PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN & KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT PABATU TAHUN 2014

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN


Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

EFEKTIFITAS PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERASI DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN & KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

PENGARUH PELATIHAN PATIENT HANDLING TERHADAP PENURUNAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG AKIBAT KERJA

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

Tingkat depresi berdasarkan derajat ulkus diabetik pada pasien ulkus diabetes melitus yang berobat di rsud kota semarang

Pengaruh ROM Aktif Asistif Terhadap Peristaltik Usus Pada Pasien Post Operasi Dengan General Anestesi Di RSUD Ambarawa

PENGARUH PELAKSANAAN FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA TERHADAP TERAPI DIET DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI BANDA ACEH

PENERAPAN FIVE STEPS TO SAFER SURGERY DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN PENGISIAN CHECKLIST DI RSKB ANNUR YOGYAKARTA TESIS

PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

HUBUNGAN PENGETAHUAN PROSEDUR BEDAH DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN BEDAH USIA DEWASA DI RUANG BEDAH RSUD CIDERES PERIODE MEI-JUNI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD SRAGEN

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS TERAPI MUSIK KLASIK DAN TERAPI MURROTAL TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN HEMODIALISA DI RSUD

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, prevalensi gangguan kecemasan berkisar pada angka 6-7% dari

SKRIPSI. Oleh : MUTIARA SIBURIAN

PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda vital, juga dalam pengelolaan

PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI INFORMED CONSENT TERHADAP PERUBAHAN KECEMASAN PASIEN YANG AKAN MENJALAN TINDAKAN OPERASI DI SMC RS TELOGOREJO

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. SOESELO SLAWI

PENGARUH TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RSJD DR.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017 HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PRAOPERASI ELEKTIF DIRUANG BEDAH

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu (quasi

Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi Sunan Kudus Kabupaten Kudus Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) (2009) memperkirakan 450 juta. orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE APPENDIKTOMI DI RUANG KELAS III BEDAH RSU SWADANA DAERAH TARUTUNG TAHUN 2013

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

PENGARUH RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP KECEMASAN KLIEN PRE OPERASI KATARAK DENGAN ANASTESI LOKAL

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

Oleh : Diyono 1 Budi Herminto 2 Dessy Hana Pertiwi 3

PENGARUH MENTORING PERAWAT BARU TERHADAP PERILAKU CARING DI RUANG VIP RSUD BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, kepercayaan yang keliru terhadap kusta dan cacat yang. Berdasarkan laporan regional World Health Organzation (WHO)

Cindy K Dastian 1, Idi Setyobroto 2, Tri Kusuma Agung 3 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN.

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SADARI TERHADAP PENGETAHUAN SISWI TENTANG KANKER PAYUDARA DI SMK YAYASAN HASANUDDIN MEDAN TAHUN 2014

*) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

SKRIPSI PENGARUH PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PELAKSANAAN MOBILISASI DINI PASIEN PASCA BEDAH APPENDECTOMY DI RSUP SANGLAH DENPASAR

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP KECEMASAN AKIBAT HOSPITALISASI PADA ANAK USIA SEKOLAH YANG DI RAWAT DI RSUD dr.pirngadi MEDAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN RESPON CEMAS ANAK USIA SEKOLAH YANG AKAN MENJALANI PEMBEDAHAN DI RUANG IX RSUD dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2013

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTURE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBUAT ASUHAN KEPERAWATAN.

yang disampaikan perawat dapat diterima dengan baik oleh pasien (Alex, 2010). Sasongko (2010), dalam penelitiannya yang berjudul perbedaan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

Katinawati*) Ns. Sri Haryani, S.Kep**), Ns. Syamsul Arif, S.Kep.,M.Kes, Biomed**) ABSTRAK ABSTRACT

TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH

ABSTRAK. Kata kunci : kecemasan dental, tanaman bunga berwarna biru muda, pencabutan gigi

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN

Oleh : Muskhab 2 ABSTRACT

KETERKAITAN LAMA MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN DI RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO.

