak negatif yang sangat besar terutama bagi korbannya. Bullying bukan hanya akan meninggalkan bekas luka secara fisik, tetapi juga tekanan mental, dan gangguan psikologis. Beberapa hasil riset menunjukkan bahwa pada awalnya bullying terjadi pada fisik, namun bentuknya semakin melebar juga pada verbal dan atau psikologi, dan terjadi di dunia nyata (offline) maupun dunia virtual (online). 2 1 Rulli Nasrullah, Media Sosial (Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi), (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), hlm. 187. 2 Rulli Nasrullah, Media Sosial (Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi), (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), hlm. 187. 1

Seiring dengan perkembangan teknologi dan penggunaan internet dalam kehidupan sehari-hari, pergaulan dan komunikasi sosial kini telah mengalami banyak perubahan. Salah satunya adalah Internet yang merupakan media baru di era-digital. Manusia dapat bergaul dan bersosialisasi dengan menggunakan media internet atau disebut cyber media. Sementara ruang untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan menggunakan internet disebut ruang internet (cyber space). Keberadaan internet bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi, jika digunakan ke arah yang positif maka akan sangat bermanfaat. Internet memudahkan seorang anak dalam mengakses informasi, pengetahuan, bersosialisasi, dan berkomunikasi. Namun disisi lain, internet juga bisa memberikan dampak negatif yang sangat serius jika disalahgunakan. Tidak sedikit anak yang menjadi korban pelecehan ataupun premanisme di internet. Istilah ini dikenal dengan istilah cyberbullying, yaitu perilaku sosial yang melecehkan atau merendahkan seseorang (kebanyakan menimpa anak-anak dan remaja) baik dilakukan secara online maupun telepon seluler. 3 Tren penggunaan media sosial sebagai media komunikasi menjadi faktor tumbuh dan berkembangnya cyberbullying. Cyberbullying pada umumnya dilakukan melalui media situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, Yahoo Messenger, dan 3 Donny BU(ICT Watch), Usir Galau dengan Internet, (Yogyakarta: Andi Offset, 2013), hlm. 41. 2

Line. Cara pembuliannya pun bermacam-macam, mulai dari pengancaman, menghina, menyebarkan isu-isu palsu, bahkan asusila. Ada juga pelaku yang mencuri atau meng-hack password akun e-mail dan atau situs jejaring sosial milik korban, lalu mengupdate status dengan kata-kata atau gambar-gambar yang tak senonoh. Cyberbullying lebih mudah dilakukan karena pelaku tidak berhadapan langsung dengan si korban. Selain itu, cyberbullying juga lebih sulit untuk diidentifikasi oleh para orang tua dan guru. Apalagi di jaman sekarang ini, hampir semua anak usia sekolah menengah bahkan sekolah dasar sudah memiliki akun jejaring sosial. Cyberbullying paling sering menimpa pada anak-anak dan remaja. hal itu terjadi karena mereka belum memiliki kematangan mental dalam mengontrol emosi diri. Masa remaja adalah masa yang paling menarik dan menantang untuk melakukan hal-hal baru. Remaja kerap melakukan hal-hal yang beresiko tinggi, baik online maupun offline. Cyberbullying paling banyak terjadi di sosial media seperti facebook dan twitter. Penelitian yang dilakukan oleh we are social pada bulan Januari 2014 menunjukkan bahwa dari kurang lebih 251 juta jiwa penduduk di Indonesia, terdapat 38 juta pengguna internet, dan pengguna akun facebook sejumlah 62 juta atau 25 % dari total penduduk. Dan rata-rata pengguna internet di Indonesia menghabiskan waktu hampir 3 jam untuk terkoneksi 3

dan berselancar di media sosial. 4 Dari banyaknya jenis media sosial, facebook merupakan yang paling digemari terutama oleh para remaja. Data pada bulan Maret 2015 menunjukkan bahwa facebook menduduki peringkat pertama di dunia dengan pengguna terbanyak. Berikut data jumlah pengguna media sosial di dunia 5 : Tabel 1.1 No Jenis media sosial Jumlah pengguna (dalam jutaan) 1. Facebook 1.415 2. QQ 829 3. WhatsApp 700 4. Qzone 629 5. Facebook Messenger 500 6. WeChat 468 7. Linkedin 347 8. Skype 300 9. Google+ 300 10. Instagram 300 11. Baidu Tieba 300 12. Twitter 288 13. Viber 236 14. Tumblr 230 15. Snapchat 200 16. Line 181 17. Sina Weibo 167 4 Rulli Nasrullah, Media Sosial (Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi), (Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2015), hlm. 12. 5 Rulli Nasrullah, Media Sosial (Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi), (Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2015), hlm. 98. 4

