BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihindari tetapi harus diatasi atau diselesaikan bahkan. memungkinkan konflik yang diatasi dapat melahirkan kerjasama.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

I. PENDAHULUAN. Kegiatan untuk mengembangkan potensi tersebut harus dilakukan secara

I. PENDAHULUAN. tersebut terkadang menimbulkan konflik yang dapat merugikan masyarakat itu. berbeda atau bertentangan maka akan terjadi konflik.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara kita Indonesia sejak dua tahun belakangan ini banyak dihembusi oleh

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

VII KONFLIK DAN INTEGRASI

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak adalah merupakan titipan berupa hiasan paling berharga dari sang

BAB I PENDAHULUAN. manusia membangun rumah sebagai tempat bernaung dan membangun berbagai

BAB VI PENUTUP. diketahui bahwa ketiga subjek mengalami self blaming. Kemudian. secara mendalam peneliti membahas mengenai self blaming pada

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan citacita

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan

I. PENDAHULUAN. hidup sebagai makhluk sosial, melakukan relasi dengan manusia lain karena

I. PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan.

I. PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Setiap suku

I. PENDAHULUAN. norma yang berlaku di masyarakat ataukah tidak. faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Sebagai pengajar dan

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN IPS SMA PGRI 2 KAYEN TAHUN AJARAN 2008/2009

PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA TNI di DENPOM IV/ 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. tergolong cukup (48.51%). Komitmen afektif masih tergolong cukup dikarenakan

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

PERTEMUAN 15 KONFLIK

I. PENDAHULUAN. sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai tugas dalam memenuhi harapan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan sumber daya manusia merupakan modal dasar dalam menentukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

BAB I PENDAHULUAN. terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi dilihat juga dari sikap dan mentalitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan infrastruktur merupakan bagian integral dari pembangunan

K UNIVERSITAS SEBELAS MARET

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia bertujuan membentuk masyarakat yang adil dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. siswa dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan

I. PENDAHULUAN. Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang

USAHA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ

I. PENDAHULUAN. masyarakat dan kader keluarga. Remaja selalu diidentifikasi dengan perubahan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjukkan pada bagian-bagian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sengketa tanah adalah sengketa yang timbul karena adanya konflik kepentingan atas

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial beserta Status dan Peran individunya. Annisa Nurhalisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam

MANAJEMEN KONFLIK. Disusun: Ida Yustina, Prof. Dr.

BAB I PENDAHULUAN. setiap sekolahan adalah hasil belajar siswa. Berhasil atau tidaknya suatu. siswa bosan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. seorang guru itu belumlah terwujud dalam usaha mereka untuk. membelajarkan dengan pertimbangan-pertimbangan yang seksama.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan macam-macam suku bangsa, agama, ras, dan sumber daya manusia. Dibalik itu semua Indonesia

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. masih terlalu didominasi peran guru (teacher center). Guru banyak menempatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan tahun dan dunia bisnis sekarang dituntut menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.

A. Analisis Proses Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama Purwodadi

BAB I PENDAHULUAN. jawab lembaga pendidikan formal saja melainkan tanggung jawab bersama

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) MENGGUNAKAN SOFTWARE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

I. PENDAHULUAN. terabaikan demikian pula sebaliknya. Merosotnya kualitas pendidikan. para pendidik dan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah berupaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat

I. PENDAHULUAN. kemandirian, kreativitas, dan produktivitas. Untuk itu diperlukan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan sebagai objek pembangunan memberi arti bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Kata tawuran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONFLIK DALAM KACAMATA RALF DAHRENDORF. keterlibatan konflik yang di dalamnya terdapat waktu, tenaga, dana, dan

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya

BAB I PENDAHULUAN. harus terus diupayakan demi kepentingan masa depan bangsa. bersifat terus menerus. Pemerintah telah berupaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Nusantara, bahwasannya konflik ini sudah terjadi sejak lama.

BAB I PENDAHULUAN. arti penting dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari ilmu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

I. PENDAHULUAN. individu sering melupakan bahkan mempertanyakan nilai-nilai yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menghiraukan penderitaan bangsa yang dijajah. Indonesia merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP ) berada dalam masa

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang utama dan pertama dalam. terhadap pembentukan kepribadian dan perkembangan tingkah laku anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan

I. PENDAHULUAN. kepribadiaannya sesuai dengan nilai - nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, manusia lebih mudah menerima informasi yang melimpah, cepat, praktis

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia, karena setiap manusia pasti pernah mengalami konflik dengan manusia lain. Konflik bukan sesuatu yang harus dihindari tetapi harus diatasi atau diselesaikan bahkan memungkinkan konflik yang diatasi dapat melahirkan kerjasama.. Konflik menurut Daniel Webster (2001: 202) mendefinisikan konflik sebagai berikut yaitu : 1. Persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu sama lain. 2. Keadaan atau perilaku yang bertentangan (misal pertentangan pendapat, kepentingan, atau pertentangan individu). 3. Perselisihan akibat kebutuhan, dorongan, keinginan, atau tuntutan yang bertentangan. 4. Perseteruan. Kelompok-kelompok yang memegang kekuasaan akan memperjuangkan kepentingan-kepentinga nya, dan kelompok yang tak memiliki kekuasaan akan berjuang, dan kepentingan-kepentingan mereka sering berebeda, bahkan saling bertentangan. Cepat atau lambat menurut Dahrendorf di dalam beberapa sistem yang kekuasaannya kuat mungkin secara cermat membuat kubu-keseimbangan antara kekuasaan dan perubahan oposisi, Jadi, konflik adalah kekuasaan yang kreatif dari sejarah manusia.

2 Dari uraian di atas, konflik ialah proses atau keadaan dimana dua atau lebih dari pihak-pihak itu melakukan persaingan, pertentangan, perselisihan dan perseteruan dengan berusaha menggagalkan tujuan masing-masing pihak dan hal itu merupakan kekuasaan yang kreatif dari sejarah manusia. Di kehidupan masyarakat tidak sepenuhnya terlepas konflik. Hal ini senada dengan pandangan pendekatan teori konflik. Menurut Nasikun (2003: 16) konflik berpangkal pada anggapan dasar sebagai berikut : 1. Setiap masyarakat senantiasa berada di dalam proses perubahan yang tidak berakhir. 2. Setiap masyarakat mengandung konflik-konflik di dalam dirinya, atau denganperkataan lain, konflik merupakan gejala yang melekat di dalam setiap masyarakat. 3. Setiap unsur di dalam suatu masyarakat memberikan sumbangan bagi terjadinya disintegrasi dan perubahan-perubahan sosial. 4. Setiap masyarakat terintegrasi di atas penguasaan atau dominasi oleh sejumlah orang. Suatu konflik yang terjadi antar kelompok menjadi tidak sehat apabila masing-masing pihak di dalam mencari pemecaha nya tidak lagi bersifat rasional tapi lebih. Konflik merupakan gejala kemasyarakatan yang akan senantiasa melekat di dalam kehidupan masyarakat dan oleh karenanya tidak mungkin dilenyapkan. Oleh karena itu perkelahian antar warga desa hanya bisa dikendalikan agar konflik tidak mengakibatkan kerugian yang besar. Menurut Nasikun (2003: 22-25), bentuk-bentuk pengendalian konflik ada tiga yaitu : 1. Konsiliasi (conciliation). Pengendalian semacam ini terwujud melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan tumbuhnya pola diskusi dan pengambilan keputusan-keputusan diantara pihak-pihak yang berlawananan mengenai persoalan-persoalan yang mereka pertentangkan. 2. Mediasi (mediation). Bentuk pengendalian ini dilakukan mana kedua belah pihak yang bersengketa bersama-sama bersepakat untuk menunjuk pihak ketiga yang akan memberikan nasihat-nasihatnya

