FUNGSI PERTUNJUKAN SENI REAK DI DESA CINUNUK KECAMATAN CILEUNYI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. proses pewarisan secara turun-temurun. Kesenian tersebut digarap melalui

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Arifa, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditemui hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian helaran atau arak-arakan atau iring-iringan pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesenian yang ada di Jawa Barat terbagi dalam dua kalangan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Sumedang merupakan kota yang kaya akan kebudayaan, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada akhirnya dapat membangun karakter budaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013

2015 KESENIAN SASAPIAN PADA ACARA SALAMETAN IRUNG-IRUNG DI CIHIDEUNG PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan suatu hasil cipta rasa dan karsa manusia yang

I PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kelurahan Sindangkasih adalah kearifan lokal budaya yang masih tersisa di

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu unsur kebudayaan dan sebagai salah satu perantara sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. serta menjadi milik masyarakat itu sendiri yang dikenal dan dikagumi oleh

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesenian Gembyung merupakan salah satu kesenian yang bernuansa

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widdy Kusdinasary, 2013

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang dinyatakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. cara hidup sehari-hari masyarakat. Kesenian tradisional biasanya bersumber pada

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. membuat tradisi sering kali tercabut dari akar budayanya,sehingga menjadi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki ribuan pulau

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dari keterlibatan generasi mudanya. Berpijak dari hal tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tari Putri Asrini, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesenian Angklung Buncis merupakan kesenian turun temurun yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Garut merupakan sebuah kabupaten yang berada di Jawa Barat. Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau terdiri dari etnik - etnik yang memiliki kesenian

BAB 4 CINGCOWONG DI KUNINGAN ANTARA RITUAL DAN TARIAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bentuk ungkapan kehidupan atau pernyataan diri masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

2016 PELESTARIAN TARI TRADISIONAL DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar orang masih berpendapat bahwa seni adalah segala ciptaan

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian mengenai Tinjauan Filsafat Nilai Max Scheler terhadap Tarian

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan dan kesenian tradisionalnya.

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan yang biasanya dilakukan setiap tanggal 6 April (Hari Nelayan)

BAB V PENUTUP. Pengkajian uraian dari berbagai aspek historis tentang tarian Deo Tua dalam upacara minta

2015 TARI TUPPING DI DESA KURIPAN KECAMATAN PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Rudat adalah salah satu kesenian tradisional yang berkembang di Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan cerminan yang terefleksikan dalam keseharian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ada sejak lama, yaitu sekira abad ke-16. Awalnya Tanjidor tumbuh dan

2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PERSEPSI MASYARAKAT DAN PERKEMBANGAN KESENIAN TRADISIONAL JARAN KEPANG MUDO LANGEN BUDOYO DI DESA KEDUNG PUCANG KECAMATAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebagai objek daya tarik wisata meliputi; pesta panen hasil kebun, makan adat Horum

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide

Transkripsi:

Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni Vol.1, No.1, April 2016 FUNGSI PERTUNJUKAN SENI REAK DI DESA CINUNUK KECAMATAN CILEUNYI Hendi Rohendi Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Sumedang Email : hendiro2@gmail.com Abstract : The research reveals deeply function of reak performing arts in the village Cinunuk districts Cileunyi. The background of the problem, namely what is the function of reak art for the community, what is a ritual function, the function of entertainment, and community integrity function, what art shows reactionary philosophical values, how the development of reak art can survive until today. This research using qualitative methods. With this method the authors do a search or the collection of data and facts, through observation, interviews, and literature. The results were obtained the data and the fact that the reak art still serves the community as a ritual, entertainment, and unifying the community ( public integrity ). So villagers Cinunuk Cileunyi districts still conducting arts. Keywords : Function, Performance, Reak Art Abstrak : Penelitian ini mengungkap fungsi secara mendalam dari pertunjukan seni reak di desa Cinunuk kecamatan Cileunyi. Latar belakang permasalahannya yaitu apa fungsi seni reak bagi masyarakat, apa yang dimaksud dengan fungsi ritual, fungsi hiburan, dan fungsi integritas masyarakat, apa nilai filosofis pertunjukan seni reak, bagaimana perkembangan seni reak bisa bertahan sampai saat ini. penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dengan metode ini penulis melakukan pencarian atau pengumpulan data dan fakta, melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka. Hasil penelitian diperoleh data dan fakta bahwa seni reak masih berfungsi dimasyarakat sebagai ritual, hiburan, dan penyatu masyarakat (integritas masyarakat). Sehingga masyarakat desa cinunuk kecamatan cileunyi masih melakukan kegiatan kesenian tersebut. Kata Kunci : Fungsi, Pertunjukan, Seni Reak PENDAHULUAN Seni merupakan salah satu aspek yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia dilihat dari perspektif manapun. Kebanyakan orang beranggapan bahwa seni hanya yang dapat dilihat saja seperti kesenian, lukisan, foto dan lainnya. Lebih jauh dari itu, sebenarnya apabila kita memperhatikan siklus hidup kita dari kita bangun sampai kita tidur lagi, semuanya terdapat aspek seni. 54