BAB I LATAR BELAKANG

Pengaruh Teknik Guided Imagery Pada Pemasangan Infus Terhadap Kecemasan Anak Usia Sekolah Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu dan janin sehingga menimbulkan kecemasan semua orang termasuk

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN BOOKLET SPINAL ANESTESI TERHADAP KECEMASAN PADA PASIEN SECTIO CAECAREA

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

PENGARUH CYTRUS (ORANGE) AROMATHERAPY TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RSUD KOTA MADIUN

EFEKTIFITAS KOMBINASI TERAPI : GUIDED IMAGERY

PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRA OPERASI DI RUMAH SAKIT DAERAH dr.

BAB I PENDAHULUAN. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara. invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh RAUDATUL MAULIDA

DAMPAK ALIH BARING DALAM PENCEGAHAN RISIKO DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE DI RSUD BANYUMAS

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA PRIMIPARA DAN MULTIPARA TERHADAP TINDAKAN CURRATAGE DI RUANG TERATAI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Nur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI

PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN FACEBOOK

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA

KECEMASAN PASIEN PRA BEDAH TERENCANA DI IRNA BEDAH RS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Transkripsi:

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS Manuscript OLEH : ARIF KURNIAWAN G2A008019 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2012

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS Arif Kurniawan 1, Yunie Armiyati 2, Rahayu Astuti 3. ABSTRAK Kecemasan dapat terjadi pada semua pasien yang akan menjalani operasi, termasuk pada pasien yang akan menjalani operasi hernia. Kecemasan yang mereka alami biasanya terkait dengan segala macam prosedur asing yang harus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat segala macam pembedahan dan tindakan pembiusan. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan pre operasi terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi hernia di RSUD Kudus. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan penelitian ini ialah one group pretest posttest dan pengambilan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling yaitu berjumlah 15 orang. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis statistik T dependent / Paired T-test. Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh sebagian besar responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan mengalami cemas sedang yaitu sebanyak 11 orang (73,3%), sedangkan yang mengalami cemas ringan dan cemas berat masing-masing yaitu sebanyak 2 orang (13,3%) dengan rata-rata 52,67. sebelum diberikan pendidikan kesehatan mengalami cemas ringan yaitu sebanyak 8 orang (53,3%), sedangkan yang mengalami cemas sedang sebanyak 5 orang (33,3%), dan yang tidak mengalami cemas sebanyak 2 orang (13,3%). Ada pengaruh yang signifikan antara tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada pasien pre operasi hernia skrotalis yaitu dengan p value = 0,000 < α (0,05). Rekomendasi yang dapat diberikan adalah agar perawat dapat melaksanakan pendidikan kesehatan secara berkelanjutan pada setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi. Kata kunci: tingkat kecemasan, pendidikan kesehatan, operasi hernia The Impact of Pre Operation Education toward Anxiety Level of Hernia Pre Operation Patients in RSUD Kudus Abstract Anxiety can happen to all patients who will be operated, including to the patients who will undergo hernia operation. The anxiety they experience usually related to any kinds of strange procedures that patients should be undergone and also the threat to their safety caused by any kinds of surgery and anesthetic action. The objective of this research is to find out the impact of pre operation education toward the decrease of anxiety level of hernia pre operation patients in RSUD Kudus. This research is quantitative research with quasi experimental design (quasi experiment) using one group pretest posttest research design and sampling is done by using accidental sampling method as many as 15 people. Data analysis used in this research is T dependent / Paired T-test statistics analysis. Based on the result of statistics analysis, it is found that most respondents experience middle anxiety before being given education as many as 11 people (73,3%), while they who experience light anxiety and heavy anxiety for each are 2 people (13,3%) with the average of 52,67. They who experience light anxiety before being given health education are 8 people (53,3%), while they who experience middle anxiety are 5 people (33,3%), and they who do not experience anxiety are 2 people (13,3%). There is significant impact between anxiety level before and after being given health education on hernia scrotal pre operation patients with p value = 0,000 < α (0,05). Recommendation that can be given is hopefully the nurse can perform health education continually to every patients who will be operated. Key words: anxiety level, health education, hernia operation

