GAMBARAN PENGETAHUAN KLIEN GAGAL GINJAL KRONIS TENTANG TINDAKAN AKSES VASKULER INTERNAL (CIMINO) DAN PERAWATAN POST CIMINO

dokumen-dokumen yang mirip
PERSENTASE KEBERHASILAN OPERASI CIMINO DAN AV-SHUNT CUBITI PADA PASIEN HEMODIALISA DI RSUP PROF KANDOU PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

GAMBARAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RSUD. PROF. DR. W. Z.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

PERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah pasien gagal ginjal kronis setiap tahun semakin meningkat,


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

KARAKTERISTIK PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD KABUPATEN KOTABARU ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. CKD merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia yang berdampak besar pada

PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS SEBELUM DAN SETELAH MENJALANI TINDAKAN HEMODIALISIS DI RUANG HEMODIALISA RSUD

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner dan Suddarth, 2002)

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

Afniwati, Amira Permata Sari Tarigan, Yunita Ayu Lestari Tarigan Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I dalam Neliya, 2012). Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital

BAB I PENDAHULUAN. (penting untuk mengatur kalsium) serta eritropoitein menimbulkan keadaan yang

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu lebih dari tiga bulan. Menurut Brunner dan Suddarth, gagal ginjal kronik. sampah nitrogen lain dalam darah) (Muhammad, 2012).

Setiawan Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Siti Khadijah Palembang

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi secara akut dan kronis. Dikatakan akut apabila penyakit berkembang

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia (Ruggenenti dkk, 2001). Penyakit gagal ginjal kronis

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KECEMASAN KLIEN GAGAL GINJAL KRONIK MENJALANI HEMODIALISA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Gagal ginjal yang terjadi secara mendadak disebut gagal ginjal akut,

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK (GGK) YANG MENJALANI HEMODIALISA

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit

Wahyu Puspita Rini? 2, Efy afifah 3

BAB 1 PENDAHULUAN. yang beredar dalam darah). Penderita GGK harus menjalani terapi diet

BAB I PENDAHULUAN. memperlancarkan darah dari zat toksin dan berbagai zat sisa. mengatur keseimbangan asam basa, mempertahankan volume dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan cukup lanjut. Penyakit gagal ginjal kronis mengakibatkan laju filtrasi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG GAGAL GINJAL KRONIK. Eko Prasetyo Saputro, Susilowati Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN DIET PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan kerusakan ginjal atau penurunan kemampuan

HUBUNGAN PENAMPILAN PERAN DENGAN STRES PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI UNIT HEMODIALISA RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 150 ribu orang dan yang membutuhkan terapi pengganti ada

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

PERILAKU PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK STADIUM V DALAM MEMPERTAHANKAN KADAR NORMAL BUN DAN KREATININ. Abstrak

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

ejournal Keperawatan (e-kep) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

Perbedaan Kadar Hb Pra dan Post Hemodialisa pada Penderita Gagal Ginjal Kronis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Kata kunci : Dukungan Sosial Keluarga, Hemodialisis, Penyakit Ginjal Kronis

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan lambat yang biasanya berlangsung beberapa tahun.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komposisi cairan tubuh dengan nilai Gloumerulus Filtration Rate (GFR) 25%-10% dari nilai normal (Ulya & Suryanto 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik seperti Glomerulonephritis Chronic, Diabetic

BAB I PENDAHULUAN. pasien penyakit gagal ginjal kronik di Amerika Serikat adalah orang.

