PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB.II. KAJIAN PUSTAKA. seseorang, sehinga menyebabkan munculnya perubahan prilaku (Wina Sanjaya,

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

II. TINJAUAN PUSTAKA. salah satunya adalah teknik Numbered Head Together (NHT). Menurut

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

Alit Verfitasari Aryaningrum Pendidikan Sosiologi Antropologi Universitas Sebelas Maret. Abstrak

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

APLIKASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Shinta Arwidya Pendidikan Sosiologi Antropologi,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh Saryana PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

Rahayu Dwi Mastuti Widayati Guru IPS SMP Negeri 2 Merbau Mataram ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar SUSANTI A

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Jl. Ir. Sutami no. 36 A, Kentingan Surakarta, , 3)

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PGSD UMP PADA MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SD MELALUI COOPERATIVE LEARNING

METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA TERHADAP MATERI BIOLOGI SMP KELAS VII.

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

Muhammad Abdul Kadir Jaelani, Syifa ul Gummah, Samsun Hidayat. Pendidikan Fisika ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2009:6). Menurut Gagne (dalam Sadiman, 2006:6) menyatakan bahwa media

PENERAPAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-I SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

PEMBERIAN REWARD PENGARUHNYA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH FISIKA DASAR

BAB II KERANGKA TEORITIS. Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

II. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN STRATEGI BOWLING KAMPUS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Banjar Margo Kabupaten Tulang Bawang. Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalah TSTS, di dalam

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PLANTED QUESTIONS PADA SISWA KELAS V SD N NGAGLIK, SAMBI, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

Keperluan korespondensi, tel: , ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA TEMA INDAHNYA NEGERIKU MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFC DI SDN 07 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT ABSTRACT

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pengertian Pembelajaran Pembelajaran berasal dari kata belajar. Menurut Rusman (2011) belajar diartikan

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler

II. TINJAUAN PUSTAKA. Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari

PENERAPAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII MTsN SUBANG ANAK KABUPATEN TANAH DATAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

Vikcy Mita Martina. Universitas PGRI Yogyakarta.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang memberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

Keperluan korespondensi, HP : ,

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA Lina Wahyuningrum, Pujayanto, Dewanto Harjunowibowo 1) Karangtalun Rt 04 RW 02, Tanon, Sragen 57277 2) Program Studi Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UNS Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar fisika siswa Kelas VII-D MTs Negeri Sumberlawang Tahun Pelajaran 2010/2011 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus diawali dengan tahap persiapan kemudian dilanjutkan pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII-D MTs Negeri Sumberlawang tahun pelajaran 2010/2011. Data diperoleh melalui observasi menggunakan lembar observasi aktivitas belajar dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII-D MTs Negeri Sumberlawang Tahun Pelajaran 2010/2011 dalam proses pembelajaran fisika. Hal ini terlihat dari hasil pra siklus, siklus I, dan siklus II terjadi peningkatan aktivitas belajar secara signifikan pada tiap indikator aktivitas belajar yang ditentukan. Sedangkan, persentase siswa yang mempunyai nilai aktivitas belajar lebih dari atau sama dengan 60 meningkat dari 65,63% pada siklus I menjadi 87,5% pada siklus II, sehingga memenuhi target yang diharapkan yaitu 75% siswa mempunyai nilai aktivitas belajar lebih dari atau sama dengan 60. Kata Kunci : Pembelajaran Kooperatif, Numbered Heads Together, Aktivitas Belajar. 116

PENDAHULUAN Implementasi KTSP di sekolah mendorong para guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Siswa di tuntut untuk terlibat lebih banyak dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru melainkan pembelajaran berpusat pada siswa. Dari hasil observasi terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas VII-D MTs Negeri Sumberlawang. Peran serta dan keaktifan siswa dalam KBM belum menyeluruh dan Model Pembelajaran yang diterapkan masih menggunakan ceramah. Aktivitas belajar siswa cenderung hanya duduk, diam, dengar dan hafal, sehingga siswa menjadi bosan, pasif dan hanya mencatat apa yang dituliskan di papan saja, bahkan ada juga yang tidak mencatat. Kondisi aktivitas belajar siswa kelas VII-D dalam proses pembelajaran fisika masih tergolong rendah, aktivitas pembelajaran di kelas didominasi oleh siswa yang pandai, sedangkan siswa yang lain hanya pasif. Selain itu karena model pembelajaran yang digunakan guru masih ceramah, menyebabkan aktivitas belajar siswa monoton. Padahal menurut Doantara (2008) aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. Sehingga perlu dilakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam rangka meningkatkan aktivitas belajar siswa Kelas VII-D MTs Negeri Sumberlawang Tahun Pelajaran 2010/2011 dalam proses pembelajaran fisika. DASAR TEORI Slavin (Terjemahan Nurulita Yusron, 2008: 4) berpendapat bahwa Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi-materi pelajaran. Sedangkan menurut Miftahul (2011: 31) pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai pembentukan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari siswa-siswa yang dituntut untuk bekerjasama dan saling meningkatkan pembelajarannya dan 117

