PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Jurnal Oleh Arif Cahyanto PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2014 1
ABSTRACT THE INFLUENCE OF CIRCUIT TRAINING TOWARDS INCREASING PHYSICAL FITNESS AND VO2MAX IN FOOTBALL GAME By : ARIF CAHYANTO Mentor : Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes Drs. Wiyono, M.Pd Method of this research was experiment with the research design. The research did in SMP N2 Batanghari with sample as 26 was take by all of students level VI, VII follow in football extracurriculer as population. Technique of analysis data was using statistic test non parametrik Kolmogorove-Smirnov (K-S). The results of this research showed, there is a significant increasing circuit training with physical fitness as Thitung (58,680) > with Ttabel (2.060). Futhermore there is a significant increasing circuit training with vo2max as Thitung (38.107) > with vo2max Ttabel (2.060). Conclusion, circuit training was influential bigger towards physical fitness as (13.119) than vo2max as (4.437). Recommendation of the result of this research had better chose the circuit training to increase physical fitness and vo2max. Keywords : Circuit Training, Physical Fitness, Vo2max, TKJI and Bleep Test 2
ABSTRAK PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Oleh ARIF CAHYANTO Pembimbing Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes Drs. Wiyono, M.Pd Metode penelitian menggnunakan eksperimen dengan desain penelitian. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola kelas VII, VIII SMP Negeri 2 Batanghari sebanyak 26 siswa. Teknik analisis data menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hasil analisis data menunjukan bahwa Circuit Training dapat meningkatan Kebugaran Jasmani secara signifikan T hitung (58.680) > dengan T tabel (2.060). Serta Circuit Training dapat meningkatan Vo2max secara signifikan T hitung (38.107) > dengan T tabel (2.060). Kesimpulanya Circuit Training berpengaruh lebih besar terhadap Kebugaran Jasmani sebesar (13.119) dibandingkan Vo2max sebesar (4.437). Rekomendasi dari hasil Penelitian ini Sebaiknya dalam Memilih jenis latihan untuk meningkatkan Kebugaran Jasmani dan VO 2 max lebih baik menggunakan Circuit Training. Kata Kunci : Circuit Training, Kebugaran Jasmani, Vo 2 max, TKJI dan Bleep Test. 3
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Kemampuan fisik ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehingga dengan memungkinkan pemain sepakbola untuk mencapai prestasi yang lebih baik dalam bertanding. Karateristik olahraga Sepak bola adala setiap pemain memerlukan prosentase sistem energi utama yaitu ATP-PC dan LA sebesar 60%, LA dan O2 sebesar 20% serta 20% untuk O2 (Foss dan Keteyian.1998). Peni Mutalib ( 1984: 1) Menyatakan bahwa Bagaimana juga kemampuan teknik permainan seorang pemain harus ditunjang oleh kondisi fisik yang prima. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa seorang pemain sepak bola tidak dapat bermain sampai kepuncak prestasi, bila tidak ditunjang oleh kompenen kondisi fisik dan teknik yang baik. Maka kemampuan Vo2max dan Kebugaran Jasmani para pemain sepakbola adalah hal yang sangat penting. Karena itu perlu dibuat suatu bentuk latihan yang membuat pemain tetap bugar dalam melakoni pergerakan aktif dilapangan. Circuit Training merupakan salah satu program latihan yang memiliki ciri-ciri tertentu yaitu terdiri dari beberapa stasiun dan di setiap stasiun seorang atlet melakukan jenis latihan yang telah ditentukan (M. Sajoto, 1995: 83). Identifikasi Masalah 1. Banyak sekali siswa yang mudah lelah saat bermain sepakbola dikarenakan kondisi fisik para pemain yang rendah. 2. Masih banyak siswa dalam melakukan olahraga sepakbola mengalami kelelahan yang berlebihan dalam bermain sepakbola. Rumusan Masalah 1. Seberapa besar peningkatan kebugaran jasmani setelah mengikuti latihan circuit training? 2. Seberapa besar peningkatan kemampuan vo2max setelah mengikuti circuit training? 4