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. irreversible. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50

Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam jangka waktu yang lama (Noer, Soemyarso, 2006). Menurut (Brunner

Jurnal Kesehatan Kartika 7

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet

BAB 1 PENDAHULUAN. menghargai perasaan pasien yaitu dengan mencurahkan segala perhatian yang

NASKAH PUBLIKASI TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN KELUARGA PASIEN HEMODIALISIS MENGENAI GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD DOKTER SOEDARSO PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah kerusakan ginjal yang menyebabkan ginjal tidak dapat membuang

BAB I PENDAHULUAN. komposisi kimia darah, atau urin, atau kelainan radiologis (Joannidis et al.,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN NABATI DAN HEWANI DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN HEMODIALISIS RAWAT JALAN DI RSUP

GAMBARAN KEPATUHAN DIET PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS DI RSUD KABUPATEN PEKALONGAN. Manuscript

BAB 1 PENDAHULUAN. atau hipertensi merupakan masalah kesehatan yang serius dan masalah ekonomi

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016

BERAT BADAN PASIEN DIALISIS

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto Prosedur Penelitian dan Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga diperlukan penanganan dan pencegahan yang tepat untuk

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KLIEN TENTANG CARA PERAWATAN HIPERTENSI BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI POLIKLINIK DALAM RS RAJAWALI BANDUNG

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit gagal ginjal adalah kelainan struktur atau fungsi ginjal yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA

Transkripsi:

GAMBARAN PENGETAHUAN KLIEN GAGAL GINJAL KRONIS TENTANG TINDAKAN AKSES VASKULER INTERNAL (CIMINO) DAN PERAWATAN POST CIMINO Saveriana S. Luju 1 Agung Waluyo 1 1. Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat 16424 E-Mail: saverianaluju@yahoo.co.id; agungwss@yahoo.com ABSTRAK Akses vaskuler internal/ cimino/ AV Shunt, saat ini lebih dianjurkan bagi klien gagal ginjal kronis yang memerlukan hemodialisis berulang. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif dengan teknik purposive sampling, dimana dibuat berdasarkan pertimbangan tertentu, berdasarkan sifat-sifat populasi yang telah diketahui oleh peneliti. Sampel penelitian ini berjumlah 145 responden dan diambil dari populasi klien gagal ginjal kronis. Hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang tingkat pengetahuan klien gagal ginjal kronis tentang tindakan Cimino dan perawatan post Cimino, yaitu: sebagian besar sudah baik, yaitu 84 orang (58 %) dari 145 orang responden, kategori cukup 42 orang (42%), dan tidak ada yang masuk kategori kurang. Kata kunci : Gagal Ginjal Kronis, hemodialisis, akses vaskuler internal/ Cimino, gambaran pengetahuan ABSTRACT Permanent internal vascular access/cimino/av Shunt were used in patients which requiring long-term hemodialysis. This study aims to analyze knowledge level of Chronic Renal Failure patients regarding to Cimino care and management. This research used a descriptive design with purposive sampling method. The subjects were 145 Chronic Renal Failure patients. We found that 58% of subjects have a high level of knowledge and 42% of subjects have a moderate level of knowledge. We recommend a health education for Chronic Renal Failure patients with pro and post shunting to prevent complications of Cimino. Key word : Chronic Renal Failure, hemodialysis, Internal Access Vascular/ Cimino, level of knowledge 1

