BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. (tingkah laku) individu dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mengembangkan potensi dirinya, sehingga mampu. menghadapi segala perubahan dan permasalahan pada kemajuan jaman yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan. pendidikan diharapkan mampu mencetak manusia yang berkualitas yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atmadja (Agustiani, 2005:1) yang menyatakan bahwa Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk membentuk ciri khusus atau watak bangsa yang bersangkutan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, Bab II pasal 4 dikemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, siswa dituntut dapat berfikir kritis, kreatif dan dapat. memecahkan suatu masalah agar dapat bersaing.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa hilang selama kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan. potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan utama bagi setiap individu. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang Latar Belakang Masalah. berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan memajukan

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan, pendidikan di madrasah-madrasah juga telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuryati, 2013

1. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

PENGARUH METODE BILINGUAL

BAB I PENDAHULUAN. mendasar untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan serangkaian proses yang sangat kompleks dan banyak melibatkan aspek yang saling berkaitan. Pendidikan bertujuan untuk mengubah sikap dan tingkah laku manusia ke arah yang lebih baik. Dalam hal ini dibutuhkan suatu proses yang sangat panjang dan kompleks. Pendidikan memegang unsur penting dalam membentuk pola pikir, akhlak, dan perilaku siswa agar sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan seluruh aspek dalam kehidupan manusia, baik secara formal maupun non-formal dengan tujuan memperbaiki kualitas individu. Oleh karena itu, pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Menurut UU NO 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1 mengatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara. Setiap individu mempunyai kepentingan yang sama dalam mendukung tercapainya tujuan yang diharapkan, karena tujuan pendidikan Pemerintah No.19 tahun 2005 bahwa Tujuan Pendidikan Dasar (BNSP,2005) yaitu Untuk meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan untuk mengikuti pendidikan lebih tinggi. 1

Untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan diperlukan pembaharuan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, sehingga pendidikan menjadi tanggung jawab semua pihak yang terkait di dalamnya. Pada kenyataannya pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan akan selalu berubah seiring perubahan jaman, itulah sebabnya pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan peningkatan sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat. Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan yang fundamental bagi kesuksesan perkembangan pada jenjang pendidikan selanjutnya. Seluruh mata pelajaran yang dipelajari di SD sangat penting untuk dikuasai oleh siswa baik secara konseptual, maupun prosedural dan aplikasinya dalam kehidupan seharihari. Salah satu pelajaran yang berperan dalam memberikan wawasan., memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepekaan untuk menghadapi masalah di lingkungan adalah mata pelajaran IPS. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan pengetahuan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat. Dengan mempelajari IPS siswa dapat menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat manusia. Pendidikan IPS sangat penting diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah, sebab siswa sebagai anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya. Dengan pengajaran IPS diharapkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepekaan untuk menghadapi hidup. Selain itu, siswa diharapkan mampu bertindak secara rasional dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupannya (Hidayati, 2002, hlm. 27). Rudi Gunawan (2013, hlm. 3) mengemukakan bahwa melalui pendidikan IPS di sekolah diharapkan dapat membekali siswa tentang konsep ilmu sosial, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial di lingkungannya serta mampu memecahkan masalah sosial dengan baik, yang pada akhirnya siswa yang belajar IPS terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. 2

3 Dalam proses pembelajaran IPS, keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhinya antara lain, siswa menganggap pelajaran tersebut tidak penting dan tidak perlu untuk dipelajari, kejenuhan siswa yang terjadi di dalam kelas, perangkat pembelajaran yang diterapkan tidak sesuai, dimana salah satu faktor internal tersebut adalah motivasi siswa itu sendiri. Motivasi sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, sebab seseorang yang tidak memiliki motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Untuk belajar pun rasanya enggan dan biasanya siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar tidak konsentrasi dalam belajar sehingga dampaknya terjadi kepada hasil belajar siswa yang menurun. Motivasi sangat besar pengaruhnya pada proses belajar siswa. Tanpa adanya motivasi, maka proses belajar siswa tidak berjalan secara lancar. Seseorang akan belajar jika pada dirinya ada keinginan untuk belajar. Oleh karena itu motivasi belajar berarti suatu kekuatan yang dapat mendorong siswa untuk belajar sehingga akan tercapai hasil dan prestasi yang memuaskan. Selain faktor internal, faktor eksternal pun sangat mempengaruhi proses pembelajaran. Faktor eksternal yang mempengaruhi proses pembelajaran yaitu guru, model pembelajaran, media pembelajaran dan lingkungan belajar. Salah satu faktor eksternal yang sangat penting adalah guru, dimana guru harus menciptakan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Guru harus inovatif dalam proses pembelajaran sehingga siswa termotivasi untuk belajar, seperti guru menggunakan model pembelajaran karena dengan menggunakan model pembelajaran siswa akan berantusias dalam belajar dan siswa akan terdorong untuk belajar. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) juga tidak luput dari kecenderungan proses pembelajaran Teacher Centered. Kondisi demikian tentu membuat proses pembelajaran hanya dikuasai guru. Apalagi pembelajaran IPS merupakan mata pelajaran sarat materi sehingga siswa dituntut memiliki pemahaman yang holistik terhadap materi yang disampaikan guru.