18. Vkontakte 100 Data tersebut menunjukkan bahwa pengguna media sosial sangatlah tinggi. Dengan demikian, semakin tinggi pula kemungkinan jumlah cyberbullying yang terjadi. Facebook merupakan media sosial dengan pengguna tertinggi, users nya pun beraneka ragam mulai dari siswa sekolah dasar, sekolah menengah, mahasiswa, pekerja, dan lain-lain. Lewat akun facebook biasanya seorang remaja mengungkapkan isi hatinya dengan harapan untuk mendapatkan perhatian berupa like atau comment, selain itu juga mereka bisa mengunggah foto dan melakukan percakapan via inbox. Pada saat itulah muncul kemungkinan untuk melakukan bullying, diantaranya yaitu mengomentari dengan kata-kata yang kasar, menjatuhkan, atau seronok, mengunggah foto-foto yang tidak layak, atau mengancam, mencemarkan nama baik dan menyebarkan fitnah. Dan bisa menyebabkan seseorang menjadi tertekan atau terganggu. Kasus bullying melalui media sosial menjadi permasalahan yang sulit dikendalikan oleh orang tua dan guru, karena pelakunya yang tidak nampak. Dampak dari cyberbullying bisa lebih serius dari tindak bullying tradisional. Hal itu disebabkan karena pada cyberbullying memberikan kesempatan bagi banyak orang untuk dapat melakukannya (baik orang yang dikenal maupun tidak dikenal), dan sulitnya untuk mengontrol pelaku tindak kejahatan. Pada beberapa kasus, cyberbullying dapat 5

menyebabkan korban menjadi depresi, gelisah, bahkan memutuskan untuk bunuh diri. 6 Meskipun demikian, dampak tersebut tergantung pada imunitas atau kekebalan mental dan psikologi seorang korban dalam menerima tindak cyberbullying. Seseorang yang imunitas dirinya tergolong kurang, ia akan mudah terpengaruh oleh hasutan, dan tindakan cyberbullying. Sementara itu, sebaliknya seseorang dengan imunitas diri yang kebal dapat mengurangi dampak stress dan gangguan psikologi lainnya, serta dapat menahan diri untuk tidak membalasnya. Dengan demikian maka dampak negatif dari cyberbullying dapat diminimalisir. Jika kasus cyberbullying tidak ditangani dengan serius, maka dampak-dampak tersebut akan sangat membahayakan dan berpengaruh terhadap prestasi siswa di sekolah. Sehingga usaha preventif untuk mencegah tindak cyberbullying sangat diperlukan. Salah satunya adalah dengan menggunakan pendekatan agama. Dalam dunia pendidikan, kasus cyberbullying juga semakin memprihatinkan, karena sebagian besar pengguna internet adalah anak usia sekolah dasar dan menengah. Banyak siswa yang menjadi korban cyberbullying. Contohnya adalah pengalaman peneliti saat masih duduk di bangku sekolah menengah. Ada seorang teman yang dikeroyok oleh tim basket sekolah karena status di akun facebook nya yang dianggap 6 Hana Machackova, dkk, Effectiveness of Coping Strategies for victims of cyberbullying, Journal of Psychosocial Research on Cyberspace: Cyber Psychology, 2013. 6

menyindir dan merendahkan tim basket sekolah. Facebook merupakan sosial media yang paling digemari remaja, termasuk siswa SMA N 1 Bandar Batang. Sehingga hal tersebut dapat menimbulkan celah terjadinya cyberbullying, terlebih dengan menjamurnya penggunaan android yang memudahkan mereka dalam mengakses internet. Internalisasi nilai-nilai agama Islam kepada diri peserta didik dapat dilakukan melalui Pendidikan Agama Islam yang ada di sekolah. Baik melalui metode pembelajaran PAI yang variatif maupun program-program sekolah yang mendukung hal tersebut. Seperti misalnya di SMA N1 Bandar Batang terdapat aturan yang mewajibkan untuk sholat dhuhur berjamaah, sholat jumat di sekolah, membiasakan siswa bersadaqah dan membayar zakat, ikut serta dalam kegiatan kurban, dan lain-lain. Dengan internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam, diharapkan siswa SMA N 1 Bandar Batang dapat membentengi dirinya untuk tidak terlibat dalam kasus cyberbullying, serta memiliki kontrol diri yang baik ketika mendapat serangan bullying di media sosial. Kontrol diri adalah kemampuan untuk membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk-bentuk perilaku melalui pertimbangan kognitif sehingga dapat membawa ke arah konsekuensi positif. Kemampuan mengontrol diri berkaitan 7

