BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2017

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR

WALI KOTA BANDUNG, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SMA SMK SLB NEGERI TAHUN PELAJARAN 2018/2019

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DI SEKOLAH

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 41 TAHUN 2015

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG

U Mengingat :1. Undang - Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BERSAMA ANTARA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bersama antara Menteri Pend

PERATURAN BERSAMA ANTARA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN MENTERI AGAMA NOMOR 04/VI/PB/2011 NOMOR MA/111/2011 TENTANG

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bersama antara Menteri Pendidikan dan Ke

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALI KOTA KEDIRI NOMOR 26 TAHUN 2010

NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SATUAN PENDIDIKAN DI KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH. Permendikbud No 17 Tahun 2017

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 361 TAHUN 2017 PERATURAN WALI KOTA CIMAHI NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SLEMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR : % TAHUN 2017

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN DEMAK NOMOR 422.1/ 1378 / 2017

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2013 TENTANG

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR : 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH

WALIKOTA BUKITTINGGI PROPINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA TASIKMALAYA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2017

6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Repoblik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan

Draf Petunjuk Teknis Penerimaan Peserta Didik Baru Provinsi Bali Tahun 2018/2019

DINAS PENDIDIKAN PEMERINTAH PROVINSI BALI. Denpasar, 10 Mei 2017

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2012 TENTANG

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 28 TAHUN 2017

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA MANADO KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA MANADO NOMOR: /D.

KATA PENGANTAR. Demikian, kiranya bermanfaat. KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG,

250 SMA, SMK SE-SUMATERA BARAT LAKSANAKAN PPDB TAHUN PELAJARAN 2018/2019 SECARA ONLINE

PERMENDIKBUD NOMOR 17 TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 23 TAHUN No. 23, 2017 TENTANG

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR : 29 TAHUN 2012 TENTANG

K E P U T U S A N KEPALA SMA NEGERI 8 KEDIRI TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) OFFLINE DAN ONLINE

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CILACAP dan BUPATI CILACAP MEMUTUSKAN :

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PROSEDUR DAN MEKANISME PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018 DI PROPINSI JAWA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BALIKPAPAN PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN JAMINAN PENDIDIKAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALI KOTA METRO PERATURAN WALI KOTA METRO NOMOR TAHUN 2011 TENTANG. SISTEM ONLINE PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) SMP/MTs, SMA/MA DAN SMK

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 17 TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 19 TAHUN 2017

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KEDIRI NOMOR 420/ 1469 /418.47/2015 TENTANG

UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA MATARAM. NOMOR : 422.1/1211/Dikp.A/V/2016. T e n t a n g

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PENGUMUMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) MELALUI JALUR OFFLINE DAN ONLINE Nomor: 425/464/ /2018 TAHUN PELAJARAN 2018/2019

PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Menuju LEBAK CERDAS 2019

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF KABUPATEN BANYUWANGI

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 49 TAHUN 2017

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG

Transkripsi:

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS, SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DAN SEKOLAH LUAR BIASA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang : a. bahwa penerimaan peserta didik baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Menengah Luar Biasa dilaksanakan untuk membuka akses layanan pendidikan bagi masyarakat usia sekolah; b. bahwa penerimaan peserta didik baru dilaksanakan untuk pemerataan layanan pendidikan yang bermutu sesuai daya tampung dan ketersediaan sarana prasarana satuan pendidikan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1694); 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105); 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa; 7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; 8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Pemerintah Daerah; 9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan; 10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat yang Istimewa; 11. Peraturan Bersama Antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 02/VII/PB/2014 dan Nomor 7 Tahun 2014 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak/Raudhatul Athfal/Bustanul Athfal dan Sekolah/ Madrasah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 908); 12. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 Nomor 4); Menetapkan: MEMUTUSKAN: PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS, SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DAN SEKOLAH LUAR BIASA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat. 2. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai Unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 3. Gubernur adalah Gubernur Nusa Tenggara Barat. 4. Dinas adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat. 7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutanya di singkat APBD adalah APBD Provinsi Nusa Tenggara Barat. 8. Sekolah Menengah Atas yang selanjutnya disingkat SMA, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs. 9. Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya disingkat SMK, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs. 10. Sekolah Luar Biasa yang selanjutnya disingkat SLB adalah salah satu bentuk satuan pendidikan khusus terintegrasi bagi peserta didik berkebutuhan khusus pada jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam satu manajemen pengelolaan. 11. Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. 12. Ijazah adalah surat pernyataan resmi dan sah yang menerangkan bahwa pemegangnya telah lulus dari Sekolah. 13. Sertifikat Hasil Ujian Nasional, yang selanjutnya disingkat SHUN adalah surat keterangan yang berisi nilai Ujian Nasional serta tingkat capaian Standar Kompetensi Lulusan. 14. Nilai Ujian Sekolah/Madrasah, yang selanjutnya disingkat NUS/M adalah hasil ujian sekolah/madrasah yang dicantumkan dalam ijazah atau Surat Keterangan Hasil Ujian Sekolah/Madrasah (SKHUS/M). 15. Nilai Ujian Nasional, yang selanjutnya disingkat NUN adalah hasil Ujian Nasional yang dicantumkan dalam Sertifikat Hasil Ujian Nasional (SHUN) atau Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN). 16. Rombongan belajar adalah satuan kelompok belajar peserta didik dalam melaksanakan proses belajar mengajar pada satu ruang belajar. 17. Penerimaan Peserta Didik Baru yang selanjutnya disingkat PPDB, adalah kegiatan penerimaan calon peserta didik kelas 1 (satu), kelas 7 (tujuh), dan kelas 10 (sepuluh).

18. Seleksi adalah mekanisme pelaksanaan penerimaan peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan yang telah ditetapkan. 19. Orang tua/wali calon peserta didik/siswa adalah seseorang yang karena kedudukannya, menjadi penanggung jawab langsung terhadap calon peserta didik/siswa. 20. Daya tampung adalah jumlah maksimal peserta didik yang diterima Sekolah sesuai ketersediaan ruang kelas belajar di Sekolah. Pasal 2 PPDB bertujuan untuk memberi kesempatan bagi warga negara usia sekolah untuk memperoleh layanan pendidikan yang berkualitas serta mendorong peningkatan akses layanan pendidikan. Pasal 3 PPDB dilaksanakan dengan prinsip: a. obyektif, bahwa PPDB bersifat netral dan bebas dari kepentingan serta tekanan pihak lain yang menyalahgunakan wewenang; b. transparan, bahwa PPDB terbuka dan dapat diketahui oleh masyarakat dan orang tua/wali calon peserta didik; dan c. akuntabel, bahwa PPDB dapat dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan peraturan perundangan baik proses, prosedur, dan hasilnya. BAB II PENYELENGGARA Pasal 4 Penyelenggara PPDB terdiri atas: a. penyelenggara PPDB tingkat Provinsi ditetapkan oleh Kepala Dinas; dan b. penyelenggara PPDB tingkat Sekolah ditetapkan oleh Kepala Sekolah. Pasal 5 Tugas dan Tanggung Jawab Penyelenggara PPDB : a. Tingkat Provinsi: 1. menyiapkan Petunjuk Teknis PPDB; 2. mensosialisasikan kebijakan pelaksanaan PPDB kepada UPT Layanan Dikmen PK-PLK, sekolah, dan masyarakat; 3. mengendalikan, memonitor, dan mengevaluasi pelaksanaan PPDB; 4. membentuk Tim Monitoring PPDB di setiap UPT Layanan Dikmen PK-PLK; 5. memberikan pelayanan informasi dan pengaduan; dan 6. menyusun dan menyampaikan laporan kepada Gubernur. b. Tingkat Sekolah: 1. mensosialisasikan kebijakan PPDB kepada calon peserta didik dan masyarakat; 2. membentuk panitia PPDB Sekolah;

