BAB I PENDAHULUAN. kejuruannya (Permendiknas no 22 tahun 2006). Tujuan ini kemudian dijabarkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. dapat berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat di sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

50. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Akuntansi dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

BAB I PENDAHULUAN. Pembaharuan di bidang pendidikan yang mengacu pada visi dan misi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tri Sulistiani Yuliza, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah AgusPrasetyo, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. membantu proses pembangunan di semua aspek kehidupan bangsa salah satunya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengetahuan manusia tentang matematika memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran matematika wajib diberikan kepada semua peserta didik mulai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang universal, berada di semua penjuru

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Penyikapan atas

BAB I PENDAHULUAN. manusia- manusia unggul dan berkualitas. Undang-undang No 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keahlian dan kemampuan yang unggul. Salah satu upaya pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah kehidupan. Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pembelajaran Model Matematika Knisley Terhadap Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMA

I. PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu sasaran

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN. Politeknik sebagai perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB I PENDAHULUAN. jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional

B. Tujuan Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. matematika. Pemecahan masalah merupakan kompetensi strategik

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan tepat. Hal tersebut diperjelas dalam Undang - Undang No 2 Tahun

BAB II KAJIAN TEORI. pembelajaran matematika SMK, karakteristik peserta didik SMK, materi program

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif

51. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup suatu bangsa. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. No. 20, Tahun 2003, Pasal 3 menyebutkan, Pendidikan nasional berfungsi

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya menyelenggarakan pendidikan saja, tapi juga turut serta memberikan

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Mata pelajaran matematika memiliki tujuan umum yaitu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. matematika. Pendidikan matematika berperan penting bagi setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan ilmu yang menunjang berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI. Undang-undang RI no 20 tahun 2003

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika lahir karena adanya kebutuhan untuk menyelesaikan masalah di

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi. Matematika juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nobonnizar, 2013

2016 PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

2016 KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Trianto (2009:16) belajar

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup dalam. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN LOGIS MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP MELALUI LEARNING CYCLE 5E DAN DISCOVERY LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal penting yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. agar mampu memahami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Panji Faisal Muhamad, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. matematika diantaranya: (1) Siswa dapat memahami konsep matematika,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya (Permendiknas no 22 tahun 2006). Tujuan ini kemudian dijabarkan dalam Permendikbud no 60 tahun 2014 tentang sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan mengenai pencapaian kompetensi lulusan SMK/MAK yaitu menunjukkan sikap logis, kritis, analitis kreatif, cermat dan teliti, bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam mencapai tujuan tersebut adalah menjadikan matematika sebagai salah satu mata pelajaran wajib bagi setiap jenjang pendidikan termasuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Mata pelajaran wajib ini bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam spektrum manusia kerja (Permendiknas no 22 tahun 2006). Hal ini sejalan dengan pendapat Alfred S. Posamentier, dkk (2013: 2-3), dalam bukunya berjudul 100 Commonly Asked Question in Math Class, yaitu: Mathematics is the science of structured thinking, logical reasoning and problem solving. The main reason to learn mathematics is that it is useful. Today it is more useful than ever before, and it is importance to more fields of knowledge than ever before. Correspondingly, mathematics is used in many different jobs by scientists, engineers, computer programmers, investment banker, tax accountants, and traffic planners, to name just a few. Refusing to learn mathematics would mean closing off many career opportunities. 1

Matematika adalah ilmu berfikir terstruktur, penalaran logis, dan pemecahan masalah. Alasan utama mempelajari matematika adalah karena matematika sangat berguna bagi kehidupan manusia. Sejalan dengan itu, matematika digunakan di banyak pekerjaan yang berbeda seperti ilmuwan, insinyur, computer programmer, investor, akuntan pajak, dan sebagainya. Tidak mempelajari matematika berarti menutup banyak peluang untuk berkarir dalam dunia kerja. Harapannya, dengan adanya matematika sebagai mata pelajaran wajib di sekolah kejuruan, dapat menghasilkan sumber daya manusia yang siap bersaing dan berkompeten dalam dunia kerja. Terlebih lagi di tahun 2016 ini, Indonesia telah memasuksi era baru dalam pasar perdagangan dunia, yaitu masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Indonesia dituntut harus mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) supaya mampu bersaing dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara dan dunia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menjadi bagian yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas generasi bangsa. Pembelajaran matematika diharapkan mampu untuk meningkatkan pengetahuan, kepribadian dan keterampilan peserta didik SMK melalui materi-materi yang diajarkan sehingga mampu bersaing dalam dunia kerja. Menurut Permendikbud no 60 tahun 2014, pembelajaran matematika SMK bertujuan: 1. memahami konsep matematika, merupakan kompetensi dalam menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan menggunakan konsep maupun algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah; 2

