menahan gaya-gaya gempa. Struktur yang memakai dinding geser aim frame-wall sangat

dokumen-dokumen yang mirip
T I N J A U A N P U S T A K A

BABI PENDAHULUAN. Perancangan bangunan sipil terutama gedung tingkat tinggi harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aman secara konstruksi maka struktur tersebut haruslah memenuhi persyaratan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gempa merupakan fenomena alam yang harus diterima sebagai fact of life.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung

BAB II STUDI PUSTAKA

sendiri dan daya dukung beban yang dapat dipikulnya, yaitu cukup kecii jika langsing, sehingga menjadi kurang menguntungkan pada perilaku respon

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT

ini dapat dilihat dengan mulai stabilnya nilai mata uang rupiah dipasar dengan kegiatan pembangunan di Indonesia, khususnya gedung bertingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. itu sendiri adalah beban-beban baik secara langsung maupun tidak langsung yang. yang tak terpisahkan dari gedung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

BAB IV PERMODELAN STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

yaitu plat Philippines, plat Pasifik, plat Australia dan plat Eurasia (Widodo 2001).

BABI PENDAHULUAN. peningkatan kebutuhan lahan yang membuat pelaku konstruksi berfikir bagaimana

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Umum Beban Gempa Menurut SNI 1726: Perkuatan Struktur Bresing...

simpangan antar tingkat {inter storey drift) yang terjadi pada struktur yang hubungannya dengan prinsip perancangan struktur tahan gempa yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser horisontal dan momen guling akibat beban lateral. Secara umum, Dinding

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

Keywords: structural systems, earthquake, frame, shear wall.

sehingga lendutan yang disebabkan oieh beban gempa maupun angin dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. syarat bangunan nyaman, maka deformasi bangunan tidak boleh besar. Untuk. memperoleh deformasi yang kecil, gedung harus kaku.

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

PEMODELAN STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BREISING KONSENTRIK V-TERBALIK

versi terakhir yang paling lengkap dari seri-seri sebeluinnya yaitu SAP 2000 yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya didesain dengan baik sehingga mampu menunjukkan kinerja yang

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN VARIASI PENEMPATAN BRACING INVERTED V ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Rangka Bracing Tipe V Terbalik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat ini sudah banyak berdirinya gedung bertingkat, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Skripsi BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

DESAIN STRUKTUR PORTAL DINDING GESER DENGAN VARIASI DAKTILITAS SKRIPSI. Oleh : UBAIDILLAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Dinamik Struktur dan Teknik Gempa

ANALISIS KINERJA BANGUNAN GEDUNG BETON BERTULANG DENGAN DENAH BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT STOREY SKRIPSI

ANALISA PENGARUH DINDING GESER PADA STRUKTUR BANGUNAN HOTEL BUMI MINANG AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

EVALUASI KINERJA INELASTIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TERHADAP GEMPA DUA ARAH TUGAS AKHIR PESSY JUWITA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI ( 1 BASEMENT ) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SUKOHARJO

Latar Belakang 1) Struktur baja untuk gedung membutuhkan truss dengan bentang 6-8 m, sedangkan untuk bentang lebih besar dari 10 m, struktur baja menj

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kondisi geografis Indonesia terletak di daerah dengan tingkat kejadian gempa

ANALISIS DINAMIK BEBAN GEMPA RIWAYAT WAKTU PADA GEDUNG BETON BERTULANG TIDAK BERATURAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tingkat kerawanan yang tinggi terhadap gempa. Hal ini dapat dilihat pada berbagai

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

Peraturan Gempa Indonesia SNI

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga tinggi, sehingga perencanaan struktur bangunan gedung tahan gempa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata Kunci: perkuatan seismik, rangka beton bertulang, bresing baja, dinding pengisi berlubang sentris, perilaku, kinerja, pushover.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EFEKTIVITAS KEKAKUAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG TERHADAP GEMPA Muhtar *) ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Struktur Tahan Gempa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Berkembangnya kemajuan teknologi bangunan bangunan tinggi disebabkan

ANALISIS KINERJA BANGUNAN BETON BERTULANG DENGAN LAYOUT BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT-STOREY SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Struktur Tahan Gempa

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

sejauh mungkin dari sumbu netral. Ini berarti bahwa momen inersianya

B A B I I TINJAUAN PUSTAKA. getaran elastis yang dipancarkan ke segala arah dari titik runtuh (rupture point).

gempa dari lapisan tanah di bawah bangunan akan menggetarkan bangunan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI & 1 BASEMENT DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 4

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI (+ BASEMENT) DI WILAYAH SURAKARTA DENGAN DAKTAIL PARSIAL (R=6,4) (dengan mutu f c=25 MPa;f y=350 MPa)

BAB I PENDAHULUAN. Beban-beban dinamik yang merusak struktur bangunan umumnya adalah bebanbeban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

HARUN AL RASJID NRP Dosen Pembimbing BAMBANG PISCESA, ST, MT Ir. FAIMUN, M.Sc., Ph.D

PENGARUH PENEMPATAN DAN POSISI DINDING GESER TERHADAP SIMPANGAN BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT BEBAN GEMPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maupun tidak langsung mempengaruhi struktur bangunan tersebut. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat diramalkan kapan terjadi dan berapa besarnya, serta akan menimbulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ingin menempatkan jendela, pintu, lift, koridor, saluran-saluran mekanikal dan

HALAMAN PERNYATAAN. Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK BIASA DAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK KHUSUS TIPE-X TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA "Tinjauan pustaka merupakan kerangka teoritik yang dijadikan landasan pemikiran, berisi uraian kctcrangan yang akan mempertajam konsep yang digunakan, dan memuat penelitian sebelumnya untuk menghindari duplikasi dari penelitian sebelumnya. Bab ini berisi lentang imjauan umum dan penelitian sejenis sebelumnya sebagaimana yang akan diuraikan sebagai berikut ini. 2.1 Tinjauan Umum Dinding geser adalah suatu unsur pengaku vertikal yang dirancang untuk menahan gaya lateral atau gempa yang bekerja pada bangunan. Fungsi dinding geser dalam struktur bangunan untuk memberikan kekakuan, kekuatan dan daktilitas struktur (Park dan Paulay, 1974). Penggabungan srtuktur dinding geser yang berinteraksi dengan struktur frame atau biasa di sebut hybrid structure atau dual system akan membenkan hasil yang baik dalam menahan gaya-gaya gempa. Struktur yang memakai dinding geser aim frame-wall sangat ekonomis untuk gedung bertingkat sampai 50 atau iebih. Struktur dinding geser pada umumnya mempunyai kekuatan yang cukup besar sehingga dapat menahan beban horisontal yang cukup. Kadang-kadang direncanakan

seluruh beban horisonta! dibebankan pada struktur dinding geser, dan ada juga suatu bangunan yang scbagian gaya horisontalnya akan ditahan oieh struktur dinding geser (Widodo, 1998). Kekakuan dinding geser lebih besar daripada struktur portal biasa sehingga dapat lebih menahan gaya-gaya lateral akibat gempa bumi, mengurangi defleksi lateral tiap tingkat (inlerslory drift) dan mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan elernen non strukrural. Disamping mempunyai kekuatan yang cukup besar, struktur dinding umumnya sangat kaku dibanding kolom, sehingga struktur ini memberikan kekakuan tambahan terhadap struktur secara keseluruhan kekakuan yang cukup diharapkan dapat mengendalikan simpangan yang terjadi. Kekakuan struktur dinding juga mempunyai keuntungan yang lain yaitu kemampuannya dalam melindungi adanya tingkat yang relatif lemah (soft storey). Soft storey yang sering clijumpai misalnya adanya tinggi tingkat yang melebihi tinggi tingkat tipikal. Pada kondisi sepcrti ini kekakuan tingkat akan menjadi akan menjadi relatif kccil. Berdasarkan bentuk deflected shape struktur dinding tunggal, struktur dinding dapat berfungsi unuik meugeliminasi simpangan antar tingkat khususnva pada tingkattingkat bavvah sampai tengah. Dengan perkataan lain, pengendalian simpangan pacta daerah ini akan diiakukan secara efektif oieh struktur dinding. Ha'i iniiah menjadi salah satu fungsi utama struktur dinding (Widodo, 1998). Dmdmg geser terletak pada inti bangunan yang berperan sebagai inti dan massa bangunan secara keseluruhan, sehingga clapat tnencegah bebaii-beban gempa yang