PENDAHULUAN Perawat mempunyai kontak paling lama dalam menangani persoalan pasien dan peran perawat dalam upaya penyembuhan pasien menjadi sangat penting. Seorang perawat dituntut bisa mengetahui kondisi dan kebutuhan pasien. Termasuk salah satunya dalam perawatan pasien saat pre operasi. Perawatan pre operasi yang efektif dapat mengurangi resiko post operasi, salah satu prioritas keperawatan pada periode ini adalah mengurangi kecemasan pasien (Smeltzer & Bare, 2002). Kecemasan dapat terjadi pada semua pasien yang akan menjalani operasi. Kecemasan juga dapat terjadi pada pasien yang akan menjalani operasi hernia. Hernia adalah penonjolan diskus atau sebagian dari viskus melalui celah yang abnormal pada selubungnya (Grace & Borley, 2007). Terdapat berbagai alasan yang dapat menyebabkan ketakutan atau kecemasan pasien dalam menghadapi pembedahan antara lain adalah takut nyeri setelah pembedahan, takut terjadi perubahan fisik, dan takut operasi akan gagal (Potter & Perry, 2005). Salah satu tindakan untuk mengurangi tingkat kecemasan adalah dengan cara mempersiapkan mental dari pasien. Persiapan mental tersebut salah satunya dapat dilakukan melalui pendidikan kesehatan (Health education). Pendidikan kesehatan pra operasi dapat membantu pasien dan keluarga mengidentifikasi kekhawatiran yang dirasakan. Perawat kemudian dapat merencanakan intervensi keperawatan dan perawatan suportif untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien dan membantu pasien untuk berhasil menghadapi stress yang dihadapi selama periode perioperatif (Burke & Lemone, 2000). Berdasarkan data yang terdapat dibagian Rekam Medis RSUD Kudus, pada tahun 2010 terdapat 221 pasien yang menjalani operasi hernia. Sedangkan untuk tahun 2011 terdapat 219 pasien yang menjalani operasi hernia. Berdasarkan catatan keperawatan ruang bedah Cempaka I dan Cempaka III RSUD Kudus, penderita yang akan dilakukan tindakan pembedahan pada kasus diatas, 10% dilakukan penundaan karena peningkatan kecemasan. Kemungkinan seperti ini muncul karena kecemasan yang dapat menimbulkan peningkatan tekanan darah, sehingga

apabila tetap dilakukan operasi akan dapat mengakibatkan penyulit terutama dalam menghentikan perdarahan dan bahkan setelah operasi pun akan mengganggu proses dari penyembuhan (Sjamsuhidajat & Jong, 2005). METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksperimen semu (quasi experiment) dan rancangan penelitian ini ialah one group pretest posttest. Populasi yang menjadi sasaran penelitian ini adalah semua pasien pria dewasa yang akan menjalani operasi hernia dan berada di ruang bedah RSUD Kudus pada bulan Juli sampai Agustus 2012. Sampel sebanyak 15 orang dan tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling. Alat pengumpulan data dengan lembar VAS kecemasan untuk mengukur tingkat kecemasan pasien pre operasi sebelum diberikan pendidikan kesehatan dan sesudah pendidikan kesehatan. Uji statistik yang dipakai adalah uji T-test karena data berditribusi normal. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menunjukkan rata-rata umur responden 51 tahun. Adapun umur termuda adalah 30 tahun sedangkan umur tertua adalah 70 tahun.

persentase Grafik 4.1 Distribusi frekuensi responden pre operasi hernia berdasarkan pendidikan di RSUD Kudus, Agustus 2012 (n = 15) 33,3% 26,7% 13,3% 20,0% 6,7% pendidikan Berdasarkan grafik 4.1 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar berpendidikan SD yaitu sebanyak 5 orang (33,3%). Grafik 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di RSUD Kudus, Agustus 2012 (n = 15) 6,7% 33,3% 26,7% 13,3% 13,3% 6,7% Berdasarkan grafik 4.2 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar bekerja sebagai buruh yaitu sebanyak 5 orang (33,3%).

Grafik 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis hernia di RSUD Kudus, Agustus 2012 (n=15) 13,3% 86,7% Jenis hernia Berdasarkan grafik 4.3 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar mengalami hernia skrotalis yaitu sebanyak 13 orang (86,7%), sedangkan responden yang mengalami hernia inguinalis yaitu sebanyak 2 orang (13,3%). Grafik 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan lama menderita di RSUD Kudus, 2012 (n=15) 40,0% 60,0%