55 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.1, April 2016 : 54-65 Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa seni merupakan salah satu unsur budaya, sedangkan budaya adalah hasil cipta karsa karya manusia. Beranjak dari hal tersebut saya akan sedikit memaparkan mengenai Pertunjukan seni reak ditinjau dari fungsinya, khususnya di desa Cinunuk kecamatan Cileunyi. Pertunjukan seni reak merupakan jenis kesenian yang memperpadukan beberapa jenis seni tradisional lainnya seperti: seni reog, seni angklung, seni kendang pencak, seni tari dan seni topeng. Kesenian ini biasanya selalu dimainkan oleh orang tua atau orang dewasa. Pada awal perkembangannya, seni reak ini sengaja diciptakan untuk menarik simpati anak-anak yang belum dikhitan (sunat). Hal yang paling prinsip dari pertunjukan ini adalah keramaian atau kemeriahan agar banyak masyarakat yang menonton terutama anak-anak. Oleh karena itu, memadukan beberapa jenis kesenian seperti dikemukakan di atas berpengaruh terhadap meriahnya pertunjukan seni reak. Menurut salah seorang tokoh seni reak desa Cinunuk, bahwa seni reak awal kemunculannya sekitar tahun 1940 yang dicetuskan oleh Bah Juarta, kemudian di sekitar tahun 1974, diteruskan oleh anaknya yaitu mang Atim, setelahnya mang Atim tidak sanggup lagi untuk meneruskan seni reak, maka dilanjutkan oleh Bah Undang sekitar tahun 1990 sampai sekarang. (Bah Undang, Wawancara, 28-06-2015). Seni reak bukan kesenian asli daerah Cileunyi, tetapi merupakan seni tradisional yang berasal dari Kabupaten Sumedang, tepatnya dari daerah Rancakalong. Adapun Seni Reak ini sampai ke Cileunyi, pada mulanya dibawa oleh pedagangpedagang dari Kabupaten Sumedang sekitar tahun 1958. Oleh karena itu, sampai saat ini tokoh atau seniman seni reak ini merupakan keturunan orang Sumedang yang sudah menjadi penduduk atau warga Cileunyi. Berkaitan dengan asal mula munculnya seni reak, Seperti dikutip dari(www.disparbud.jabarprov.go.id) bahwa Konon, Seni Reak lahir sekitar abad ke-12 di mana pada saat itu Prabu Kiansantang, putera Prabu

Fungsi Pertunjukan Seni Reak (Hendi Rohendi) 56 Siliwangi bermaksud untuk menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa, khususnya Jawa Barat. Seperti kita ketahui bahwa dalam agama Islam setiap laki-laki wajib hukumnya untuk dikhitan (sunat). Namun demikian, pelaksanaan khitanan bagi anak-anak ini mendapat kendala karena si anak selalu merasa ketakutan untuk dikhitan(sunat). Oleh karena itu, para sesepuh di Sumedang berpikir bagaimana caranya agar anak-anak yang akan dikhitan tidak takut, maka diciptakanlah suatu jenis kesenian yang disebut Seni Reak. Seni pertunjukan yang banyak kita jumpai saat ini adalah hasil dari proses pewarisan secara turun-temurun. Kesenian tersebut digarap melalui kreativitas para seniman, sehingga kesenian mampu bertahan sampai saat ini. Proses pewarisan yang dilakukan oleh para seniman terdahulu lebih kepada budaya lisan, sehingga sulit untuk diperoleh data secara tertulis. Sebagaimana diungkapkan Jakob Sumardjo (2001:10) bahwa keberadaan satu jenis seni pertunjukan di masa lampau, dan kini tersebar di wilayah yang lebih luas dalam bentuk dan struktur yang berbeda-beda, disebabkan oleh pewarisan seni tersebut secara lisan. Hal ini terjadi lebih-lebih pada jenis seni pertunjukan yang beredar turun temurun di lingkungan masyarakat pedesaan. Seni pertunjukan diciptakan bukan tanpa kesengajaan, tetapi ia diciptakan berdasarkan nilai-nilai, pandangan dunia, serta kepercayaan seniman dan publiknya sebagai bagian dari suatu aktivitas sosiokultural masyarakat. Seniman menciptakan, mengemas, dan mengkreasi seni pertunjukan sebagai bagian dari upaya kreatif yang diusung oleh semangat konstruktif melalui tindakan simbolik (Jaeni, 2012:2). Apabila kita cermati dengan seksama, ternyata seni pertunjukan memiliki fungsi yang sangat kompleks dalam kehidupan manusia. Di samping itu, antara manusia yang hidup di negara berkembang dan yang hidup di negara maju juga sangat berlainan dalam memanfaatkan seni pertunjukan dalam hidupnya. Sebagai contoh, di

57 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.1, April 2016 : 54-65 negara-negara yang sedang berkembang, yang dalam tata kehidupannya masih banyak mengacu pada budaya agraris, seni pertunjukan memiliki fungsi ritual yang sangat beragam (Soedarsono, 1999:54). Dalam keadaan zaman yang terus berubah, seni tradisi pada umumnya mengalami pergeseran fungsi, dari fungsi ritual menjadi fungsi hiburan. Akan tetapi dalam pelaksanaannya masih ada kegiatan ritual yang masih digunakan oleh pelaku seni sebagai perwujudan masyarakat lama yang menganut kepercayaan primordial, di antaranya dibacakannya mantra-mantra sebelum pertunjukan dimulai dan sesajian sebagai bentuk persembahan terhadap roh nenek moyang dengan harapan pertunjukan dapat berjalan dengan lancar. Sebagaimana diungkapkan Jakob Sumardjo (2001:19) bahwa masyarakat lama tidak berani mengubah suatu upacara kepercayaan. Justru kesakralan upacara diperoleh dengan kepatuhan terhadap bentuk dan struktur lama. Perubahan berarti merusak kesakralan. Dengan demikian, terlihat jelas hampir pada semua seni pertunjukan yang ada di daerah Jawa Barat khususnya dan di Indonesia pada umumnya, sebagian seniman pertunjukan masih melakukan tata cara masyarakat lama, sehingga dapat mempertahankan eksistensi karya seni tersebut seperti halnya pertunjukan seni reak. Sebagaimana seni pertunjukan lainnya, pertunjukan seni reak pun mempunyai fungsi yang terkandung di dalamnya, sehingga peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam. Pengkajian fungsi yang terdapat pada pertunjukan seni reak, dilakukan karena adanya keterikatan kesenian dengan masyarakat pendukungnya. Dalam penelitian ini, yang menjadi fokus dari latar belakang permasalahan adalah mengapa pertunjukan seni reak bisa bertahan sampai saat ini, karena kesenian tersebut masih mempunyai fungsi positif bagi masyarakat pendukungnya. Fungsi positif inilah yang menjadikan faktor penentu keberlangsungan berkembangnya seni reak.