2. menggunakan pola sebagai dugaan dalam penyelesaian masalah, dan mampu membuat generalisasi berdasarkan fenomena atau data yang ada; 3. menggunakan penalaran pada sifat, melakukan manipulasi matematika baik dalam penyederhanaan, maupun menganalisa komponen yang ada dalam pemecahan masalah dalam konteks matematika maupun di luar matematika (kehidupan nyata, ilmu, dan teknologi) yang meliputi kemampuan memahami masalah, membangun model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperolehtermasuk dalam rangka memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari (dunia nyata). 4. mengomunikasikan gagasan, penalaran serta mampu menyusun bukti matematika dengan menggunakan kalimat lengkap, simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; 5. memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah; 6. memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dalam matematika dan pembelajarannya, seperti taat azas, konsisten, menjunjung tinggi kesepakatan, toleran, menghargai pendapat orang lain, santun, demokrasi, ulet, tangguh, kreatif, menghargai kesemestaan (konteks, lingkungan), kerjasama, adil, jujur, teliti, cermat, dsb; 7. melakukan kegiatan kegiatan motorik yang menggunakan pengetahuan matematika; 3

8. menggunakan alat peraga sederhana maupun hasil teknologi untuk melakukan kegiatan-kegiatan matematik. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran matematika yang dilaksanakan di SMK masih jauh dari yang diharapkan terutama pada materi program linier. Berikut adalah data laporan hasil ujian nasional tahun 2014/2015 yang dikeluarkan oleh Kemendikbud mengenai daya serap pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Sleman. Tabel 1. Persentase Penguasaan Materi Soal Matematika Ujian Nasional SMK se- Kabupaten Sleman. No Kemampuan yang diuji Urut 1 Menyelesaikan masalah sistem persamaan atau pertidaksamaan linier dua variabel. 2 Menentukan model matematika dari permasalahan program linier. 3 Menentukan daerah himpunan penyelesaian dari masalah program linier. 4 Menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linier. Kota/Kab Provinsi Nasional 49,86 60,05 53,88 40,31 50,32 50,98 55,95 63,39 52,95 42.53 49,76 45,26 Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa tingkat penguasaan materi program linier oleh peserta didik SMK masih rendah. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat sehingga dapat memudahkan peserta didik dalam mempelajari materi program linier. Program linier merupakan materi yang harus dikuasai oleh peserta didik SMK. Berikut adalah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar materi Program Linier di SMK. 4

Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar materi Program Linier di SMK Standar Kompetensi 5. Menyelesaikan masalah program linier Kompetesi Dasar 5.1 Membuat grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier. 5.2 Menentukan model matematika dari soal cerita (kalimat verbal). 5.3 Menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linier. 5.4 Menerapkan garis selidik. Materi program linier mencakup kemampuan peserta didik dalam mengamati permasalahan yang disajikan berupa permasalahan sehari-hari, merumuskan pertanyaan atau hipotesis, kemampuan memecahkan masalah (problem solving) dan mengumpulkan informasi, mengaitkan dan menalar permasalahan yang dihadapi dan mengkomunikasikan solusi dari permasalahan yang disajikan. Salah satu pendekatan yang mampu memfasilitasi peserta didik dalam menguasai materi program linier adalah pendekatan saintifik. Menurut Ridwan Abdullah Sani (2014: 53) dan Imas Kurnianingsih (2014: 26), pendekatan saintifik dalam pembelajaran memiliki komponen proses pembelajaran antara lain: 1) mengamati, 2) menanya, 3) mencoba/mengumpulkan informasi, 4) menalar/mengasosiasi, membentuk jaringan, 5) mengkomunikasikan (melakukan komunikasi). Proses pembelajaran ini sejalan dengan proses pembelajaran yang dimaksud oleh Kemendikbud (2014) yang meliputi: 1) mengamati, 2) menanya, 3) mengumpulkan informasi/mencoba, 4) menalar/ mengasosiasikan, 5) mengkomunikasikan. Dibutuhkan berbagai komponen untuk menunjang terlaksananya pembelajaran berbasis pendekatan saintifik. Menurut Ridwan Abdullah Sani (2014: 5

53), komponen-komponen pembelajaran harus mampu membentuk keterampilan inovatif peserta didik. Menurut Marsigit (2015), komponen pembelajaran inovatif yang sesuai dengan pendekatan saintifik meliputi: 1) RPP, 2) LKS, 3) apersepsi, 4) diskusi kelompok, 5) variasi metode, 6) variasi media, 7) variasi interaksi, 8) skema pencapaian kompetensi (rantai kognitif), 9) refleksi peserta didik, 10) kesimpulan oleh peserta didik, dan 11) authentic assesment. Pendekatan saintifik bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat, berbangsa, bernegara, dan berperadaban dunia (Kemendikbud: 2013). Pendekatan saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang dirancang untuk memfasilitasi peserta didik mampu membangun konsep atau pengetahuan secara mandiri dan bersama-sama dengan bimbingan guru. Harapannya tentu agar pembelajaran lebih berorientasi pada siswa (student centered) dan siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya (Marsigit, 2015). Pada kenyataannya, pembelajaran berbasis pendekatan saintifik di sekolah belum terlaksana dengan baik. Berdasarkan wawancara dengan guru matematika dan observasi pembelajaran di SMK Muhammadiyah 1 Sleman, perangkat pembelajaran yang tersedia belum menunjang terlaksananya pembelajaran inovatif. Perangkat pembelajaran (RPP dan LKS) yang tersedia belum mampu memfasilitasi peserta didik untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dalam pembelajaran matematika. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran belum menekankan pada aktivitas peserta didik dan masih bersifat teacher centered. Guru menggunakan metode 6