Berdasarkan grafik 4.4 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar menderita selama lebih dari 1 tahun yaitu sebanyak 9 orang (60,0%), sedangkan responden yang menderita selama kurang dari 1 tahun yaitu sebanyak 6 orang (40,0%). Grafik 4.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat kecemasan responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan di RSUD Kudus, 2012 (n=15) 13,3% 13,3% 73,3% Kecemasan sebelum pendkes Berdasarkan grafik 4.5 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar tingkat kecemasan responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan mengalami cemas sedang yaitu sebanyak 11 orang (73,3%), sedangkan responden yang mengalami cemas ringan dan cemas berat masing-masing yaitu sebanyak 2 orang (13,3%). Grafik 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan Responden Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan di RSUD Kudus, 2012 (n=15) 33,3% 13,3% 53,3% Kecemasan setelah pendkes

Berdasarkan grafik 4.6 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar tingkat kecemasan responden setelah diberikan pendidikan kesehatan mengalami cemas ringan yaitu sebanyak 8 orang (53,3%), sedangkan responden yang mengalami cemas sedang sebanyak 5 orang (33,3%), dan responden yang tidak mengalami cemas sebanyak 2 orang (13,3%). Tabel 4.6 Hasil Uji Paired T-test Pengaruh Tingkat Kecemasan Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan pada Pasien Pre Operasi Hernia di RSUD Kudus, 2012 (n=15) Tingkat Kecemasan Mean (rata-rata) Std. Deviasi P-Value Sebelum Sesudah 52,67 26,00 12,799 15,024 0,000 Berdasarkan hasil uji Paired T-Test di atas didapatkan bahwa rata-rata tingkat kecemasan responden setelah diberikan pendidikan kesehatan lebih kecil jika dibandingkan dengan tingkat kecemasan sebelum diberikan pendidikan kesehatan. Analisis uji Paired T-Test diperoleh p-value adalah 0,000< (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada beda yang kecemasan sebelum diberikan pendidikan kesehatan dan setelah diberikan pendidikan kesehatan. Artinya ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi hernia. PEMBAHASAN Hasil penelitian ini menunjukkan gambaran tingkat kecemasan responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan rata-rata 52,67. Secara kategorik tingkat kecemasan responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar mengalami cemas sedang yaitu sebanyak 11 orang (73,3%), dan yang mengalami cemas berat dan ringan masing-masing sebanyak 2 orang (13,3%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mubarak (2010), dengan hasil bahwa gambaran tingkat kecemasan pasien pre operasi BPH di RSI Sultan Agung

Semarang sebagian besar adalah mengalami cemas berat dan sedang yaitu sebanyak 19 orang (63,3%). Beberapa hasil penelitian ini menurut peneliti dimungkinkan karena belum adanya pengetahuan responden tentang prosedur, tujuan dan manfaat dari tindakan operasi tersebut. Adanya informasi yang diperoleh seseorang melalui pengalaman atau cerita orang lain yang belum tentu kebenarannya akan membuat kecemasan seseorang semakin meningkat. Selain itu adanya stigma masyarakat yang mengungkapkan bahwa tindakan operasi beresiko sangat tinggi dan mempertaruhkan hidup dan mati seseorang akan membuat kecemasan seseorang yang semakin meningkat. Berdasarkan hal tersebut maka, perlu adanya pengetahuan yang cukup untuk dapat mengurangi kecemasan seseorang salah satunya adalah dengan pemberian informasi melalui pendidikan kesehatan. Hasil penelitian ini menunjukkan gambaran tingkat kecemasan responden setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan rata-rata 26,00. Secara kategorik tingkat kecemasan responden setelah diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar mengalami cemas ringan yaitu sebanyak 8 orang (53,3%), yang mengalami cemas sedang sebanyak 5 orang (33,3%), dan yang tidak mengalami cemas sebanyak 2 orang (13,3%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fachrudin (2009), dengan hasil bahwa gambaran tingkat kecemasan pasien pre operasi laparatomi di RSUD Sunan Kalijaga Demak setelah diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar adalah mengalami cemas ringan yaitu sebanyak 11 orang (55,0%). Tindakan pembedahan akan menimbulkan ketakutan dan kecemasan pada pasien, walaupun respon individu pada tindakan tersebut berbeda-beda. Beberapa pasien menyatakan ketakutan dan menolak tindakan pembedahan tetapi klien tersebut tidak tahu apa yang jadi penyebabnya. Namun ada beberapa pasien yang menyatakan ketakutannya dengan jelas dan spesifik (Long, 2008). Sedangkan menurut (Smeltzer dan Bare, 2002), segala prosedur pembedahan selalu didahului