4 Secara umum, pelaksanaan pembelajaran di SDN Adiyasa Rancaekek khususnya pada mata pelajaran IPS materi masalah-masalah sosial di kelas IV masih berpusat pada guru (teacher centered), guru kurang inovatif dalam pembelajaran seperti guru tidak menggunakan model yang bervariatif yang dapat mengaktifkan siswa. Selain itu mengalami masalah dalam pembelajaran IPS seperti siswa merasa pembelajaran IPS itu monoton dan siswa merasa jenuh pada saat pelaksanaan pembelajaran, siswa kurang memahami penjelasan guru. Siswa cenderung tidak aktif dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam hal ini siswa hanya mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan guru. Hal tersebut terjadi karena motivasi belajar siswa sangat rendah yang dapat menyebabkan hasil belajar siswa menurun. Berdasarkan pengamatan yang di lakukan peneliti di kelas IV SDN Adiyasa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung pada pembelajaran IPS belum dikatakan maksimal, siswa masih banyak yang belum mencapai KKM. KKM mata pelajaran IPS di SDN Adiyasa adalah 70, siswa yang sudah memenuhi KKM terdapat 7 orang dari 40 siswa atau 17,5% yang mendapat nilai 70, 3 orang dari 40 siswa atau 7,5% yang mendapat nilai 75, dan 3 orang siswa dari 40% atau 7,5% yang mendapatkan nilai 80. Sedangkan siswa yang belum memenuhi KKM terdapat 27 siswa dari 40 siswa atau 67,5%. Siswa yang mendapatkan nilai 40 sebanyak 4 orang atau 10%, siswa yang mendapat nilai 50 sebanyak 12 orang atau 30%, siswa yang mendapatkan nilai 55 yaitu 1 orang atau 2,5%, siswa yang mendapatkan nilai 60 sebanyak 7 orang atau 17,5% dan siswa yang mendapatkan nilai 65 sebanyak 3 orang atau 7,5%. Hal ini terjadi karena motivasi belajar siswa sangat rendah sehingga hasil belajar siswa menurun. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru yang memiliki peran sebagai motivator, tutor dan fasilitator harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, bermakna, dan menyenangkan. Dalam hal ini peneliti mencoba menggunakan model Problem Based Learning pada pembelajaran IPS karena model Problem Based Learning

5 melibatkan siswa dalam proses pembelajarannya sehingga siswa turut aktif dalam proses pembelajaran. Problem Based Learning merupakan salah satu model yang berpusat pada siswa. Siswa diberikan kebebasan berpikir kreatif serta aktif berpartisipasi dalam mengembangkan penalarannya, dalam materi yang diajarkan serta mampu menggunakan penalarannya dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Problem Based Learning menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang siswa untuk belajar. Problem Based Learning adalah metode mengajar dengan fokus pemecahan masalah di dunia nyata. Dipilihnya model Problem Based Learning dalam penelitian karena model pembelajaran ini dapat mendorong siswa lebih aktif memperoleh pengetahuan dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran maka diharapkan akan meningkatkan motivasi belajar siswa yang dapat mendorong siswa untuk belajar dengan efektif sehingga tercapai hasil dan prestasi siswa yang memuaskan pada pembelajaran IPS materi masalah sosial. Maka dari itu berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan di atas diambil kesimpulan untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Masalah Sosial (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN Adiyasa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung). B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah diutarakan di atas, maka masalah dalam penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Siswa merasa jenuh dengan pembelajaran IPS. 2. Proses pembelajaran sangat monoton. 3. Siswa cenderung pasif atau kurang aktif dalam proses belajar pembelajaran. 4. Guru tidak menggunakan model pembelajaran yang bervariatif. 5. Rendahnya motivasi belajar siswa. 6. Rendahnya hasil belajar siswa.

6 7. Sebagian besar siswa belum mencapai KKM yang diharapkan. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang sebagaimana telah diutarakan di atas, maka secara umum masalah utama dalam penelitian ini sebagai berikut: Mampukah penerapan model Problem Based Learning untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi masalah sosial di kelas IV SDN Adiyasa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung? Secara khusus penulis merinci rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana menyusun RPP dengan menerapkan model Problem Based Learning untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Adiyasa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung pada materi masalah sosial? 2. Bagaimana penerapan model Problem Based Learning untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi masalah sosial siswa kelas IV SDN Adiyasa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung? 3. Mampukah model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi masalah sosial kelas IV SDN Adiyasa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung? 4. Mampukah model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi masalah sosial di kelas IV SDN Adiyasa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung? 5. Apa hambatan peneliti dalam menerapkan model Problem Based Learning pada materi masalah sosial di kelas IV SDN Adiyasa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung? 6. Bagaimana upaya peneliti untuk mengatasi hambatan dalam menerapkan model Problem Based Learning pada materi masalah sosial di kelas IV SDN Adiyasa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung?