PENDAHULUAN Latar Belakang Angka kejadian gagal ginjal kronis (GGK) yang masih tinggi dan diperkirakan meningkat setiap tahun, membawa dampak kesehatan yang cukup serius bagi kehidupan individu yang mengalaminya. Menurut survei yang dilakukan oleh NHANES (National Health and Nutrition Examination Survey), antara tahun 1996 sampai dengan tahun 2006, penduduk Amerika Serikat yang mengalami gagal ginjal kronis stadium 1 sampai 4 adalah 26 juta orang (13 %) dari 200 juta orang. Sejumlah 65,3% dari jumlah tersebut sudah pada stadium tiga dan empat. Di Indonesia, 70.000 orang mengalami penyakit ginjal kronik yang memerlukan terapi pengganti ginjal dan diperkirakan jumlah ini setiap tahunnya bertambah seiring dengan meningkatnya kebutuhan unit hemodialisis (Depkes, 2012). Jumlah klien GGK yang dirawat di rumah sakit umum pusat Persahabatan dari tahun 2009 sampai dengan 2011 adalah 1238 orang, yang membutuhkan tindakan hemodialisis adalah 2123 orang. Klien GGK yang dilakukan tindakan akses vaskuler atau cimino berjumlah 258 orang (Rekam Medik RSUP Persahabatan, 2012). Hemodialisis memerlukan jalan masuk ke aliran darah, maka dibuat suatu hubungan buatan antara arteri dan vena (fistula arteriovenosa) melalui pembedahan, dengan cara menghubungkan arteri radialis dengan vena cephalica sehingga terjadi fistula arteriovena sebagai akses dialisis yang saat ini lebih aman dan nyaman bagi klien yang memerlukan hemodialisa karena gagal ginjal kronis (Rutherford, 2005; Wilson, 2010). Akses vaskuler internal (permanent access)/ fistula cimino/ AV Shunt digunakan pada penderita yang memerlukan hemodialisis jangka panjang. Pemilihan akses vaskuler tergantung pada kedaruratan melakukan dialisis, waktu yang tersedia untuk mempersiapkan akses vaskuler, serta keadaan pembuluh darah pasien.akses vaskuler tetap dibuat secara sub kutan dengan membuat anastomosis pada anggota gerak antara arteri besar dan vena terdekat (fistula arteri vena) yang mula-mula ditemukan oleh Brascia- Cimino (Wilson, 2010). Survei awal yang dilakukan peneliti didapatkan beberapa klien post cimino (21 dari 258) ada yang kembali dirawat untuk tindakan cimino kedua atau ketiga, bahkan ada yang sampai empat kali karena 2

aksesnya tidak dapat digunakan saat hemodialisa, dimana hal tersebut disebabkan oleh karena perdarahan, infeksi pada luka post cimino, atau karena terjadi aneurysma. Gagal ginlal kronis (GGK) merupakan gangguan faal ginjal yang progresilf dan irreversible menyebabkan tubuh gagal mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan serta elektrolit menyebabkan uremia. (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). Tindakan hemodialisa diperlukan untuk membantu mempertahankan kualitas hidup klien GGK, dan pemberian atau tindakan akses vaskuler internal adalah salah satu akses yang digunakan saat klien GGK menjalankan hemodialisa. Bagaimana gambaran pengetahuan klien GGK tentang tindakan akses vaskuler (cimino) dan perawatan post cimino? Tujuan Tujuan Umum: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan klien gagal ginjal kronis tentang tindakan akses vaskular (cimino) dan perawatan post cimino. Tujuan khusus: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran data demografi klien dengan GGK dan mengatahui gambaran pengetahuan klien tentang tindakan pembedahan akses vaskular internal, mulai dari pengertian, keuntungan, komplikasi dan perawatan post cimino. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan rancangan deskriptif dengan menggunakan teknik purposive sampling, dimana dibuat berdasarkan pertimbangan tertentu, berdasarkan ciri atau atau sifat-sifat populasi yang telah diketahui oleh peneliti sebelumnya, yang sengaja dipilih untuk menjadi responden. (Notoatmojo,2010). Teknik purposive sampling yaitu, teknik memilih sampel, dimana sampel yang dipilih adalah orang atau subyek yang dianggap mampu menjelaskan fenomena yang diteliti (LoBiondo wood & Haber, 2010). Penelitian ini, dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan klien gagal ginjal kronis tentang tindakan cimino dan perawatan post cimino. Penelitian ini mengambil populasi semua klien gagal ginjal kronis yang di rawat di RSUP Persahabatan, RSU Menteng Mitra Afia dan klien gagal ginjal kronis yang menjadi anggota Indonesian kidney care club, dan pasien di RSMM Bogor yang menjalankan hemodialisa berulang atau 3