oleh reaksi emosional klien baik tersembunyi atau jelas, normal dan abnormal. Kecemasan pasien pre operasi merupakan respon antisipasi terhadap suatu pengalaman hidup yang dianggap sebagai ancaman dalam hidupnya. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji paired t-test terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat kecemasan pre operasi hernia. Ini dapat dilihat pada nilai rata-rata (mean) sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebesar 52,67 dan nilai rata-rata (mean) sesudah diberikan pendidikan kesehatan sebesar 26,00 dan nilai p-value = 0,000 < 0,05. Terdapat penurunan rata-rata kecemasan sebesar 50%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada beda antara tingkat kecemasan pasien pre operasi hernia sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan di RSUD Kudus. Penelitian lain yang dapat menunjang penelitian ini adalah penelitian oleh Nurkholis dalam penelitiannya di RSU Tugurejo Semarang tahun 2008 dengan hasil penelitiannya adalah ada hubungan yang signifikan antara komunikasi teraspeutik perawat dengan kecemasan pasien. Perawat yang memiliki peran sebagai seorang edukator tentunya sangat diperlukan dalam hal ini. Perawat dapat menjalankan peran tersebut sebagai pemberi pelayanan untuk memberikan intervensi yang dapat menurunkan kecemasan dengan cara memberikan preop teaching. Pre op teaching akan optimal jika dilakukan dengan media yang sesuai. Pendidikan kesehatan dengan media Lembar balik dalam penelitian ini membantu menambah pengetahuan pasien dan menurunkan kecemasan pasien. Materi pendidikan kesehatan pre operasi sebaiknya berisi aspek-aspek yang dapat memberikan informasi yang jelas mengenai penyakit yang diderita dan pengalaman operasi yang akan dihadapi pasien.

PENUTUP Saran Mengingat hasil penelitian ini sangat bermakna terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi hernia, sehingga peneliti ingin menyampaikan beberapa saran kepada: 1. Institusi Pelayanan (rumah sakit) a. Diharapkan rumah sakit dapat menetapkan Standar Prosedur Operasional (SPO) yang jelas terkait prosedur persiapan operasi dengan pemberian pendidikan kesehatan sesuai dengan kasus pada pasien yang akan dilakukan tindakan operasi disertai sosialisasi dan supervisi yang efektif sehingga dapat dipahami dan dijalankan oleh seluruh pemberi asuhan keperawatan. b. Rumah sakit dan ruang rawat perlu menyediakan media yang sesuai dan interaktif agar pendidikan kesehatan yang diberikan pada pasien dapat optimal. 2. Perawat atau petugas kesehatan Diharapkan perawat dapat melaksanakan pendidikan kesehatan secara berkelanjutan pada setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi menggunakan media yang tepat. 3. Perkembangan ilmu keperawatan Diharapkan dapat mengintegrasikan dan mengembangkan teknik pemberian materi pendidikan kesehatan dengan berbagai macam media penyuluhan di ruang perawatan. 4. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya Dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menambah variabel yang mempengaruhi tingkat kecemasan pada pasien pre operasi seperti usia, jenis kelamin, tingkat pengetahuan, tipe kepribadian, lingkungan dan situasi, atau dengan menggunakan metode penelitian yang lain misalnya dengan metode penelitian kualitatif.

1 Arif Kurniawan : Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes Universitas Muhammadiyah Semarang 2 Ns. Yunie Armiyati, M.Kep, Sp.KMB : Dosen Kelompok Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang 3 Ir. Rahayu Astuti, M.Kes : Dosen Jurusan FKM Universitas Muhammadiyah Semarang DAFTAR PUSTAKA Grace, A.P & Borley, R.N. (2007). At a Glance Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta: Erlangga. Lemone, P; & Burke, K.M. (2000). Medical Surgical Nursing: critical thinking in client care. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall. Potter, P.A; & Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC. Sjamsuhidajat, R & Wim, de J. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah edisi 2. Jakarta: EGC. Smeltzer, S.C; & Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC. Stuart, G.W & Laraia. (2005). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Edisi 4. Jakarta: EGC.