dengan bagaimana seseorang mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dari dalam dirinya. 7 Internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam dapat dilakukan dengan mengoptimalkan pembelajaran PAI di lembaga sekolah. Pendekatan keimanan dapat dilakukan untuk memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan pemahaman adanya Allah sebagai Tuhan yang maha Esa dan merupakan sumber kehidupan makhluk sejagat. Pendekatan pembiasaan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membiasakan sikap dan perilaku baik yang sesuai dengan ajaran agama Islam dalam menghadapi permasalahan. 8 Pendekatan pembiasaan dapat dilakukan untuk mendidik akhlak peserta didik. Pendekatan yang meliputi aspek kognitif dan afektif ini diharapkan memiliki pengaruh yang positif dalam meningkatkan imunitas siswa yang menjadi korban cyberbullying. Namun apakah nilai-nilai pendidikan agama Islam yang ditanamkan di sekolah memiliki pengaruh dalam memperkuat imunitas atau kekebalan mental seorang anak saat menjadi korban cyberbullying?. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penelitian ini meneliti tentang Pengaruh Internalisasi Nilai- 7 Novan Ardy Wiyani, Save Our Children from School Bullying, (Jogjakarta : ar-ruzz Media, 2012), hlm. 111. 8 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung : Remaja Rosdakarya: 2006), hlm. 136. 8

nilai Pendidikan Islam terhadap Imunitas Korban Cyberbullying (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Bandar Batang). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana internalisasi nilai-nilai Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Bandar Batang? 2. Bagaimana imunitas korban cyberbullying pada siswa di SMA Negeri 1 Bandar Batang? 3. Adakah pengaruh internalisasi nilai-nilai Pendidikan Agama Islam terhadap imunitas korban cyberbullying pada siswa di SMA Negeri 1 Bandar Batang? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Cyberbullying merupakan salah satu permasalahan yang timbul dari semakin berkembangangnya penggunaan internet. Cyberbullying menjadi fenomena aktual yang sering diperbincangkan. Terutama oleh orang tua yang memiliki anak dengan usia remaja. Penanaman nilai-nilai agama Islam diharapkan dapat membentengi para remaja tersebut dalam menghadapi Cyberbullying, sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam pada siswa SMA N 1 Bandar Batang 9

2. Mengetahui imunitas siswa SMAN 1 Bandar Batang saat menjadi korban Cyberbullying 3. Menunjukkan adanya pengaruh internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam terhadap imunitas korban cyberbullying pada siswa di SMA Negeri 1 Bandar Batang. Dengan melihat tujuan dari penelitian tersebut, maka diharapkan penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Memberi informasi kepada semua pihak tentang pentingnya menanamkan nilai-nilai Pendidikan Agama Islam, terutama bagi para remaja. 2. Agar orang tua dan pihak sekolah dapat menanamkan nilainilai Pendidikan Agama Islam sejak dini dapat membentengi siswanya dalam melakukan hal-hal negatif. 3. Dapat menjadikan gambaran bagi orangtua agar bisa memberikan perhatian yang lebih intensif kepada anaknya, terutama memberikan pengawasan dan pendampingan dalam menggunakan sosial media. D. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh pembahasan yang sistematis dan konsisten serta dapat menunjukkan gambaran skripsi ini secara komprehensif, maka penulis akan menyusun skripsi dengan sistematika sebagai berikut : Bab pertama yang merupakan pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Dengan adanya 10

pembahasan pada bab pertama ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum terhadap serangkaian penelitian yang akan dijelaskan pada bab-bab selanjutnya. Bab kedua yang merupakan landasan teori. Pada bab ini berisi kajian pustaka, landasan teori dan kerangka berpikir dari penelitian yang dilakukan. Bab ketiga adalah metode penelitian yang membahas tentang metode yang digunakan dalam penelitian, meliputi jenis dan pendekatan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel dan indikator penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab keempat adalah pembahasan, yaitu penjabaran dan penjelasan tentang hasil penelitian yang diperoleh. Hasil penelitian dengan menggunakan data perhitungan statistik dari data yang diperoleh di lapangan. Bab kelima adalah penutup, yang berisi simpulan, saran dan penutup. Dimana peneliti mengambil kesimpulan yang didapat dari hasil analisa dan mencoba mengajukan saran atas penyelesaian permasalahan yang dikaji. 11