pembelajaran siswa-siswa lain. Jadi pembelajaran kooperatif adalah belajar bersama, saling membantu antar teman dalam satu kelompok untuk memecahkan masalah dalam materi pelajaran yang dihadapi, sejalan dengan pendapat Johnson dan Johnson (Miftahul, 2011: 31) bahwa pembelajaran kooperatif adalah belajar bersama untuk mencapai tujuan bersama. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) dikembangkan oleh Spencer Kagen (1993). Numbered Heads Together atau penomoran berfikir bersama merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional, tipe pembelajaran ini memiliki tujuan untuk melibatkan banyak siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan penguasaan akademik siswa. Ciri khas dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu pada saat presentasi hasil diskusi, guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya secara acak. Miftahul (2011: 130) menyatakan bahwa pemanggilan secara acak akan memastikan semua siswa benar-benar terlibat dalam diskusi tersebut. Jadi model pembelajaran tipe ini berbeda dengan pembelajaran kelompok biasa yang mempresentasikan hasil kelompoknya secara bebas. Pada model pebelajaran kooperatif tipe NHT yang harus mempresentasikan adalah nomor yang dipilih secara acak oleh guru, sehingga setiap siswa dalam kelompok merasa bertanggungjawab terhadap diskusi kelompok. Dengan adanya keterlibatan total semua siswa tentunya akan berdampak positif terhadap aktivitas belajar siswa. Langkah-langkah pembelajaran dalam model kooperatif tipe NHT di atas, maka dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah pembelajarannya adalah (1) Pengelompokan dan penomoran, (2) Mengajukan permasalahan, (3) Berfikir bersama dan (4) Presentasi hasil. Menurut sadirman (2010: 100), yang dimaksud aktivitas belajar itu adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Kedua aktivitas tersebut saling terkait dalam belajar. Menurut Paul B. Diedrich yang dikutip oleh Sardiman 118

(2010: 101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang digolongkan menjadi 8 aktivitas diantaranya : a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, atau pekerjaan orang lain, b. Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. c. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. d. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. e. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak. g. Mental activities, sebagai contoh misalnya menanggapi, mengingat memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan. h. Emosional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup. Penelitian tindakan kelas merupakan bagian kecil dan bagian penting dalam sistem pembelajaran di sekolah. Mohammad Asrori (2007: 6) mendefinisikan penelitian tindakan kelas sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Menurut Mohammad Asrori (2007:52) ada empat aspek pokok dalam penelitian tindakan kelas yaitu, (a) Penyusunan rencana, (b) Tindakan, (c) Observasi dan (d) Refleksi. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini 119

dilaksanakan dengan empat aspek utama yang saling berkaitan, yaitu: 1) Perencanaan Tindakan, 2) Tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Keempat aspek itu di hubungkan sebagai suatu siklus dan akan dijelaskan dalam prosedur penelitian. Untuk lebih jelas mengenai tahapan-tahapannya, dapat dilihat pada Gambar 1.1. Gambar 1.1. Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2007: 74) Penelitian tindakan kelas dilakukan menggunakan model kolaboratif antara guru dengan peneliti. Guru dan peneliti duduk bersama secara harmonis untuk memikirkan dan menemukan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian tindakan kelas, penentuan rencana tindakan perbaikan dan pelaksanaan penelitian. Berdasarkan kesepakatan antara peneliti dan guru maka tugas guru dan peneliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Peneliti pada penelitian ini bertugas sebagai pelaksana tindakan. 2. Guru pada penelitian ini bertugas sebagai observer atau pengamat. Selain itu dalam penelitian tindakan kelas ini melibatkan seorang rekan peneliti untuk membantu observasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Peneliti melakukan tindakan pra siklus dengan mengajar secara langsung mata pelajaran IPA (fisika) di kelas VII-D, menggunakan menggunakan model pembelajaran ceramah seperti yang guru pengampu mata pelajaran fisika gunakan. Pembelajaran ini dilakukan sebanyak lima kali agar siswa terbiasa dengan peneliti sebagai pengajar. Observasi aktivitas belajar dilakukan pada pertemuan ke 4 dan 5. Hasil refleksi prasiklus digunakan untuk pelaporan data pada siklus I dan siklus II, peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dengan tujuan meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi selanjutnya yaitu masih dalam materi gerak lurus dan dilakukan observasi 120

