I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar kepada siswa melalui proses pembelajaran yang baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia pendidikan dituntut untuk lebih maju dan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. aset berharga dalam proses pembangunan bangsa dalam berbagai aspek. Idealnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah anak atau siswa yang sedang tumbuh dan berkembang menuju ke arah. pendewasaan kepribadian dan penguasaan pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk yang butuh akan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan nasional berbunyi bahwa pendidikan. diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kemajuan iptek ini tidak lepas dari perubahan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, dituntut sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

DAMPAK KOMPETENSI PEDAGOGIK, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA GURU SMK KABUPATEN BLORA TESIS

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. konstruktif yang pelaksanaannya diarahkan untuk membimbing, membina

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. potensi yang dimilikinya. Pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

diidentikkan dengan pendidikan formal. Pendidikan formal diupayakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan menjadi kompetensi bekal untuk mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan memiliki kecakapan hidup dan mampu mengoptimalkan segenap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

Kurikulum Berbasis TIK

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar, Fungsi dan Tujuan Sistim Pendidikan Nasional Tahun 2003 pada pasal 3 yang dikatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pengembangan kemampuan serta pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat di tengah masyarakat dunia. Selanjutnya, pada pasal 4 Tujuan Pendidikan Nasional dikatakan : Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbadan sehat, berilmu dan cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, 2003 : 11). Proses pendidikan bertujuan untuk mendapatkan mutu sumber daya manusia sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan. Pendukung utama bagi terlaksananya sasaran tersebut ialah melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu di bawah bimbingan dan pembinaan tenaga kependidikan yang profesional serta implementasi seluruh komponen manajemen mutu secara terpadu. Pendidik memainkan peran yang sangat penting, terutama dalam mempersiapkan siswa menjadi aktor yang mampu menampilkan keunggulan

dirinya sebagai sosok yang tangguh, kreatif, mandiri, dan profesional pada bidangnya masing-masing. Keberhasilan siswa sebagai subjek belajar berkaitan dengan proses pribadi individual process dalam menginternalisasi pengetahuan, nilai, sifat, sikap dan keterampilan yang ada di sekitarnya, sedangkan keberhasilan pengajar sebagai subjek mengajar selain ditentukan oleh kualitas pengajar secara pribadi individual quality juga ditentukan oleh standar-standar kompetensi yang dimiliki oleh pengajar, yang meliputi kompetensi intelektual, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Kualifikasi akademik dan kemampuan profesionalisme guru sebagai subjek mengajar juga berperan penting untuk mencapai tujuan pendidikan. Pembelajaran konvensional proses belajar mengajar terfokus pada guru dan kurang terfokus pada siswa masih diterapkan sampai saat ini. Akibatnya kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pada pengajaran daripada pembelajaran. Untuk itu pola pikir pembelajaran perlu diubah dari sekedar memahami konsep dan prinsip keilmuan, siswa juga harus memiliki kemampuan untuk berbuat sesuatu dengan menggunakan konsep dan prinsip keilmuan yang telah dikuasai. Bagi siswa, untuk benar-benar mengerti dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan, mereka harus bekerja untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu bagi dirinya sendiri dan bergulat dengan ide-ide. Tugas seorang guru dalam hal ini adalah membuat agar proses pembelajaran pada siswa berlangsung secara efektif dan bermakna. Untuk itu diperlukan sebuah strategi belajar yang lebih memberdayakan siswa. Strategi belajar itu harus dapat