ceramah sementara peserta didik hanya mendengarkan, memperhatikan, mencatat dan menjawab apabila diberi pertanyaan. LKS belum mengedepankan aktivitas peserta didik dalam mengkonstrusksi sendiri konsep atau pengetahuannya pada materi yang diajarkan. LKS hanya berisi penyajian rumus-rumus instan tanpa penjelasan yang memadai tentang penerapannya dalam soal. Dalam mempelajari materi program linier, peserta didik selama ini hanya menghafalkan langkah-langkah dan rumus untuk menyelesaikan permasalahan yang disajikan. Hal ini disebabkan karena banyaknya langkah-langkah yang harus dikerjakan dalam menyelesaikan permasalahan program linier. Dengan proses pembelajaran seperti ini, tentu saja peserta didik tidak dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dalam mempelajari materi program linier. Oleh karena itu, dibutuhkan perangkat pembelajaran yang mampu memfasilitasi peserta didik untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, yaitu salah satunya dengan menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Perangkat pembelajaran berbasis pendekatan saintifik ini dapat berupa RPP dan LKS. Menurut Permendikbud no 103 tahun 2014, dalam menyusun perangkat pembelajaran hendaknya memperhatikan beberapa prinsip, yang meliputi: 1. peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu; 2. peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar; 3. proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah; 4. pembelajaran berbasis kompetensi; 5. pembelajaran terpadu; 7

6. pembelajaran menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi; 7. pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif; 8. peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills; 9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; 10. pembelajaran yang berlangsung di ruamah, di sekolah, dan di masyarakat; 11. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; 12. pengakuan atas perbedaan individu dan latar belakang budaya peserta didik; 13. suasana belajar menyenangkan dan menantang. Berdasarkan uraian di atas, penulis berminat untuk mengembangkan LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi program linier untuk SMK kelas X. Penulis berharap bahwa LKS yang dikembangkan dalam penelitian ini, dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran matematika sehingga peserta didik dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan memahami materi program linier dengan mudah. B. Identifikasi Masalah berikut. Berdasarkan uraian di atas dapat diperoleh beberapa permasalahan sebagai 1. Tingkat penguasaan materi program linier di SMK se-kabupaten Sleman masih rendah. 8

2. Perangkat pembelajaran (RPP dan LKS) yang tersedia belum mampu memfasilitasi peserta didik untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dalam pembelajaran matematika. 3. Pembelajaran masih bersifat teacher centered sehingga diperlukan kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. 4. Proses pembelajaran matematika yang dilakukan di sekolah terutama pada materi program linier belum sepenuhnya menitikberatkan pada penguasaan konsep dan aktivitas peserta didik. Peserta didik hanya menghafalkan langkahlangkah untuk menyelesaikan masalah program linier. 5. Perlu dikembangkannya LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi program linier. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, penelitian ini dibatasi pada pengembangan lembar kerja siswa (LKS) yang berbasis pendekatan saintifik pada materi program linier untuk peserta didik SMK kelas X. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut. 1. Bagaimana pengembangan LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi program linier untuk peserta didik SMK Kelas X? 9

2. Bagaimana kualitas LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi program linier untuk peserta didik SMK Kelas X ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan kefektifan? E. Tujuan Penelitian Sesuai rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah: 1. untuk menghasilkan LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi program linier untuk SMK Kelas X, dan 2. untuk mengetahui kualitas LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi program linier untuk SMK Kelas X. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis, guru, peserta didik dan sekolah. 1. Bagi Penulis a. Penulis dapat menambah wawasan dan keterampilan dalam mengembangan LKS berbasis pendekatan saintifik. b. Penulis dapat mengetahui kelayakan pengembangan LKS berbasis pendekatan saintifik melalui berbagai tahapan uji coba. 2. Bagi Guru a. LKS berbasis pendekatan saintifik menjadi wacana untuk meningkatkan pengetahuan dan kreativitas guru dalam mengembangkan LKS. b. LKS berbasis pendekatan saintifik menjadi acuan dalam pembelajaran program linier. 10

3. Bagi Peserta didik a. LKS berbasis pendekatan saintifik membantu peserta didik memahami materi yang diajarkan. b. LKS berbasis pendekatan saintifik membantu peserta didik mengkonstruksi sendiri pengetahuannya. 4. Bagi Sekolah a. LKS berbasis pendekatan saintifik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika. 11