3 tentang bagaimana mereka sebaiknya menyelesaikan pertentangan mereka. 3. Perwasitan (artibration). Di dalam hal ini kedua belah pihak yang bertentangan bersepakat untuk menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan-keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik yang terjadi diantara mereka. Kolaborasi merupakan gaya menangani konflik yang input nya saling menguntungkan. Gaya ini mencoba mengadakan pertukaran informasi. Ada keinginan untuk melihat sedalam mungkin semua perbedaan yang ada dan mencari pemecahan yang disepakati semua pihak. Gaya ini erat kaitanya dengan metode memecahkan persoalan dan paling efektif untuk persoalan yang kompleks. Gaya ini mendorong orang berpikir kreatif. Salah satu kelebihan dari gaya ini adalah orang berusaha mencari berbagai alternatif. Semua pihak terdorong untuk mempertimbangkan semua informasi dari berbagai narasumber dan perspektif. Namun, gaya ini tidak efektif bila pihakpihak yang terlibat konflik tidak punya niat untuk menyelesaikan masalah atau bila waktu terbatas. Gaya ini bila diaplikasikan pada tahap konflik lebih tinggi dapat menimbulkan kekecewaan karena logika dan pertimbangan rasional sering dikalahkan oleh emosi yang terkait dengan suatu pendirian atau sikap. Gaya kolaborasi menyatukan langkah semua pihak pada upaya mencari pemecahan yang kompleks. Sebenarnya konflik yang terjadi di daerah Way Pengubuan Lampung Tengah memang sudah terjadi sejak lama. Masalah ini timbul karena adanya sekelompok orang yang mengklaim bahwa sebagian tanah itu adalah tanah miliknya, karena tanah itu terletak di perbatasan antara daerah Tanjung Ratu dan Purnama Tunggal. Masalah itu merambat ke masalah-masalah lain

4 contohnya, apabila ada hiburan (olahraga/hiburan yang lainnya) pasti akan terjadi kejadian-kejadian yang tidak diinginkan seperti berkelahi dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran dan kurangnya rasa nasionalisme tiap individu di masing-masing desa tersebut. Terlebih lagi yang sangat memprihatinkan bahwa anak-anak di bawah umur juga ikut melakukan tindakan-tindakan kurang terpuji. Apabila sedang terjadi konflik antar desa, yang terjadi adalah anak-anak tersebut akan mengalami kesulitan belajar dan akan tertinggal pada materi pelajaran, sehingga minat belajar siswa tersebut akan berkurang. Hal ini sangat disayangkan apabila terjadi konflik anak-anak yang tinggal di daerah tanjung ratu akan mengalami tekanan, baik dari luar maupun dari dalam dirinya sendiri, hal-hal seperti ini yang harus dihindari karena akan berpengaruh pada prestasi anak tersebut. Anak-anak Tanjung Ratu khusus nya anak SMP mayoritas tidak masuk sekolah karena takut di diskriminasi dengan teman-tman yang lain yang tinggal di daerah Purnama Tunggal, hal itulah yang menjadi hambatan siswa khususnya siswa yang tinggal di daerah Tanjung Ratu dalam kegiatan belajar, ejekan dan sindiran lah yang kerap mereka terima sehari-hari apabila konflik tersebut terjadi. Halhal seperti itulah yang sangat disesali karena anak-anak di bawah umur harusnya tidak ikut terlibat dalam masalah-masalah seperti ini. Perhatian orang tua sangat dibutuhkan disini, orang tua harusnya mendidik dan memberikan masukan kepada anaknya agar tidak terlibat dalam konflik tersebut.

5 Pada kenyataannya konflik yang terjadi di daerah Way Pengubuan Lampung Tengah akan membawa dampak negatif pada perkembangan anak tersebut, Peran aktif orang tua sangat berpengaruh dalam perkembangan anak tersebut, pengawasan sangat diperlukan dalam mendidik anak, apabila anak tersebut lepas dari pengawasan orang tua anak tersebut akan melakukan tindakantindakan kurang terpuji, karena kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak. Anak tersebut akan terpengaruh dengan lingkungan yang ada di sekitarnya, dimana dan dengan siapa anak tersebut bergaul orang tualah yang wajib memberikan masukan baik atau tidaknya melakukan tindakan seperti itu. Apabila anak tersebut kelewat batas orang tualah yang berhak menegur atau melakukan pendekatan terhadap anak tersebut. Karena tidak seharusnya anak di bawah umur ikut terlibat konflik. Lingkungan yang paling penting untuk meningkatkan motivasi anak dalam belajar adalah keluarga. Setiap anak membutuhkan pendidikan, orang tua adalah sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas perkembangan prestasi anaknya. Sesuai dengan statusnya, orang tua berperan pertama dan utama dalam pendidikan anak-anaknya. Orang tua berperan pertama dalam mendidik anaknya, orang tua berperan utama dalam mendidik anaknya, artinya yang mendidik anak (sebelum orang lain) adalah orang tuanya sendiri. Sedangkan orang tua berperan utama dalam mendidik anak-anaknya paling dominan menentukan keberhasilan pendidikan anak adalah orang tua dari anak itu sendiri. Hal-hal yang berkaitan dengan terjadinya konflik tersebut dikarenakan kurang nya kesadaran diri dan sikap nasionalisme masing-

6 masing individu. Harusnya mereka sadar apabila konflik ini berlangsung terus-menerus akan merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Hal seperti ini lah yang harus kita cegah dan hindari, semua itu berawal dari diri kita, dan semua itu kita yang mulai dan baik buruk nya kejadian itu kita harus siap menerima itu sebagai kenyataan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas, masalah-masalah peneliti dapat di identifikasi sebagai berikut : 1. Terjadinya konflik antar masyarakat Purnama Tunggal dengan Tanjung Ratu 2. Penyelesaian konflik yang tidak komperhensif 3. Dampak konflik terhadap anak usia belajar 4. Faktor-faktor penyebab konflik 5. Peran pemerintah dalam penyelesaian konflik. C. Pembatasan Masalah Berkaitan dengan luasnya permasalahan peneliti, serta agar penelitian ini lebih fokus dan mendalam, maka penelitian dibatasi pada dampak konflik terhadap anak usia belajar. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Apakah ada pengaruh situasi konflik antar desa terhadap kegiatan belajar siswa di SMP N 1 Way Pengubuan Lampung Tengah.

7 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitan 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh situasi konflik antar desa terhadap kegiatan belajaran siswa yang berdomisili di SMP N 1 Way Pengubuan Lampung Tengah 2. Kegunaan Penelitian a. Secara Teoritis Untuk ini secara teoritis memperkaya konsep-konsep ilmu pendidikan, khususnya Pendidikan Kewarganegaraan yang mengkaji tentang pendidikan hukum dan kemasyarakatan karena merupakan pelanggaran pidana, pada saat konflik berlangsung banyak warga membawa senjata tajam sehingga keadaan tidak kondusif, aman dan nyaman b. Secara Praktis Secara praktis penelitian ini mempunyai kegunaan antara lain : 1. Secara praktis penelitian ini dapat berguna bagi orang tua masukan terhadap bagaiman cara mengatasi masalah kesulitan belajar. 2. Hasil penelitian ini dapat memberikan contoh bagi orang tua dalam mendidik anak, karena keluarga sangat berperan dalam perkembangan mental anak tersebut. 3. Secara praktis penelitian ini dapat berguna bagi Guru atau Sekolah, dan Dinas Pendidikan atau Pemerintah

8 F. Ruang Lingkup 1. Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan khususnya di dalam struktur keilmuan rumpun Kewarganegaraan yaitu Toleransi. 2. Ruang Lingkup Obyek Penelitian Ruang Lingkup penelitian ini adalah membahas pengaruh situasi konflik dalam kegiatan belajar siswa di SMP N 1 Way Pengubuan Lampung Tengah. 3. Ruang Lingkup Subyek Penelitian Ruang lingkup subyek dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Pertama di Desa Tanjung Ratu dan Purnama Tunggal 4. Ruang Lingkup Wilayah Penelitian Ruang lingkup wilayah penelitian ini adalah SMP N 1 Way Pengubuan Lampung Tengah. 5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan Surat Izin Penelitian yang dikeluarkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Tahun 2011-2012