aktivitas belajar pada setiap pertemuan. Hasil refleksi siklus I dan siklus II digunakan sebagai analisa data. Dari hasil observasi aktivitas belajar pada tindakan pra siklus hingga siklus II diperoleh data ketercapaian indikator aktivitas belajar siswa tersaji dalam tabel 1. Tabel 1. Perbandingan Presentase Hasil Analisa Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan siklus II No Indikator Pra Siklus I Siklus II Peningkatan Siklus 1 Siswa memperhatikan 65,63% 89,06% 93,75% 28,12% selama guru memberikan penjelasan 2 Siswa mendengarkan 65,63% 89,06% 93,75% 28,12% penjelasan dari guru 3 Siswa mencatat materi yang 40,63% 85,94% 90,63% 50% disampaikan guru 4 Siswa berani menanggapi 7,81% 23,44% 29,69% 21,88% penjelasan dari guru 5 Siswa bertanya kepada guru 9,38% 25,00% 34,38% 25% jika ada hal yang kurang jelas 6 Siswa menempatkan dirinya 32,81% 87,50% 93,75% 60,94% kedalam kelompok yang telah dibentuk dengan semangat 7 Siswa bekerjasama dalam memecahkan masalah 20,31% 78,13% 87,50% 67,19% 8 Siswa mencari sumbersumber 6,25% 39,06% 60,94% 54,69% untuk memecahkan masalah 121

9 Siswa menulis hasil 23,44% 78,13% 81,25% 57,81% pemecahan masalah 10 Siswa memperhatikan 21,88% 57,81% 85,94% 64,06% selama temannya presentasi 11 Siswa mendengarkan 20,31% 64,06% 85,94% 65,63% penjelasan dari temannya 12 Siswa mengemukakan 3,13% 14,06% 28,13% 25% pendapat Tabel 1 menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa meningkat secara signifikan dari tahap pra siklus sampai dengan siklus II. Kemudian jika dilihat dari nilai aktivitas belajar setiap siswa berdasarkan indikator penilaian yang telah ditetapkan, terjadi kenaikan presentase nilai aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II yang ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Perbandingan Persentase Nilai Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Aspek Persentase Ketercapaian Target Siklus I Siklus II Persentase Ketercapaian Nilai Aktivitas Belajar Siswa 75% 65,63% 87,5% Tabel 2 menunjukkan indikator ketercapaian nilai aktivitas belajar setiap siswa yang diamati, telah mencapai target yang ditetapkan. Dari hasil observasi dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII-D MTs Negeri Sumberlawang tahun pelajaran 2010/2011 dalam proses pembelajaran fisika. SIMPULAN Dari hasil penelitan yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan aktivitas belajar fisika siswa kelas VII-D MTs Negeri 122

Sumberlawang Tahun Pelajaran 2010/2011. Pada setiap indikator aktivitas belajar yang ditentukan terjadi peningkatan aktivitas belajar yang signifikan dari tahap pra siklus sampai siklus II. Sedangkan, target yang diharapkan yaitu 75% siswa mempunyai nilai aktivitas belajar lebih dari atau sama dengan 60 terpenuhi karena persentase siswa yang mempunyai nilai aktivitas belajar lebih dari atau sama dengan 60 naik dari 65,63% pada siklus I menjadi 87,5% pada siklus II. Terkait dengan hasil penelitian yang telah dilakukan hendaknya, (1) guru dapat menyajikan materi IPA (Fisika) dengan model-model pembelajaran inovatif sehingga siswa merasa tidak bosan, senang dan semangat dalam mengikuti pelajaran; (2) guru melanjutkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan mendiagnosis permasalahan lain yang dirasakan guru selama proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa; (3) peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis sedapat mungkin menganalisis kembali terlebih dahulu perangkat pembelajaran yang telah dibuat untuk disesuaikan penggunaanya, terutama dalam hal alokasi waktu, fasilitas pendukung dan karakteristik siswa yang ada pada sekolah tempat penelitian tersebut dilakukan; (4) penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya dengan memberikan variasi menggunakan media pembelajaran yang lain (misalnya LCD, Internet, dll) untuk melihat efeknya terhadap ativitas belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Miftahul Huda. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Mohammad Asrori. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana Prima. Sadirman A.M. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada Slavin, R. E. 2008. Cooperative Learning. Terjemahan Nurulita Yusron. Bandung : Penerbit Nusa Media. Doantara Yasa. 2008. Aktivitas dan Prestasi Belajar. http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/. Diakses pada tanggal 30 April 2012. Tanya : Pada materi apakah penerapan model itu? Jawab : Pada materi gerak lurus karena yang diamati/diobservasi adalah aktivitas sehingga matari tidak begitu berpengaruh 123