3. melaksanakan PPDB; 4. menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan selama pelaksanaan PPDB; 5. membantu calon peserta didik/orang tua/wali dalam melakukan pendaftaran; 6. memberikan pelayanan informasi dan pengaduan; dan 7. menyusun dan menyampaikan laporan kepada Kepala Dinas. BAB III PELAKSANAAN Bagian Kesatu Umum Pasal 6 (1) PPDB dilaksanakan sebelum tahun pelajaran baru sesuai kalender pendidikan. (2) PPDB dilakukan mulai dari Proses: a. pendaftaran; b. seleksi; c. pengumuman hasil; dan d. pendaftaran ulang. (3) Selama berlangsungnya proses PPDB sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penyelenggara wajib menyampaikan informasi resmi secara terbuka melalui papan pengumuman dan media lainnya. Pasal 7 (1) Jumlah peserta didik baru yang diterima dalam 1 (satu) rombongan belajar di SMA/SMK ditetapkan oleh Kepala Dinas. (2) Jumlah rombongan belajar yang diterima di 1 (satu) sekolah disesuaikan dengan ketersediaan ruang belajar. Pasal 8 (1) PPDB pada SMA dilaksanakan berdasarkan zonasi dan prestasi. (2) PPDB pada SMK dan SLB tidak berdasarkan zonasi. (3) Ketentuan zonasi dan prestasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Dinas. (1) PPDB dilaksanakan secara: a. reguler; dan b. online. Bagian Kedua Pendaftaran Paragraf 1 Pelaksanaan pendaftaran Pasal 9

(2) PPDB secara reguler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan menggunakan format yang telah disediakan dan dilampiri persyaratan yang telah ditetapkan. (3) PPDB secara online sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan menggunakan aplikasi khusus dalam mengolah data dan informasi yang dapat diakses melalui internet. Pasal 10 (1) PPDB dilaksanakan melalui jalur: a. keluarga prasejahtera dan inklusi; b. prestasi; dan c. umum. (2) PPDB jalur keluarga prasejahtera dan inklusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a paling banyak 30% (tiga puluh persen) dari daya tampung sekolah. (3) PPDB jalur prestasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b paling banyak 20% (dua puluh persen) dari daya tampung sekolah. (4) PPDB jalur umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari daya tampung sekolah. Pasal 11 (1) PPDB jalur keluarga prasejahtera dan inklusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a diperuntukkan bagi calon peserta didik baru peserta Program Keluarga Harapan (PKH), peserta Program Indonesia Pintar (PIP), dan peserta didik berkebutuhan khusus. (2) PPDB jalur prestasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf b diperuntukkan bagi calon peserta didik baru yang memiliki prestasi akademik atau nonakademik. (3) PPDB jalur umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf c diperuntukkan bagi calon peserta didik baru di SMA yang bertempat tinggal dalam zona sekolah. Paragraf 2 Persyaratan Calon Peserta Didik Pasal 12 (1) Persyaratan calon peserta didik baru SMA, yaitu: a. memiliki ijazah SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat; b. memiliki SHUN SMP/MTs/ atau bentuk lain yang sederajat; c. berusia paling tinggi 21 (dua puluh satu) tahun pada bulan dimulainya pendaftaran dibuktikan dengan akte kelahiran. (2) Calon peserta didik baru yang mendaftar secara reguler menyerahkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada saat mendaftar. Pasal 13 (1) Persyaratan calon peserta didik baru SMK, yaitu: a. memiliki ijazah SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat;

b. memiliki SHUN SMP/MTs/ atau bentuk lain yang sederajat; c. berusia paling tinggi 21 (dua puluh satu) tahun pada bulan dimulainya pendaftaran dibuktikan dengan akte kelahiran. (2) Memenuhi syarat khusus sesuai kebutuhan bidang keahlian/program keahlian/kompetensi keahlian yang dipilih. (3) Syarat khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Kepala Dinas. (4) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diserahkan pada saat mendaftar. Pasal 14 (1) Persyaratan calon peserta didik baru TKLB, yaitu: a. berusia paling rendah 4 (empat) tahun pada hari pertama masuk sekolah; dan b. memiliki akte kelahiran/surat keterangan laporan kelahiran dari kelurahan; dan (2) Persyaratan calon peserta didik baru SDLB, yaitu: a. berusia paling rendah 6 (enam) tahun pada hari pertama masuk sekolah; dan b. memiliki akte kelahiran/surat keterangan laporan kelahiran dari desa/kelurahan. (3) Persyaratan calon peserta didik baru SMPLB, yaitu: a. memiliki ijazah SD/MI atau bentuk lain yang sederajat; b. berusia paling rendah 12 (dua belas) tahun pada hari pertama masuk sekolah; dan c. memiliki akte kelahiran/surat keterangan laporan kelahiran dari desa/kelurahan. (4) Persyaratan calon peserta didik baru SMALB, yaitu: a. memiliki ijazah SMP/SMPLB/MTs atau bentuk lain yang sederajat; b. berusia paling rendah 15 (lima belas) tahun pada hari pertama masuk sekolah; dan c. memiliki akte kelahiran/surat keterangan laporan kelahiran dari desa/kelurahan. Bagian Ketiga Proses Seleksi Paragraf 1 Sekolah Menengah Atas Pasal 15 (1) Seleksi calon peserta didik baru jalur keluarga prasejahtera dan inklusi dilakukan berdasarkan: a. jarak tempat tinggal ke sekolah; b. nilai SHUN; dan c. usia calon peserta didik. (2) Seleksi calon peserta didik baru jalur prestasi dilakukan berdasarkan:

a. prestasi di bidang akademik atau non akademik; b. nilai SHUN; dan c. usia calon peserta didik. (3) Seleksi calon peserta didik baru jalur umum dilakukan berdasarkan: a. nilai SHUN; b. usia calon peserta didik; dan c. jarak tempat tinggal ke sekolah. Paragraf 2 Sekolah Menengah Kejuruan Pasal 16 (1) Seleksi calon peserta didik baru jalur keluarga prasejahtera dan inklusi dilakukan berdasarkan: a. jarak tempat tinggal ke sekolah; b. hasil seleksi khusus sesuai dengan bidang/program/ kompetensi keahlian; c. nilai SHUN; dan d. usia calon peserta didik. (2) Seleksi calon peserta didik baru jalur prestasi dilakukan berdasarkan: a. prestasi di bidang akademik atau non akademik b. hasil seleksi khusus sesuai dengan bidang/program/ kompetensi keahlian; c. nilai SHUN; dan d. usia calon peserta didik. (3) Seleksi calon peserta didik baru jalur umum berdasarkan: a. nilai SHUN; b. usia calon peserta didik; dan c. hasil seleksi khusus sesuai dengan bidang/program/ kompetensi keahlian. Paragraf 3 Sekolah Luar Biasa Pasal 17 Seleksi calon peserta didik baru SLB dilakukan berdasarkan usia dan kriteria lain yang ditentukan oleh sekolah. Bagian Keempat Pendaftaran Ulang Pasal 18 (1) Calon peserta didik baru yang lulus seleksi, wajib melakukan pendaftaran ulang di sekolah tempat diterima. (2) Sekolah yang belum mencapai daya tampung sampai batas akhir waktu pendaftaran, dapat:

a. memperpanjang waktu pendaftaran sampai terpenuhinya daya tampung; b. menerima calon peserta didik baru SMA tanpa melalui seleksi; dan c. menerima calon peserta didik baru SMK setelah lulus seleksi khusus. (3) Perpanjangan waktu pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a berakhir bersamaan dengan batas akhir waktu pendaftaran ulang. BAB IV KOORDINASI, MONITORING, DAN EVALUASI Pasal 19 (1) Dinas melakukan koordinasi dan monitoring pelaksanaan PPDB dengan stage holder terkait dan pelaksana. (2) Koordinasi dan monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilksanakan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. (3) Dinas melaksanakan evaluasi setelah seluruh proses PPDB berakhir sebagai bahan pembinaan lebih lanjut. Pasal 20 Untuk kelancaran pelaksanaan PPDB bagi SMA, SMK dan SLB di Daerah, Kepala Dinas menetapkan petunjuk teknis pelaksanaan PPDB. BAB V PEMBIAYAAN Pasal 21 Pembiayaan PPDB dibebankan pada APBD dan dana Bantuan Operasional Sekolah. Pasal 22 (1) Sekolah dilarang memungut biaya PPDB kepada calon peserta didik atau orang tua/wali baik langsung maupun tidak langsung. (2) Sekolah yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Ditetapkan di Mataram pada tanggal 2 Mei 2017 GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, ttd Diundangkan di Mataram pada tanggal 2 Mei 2017 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI NTB, H. M. ZAINUL MAJDI ttd. H. ROSIADY HUSAENIE SAYUTI BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2017 NOMOR Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM, ttd H. RUSLAN ABDUL GANI NIP. 19651231 199303 1 135