jangka waktu yang lama. Penelitian ini menggunakan sampel dari populasi klien gagal ginjal kronis yang dirawat di RSUP Persahabatan, RSU Menteng Mitra Afia yang dilakukan tindakan cimino, dan klien gagal ginjal kronis yang menjadi anggota Indonesian kidney care club dan pasien hemodialisa di RSMM Bogor. HASIL PENELITIAN N= 145 Variabel Hasil Penelitian Jenis kelamin - Laki-laki: 75 (51,7%) - Perempuan: 70 (48,3%) Usia - 22-30 tahun: 7 (4,9%) - 31-40 tahun: 22 (15,4%) - 41-50 tahun: 38 (26,6%) - > 50 tahun: 78 (54,6%) Usia yang paling muda adalah 22 tahun, dan usia responden paling tua adalah 80 tahun Pendidikan - SD: 24 (16,6%) - SMP: 13 (9%) - SMA: 75 (51,7%) - PT: 33 (22,7%) Pelatihan/ Seminar - Belum pernah: 13 (9%) - Pernah mengikuti seminar: 132 (91%) Sumber Informasi - Tenaga kesehatan: 122 (84,2%) - Pasien HD lain: 16 (11%) - Sumber lain, seperti majalah, buku atau media elektronik: 7 (4,8%) Pekerjaan - PNS: 34 (23%) - Buruh: 26 (18%) - Wiraswasta: 46 (32%) - Tidak bekerja: 39 (27%) Lama HD - 1-4 tahun: 95 (65%) - < 1 tahun: 33 (23%) - > 5 tahun: 17 (12%%) Frekuensi HD - 2x/minggu: 141 (97%) - 1x/minggu: 4 (3%) Gambaran Pengetahuan - Baik: 84 (58%) - Cukup: 42 (42%) Pembahasan Berdasarkan jenis kelamin, responden penelitian ini hanya sedikit perbedaan jumlah antara laki laki dan perempuan yaitu hanya lima orang, dimana responden laki-laki berjumlah 75 orang dan perempuan 70 orang. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Nurchayati (2011), dimana jumlah responden laki-laki lebih banyak dari responden perempuan, yaitu dari 50 orang responden, 45 diantaranya adalah laki-laki, dan lima orang lainnya perempuan. Studi literatur menjelaskan bahwa pasien yang mengalami GGK tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin. Laki-laki maupun perempuan mempunyai resiko yang sama untuk mengalami GGK.. Menurut peneliti, responden laki-laki lebih banyak kemungkinan karena gaya hidup yang suka minum kopi, minum minuman suplemen sebagai penambah tenaga, atau kebiasaan merokok. Gambaran pengetahuan berdasarkan jenis kelamin perbedaannya tidak terlalu significan, dimana dari 130 responden yang termasuk kategori baik, jumlah laki lakinya adalah 66 responden, dan perempuan sebanyak 64 responden. Kategori cukup hanya 15 0rang dari 145 responden, sembilan diantaranya adalah 4

perempuan dan enam sisanya adalah lakilaki. Berdasarkan usia, 145 responden memiliki usia yang bervariasi, yaitu dari 22 tahun sampai dengan 80 tahun. Responden yang paling banyak berusia > 50, yaitu berjumlah 78 orang, rentang usia 41-50 tahun berjumlah 38 orang, rentang usia 31-40 tahun, berjumlah 22 orang, dan rentang usia 22-30 berjumlah 7 orang. Fungsi ginjal akan menurun seiring dengan bertambahnya usia. Setelah usia 40 tahun sampai dengan 70 tahun, terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus hingga 50 % dari nilai normal. (Smeltzer & Bare, 2002). Hasil penelitian ini sesaui dengan teori bahwa jumlah responden yang berumur > 50 tahun lebih banyak. Gambaran pengetahuan berdasarkan usia, menurut penelitian yang dilakukan oleh Cavanaugh, dkk. (2009), tentang pengetahuan pasien terkait penggunaan akses vaskuler saat hemodialisa kronis bahwa pengetahuan yang kurang berhubungan dengan usia yang semakinn tua.berdasarkan teori, usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Berdasarkan karakteristik usia, gambaran pengetahuan yang diperoleh pada penelitian ini bervariasi, dan sebagian besar hasilnya adalah kategori baik 89,3% dan cukup 10,3%. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan, pada penelitian ini diketahui bahwa tingkat pendidikan responden paling banyak berlatar belakang pendidikan SMA. Sebagian besar yang termasuk kategori baik adalah SMA. Menurut Azwar (2005) dalam Nurchayati (2011), bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, maka cenderung berperilaku positif, karena pendidikan yang diperoleh dapat meletakan pengertian dan perilaku dalam diri seseorang. Seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Hasil pada penelitian ini ditinjau dari tingkat pendidikan masuk dalam kategori baik karena sebagian besar berlatar belakang SMA. Karakteristik responden berdasarkan pelatihan atau seminar yang pernah diikuti Hasil penelitian ini menunjukan, sebagian besar yaitu 132 orang responden belum pernah mengikuti pelatihan atau seminar 5