membantu siswa memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik empirik serta menerapkan pengetahuannya itu dalam kehidupannya. Ilmu pengetahuan, termasuk ilmu pendidikan dan pengajaran, terus berkembang dengan pesat. Salah satu bentuk perkembangan ilmu pendidikan dan pengajaran adalah munculnya metode-metode pengajaran yang pada dasarnya bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran itu sendiri. Sumbangan para peneliti pendidikan tidaklah sedikit dalam hal ini. Banyak penelitian telah dilakukan dengan mengambil topik bidang pendidikan, baik secara makro maupun mikro. Sehubungan dengan itu, komunikasi ilmiah melalui publikasi temuan-temuan kajian dan penelitian pendidikan sudah demikian cepat dan mudah dengan adanya sarana teknologi seperti internet. Kontribusi yang demikian besar di dalamnya berbaur berbagai perspektif dan dimensi tentang pendidikan, dapat ditanggapi sebagai suatu tantangan yang membutuhkan kejelian dan kearifan para pendidik untuk menilai sejauh mana suatu fenomena pendidikan dan pengajaran telah berkembang. Tantangan tersebut mengharuskan adanya sintesis dari berbagai dimensi dan perspektif yang ditawarkan, dalam rangka meningkatkan wawasan akademik dan kualitas pembelajaran guru. Dengan demikian, aksiologi ilmu pengetahuan secara langsung dapat dirasakan. Kesenian sebagai ekspresi budaya, yang kehadirannya sedikit banyak ditentukan oleh pemikiran para penguasa dari sekelompok masyarakat dan yang mendukungnya (Soedarsono, 2001:161). Dengan demikian masyarakat memegang peranan penting dalam menjaga kebudayaan, khususnya kesenian. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan mempengaruhi pola pikir

masyarakat yang dampaknya akan berpengaruh terhadap keberadaan suatu kesenian. Dari berbagai macam kesenian yang ada, salah satunya yang menjadi pusat perhatian dalam hal ini adalah seni tari. Adanya dua pertumbuhan seni tari yaitu, tari klasik dan tari modern. Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan sebagai hasil ungkapan cipta, rasa dan karsa manusia untuk mewujudkan suatu karya yang indah. Agar kebudayaan tidak terancam punah karena usia atau karena pengaruh kebudayaan asing. Telah banyak usaha yang dilakukan seperti mengadakan penggalian, pembinaan, dan pengelolaan sebagai upaya untuk pelestarian budaya. Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta (Soedarsono: 1975, 2). Secara tidak langsung Soedarsono memberikan penekanan bahwa tari adalah ekspresi jiwa menjadi sesuatu yang dilahirkan melalui media ungkap yang disamarkan. Media ungkap tari berupa keinginan atau hasrat berbentuk refleksi gerak baik secara spontan, ungkapan komunikasi kata-kata, dan gerak-gerak maknawi maupun bahasa tubuh/gestur. Maka yang diungkapkan dapat diterjemahkan penonton melalui denyut atau detak tubuh. Gerakan denyut tubuh memungkinkan penari mengekspresikan perasaan maksud atau tujuan tari. Elemen utamanya berupa gerakan tubuh yang didukung oleh banyak unsur, menyatu-padu secara performance yang secara langsung dapat dilihat atau dinikmati pada pementasan di atas pentas.

Tari merupakan salah satu cabang seni, media ungkap yang digunakan adalah tubuh. Tari mendapat perhatian besar di masyarakat, tari ibarat bahasa gerak merupakan alat ekspresi manusia sebagai media komunikasi yang universal dan dapat dinikmati oleh siapa saja, pada waktu kapan saja. Sebagai sarana komunikasi, tari memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Pada berbagai acara tari dapat berfungsi menurut kepentingannya. Masyarakat membutuhkan tari bukan saja sebagai kepuasan estetis, melainkan dibutuhkan juga sebagai sarana upacara agama dan adat. Istilah pendidikan seni tari masih belum banyak dikenal oleh masyarakat luas terutama masyarakat pedalaman yang masih sangat minim dengan ilmu pengetahuan. Pendidikan seni tari kini mulai diberikan di sekolah mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Umum (SMA)/Sekolah Menengah Khusus (SMK) dengan maksud untuk mengenalkan, melestarikan, dan mempertahankan kebudayaan khas daerah agar tetap terjaga keberadaannya. Pendidikan seni tari yang diberikan di sekolah-sekolah termasuk dalam bidang studi seni budaya, yang pelaksanaannya akan ditangani oleh seorang guru bidang studi seni budaya tersebut. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dituntut agar mampu memberikan bekal kepada anak didiknya sehingga ketika anak didik lulus maka akan memperoleh ilmu yang kelak akan diamalkan dimasyarakat. Sekolah harus mampu mengakomodasikan setiap kebutuhan siswa bukan hanya menjalankan kurikulum dari pemerintah saja, karena terkadang di setiap daerah memiliki keberagaman latar belakang sosial budaya dan sebagainya sehingga menimbulkan keanekaragaman kebutuhan pendidikan. Hal ini tidak terkecuali

