Hanging: 1 cm, Right: 0 cm, Space Before: 3 pt, After: 3 pt, No widow/orphan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.162, 2013 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Sengketa Pemilu. Penyelesaian. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, (1) Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 259 ayat (5) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; (2) bahwa Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sudah tidak sesuai Hanging: 1 cm, Space Before: 3 pt, After: 3 pt, No widow/orphan Formatted: Font:, Not Bold, Font color:, Not Bold Hanging: 1 cm, Space Before: 12 pt, No widow/orphan Formatted: Justified, Space Before: 6 pt, No widow/orphan Hanging: 4,76 cm, Space Before: 6 pt, Line spacing: single, No bullets or numbering, No widow/orphan, Tab stops: 3,17 cm, Left + 3,81 cm, Left + 4,76 cm, Left
2013, No.162 2 dengan perkembangan keadaan sehingga harus diubah; (3) bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b perlu membentuk Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Perubahan atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; b. (1) Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246); (2)2.Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5316); (3) Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2012 tentang Organisasi, Tugas, Fungsi, Wewenang, dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 181); 2.3. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH., Not Bold Hanging: 4,76 cm, Space Before: 12 pt, After: 12 pt, Line spacing: single, No bullets or numbering, No widow/orphan, Tab stops: 3,17 cm, Left + 3,81 cm, Left + 4,76 cm, Left Formatted: Indent: Left: 3,81 cm, Hanging: 0,95 cm, Space Before: 12 pt, After: 12 pt, Line spacing: single, Numbered + Level: 1 + Numbering Style: 1, 2, 3, + Start at: 2 + Alignment: Left + Aligned at: 0,63 cm + Tab after: 0 cm + Indent at: 1,27 cm, No widow/orphan Hanging: 1 cm, Space Before: 12 pt, After: 12 pt, No widow/orphan, Not Bold Formatted: Justified, Indent: Left: 0 cm, Hanging: 1 cm, Space Before: 12 pt, After: 12 pt, No widow/orphan
3 2013, No.162 Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1109) diubah sebagai berikut: 1. Ketentuan Pasal 1 angka 20 diubah sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut: BAB I KETENTUAN UMUM Dalam Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum ini yang dimaksud dengan : 1. Pemilihan Umum, Selanjutnya Disingkat Pemilu, Adalah Sarana Pelaksanaan Kedaulatan Rakyat Yang Diselenggarakan Secara Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, Dan Adil Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia Berdasarkan Pancasila Dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Pemilu untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Dewan Perwakilan Rakyat, selanjutnya disingkat DPR, adalah Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. 4. Dewan Perwakilan Daerah, selanjutnya disingkat DPD, adalah Dewan Perwakilan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, selanjutnya disingkat DPRD, adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah KabupaTen/Kota, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. 6. Penyelenggara Pemilu adalah lembaga yang menyelenggarakan Pemilu yang terdiri atas Komisi Pemilihan Umum dan Badan Formatted: Right: 0 cm, Space Before: 12 pt, After: 12 pt, No widow/orphan Hanging: 1 cm, Right: 0 cm, Space Before: 12 pt, After: 12 pt, Line spacing: single, Numbered + Level: 1 + Numbering Style: 1, 2, 3, + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0,63 cm + Indent at: 1,27 cm, No widow/orphan, English (United States) Formatted: Font:, Not Bold, Font color: Formatted: Justified, Indent: Left: 0,95 cm, Hanging: 0,95 cm, Space Before: 3 pt, After: 3 pt, No widow/orphan
2013, No.162 4 Pengawas Pemilu sebagai satu kesatuan fungsi penyelenggaraan Pemilu untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat, serta untuk memilih gubernur, bupati, dan walikota secara demokratis. 7. Komisi Pemilihan Umum, selanjutnya disingkat KPU, adalah Penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri yang bertugas melaksanakan Pemilu. 8. Komisi Pemilihan Umum Provinsi, selanjutnya disingkat KPU Provinsi, adalah Penyelenggara Pemilu yang bertugas melaksanakan Pemilu di provinsi. 9. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, selanjutnya disingkat KPU Kabupaten/Kota, adalah Penyelenggara Pemilu yang bertugas melaksanakan Pemilu di kabupaten/kota. 10. Badan Pengawas Pemilu, selanjutnya disingkat Bawaslu, adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 11. Badan Pengawas Pemilu Provinsi, selanjutnya disingkat Bawaslu Provinsi, adalah badan yang dibentuk oleh Bawaslu yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah provinsi. 12. Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota, selanjutnya disingkat Panwaslu Kabupaten/Kota, adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu Provinsi yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah kabupaten/kota. 13. Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan, selanjutnya disingkat Panwaslu Kecamatan, adalah panitia yang dibentuk oleh Panwaslu Kabupaten/Kota yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah kecamatan atau nama lain. 14. Pengawas Pemilu Lapangan adalah petugas yang dibentuk oleh Panwaslu Kecamatan yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di desa atau nama lain/kelurahan. 15. Pengawas Pemilu adalah Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan, dan Pengawas Pemilu Luar Negeri. 16. Penyelesaian Sengketa adalah proses mempertemukan para pihak oleh Pengawas Pemilu untuk memperoleh kesepakatan serta proses pengambilan Keputusan oleh Pengawas Pemilu apabila diantara para pihak tidak tercapai kesepakatan. 17. Laporan Pelanggaran adalah laporan yang disampaikan secara tertulis oleh seorang/lebih warga Negara Indonesia yang
5 2013, No.162 mempunyai hak pilih, pemantau Pemilu, maupun Peserta Pemilu kepada Pengawas Pemilu tentang dugaan terjadinya pelanggaran Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD. 18. Laporan Sengketa Pemilu adalah permohonan penyelesaian sengketa yang disampaikan oleh Pemohon kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Panwaslu Kabupaten/Kota atau laporan pelanggaran yang dikategorisasikan oleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Panwaslu Kabupaten/Kota sebagai sengketa Pemilu. 19. Musyawarah adalah proses mempertemukan para pihak oleh Pengawas Pemilu untuk memperoleh kesepakatan. 20. Majelis Pemeriksa adalah Anggota Bawaslu, Bawaslu Provinsi atau Panwaslu Kabupaten/Kota yang melakukan pemeriksaan pengambilan keputusan. 2.21. Kesepakatan Perdamaian adalah dokumen tertulis yang berisikan kesepakatan tertulis para pihak dan mediator untuk menyelesaikan sengketa secara musyawarah. (1)2.Diantara Pasal 5 dan Pasal 6 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 5A sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 5A 1.(1) Permohonan Sengketa Pemilu sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 ayat (3) disampaikan kepada Bawaslu dan/atau Bawaslu Provinsi paling lambat 7 (tujuh)3 (tiga) hari kerja setelah dikeluarkannya Keputusan KPU, KPU/KIP Provinsi dan KPU/KIP Kabupaten/Kota. 2.(2) Permohonan Sengketa Pemilu yang berkaitan dengan verifikasi Partai Politik Peserta Pemilu dan daftar calon tetap anggota DPR, DPD dan DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota disampaikan kepada Bawaslu dan/atau Bawaslu Provinsi paling lambat 21 16 (dua puluh satuenam belas) hari kerja setelah dikeluarkannya Keputusan KPU, KPU/KIP Provinsi. dan KPU/KIP Kabupaten/Kota. 3. Ketentuan Pasal 36 ayat (4) diubah dan diantara ayat (4) dan ayat (5) disisipkan 1 (satu) ayat yakni ayat (4A) sehingga Pasal 36 berbunyi sebagai berikut: Pasal 36 (1) Bawaslu provinsi atau panwasly kabupaten/kota memanggil Pemohon, Termohon dan pihak terkait untuk mengikuti proses pemeriksaan pengambilan Putusan. (2) Proses pemeriksaan pengambilan Putusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Majelis Pemeriksa., English (United States) Formatted: Font:, Not Bold, Font color:
2013, No.162 6 (3) Majelis Pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Panwaslu Kabupaten/Kota (4a)Dalam Hal Majelis Pemeriksa Lebih Dari 1 (Satu) Orang Anggota Bawaslu, Bawaslu Provinsi Atau Panwaslu Kabupaten/Kota, Majelis Menunjuk 1 (Satu) Orang Ketua Majelis (5) Pemanggilan lanjutan untuk mengikuti proses pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) cukup disampaikan oleh Ketua Majelis Pemeriksa pada saat sidang pemeriksaan pengambilan Putusan. (2)4.Ketentuan Pasal 47 diubah serta ditambahkan 1 (satu) ayat yakni ayat (5) sehingga pasal 47 berbunyi sebagai berikut : Pasal 47 1.(1) Penyelesaian Sengketa Pemilu dinyatakan gugur apabila: a. Pemohon dan/atau Termohon meninggal dunia; b. Termohon telah memenuhi tuntutan Pemohon seiobelum dilaksanakannya proses penyelesaian sengketa Pemilu; atau c. Pemohon mencabut permohonannya. 2.(2) Keputusan tentang gugurnya penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam Keputusan Gugurnya Sengketa Pemilu sebagaimana tercantum di dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Pperaturan Bawaslu ini. 3.(3) Dalam hal sengketa terkait keputusan KPU, KPU/KIP Provinsi, atau KPU/KIP Kabupaten/Kota dicabut Permohonannya oleh Pemohon dan dilakukan sebelum pembacaan keputusan hasil pemeriksaan pendahuluan, maka pencabutan tersebut dicantumkan di dalam keputusan hasil pemeriksaan pendahuluan dan dibacakan pada saat pembacaan keputusan hasil pemeriksaan pendahuluan. 4.(4) Keputusan terkait gugurnya penyelesaian sengketa dibacakan dihadapan para pihak dan terbuka untuk umum. 5.(5) Penyelesaian sengketa dinyatakan gugur apabila Pemohon tidak hadir 2 (dua) kali berturut-turut setelah dilakukan panggilanpemanggilan yang patut dan sah. Formatted: Default, Justified, Indent: Left: 0,95 cm, Hanging: 0,95 cm, Right: 0 cm, Space Before: 6 pt, After: 6 pt, Line spacing: single, Numbered + Level: 1 + Numbering Style: 1, 2, 3, + Start at: 5 + Alignment: Left + Aligned at: 0,63 cm + Tab after: 0 cm + Indent at: 1,27 cm, No widow/orphan, Tab stops: 1,9 cm, Left Formatted... [1] Formatted... [2] Formatted... [3] Formatted... [4] Formatted... [5] Formatted... [6] Formatted... [7] Formatted... [8] Formatted... [9] Formatted... [10] Formatted... [11] Formatted... [12] Formatted... [13] Formatted... [14] Formatted... [15] Formatted... [16] Formatted... [17] Formatted... [18] Formatted... [19] Formatted... [20] Formatted... [21] Formatted... [22] Formatted... [23] Formatted... [24] Formatted... [25] Formatted... [26] Formatted... [27] Pasal II Peraturan ini mulai berlaku sejak pada tanggaldiundangkan ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia Formatted... [28] Formatted... [29] Formatted... [30] Formatted... [31] Formatted... [32] Formatted... [33] Formatted... [34] Formatted... [35]
7 2013, No.162 Ditetapkan di Jakarta. ppada tanggal 18 Januari 2013 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA KETUA, MUHAMMAD Diundangkan di Jakarta ppada tanggal 28 Januari 2013 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, AMIR SYAMSUDIN Hanging: 1 cm, Space Before: 6 pt, Line spacing: single, No widow/orphan Formatted: Indent: Left: 7,94 cm, Space Before: 6 pt, Line spacing: single, No widow/orphan Formatted: Indent: Left: 1 cm, First line: 6,94 cm, Space Before: 6 pt, Line spacing: single, No widow/orphan Formatted: Font:, Not Bold, Font color: Formatted: Indent: Left: 1 cm, First line: 6,94 cm, Space Before: 6 pt, Line spacing: single, No widow/orphan Hanging: 1 cm, Space Before: 6 pt, Line spacing: single, No widow/orphan Formatted: Font:, Not Bold, Font color: Formatted: Font:, Not Bold, Font color:
Page 6: [1] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00 Font: Bookman Old Style, Page 6: [2] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00, Not Bold Page 6: [3] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00 Page 6: [4] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00 Page 6: [5] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00 Page 6: [6] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00, Indonesian (Indonesia) Page 6: [7] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00 Page 6: [8] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00, Indonesian (Indonesia) Page 6: [9] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00 Page 6: [10] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00, Indonesian (Indonesia) Page 6: [11] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00 Page 6: [12] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00, Indonesian (Indonesia) Page 6: [13] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00 Page 6: [14] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00, Indonesian (Indonesia) Page 6: [15] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00 Page 6: [16] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00, Indonesian (Indonesia) Page 6: [17] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00 Page 6: [18] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00, Indonesian (Indonesia) Page 6: [19] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00 Page 6: [20] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00, Indonesian (Indonesia) Page 6: [21] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00
Page 6: [22] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00, Indonesian (Indonesia) Page 6: [23] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00 Page 6: [24] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00 Page 6: [25] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00, Not Bold Page 6: [26] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00, Not Bold Page 6: [27] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00 Font: Bookman Old Style, Page 6: [28] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00 Font: Page 6: [29] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00 Font: Bookman Old Style, Page 6: [30] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00 Font: Page 6: [31] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00 Font: Bookman Old Style, Page 6: [32] Formatted User 18/01/2013 14:55:00 Space Before: 6 pt, Line spacing: single, No widow/orphan Page 6: [33] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00 Font: Bookman Old Style, Page 6: [34] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00 Font: Bookman Old Style, Page 6: [35] Formatted Valued Acer Customer 21/01/2013 11:47:00 Font: Bookman Old Style,