tentang gagal ginjal kronis, hemodialisa dan Cimino. Responden yang sudah pernah mengikuti seminar atau pelatihan hanya berjumlah 13 orang. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Cavanaugh,dkk (2009) yaitu: sebagian besar pasien dengan tahap penyakit ginjal kronis derajat tiga sampai lima, melaporkan tidak memiliki pengetahuan tentang hemodialisis. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut. Pelatihan atau seminar yang pernah diikuti berhubungan dengan pengalaman seseorang, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan akan suatu obyek. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cavanaugh, dkk. (2009), menjelaskan bahwa pasien yang memiliki pengetahuan dialisis lebih mungkin juga memiliki keterampilan secara keseluruhan untuk berinteraksi dengan sistem perawatan kesehatan yang lebih efektif. Berdasarkan karakteristik sumber informasi yang diperoleh responden, sebagian besar pada penelitian ini responden memperoleh informasi dari tenaga kesehatan yaitu 122, dari pasien HD lain 16 orang, dan memperoleh informasi dari sumber lain 7 orang responden. Secara teori, informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Hasil penelitian berdasarkan jenis pekerjaan responden yaitu PNS 34 orang, buruh 26 orang, wiraswasta dan karyawan swasta 46 orang, dan tidak bekerja seperti pensiunan, ibu rumah tangga, berjumlah 39 orang. Menurut Notoatmojo (2003) dalam Widianti (2007), penghasilan yang didapatkan dari pekerjaan/ kegiatan yang dilakukan responden sehari-hari tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang, namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas fasilitas sumber informasi. 6

Responden pada penelitian ini sebagian beasr berprofesi sebagai wiraswasta kemungkinan dapat lebih mudah mengakses informasi melalui media komunikasi maupun secara langsung dari orang lain di sekitar lingkungan pekerjaannya. Kategori responden berdasarkan lamanya HD, sebagian besar sudah menjalankan HD berkisar satu sampai dengan empat tahun yaitu 95 orang, kurang dari satu tahun 33 orang, dan lebih dari lima tahun 17 orang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suhud (2005) bahwa pasien GGK akan mempunyai ketergantungan akan terapi hemodialisa rutin untuk mempertahankan kualitas hidupnya. Lama menjalani hemodialisa mempunyai pengaruh terhadap pengetahuan dan sikap tentang yang berhubungan dengan tindakan Cimino dan perawatan post Cimino. Setiap penderita memerlukan waktu yang berbeda-beda dalam tingkat pengetahuan dan sikapnya, semakin lama pasien menjalani hemodialisa maka akan banyak pengetahuan yang diperoleh dan bisa melakukan perawatan post Cimino Frekkuensi cuci darah responden dalam satu minggu, yaitu sebagian besar menjalankan hemodialisa dua kali dalam satu minggu yaitu 141 orang dan sisanya empat orang menjalankan HD hanya satu kali dalam satu minggu. Menurut peneliti, variabel frekuensi cuci darah responden tidak terlalu bermakna dalam mengambarkan pengetahuan responden tentang tindakan Cimino dan perawatan post Cimino. Secara teori pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.serta pengalaman mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik. Hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang tingkat pengetahuan klien gagal ginjal kronis di RSUP Persahabatan, RSU Menteng Afia, IKCC dan RSMM Bogor, tentang tindakan Cimino dan perawatan post Cimino. yaitu termasuk kategori baik, 84 orang dari 145 orang responden, kategori cukup 61 orang, dan tidak ada yang masuk kategori kurang. Hasil penelitian ini sebagian besar termasuk kategori baik berdasarkan semua variabel dalam penelitian yaitu: jenis kelamin, usia, 7