Fungsi Pertunjukan Seni Reak (Hendi Rohendi) 58 PEMBAHASAN Pertunjukan seni reak merupakan salah satu pertunjukan seni yang pada awal perkembangannya untuk acara ritual di antaranya acara khitanan yang di dalamnya terdapat struktur upacaraupacara sakral. Ritual tersebut tidak terlepas dari makna-makna di antaranya bentuk permohonan izin, rasa syukur, dan undangan pada para leluhur masyarakat setempat. Bentuk penyajian seni reak tersebut yaitu bentuk helaran atau pawai (arak-arakan) yang berfungsi untuk mengiringi anak yang dikhitan pada saat menuju tempat pemandian. Istilah reak diambil dari kata reang yang artinya banyak orang, arakarakan (iring-iringan) sebagian masyarakat setempat menyebut istilah iring-iringan yaitu dengan kata seni ngiringan atau suraksurakan (sorak-sorai). Seperti telah disebutkan di atas, bahwa seni reak ini merupakan perpaduan dari berbagai jenis kesenian yang menghasilkan suatu bentuk seni yang ramai, sorak-sorai para penonton menjadi bagian dari pertunjukan Seni Reak ini. Karena sorak-sorai dari pemain dan penonton itulah maka kesenian ini dinamakan Seni Reak diambil dari kata sorak-sorai gemuruh tetabuhan dalam bahasa Sunda yaitu: susurakan atau eakeakan,sehingga jadilah kesenian yang dinamakan Seni Reak. Peralatan yang digunakan dalam kesenian tradisional reak ini adalah: dogdog yang terbuat dari kayu dan kulit, angklung yang terbuat dari bambu, kendang yang terbuat dari kayu dan kulit, goong yang terbuat dari perunggu, terompet yang terbuat dari kayu dan tempurung, dan kulit, dan kecrek yang terbuat dari besi. Ciri khas kesenian yang disebut sebagai reak ini adalah susurakan atau eakeakan (sorak-sorai). Seiring dengan berjalannya waktu, karena kesenian reak ini mendapat respon yang baik dari masyarakat, banyak yang meminta menjadi pengiring atau pengarak anak khitanan mengelilingi kampung menggunakan jampana atau kursi yang bisa di gotong. Setelah anak khitanan diarak mengelilingi kampung lalu ketika sampai di

59 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.1, April 2016 : 54-65 rumah anak khitanan, reak ini dimainkan sebagai hiburan masyarakat di sekitar. Perkembangan Seni Reak Pertunjukan seni reak di Desa Cinunuk Kecamatan Cileunyi merupakan salah satu jenis kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang di masyarakat pendukungnya serta sebagai salah satu warisan budaya bagi masyarakat Jawa Barat umumnya dan masyarakat Desa Cinunuk Kecamatan Cileunyi khususnya. Selain pertunjukan seni reak di Cinunuk Kecamatan Cileunyi,terdapat pula pertunjukan seni reak di daerah lain yang masih lestari dan berkembang sampai sekarang diantaranya, di Sumedang, Cibiru,dan Ujung Berung. Kelestarian dan perkembangan tersebut berpengaruh bagi suatu tatanan nilai-nilai seni dan budaya bagi masyarakat setempat. Keberadaan pertunjukan seni reak di Jawa Barat menjadi suatu keanekaragaman seni dan budaya bagi masyarakatnya, sehingga berbagai usaha dilakukan baik dari pemerintah, seniman, dan masyarakat untuk melestarikan serta mengembangkan seni reak sebagai warisan budaya. Salah satu upaya yang dilaksanakan oleh pemerintah Jawa Barat adalah dengan menyelenggarakan pertunjukan seni reak dalam acara seni dan budaya yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali di alun-alun Ujung Berung kota Bandung. Selain itu banyak penelitian yang dilaksanakan baik oleh Dinas kebudayaan dan pariwisata maupun penelitian untuk kepentingan pribadi tentang pertunjukan seni reak sebagai salahsatu kebudayaan yang harus dijaga kelestariannya. Selain itu tingginya minat masyarakat akan pertunjukan seni reak, sering disajikan baik dalam bentuk acara acara ritual seperti khitanan maupun sebagai sarana hiburan lainnya. Sehingga sebagai upaya pelestarian seni reak tersebut, diselenggarakan suatu program pembinaan dan pelatihan dari sanggar-sanggar yang diperuntukan bagi kaum generasi muda dalam belajar seni reak atau pembinaan langsung dari pimpinan group reak seperti yang terdapat