horisontal tanpa menyebabkan puntirau. Dalam tugas akhir ini dinding geser dihingsikan sebagai tcmpat lift dan tai.gga darurat. Perancangan struktur yang ditujukan untuk ketahanan terhadap gempa lebih ekonomis jika dirancang pada kondisi plastis, dengan merencanakan terbentuknya sendi plastis terlebih dahulu, daripada dirancang pada kondisi elastis dimana hams memperbesar dimensi portal untuk menambah kekuatan (Dowrick, 1987). Dalam merencanakan gedung tahan gempa, hal yang hams dipertimbangkan adalah sifat-sifat plastis dari gedung, dengan kata lain, pada pembebanan gempa yang besar tegangan bahan pada struktur sudah tidak berpenlaku elastik lagi, tetapi terjadi sendi-sendi plastis pada tempat-ternpat yang diharapkan sehingga dapat memencarkan energi gempa dan struktur secara keseluruhan sebelum run tub Pada daerah yang memungkinkan terjadi sendi plastis, maka kunt geser beton diabaikan dan hanya baja tnlangan saja yang diperhitungkan untuk menahan gaya geser. Hal ini terjadi karena elemen-elemen struktur direncanakan dengan sifat daktail sehingga elernen tersebut dapat berdeformasi maksimum tanpa timbul kerusakan getas. Artinya sejauh mana gedung dapat meleleh setelah kekakuan elastisnya tercapai akibat gempa (Widodo, 1995). Daktilitas adaiah perbandingan antara defonnasi yang terjadi pada saat kegagalan struktur dan deformasi pada kondisi leleh (Dowrick, 1987). Uiisur simctri pada dcnah bangunan mempunyai andil yang positif Icrhadap perilaku bangunan sang dilanda gempa, karena potongan penampang yang simetri akan cenderumi tidak terjadi gaya torsi.

2.2 Gambaran Penelitian Terdahulu Bcberapa penelitian sebelumnya yang digunakan sebagai Imjauan puslaka pada penelitian ini adalah sebagai berikut ini. Mayfrini dan Wismawati (1999), kedua peneliti mengambil bahasan dengan judul Analisis Penganih Tinggi Dinding Geser Akibat Beban Lateral Gempa Pada Tinjauan Portal 2 Dimensi. Pada penelitian ini dari perhitungan simpangan horisontal, momen kolom dan momen balok, diperoleh bahwa stmktur dinding geser lebih efektif pac'a ketinggian dinding geser % H, serta dengan adanya dinding geser akan mengakibatkan berkurangnya momen balok dan kolom yang terjadi. Pada penelitian ini hanya menggunakan tinjauan portal 2 dimensi belum menggunakan tinjauan portal 3 dimensi. Sugeng (1999), peneliti mengambil bahasan dengan judul Penganih Ketinggian Dinding Geser pada Gedung Tinggi Akibat Beban Dinamik Gempa, menyatakan ketinggian dinding geser yang efektif adalah 80 % dari tinggi bangunan setelah dilakiikan analisis tentang penlaku struktur dengan ketinggiaii dinding geser yang berbeda pada struktur yang sama dengan parameter defleksi struktur, momen dan gaya geser. Sehingga perlu ditinjau terhadap jumlah dinding geser terhadap jumlah portal yang ada. Merekomendasi dari penelitian sebelumnya maka peneliti mengaplikasikan masing-masing penelitian ke desain bangunan bertingkat tahan gempa dengan peuggunaan eleinen pengaku yaitu dinding geser pada bangunan portal {frame-wall) dengan mengkondisikan jumlah dinding geser 1, 2, 3 dan ketinggian dinding geser 40%, 60%, 80%, 100% dan ketinggian total bangunan. Klioir dan AritTin (2000), topik penelitian ini mengenai Penganih Perubahan Kekakuan Tingkat Secara Serentak Terhadap Simpangan. Gaya Geser Dasar dan Momen

10 Guling I'ada <wduuv, lierliiigkal Luna Menggunakan lksitasi Fniupa llerupu lime llisiorv. Kedua pcnehli Ielah menggunakan beban gempa lime history yang merupakan penyempurnaan dan penelitian sebelumnya yang menggunakan beban lespon speklrum statik ekivalen. Pada penelitian ini penulis akan menganalisis penlaku dinding geser pada interaksi portal dengan variasi jumlah dan ketinggian menggunakan eksitasi gempa riwayat waktu (time history excitation) secara 3D dengan tinjauan simpangan, gaya geser dasar, dan momen guling menggunakan program SAP 2000 Education.