tingkat pendidikan, pengalaman, dan sumber informasi yang didapat oleh responden. Hasil ini bisa saja dipengaruhi oleh informasi yang diterima oleh responden tentang Cimino dan perawatan post Cimino. Pengetahuan juga terbentuk dari pengalaman dan pendidikan non formal seperti membaca dan mendapatkan penyuluhan. Semakin rendah pengetahuan sesorang tentang kesehatan, maka praktek tentang kesehatan atau perilaku hidup sehat semakin rendah (Notoatmodjo, 2010). Penutup Hasil dari penelitian ini menggambarkan bahwa pengetahuan klien tentang Cimino dan perawatan post Cimino termasuk kategori baik. Penelitian ini diharapkan menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya, khususnya bagi penelitian keperawatan. Seminar dan pelatihan tentang Cimino yang dapat diberikan oleh tenaga kesehatan sangat penting untuk menunjang pengetahuan yang baik bagi pasien gagal ginjal, sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat dalam menunjang kualitas kesehatan yang lebih baik bagi pasien GGK yang menjalankan hemodialisa berulang. KEPUSTAKAAN Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Brunner & Suddarth (2002). Buku ajar: keperawatan medikal bedah. (Agung, W...dkk, penerjemah.). Jakarta: EGC. Budiarto, E. (2004). Metodologi penelitian kedokteran. Jakarta : EGC. Corwin, E.J.(2009). Buku saku patofisiologi. (Egi, K.Y...dkk, penerjemah). Jakarta: EGC. Cavanaugh et al.(2009). Patient Dialysis Knowledge Is Associated with Permanent Arteriovenous Access Use in Chronic Hemodialysis. American Society of Nephrology. CJASN. Demsey, A.(2002) Riset Keperawatan, Buku Ajar dan Latihan. Edisi 4. Jakarta: EGC. Henrich,W.L. (2009). Principles and practise of dialysis.usa: Lippincott Williams & Wilkins. Jusi, D. (2010). Dasar-dasar ilmu bedah vaskuler. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Notoadmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan. Jakarta: EGC. Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Price & Sylvia, (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses penvakit. Jakarta ; EGC. Potter,A.P & Perry,A.G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan; konsep, proses, dan praktik (ed.4). (alih bahasa Renata Komalasari). Jakarta : EGC. Rutherford, R.B. (2005). Vascular Surgery. Pennyslvania: Philadelphia. Rekam Medik RSUP Persahabatan. (2012). Jakarta. Sudoyo & Aru. (2006). Buku Ajar llmu Penvakit Dalam. Jakarta; Departemen llmu Penyakit Dalam FKUI. 8

Nurchayati, S. (2011) Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di rumah sakit Cilcap dan RSUD Banyumas. Depok: FIK UI. Suhud, M. 2005. Cuci Darah Demi Kualitas Hidup, Kompas Wilson, S. E. (2010). Vascular Acces and pratice. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins Wang et al. (2008). Radial artery calcification in end-stage renal disease patients is associated with deposition of osteopontin and diminished expression of smooth muscle actin. Nanjing, China :Division of Nephrology, Department of Internal Medicine and Division of Urology, The First Affiliated Hospital of Nanjing Medical University www.depkes.go.id, Merintis persiapan sarana transplantasi ginjal. Diunduh tanggal 12-10-2012 www.worldkidneyday.org/page/prevalance of disease. Diunduh tanggal 04-10-2012 Yuwono,H.S.(2008). Ilmu bedah vaskuler. Jakarta: PT. Refika Aditama 9