Fungsi Pertunjukan Seni Reak (Hendi Rohendi) 60 pada group-group seni reak yang ada di Desa Cinunuk Kecamatan Cileunyi. Nilai Filosofis Seni Reak Kebudayaan dipegang teguh oleh masyarakat pedesaan sebagai ritual yang wajib dilaksanakan, jika tidak dilaksanakan mendapat balasan dari yang Kuasa, karena disitulah masyarakat akan terhubung dengan Tuhannya, mikrokosmos terhubung metakosmos untuk menciptakan makrokosmos yang damai dan abadi. Manusia hidup dan berinteraksi secara berkelompok karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak pernah lepas dengan interaksi. Manusia juga terhubung dan tergantung dengan alam, mereka bukan manusia produksi, tetapi manusia konsumsi. Hidup itu diberi. Hidup itu tinggal mengambil, karena alam itu hidup (Jakob Sumardjo, 2006:35). Manusia bergantung pada alam, alam rusak maka manusia tidak dapat hidup. Apapun kebutuhan manusia diambil dari alam, seperti sembako atau material. Keindahan merupakan suatu hal yang diutamakan terutama bagi karya visual, dapat dikatakan indah, dinilai unsur seni atau prinsip seni. Esetika adalah estetika iman. Iman merupakan peningkatan religius dalam keagamaan yang berarti estetika iman merupakan wujud keindahan yang berdasarkan nilai religi (Jakob Sumarjo, 2006: 91). Estetika memasuki persoalan bentuk dan isi seni. Persoalan bentuk melibatkan unsur dan struktur, selain juga persoalan representatif, imajinasi, mimesis, keberadaan, simbol, metafora, dan lain lain (Jakob Sumardjo, 1999: 36) Pada masyarakat primordial karya seni memiliki estetika, dimana estetika tersebut akan berpengaruh pada kepercayaan mereka sehingga karya seni dapat menghubungkan dengan tuhannya. Estetika pada artefak pada jaman prakemerdekaan atau pramoderen bukan dilihat dari segi ornamen atau segi bahan akan tetapi apakah artefak tersebut memiliki metakosmos yang membantu pemiliknya mencapai kesempurnaan dalam hidupnya. wilayah seni adalah

61 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.1, April 2016 : 54-65 wilayah spiritualitas bukan wilayah pemikiran atau ilmu pengetahuan. (jakob sumardjo, 2006:61). Estetika berhubungan dengan seni yang bersangkutan dengan cipta, rasa, dan karsa pada seorang homocreator. Kesenian reak ini mempunyai nilai filosofis yang sangat tinggi, nilai filosofis tersebut terdapat pada bunyi waditra dogdog 5 tersebut yaitu, tilingtit, tong, brung, bangplak dan bedug. Tilingtit biasa ditabuh pertama, mengapa dinamakan tilingtit karena bunyi yang dihasilkan seperti suara tilingtingtit tilingtingtit begitupun dengan tong suara yang dihasilkan berbunyi tong tong tong tong di bunyikan setelah tilingtit. Tidak jauh berbeda dengan brung, bangplak, dan bedug, apabila di tabuh waditra brung maka bunyi yang keluar adalah suara seperti brung brung brung, ketika bangplak dimainkan pun suarnya bang apabila dilepas, dan apabila di tengkep menghasilkan suara plak, ketika menabuh bedug pun yang keluar hasilnya suara dug dug dug, maka pemberian nama waditra tersebut berdasarkan suara yang dihasilkannya. Susunan pola tabuhnya yaitu pertama tilingtit, lalu di ikuti oleh tong, brung, bangplak dan bedug. Dari susunan pola tabuh tersebut konon katanya, pola demikian mempunyai arti yakni tilingtit yang berarti gera indit, tong memiliki arti entong, suara dari waditra brung yang mengartikan embung, bangplak memiliki arti geura prak dan bedug memiliki artian dengan seruan atau perintah untuk shalat, Jadi apabila digabungkan memiliki arti gera indit gera indit, ulah embung ulah embung, prak gera gumamprak ka gusti Allah lamun waktuna geus shalat atau cepatlah berangkat jangan sampai tidak mau untuk melakukan shalat jika telah masuk tanda waktunya untuk shalat. Fungsi Pertunjukan Seni Reak Fungsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegunaan dari pertunjukan seni reak bagi masyarakat desa Cinunuk kecamatan Cileunyi. Menurut Alaan P. Merriam fungsi musik ada 10, tiga diantaranya termasuk ke dalam fungsi seni reak,