7 D. Tujuan Penelitian Setelah mengetahui rumusan masalah yang telah diutarakan di atas, maka dalam penelitian ini tentunya terdapat tujuan. Tujuan tersebut dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus, berikut ini adalah penjabarannya : 1. Tujuan umum dalam penelitian ini adalah : Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi masalah sosial di kelas IV SDN Adiyasa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung dengan menerapkan model Problem Based Learning. 2. Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui penyusunan RPP dengan menerapkan model Problem Based Learning agar motivasi dan hasil belajar siswa di kelas IV SDN Adiyasa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung pada materi masalah sosial meningkat. b. Untuk mengetahui penerapan model Problem Based Learning agar motivasi dan hasil belajar siswa pada materi masalah sosial di kelas IV SDN Adiyasa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung meningkat. c. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dengan model Problem Based Learning pada materi masalah sosial di kelas IV SDN Adiyasa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung. d. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan model Problem Based Learning pada materi masalah sosial di kelas IV SDN Adiyasa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung. e. Untuk mengetahui hambatan dalam penerapan model Problem Based Learning pada materi masalah sosial dengan penerapan di kelas IV SDN Adiyasa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung. f. Untuk mengetahui upaya peneliti dalam mengatasi hambatan pada penerapan model Problem Based Learning pada materi masalah sosial di kelas IV SDN Adiyasa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung.

8 E. Manfaat Penelitian Berdasarkan masalah penelitian dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, manfaat penelitian ini terdiri dari dua manfaat yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi keajegan penerapan teori model Problem Based Learning pada pembelajaran IPS dan menjadi wawasan keilmuan dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa di kelas IV SDN Adiyasa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Agar meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS materi masalah sosial dengan penerapan model Problem Based Learning. 2) Agar meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS materi masalah sosial dengan penerapan model Problem Based Learning. b. Bagi Guru 1) Agar menambah keterampilan guru dalam menyusun RPP. 2) Agar menambah keterampilan guru dalam menerapkan model/metode pembelajaran sehingga guru tidak hanya menggunakan metode konvensional dalam mengajar. 3) Agar meningkatkan keprofesionalitasan guru dalam mengajar, para guru diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran. c. Bagi Sekolah 1) Agar penelitian ini dapat memberikan perbaikan serta meningkatkan mutu hasil pendidikan terutama pada mata pelajaran IPS di SDN Adiyasa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung serta menciptakan peserta didik dengan kualitas yang baik. 2) Agar meningkatkan prestasi belajar sekolah.

9 3) Meningkatkan kualitas pendidik di sekolah F. Definisi Operasional Untuk menghindari terjadinya salah pengertian terhadap istilah-istilah yang terdapat dalam variabel penelitian ini, maka istilah-istilah tersebut didefinisikan sebagai berikut: 1. Problem Based Learning a. Menurut Bern dan Erickson (2001, hlm. 5) menegaskan bahwa pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dengan mengintegrasikan berbagai konsep dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Strategi ini meliputi mengumpulkan dan menyatukan informasi, dan mempresentasikan penemuan. b. Menurut Riyanto (2009, hlm. 288) Problem Based Learning (PBL) memfokuskan pada siswa menjadi pembelajaran yang mandiri dan terlibat langsung secara aktif dalam pembelajaran kelompok. 2. Motivasi a. Menurut Djamarah (2002, hlm. 114) Motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. b. Menurut Mc. Donald dalam Sardiman A.M. (2011, hlm. 73) bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. 3. Hasil Belajar a. Menurut Alwi (2001, hlm. 17) yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh murid dalam bidang studi tertentu yang

10 diukur menggunakan tes standar sebagai pengukur belajar keberhasilan seseorang. b. Sukmadinata (2007, hlm. 102) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. G. Sistematika Skripsi 1. Bagian Pembuka Skripsi a. Halaman Sampul b. Halaman Pengesahan c. Halaman Moto dan Persembahan d. Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi e. Kata Pengantar f. Ucapan Terimakasih g. Abstrak h. Daftar Isi i. Daftar Tabel j. Daftar Gambar k. Daftar Lampiran 2. Bagian Isi Skripsi a. BAB I PENDAHULUAN 1) Latar Belakang Masalah 2) Identifikasi Masalah 3) Rumusan Masalah 4) Tujuan Penelitian 5) Manfaat Penelitian 6) Definisi Operasional 7) Sistematika Skripsi b. BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 1) Kajian Teori

11 2) Hasil-hasil Penelitian Terdahulu 3) Kerangka Pemikiran 4) Asumsi dan Hipotesis Penelitian c. BAB III METODE PENELITIAN 1) Metode Penelitian 2) Desain Penelitian 3) Subjek dan Objek Penelitian 4) Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 5) Teknik Analisis Data 6) Prosedur Penelitian d. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1) Hasil Penelitian 2) Pembahasan e. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 1) Simpulan 2) Saran 3. Bagian Isi Skripsi a. Daftar Pustaka b. Lampiran-lampiran c. Daftar Riwayat Hidup