BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan. kemajuan bangsa dan negara. Pendidikan yang bermutu, akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat yang pintar, intelek, berkemampuan berfikir tinggi. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. terampil, dan pengetahuan yang sesuai dengan user need (dunia usaha dan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tercantum dari tujuan Sekolah Menengah Kejuruan, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup. Nasional (UU No. 20/2003) Bab II Pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran. Pendidikan bertujuan agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Melalui pendidikan yang maju, maka perkembangan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara. berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyono, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang yang dilakukan secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. keahlian dimana program keahlian yang dilaksanakan di SMK disesuaikan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Triatno, (2009:53) menyatakan pendapatnya bahwa tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengembangan diri. Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pelayanan kepada pelanggan dengan baik dan benar.

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

yang lebih baik dalam rangka mewujudkan SDM yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan

RANI DIANDINI, 2016 PENDAPAT SISWA TENTANG PELAKSANAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN TATA HIDANG DI SMK NEGERI 2 BALEENDAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini usaha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Syerel Nyongkotu, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dan sesuai pula dengan situasi lingkungan yang tersedia. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhannya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam Undangundang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber belajar, selalu berusaha memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wujud kebudayaan manusia, dimana

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Afif Miftah Amrullah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang berkembang Indonesia sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran adalah interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 PENERAPAN BUKU AJAR PADA MATA PELAJARAN DASAR PENGENDALIAN MUTU HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN UNTUK KELAS X TPHP SMKN 2 INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sebab penduduk di Indonesia kurang memperhatikan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keahlian dan kemampuan yang unggul. Salah satu upaya pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan berperan sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang. segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan pembelajaran seperti

BAB I PENDAHULUAN. kelas, merupakan inti dari setiap lembaga pendidikan formal. Sekolah Menengah

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. datang. Pendidikan bukan hanya belajar dari tidak tahu untuk menjadi tahu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting dalam meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. besar siswa sehingga, sebagian siswa menghindari pelajaran ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang sekolah dasar mata pelajaran Ilmu

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemajuan bangsa dan negara. Pendidikan yang bermutu, akan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut kita untuk berpacu dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Perkembangan dan perubahan itu menyebabkan perubahan paradigma terhadap kualitas lulusan yang diharapkan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan bagian dari pendidikan nasional yang diselenggarakan sebagai lanjutan dari SMP/MTS, juga mengalami perubahan, demi perbaikan dan peningkatan kualitas hasil pendidikan. SMK menyiapkan lulusannya untuk bekerja dalam bidang tertentu dengan bekal sikap kerja, terampil, dan pengetahuan yang sesuai dengan users need (dunia usaha dan dunia industri) atau berwirausaha. Hal itu tersirat didalam UU No. 20/2003 Pasal 18 dan penjelasan Pasal 15 yang mengatur pendidikan menengah kejuruan. Ini juga sejalan dengan tujuan umum dan khusus SMK yang terdapat dalam Dokumen I Kurikulum SMK 2004, menyatakan bahwa : (a) menyiapkan peserta didik agar dapat menjalani kehidupan secara layak; (b) meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik; (c) menyiapkan peserta didik agar menjadi warga negara yang mandiri dan bertanggung jawab; (d) menyiapkan peserta didik agar memahami dan

2 menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia; (e) menyiapkan peserta didik agar dapat menerapkan dan memelihara hidup sehat, memiliki wawasan lingkungan, pengetahuan dan seni; (f) menyiapkan peserta didik agar dapat bekerja, baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan bidang dan program keahlian yang diminati; (g) membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetisi, dan mampu mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya. Berdasarkan pernyataan di atas, sangat jelas bahwa SMK seharusnya menjadi jawaban dari tuntutan yang diinginkan masyarakat dan dunia kerja. Pembelajaran di SMK menanamkan sikap kemandirian, kreatif, tekun, inovatif, etos kerja tinggi, terampil dan berkarakter. Sikap-sikap tersebut merupakan syarat yang dibutuhkan dalam dunia kerja dan industri. Program Keahlian Agribisnis Pembibitan Tanaman dan Kultur Jaringan (APTKJ) yang merupakan salah satu program keahlian di SMK yang memiliki tujuan yang sesuai dengan dokumen kurikulum SMK. Tujuan program keahlian APTKJ yaitu menyelenggarakan pendidikan kejuruan berbasis kompetensi yang sesuai dengan keilmuan dan dinamika kebutuhan masyarakat, menghasilkan lulusan yang kreatif dan inovatif, mengembangkan kemandirian berwirausaha sehingga dapat menciptakan generasi yang tangguh serta meningkatkan kualitas