Fungsi Pertunjukan Seni Reak (Hendi Rohendi) 62 yaitu : fungsi ritual, fungsi hiburan, dan fungsi integritas masyarakat. a. Fungsi Ritual Secara keseluruhan, kesenian yang hidup dan berkembang di daerah agraris biasanya difungsikan sebagai sarana ritual upacara keagamaan, terutama ketika dihubungkan dengan kesuburan lahan pertanian dan musim panen tiba. Sebagai bentuk rasa syukur atas panen yang berlimpah, maka diadakanlah kesenian tersebut. Sebagaimana diungkapkan oleh O Dea (dalam Suci, 2014:71) bahwa ritual adalah suatu bentuk upacara atau perayaan (celebration) yang berhubungan dengan beberapa kepercayaan atau agama dengan ditandai oleh sifat khusus, yang menimbulkan rasa hormat yang luhur dalam arti merupakan suatu pengalaman yang suci. Kaitannya dengan pertunjukan seni reak, bahwa sebagaiman telah ditulis di atas, pada awal perkembangannya seni reak merupakan kesenian ritual yang diciptakan untuk khitanan. Salah satu ciri ritual dalam pertunjukan seni reak ini adalah dibacakannya mantra-mantra atau do a - do a ketika hendak memulai acara. Sang pemimpin mebacakan mantra-mantra supaya dalam pertunjukan nya diberi kelancaran atau keselamatan. Merujuk pada tulisan di atas bahwa, kesenian digunakan sebagai media penghubung antar manusia dengan kehidupan lainnya, manusia dengan tuhan. Kehadirannya digambarkan melalui kesenian, dalam rangka penghormatan dan pengungkapan rasa syukur. Penghormatan ini selain dihaturkan kepada Tuhannya, juga dihaturkan pula pada roh-roh nenek moyangnya. Hal ini merupakan pengaruh kebudayaan dan kepercayaan lama, mengingat pada jaman dahulu masyarakat indonesia menganut faham animisme dan dinamisme. Berdasarkan penjelasan diatas, memberikan bukti yang cukup bahwa seni reak berfungsi sebagai ritual.

63 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.1, April 2016 : 54-65 b. Fungsi Hiburan Hal yang tidak bisa kita pungkiri saat ini adalah hampir seluruh fungsi seni mengalami pergeseran fungsi dari ritual menjadi hiburan. Perubahan fungsi tersebut terjadi karena pola pikir masyarakat dahulu dengan sekarang berbeda. Banyak faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut diantaranya berkembangnya ilmu dan tekhnologi, yang berpengaruh terhadap pola pikir generasi penerus yang menginginkan pergeseran secara modern sesuai dengan kehidupan di jamannya. Demikian juga dengan pertunjukan seni reak, perubahan fungsi dari ritual menjadi hiburan tidak bisa dihindari. Walaupun demikian, pertunjukan seni reak masih tetap bertahan dengan normanorma dahulu yang masih dipegang teguh oleh sang pimpinan atau sesepuh. Pertunjukan seni reak pada saat ini, sering diadakan pada acara hajatan, agustusan, atau event-event tertentu, yang semuanya itu sematamata dimanfaatkan untuk hiburan saja. c. Fungsi Integritas Masyarakat Dalam fungsinya, seni mempunyai peranan penting untuk menyatukan masyarakat. Keberadaan seni khususnya musik bisa menyatukan masyarakat satu dengan lainnya. Musik merupakan bahasa universal yang dapat dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat. Dalam kaitannya pertunjukan seni reak, apalah jadinya seni reak tanpa musik, kemungkinan besar fungsi dari seni reak tidak akan terbangun. Dengan musik kesenian ini dapat menyatukan antar masyarakat satu dengan lainnya. Terlihat ketika diadakannya pertunjukan seni reak, hampir seluruh warga menyaksikan pertunjukan tersebut. Dengan adanya pertunjukan seni reak, seluruh warga masyarakat berkumpul, bergotong royong, bahu membahu menyukseskan acara tersebut. Seniman dengan warga bersatu, seniman dengan yang mempunyai hajat bersatu, sehingga membentuk satu kesatuan yang terintegritas dalam pertunjukan seni reak.