3. Seberapa besar peningkatan antara tingkat kebugaran jasmani dan vo2max setelah mengikuti circuit training? Tujuan Penelitian 1. Mengetahui besarnya pengaruh circuit training terhadap peningkatan kebugaran jasmani pada siswa ekstrakurikuler 2. Mengetahui besarnya pengaruh circuit training terhadap peningkatan vo2max pada siswa ekstrakurikuler 3. Mengetahui besarnya pengaruh circuit training terbesar terhadap peningkatan kebugaran jasmani dan vo2max pada siswa ekstrakurikuler Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khusus bagi penulis dan umumnya bagi yang berkepentingan dalam bidang olahraga. Adapun yang menjadi harapan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti 2. Bagi Guru Penjaskes 3. Bagi Mahasiswa II. TINJAUAN PUSTAKA a. Latihan Bompa (1994: 3) latihan merupakan suatu kegiatan olahraga yang sistematis dalam waktu yang panjang, ditingkatkan secara bertahap dan perorangan, bertujuan membentuk manusia yang berfungsi fisiologis dan psikologisnya untuk memenuhi tuntutan tugas. b. Bentuk Circuit Training Pada Masing-Masing Pos Menurut M. Sajoto (1995: 83) latihan circuit adalah suatu program latihan terdiri dari beberapa stasiun dan di setiap stasiun seorang atlet melakukan jenis latihan yang telah ditentukan. 1. Pos I Latihan kecepatan (Speed training) 2. Pos II Latihan daya ledak (Explosive power) 5
3. Pos III Latihan Daya Tahan (Endurance training) 4. Pos IV latihan kelentukan (flexibility training) 5. Pos V Latihan Kelincahan (Agility) c. Daya Tahan Aerobik daya tahan aerobik adalah satu kesatuan utuh dari komponenkomponen kondisi fisik yang tidak dapat dipisahkan, baik peningkatan maupun pemeliharaannya M. Sajoto (1995: 8). d. Latihan Kondisi Fisik Derajat kesegaran jasmani seseorang sangat menentukan kemampuan fisiknya dalam melaksanakan tugas seharihari. Semakin tinggi derajat kesegaran jasmani seseorang semakin tinggi pula kemampuan kerja fisiknya. Dengan kata lain, hasil kerjanya kian produktif jika kesegaran jasmaninya kian meningkat. Program latihan kondisi fisik perlu direncanakan secara sistematis. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan ergosistem tubuh. Proses latihan kondisi fisik yang dilakukan secara cermat, berulang-ulang dengan kian hari meningkat beban latihannya, akan meningkatkan kebugaran jasmani. Hal ini akan menyebabkan seseorang kian terampil, kuat dan efisien dalam gerakannya. Hipotesis Menurut Sutrisno (1990) Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar mungkin salah yang dapat dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir yang telah dikemukakan di atas dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara circuit training terhadap peningkatan kebugaran jasmani pada siswa yang mengikuti ekstrakulikuler Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara circuit training terhadap peningkatan kebugaran jasmani pada siswa 6
yang mengikuti ekstrakulikuler H2 : Ada pengaruh yang signifikan antara circuit training terhadap peningkatan vo2max pada siswa yang mengikuti ekstrakulikuler sepakbola di SMP Negeri 2 Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara circuit training terhadap peningkatan vo2max pada siswa yang mengikuti ekstrakulikuler H3 : Ada pengaruh yang signifikan antara circuit training terhadap peningkatan kebugaran jasmani dengan vo2max pada siswa yang mengikuti ekstrakulikuler sepakbola di SMP Negeri 2 H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara circuit training terhadap peningkatan kebugaran jasmani dengan vo2max pada siswa yang mengikuti ekstrakulikuler III. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti sendiri. (Sukardi. 2003: 93). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Arikunto (1998 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Variabel Penelitian Berdasarkan judul penelitian, maka terdapat tiga variabel yaitu : 1. Variabel bebas (X) yaitu Pengaruh Circuit Training. 2. Variabel terikat (Y1) yaitu Kebugaran Jasmani. 3. Variabel terikat (Y2) yaitu Vo2max. 7