3 sumber daya manusia melalui peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Standar kompetensi mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya merupakan salah satu standar kompetensi yang sangat harus dikuasai oleh lulusan SMK Program Keahlian APTKJ (Agribisnis Pembibitan Tanaman dan Kultur Jaringan). Standar kompetensi ini memuat materi-materi yang berhubungan erat dengan lingkungan sekitar seperti tentang tanah, air, udara, cuaca serta faktor-faktor lain yang dibutuhkan tanaman. Karakteristik dari model pembelajaran berbasis masalah ialah pengajuan masalah/pertanyaan, keterkaitan dengan berbagai disiplin ilmu, penyelidikan yang autentik, menghasilkan dan memamerkan hasil serta kolaborasi. Karakteristik tersebut cukup relevan dengan materi yang dimuat pada standar kompetensi mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya, dimana salah satu indikator pencapaian kompetensinya ialah siswa dapat memecahkan dan mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan tanah, air, udara, cuaca dan faktor lainnya yang saling berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran standar kompetensi mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, merupakan salah satu alternatif solusi yang perlu dicoba untuk diterapkan pada pembelajaran di standar kompetensi ini dengan tujuan meningkatkan kebermaknaan pembelajaran dan hasil belajar siswa.

4 Hasil belajar siswa yang rendah dari mata pelajaran produktif menjadi masalah yang cukup krusial pada pembelajaran di SMK. Fenomena yang terjadi pada setiap tahun khususnya di SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur ialah jumlah persentase siswa yang meraih nilai diatas KKM sangat rendah. Terbukti pada nilai siswa tahun ajaran 2011/2012 pada standar kompetensi ini yang meraih nilai diatas KKM hanya 5,8% dan pada tahun sebelumnya hanya 6,4%. Berdasarkan dari pemantauan penulis dan guru di SMK N 2 Cilaku Cianjur, ketika didalam kelas siswa lebih bersikap pasif dan kurang terlibat, selain itu metode pembelajaran yang digunakan hanya sebatas ceramah dan tanya jawab yang kurang menarik menurut siswa. Hal ini menyebabkan siswa menjadi kurang kritis untuk memecahkan masalah yang diajukan oleh guru maupun yang terjadi di masyarakat. Pembelajaran yang menyenangkan dapat meningkatkan minat dan kebermaknaan siswa dalam belajar. Seiring perkembangan dunia pendidikan, telah ditemukan berbagai macam model, metode, strategi dan pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa, sehingga siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Melihat dari permasalahan dan gambaran umum di atas. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learing) merupakan salah satu alternatif solusi yang mungkin cocok diterapkan pada pembelajaran produktif khususnya standar kompetensi mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya. Handayani dan Sapir (2009)

5 menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah mampu meningkatkan aktivitas belajar, hasil belajar dan respon belajar siswa. Berdasarkan masalah dan gambaran umum yang telah dipaparkan di atas, peneliti memandang perlu untuk meneliti tentang Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X APTKJ Pada Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman dan Pertumbuhannya Di SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur. 1.2 Identfikasi Masalah Berdasarkan uraian diatas, muncul beberapa masalah yang memperkuat alasan mengapa permasalahan tersebut diangkat. Adapun identifikasi masalah dari judul yang penulis pilih adalah sebagai berikut: 1. Siswa bersifat pasif dan kurang terlibat ketika di dalam kelas, sehingga kurang kritis dalam memecahkan masalah yang diajukan oleh guru dan masyarakat. 2. Pemahaman dan penguasaan siswa X terhadap materi yang disampaikan masih sangat kurang karena pencapaian siswa yang memenuhi kriteria kelulusan minimum (KKM) sangat rendah. 1. 3 Batasan Masalah Sesuai dengan identifikasi masalah dan untuk menghindari penyimpangan tujuan serta penelitian menjadi lebih terarah, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