pada pendidikan seni budaya, setiap sekolah memiliki banyak siswa yang kesemuanya memiliki kebutuhan yang berbeda akan pendidikan seni budaya khususnya seni tari. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus bagi guru seni budaya untuk mampu melihat dan mengakomodasikan kebutuhan siswa, apa saja yang dimiliki oleh siswa dan apa yang tidak dimiliki, apa yang menjadi titik kuat dan titik lemah siswa dilihat dari sisi kemampuan berkarya seni. Seni budaya masih dibagi lagi dalam beberapa sub bagian pelajaran, di antaranya adalah seni musik, seni tari, seni rupa, dan seni drama. Meskipun seni tari hanya dituntut untuk menari, namun sebenarnya tidak semudah itu, perlu adanya penguasaan teknik-teknik tertentu untuk dapat memperoleh hasil yang maksimal. Banyak pula unsur tari yang memiliki peran yang sangat besar dalam menari, meliputi gerak, ritme, dan iringan musik, serta unsur pendukung lainnya. Model pembelajaran adalah model pembelajaran yang menekankan pada penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif, dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) transformasi dan ketrampilan secara langsung; (2) pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu; (3) materi pembelajaran yang telah terstuktur; (4) lingkungan belajar yang telah terstruktur; dan (5) distruktur oleh guru. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape recorder, gambar, peragaan, dan sebagainya. Informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan prosedural (yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu) atau pengetahuan deklaratif, (yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip,

atau generalisasi). Kritik terhadap penggunaan model ini antara lain bahwa model ini tidak dapat digunakan setiap waktu dan tidak untuk semua tujuan pembelajaran dan semua siswa. Pembelajaran seni tari di SMP Negeri 2 Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat telah dilaksanakan walaupun belum terasa efektif karena metode pembelajaran yang digunakan belum tepat, sehingga siswa kurang menguasai materi yang diberikan. Berdasarkan observasi pada penelitian pendahuluan yang penulis lakukan di SMP Negeri 2 Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat, kondisi siswa dalam hal tari bedana dapat dikatakan belum maksimal, walau ada beberapa siswa yang telah dapat mengikuti dan melakukan tari bedana dengan baik dan benar. Namun masih ada siswa yang belum dapat menghafal gerakan, atau dapat menghafal gerakan namun tidak dapat menselaraskan dengan musik, dan bahkan ada siswa yang sangat sulit sekali mengahafal gerakan, apalagi jika harus menselaraskan dengan musik dan dapat berekspresi saat menari. Hal ini tentu saja sangat bertolak belakang dengan kondisi yang seharusnya. Bagaimana siswa dapat mempelajari tari bedana dengan baik jika gerakan tari bedana hanya dapat mereka saksikan melalui penayangan video. Untuk itu penulis mendeskripsikan penggunaan metode pemodelan yang dilakukan guru seni budaya dalam pembelajaran tari bedana di SMP Negeri 2 Lambu Kibang Kabupaten Tulan Bawang Barat. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Metode Pemodelan dalam Pembelajaran Tari Bedana Pada Siswa kelas VIII SMP.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian ini difokuskan kepada rumusan masalah adalah Bagaimanakah Pengunaan Metode Pemodelan dalam Pembelajaran Tari Bedana Pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Penggunaan Metode Pemodelan dalam Pembelajaran Tari Bedana Pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis, berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut 1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para guru mata pelajaran seni budaya berkenaan dengan penyelenggaraan pelatihan praktik tari bagi para siswa di sekolah demi pengembangan bakat siswa dalam menari. 2. Meningkatkan keluwesan dan teknik gerak serta minat yang dimiliki oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun pelajaran 2011/2012. 3. Meningkatkan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa tentang tari Lampung.