Definisi Operasional Variabel Variabel-variabel penelitian dapat didefinisikan secara operasional sebagai berikut : 1. Latihan cirkuit adalah suatu program latihan yang dikombinasikan dari beberapa item-item latihan yang tujuannya dalam melakukan suatu latihan tidak akan membosankan dan lebih efisien. Latihan cirkuit akan tercakup latihan untuk kekuatan otot, ketahanan otot, kelentukan, kelincahan, keseimbangan, dan ketahanan jantung paru 2. Kebugaran jasmani memegang peranan yang sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical fitness). Derajat kesegaran jasmani seseorang sangat menentukan kemampuan fisiknya dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Semakin tinggi derajat kesegaran jasmani seseorang semakin tinggi pula kemampuan kerja fisiknya. Dengan kata lain, hasil kerjanya kian produktif jika kesegaran jasmaninya kian meningkat. 3. Vo2max (volume oksigen maximum) menyatakan keadaan yang menekankan pada kapasitas melakukan kerja secara terus menerus dalam suasana aerobik. Jadi dapat berlaku bagi seluruh tubuh, suatu sistem dalam tubuh, daerah tertentu dan sebagainya. Hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa olahragawan yang sukses dalam nomor endurance secara tetap menunjukkan nilai Vo2max yang tinggi. Nilai Vo2max tertinggi dicapai pada olahraga yang memerlukan penggunaan energi yang relatif sangat besar dalam jangka waktu yang lama. Populasi dan Sampel Populasi Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa ekstrakurikuler sepakbola kelas VII, VIII SMP Negeri 2 Batanghari Lampung 8
Timur Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 26 siswa. Sampel Suharismi Arikunto (1998 : 109) berpendapat bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, apabila subjeknya lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih tergantung kemampuan peneliti. Sampel penelitian ini adalah sebanyak 26 siswa dari populasi dengan menggunakan pengambilan sampel keseluruhan (Total Sampling). Teknik Pengambilan Data Metode pengumpulan data ialah cara untuk memperoleh data dari variabel-variabel penelitian yang sudah ditentukan (Suharsimi Arikunto, 1998: 137).. Tes yang digunakan untuk memperoleh data kuantitatif yaitu : a. Tes Kebugaran Jasmani Inndonesia (TKJI) b. Bleep Tes Instrumen Penelitian Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan teknik tes. Tes ini merupakan suatu alat (instrument) pengumpulan data atau informasi tentang atau status sesuatu yang digunakan dengan setandar tertentu (Suharsimi Arikunto, 1998:138). Dengan demikian, instrument yang digunakan berbentuk tes terstandar (standardized test) yakni tes yang telah tersedia dan teruji keandalanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani dan vo2max. Jadi untuk mengetahui mengumpulkan data dari penelitian ini adalah dengan menggunakan tes TKJI kelompok usia 13-15 tahun dan Bleep Test. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji ini dapat dilihat dengan membandingkan Z hitung dengan Z tabel dengan kreteria sebagai berikut: 9
1. Jika Z hitung (Kolmogorov Smirnov) < Z tabel (1,96), atau angka signifikan > taraf signifikansi (α) 0,05; maka distribusi data dikatakan normal. 2. Jika Z hitung (Kolmogorov Smirnov) > Z tabel (1.96), atau angka signifikansi < taraf signifikansi (α) 0,05 distribusi data dikatakan tidak normal. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 2 Batanghari Lampung Timur yang dengan sampel berjumlah 26 siswa. Teknik pengambilan sampel adalah total sampel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kebugaran jasmani indonesia usia 13-15 tahun dan Bleep Test untuk mengetahui tingkat daya tahan paru seseorang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, deskripsi data Pree Test Kebugaran Jasmani didapat nilai tertinggi 20, nilai terendah 11, dan rata-rata 16,46. Deskripsi data Pree Test Vo 2 max didapat nilai tertinggi 47, nilai terendah 26, dan rata-rata 33,38. Kemudian data di uji menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji ini dapat dilihat dengan membandingkan Z hitung dengan Z tabel dengan kreteria sebagai berikut:: 1. Dan diketahui nilai kolmogorov-smirnov kebugaran jasmani pada pree test memiiki nilai z hitung sebesar 0.752 lebih kecil dari 1.96 dengan nilai signifikan sebesar 0.623 dan nilai post test memiiki nilai z hitung sebesar 0.738 lebih kecil dari 1.96 dengan nilai signifikan sebesar 0.647 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data 10
masing-masing variabel berdistribusi normal. 2. Dan diketahui nilai kolmogorov-smirnov Vo2max pada pree test memiiki nilai z hitung sebesar 0.842 lebih kecil dari 1.96 dengan nilai signifikan sebesar 0.478 dan nilai post test memiiki nilai z hitung sebesar 0.781 lebih kecil dari 1.96 dengan nilai signifikan sebesar 0.576 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data masing-masing variabel berdistribusi normal. Pembahasan Berdasarkan hasil observasi pendahuluan di SMP Negeri 2 Batanghari ditemukan berbagai kendala dalam proses kegiatan ekstrakurikuler sepakbola. Masih rendahnya tingkat kebugaran jasmani dan vo2max maupun metode latihan guru, sarana prasarana, kondisi lingkungan merupakan salah satu contoh kendala yang terjadi. Salah satu hal yang perlu mendapat perhatiaan guru agar siswa mendapat hasil keterampilan yang maksimal dalam proses kegiatan ekstrakurikuler sepakbola adalah memberikan bentuk latihan circuit training dengan berbagai bentuk variasi latihan diantaranya menggunakan model dan media latihan yang tepat serta menyenangkan, menciptakan suasana latihan yang nyaman, serta penggunaan fasilitas yang mendukung untk meningkatkan kemampuan kondisi fisik siswa sebagai komponen penting dalam beramain sepakbola yaitu kebugaran jasmani dan vo2max. Untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan vo2max bagi siswa circuit training dapat dijadikan dalam setiap latiahan guna untuk mendorong siswa untuk 11
mencapai prestasi yang maksimal. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, deskripsi data Pree Test Kebugaran Jasmani didapat nilai tertinggi 20, nilai terendah 11, dan ratarata 16,46 dan Post Test nilai tertinggi 23, nilai terendah 15, dan rata-rata 19,58 berarti terjadi peningkatan sebesar 3. Dari hasil deskriptif data dapat disimpulkan bahwa latihan Circuit Training memberinkan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kebugaran jasmani pada siswa yang mengikuti ekstrakulikuler sepakbola di SMP N 2 Deskripsi data Pree Test Vo 2 max didapat nilai tertinggi 47, nilai terendah 26, dan rata-rata 33,38 dan Post Test nilai tertinggi 48, nilai terendah 30, dan rata-rata 35,69 berarti terjadi peningkatan sebesar 1 angka. Dari hasil deskriptif data dapat disimpulkan bahwa latihan Circuit Training memberinkan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan vo2max pada siswa yang mengikuti ekstrakulikuler sepakbola di SMP N 2 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Circuit Training memberikan pengaruh yang signifikan terhadap terhadap peningkatan kebugaran jasmani pada siswa yang mengikuti ekstrakulikuler sepakbola di SMP N 2 Batanghari yaitu sebesar 13.119 %. 2. Circuit Training memberikan pengaruh yang signifikan terhadap terhadap peningkatan Vo2max pada siswa yang mengikuti ekstrakulikuler sepakbola di SMP N 2 Batanghari yaitu sebesar 4.437 %. 3. Vo2max mengalami peningkatanya yang lebih kecil dibandingkan hasil peningkatan Kebugaran Jasmani setelah 12
melaksanakan Circuit Training yaitu sebesar 1 angka dibandingkan kebugaran jasmani sebesar 3 angka. B. Saran Saran berdasarkan kesimpulan penelitian diatasadalahsebagai berikut: 1. Kepada para Mahasiswa dan Guru Pendidikan Jasmani diharapkan mencoba memberikan bentuk latihan Cirkuit untuk meningkatkan hasil Kebugaran Jasmani dan VO 2 max Siswa di sekolah. 2. Pada Program Studi Penjaskes diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan dalam program dan pembelajaran untuk peningkatan hasil Kebugaran Jasmani dan Vo 2 Max. DAFTAR PUSTAKA 1. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. 2. Bompa, Tudor 0.1994.Theory and Methodology of Training, Kendal/ Hunt Publishing Company, Dubuque, Iowa. 3. Sajoto,M.1995.Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize. 4. Sukardi.2003.Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara. 5. Sutrisno.1990.Metodologi Research.Yogyakarta: Rineka Cipta. 6. Zainudin M.2000. Metodologi Penelitian. Surabaya:Universitas Airlangga. 3. Berdasarkan ketentuan peneliti hanya bentuk Circuit untuk penelitian selanjutnya diharapkan memakai gerakan latihan lainya disetip masingmasing posnya. 13