Fungsi Pertunjukan Seni Reak (Hendi Rohendi) 64 Berkumpulnya masyarakat pada pertunjukan seni reak, secara otomatis masyarakat tersebut menjadi masyarakat pendukung terhadap pertunjukan seni reak. Penyatuan inilah yang dinamakan integritas masyarakat Dengan demikian, fungsi dari seni reak sebagai penyatu masyarakat sudah sesuai. METODE PENELITIAN Metode Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif ini biasa digunakan dalam penelitian yang bersifat etnografi dan antropologi budaya. Dengan metode ini penulis melakukan pencarian data dan fakta secara nyata dan apa adanya. Dalam sebuah penelitian, yang diperlukan untuk meneliti selain metode, ada juga peralatan yang dibutuhkan untuk menunjang penelitian diantaranya alat rekam, kamera digital, dan alat tulis. SIMPULAN Pertunjukan seni reak merupakan sebuah aktivitas kolektif yang melibatkan berbagai komponen masyarakat baik pelaku, penikmat, penanggap, maupun pedagang. Aktivitas ini menjadi tradisi yang berakar dalam budaya masyarakat di Desa Cinunuk Kecamatan Cileunyi. Dalam peranannya di masyarakat, seni reak pada awalnya difungsikan sebagai sarana ritual khitanan anak yang akan disunat, akan tetapi seiring dengan perkembangan jaman, hal tersebut sudah jarang dilakukan dan pergeseran fungsi pun terjadi, dari ritual menjadi hiburan. Sebagaimana kesenian lainnya, setelahnya fungsi seni bergeser menjadi hiburan, maka kondisi ini pun berdampak pada aspek ekonomi. Dengan adanya pertunjukan seni reak, para pedagang bermunculan, sehingga dijadikan lahan berdagang, dan tentu saja hal ini menghasilkan keuntungan yang lebih dibandingkan dengan hari-hari lainnya yang tidak ada pertunjukan seni tersebut.

65 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.1, April 2016 : 54-65 Pertunjukan seni reak pun berfungsi sebagai penyatu (integritas) masyarakat, warga satu dengan warga lainnya bekerjasama menyukseskan acara tersebut. Seniman dengan warga, seniman dengan yang punya hajat, seniman dengan seniman lainnya ikut bergabung. Sehingga membentuk masyarakat pendukung terhadap pertunjukan seni reak. DAFTAR PUSTAKA Aprilia, Suci 2014 Fungsi Dan Makna Lagu Kembang Gadung Dalam Sekar Kepesindenan Di Kabupaten Subang. Bandung: STSI Jaeni. 2012 Komunikasi Estetik. Bogor: IPB Press Soedarsono,RM. 1999 Seni Pertunjukan Indonesia Di Era Globalisasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Sumardjo, jakob. 1999 Filsafat seni.penerbit ITB. Bandung. ----------------. 2001 Seni Pertunjukan Indonesia. Bandung:STSI Press ---------------- 2006 Estetika Paradoks. Sunan Ambu Press, STSI : Bandung Bah Undang, usia 65 tahun, tokoh seni reak / pimpinan grup seni reak Juarta Putra. Alamat Jln. Ciguruwik RT.01/04 Desa Cinunuk Kecamatan Cileunyi. Reak. 2011 http://www.disparbud. jabarprov.go.id/wisata/destdet.php?id=334&lang=id) Reak PutraSiliwangi 2012 Sejarah KelahiranDanPerkembangan Seni Reak (http://putrasiliwang.blogspot.com) Febriansyah, Dikdik 2013 Sejarah Reak Didesa Cinunuk (http://venolisme.blogspot. com)