6 1. Model Pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran berbasis masalah pada kelas X APTKJ (Agribisnis Pembibitan dan Teknik Kultur Jaringan) 2. Hasil belajar siswa pada penelitian ini ialah nilai pre test dan post test siswa dari setiap siklus pembelajaran standar kompetensi mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya. 3. Aktivitas belajar siswa pada penelitian ini ialah kegiatan siswa selama pembelajaran standar kompetensi mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya baik di dalam kelas maupun ketika praktek. Aktivitas belajar siswa meliputi mengumpulkan informasi, melakukan diskusi, keterampilan siswa bertanya, keterampilan siswa menjawab, membuat kesimpulan, dan mempresentasikan. 1. 4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan aktivitasbelajar untuk siswa kelas X APTKJ 2 pada standar kompetensi mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya di SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur? 2. Apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar untuk siswa kelas X APTKJ 2 pada standar kompetensi mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya di SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur? 1.5 Tujuan Penelitian

7 Tujuan penelitian merupakan pedoman bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan umumnya adalah untuk memberikann sebuah alternatif pada model pembelajaran yang diharapkan dapat digunakan oleh guru di SMK pertanian. Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu: 1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas X APTKJ2 pada standar kompetensi mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya setelah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah 2. Mengetahui secara deskriptif peningkatan aktivitas belajar siswa kelas X APTKJ 2 pada standar kompetensi mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya di SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Teoritis Memberikan gambaran umum tentang penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar pada mata pelajaran kompetensi kejuruan di SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur. 2. Praktis a. Dapat memberikan masukan kepada praktisi pendidikan khususnya guru pengajar, jika hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat

8 meningkatkan penguasaan materi dalam pembelajaran mata pelajaran kompetensi kejuruan. b. Peneliti mengharapkan, siswa lebih kritis dalam menanggapi pelajaran kompetensi kejuruan terutama yang sangat berkaitan terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan ide-ide lain kepada peneliti lainnya. 1. 7 Penjelasan Judul Penelitian Guna menghindari salah penafsiran dalam penelitian ini, maka penulis menjelaskan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. 7. 1 Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Penerapan pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. (Nurhadi, dkk, 2004) Pada penelitian ini, penerapan pembelajaran berbasis masalah pada pelajaran produktif khususnya pada standar kompetensi mengidentifikasi Tanaman dan Pertumbuhannya dengan kompetensi dasar sistem produksi tanaman di Indonesia dan Tanah sebagai Tempat Tumbuh Tanaman. 1.7.2 Siswa Kelas X APTKJ (Agribisnis Pembibitan Tanaman dan Kultur Jaringan)

9 Siswa kelas X APTKJ, ialah siswa yang baru menempuh pembelajaran di SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur pada semester 1 dan 2 Kompetensi Keahlian Agribisnis Pembibitan Tanaman dan Kultur Jaringan. Pada penelitian ini siswa yang dimaksud ialah siswa satu kelas X tahun ajaran 2012/2013. Siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X APTKJ 2 yang berjumlah 25 orang. 1.7.3 Aktifitas belajar Aktivitas belajar yang dimaksud adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Sardiman (Ridha, 2007) menegaskan bahwa pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Pada penelitian ini yang termasuk ke dalam aktivitas belajar di dalam kelas adalah mengumpulkan informasi, melakukan diskusi, keterampilan siswa bertanya, keterampilan siswa menjawab, membuat kesimpulan, dan mempresentasikan. 1. 7. 4 Hasil Belajar Hasil belajar menurut Anni (2004) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Menurut Sudjana (1990) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang dimaksud disini adalah nilai pre test dan post test siswa dari setiap siklus pembelajaran standar kompetensi mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya.