III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil).

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lempung lunak dari Rawa

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturbed soil) yaitu

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo,

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak yang diambil dari

III. METODE PENELITIAN. yang diambil adalah tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah

METODE PENELITIAN. Blok I A Karang Anyar, Lampung Selatan. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung besi. Tabung ditekan

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah liat dari Yosomulyo, Kecamatan

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari daerah

METODE PENELITIAN. daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan. sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 5

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat yang. 1. Lokasi : Desa Margakaya, Jati Agung, Lampung Selatan

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari

METODOLOGI PENELITIAN. berasal dari Desa Karang Anyar, Lampung Selatan. Tanah yang digunakan

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

III. METODOLOGI PENELITIAN. panjang, dengan panjang = 18 cm, Lebar = 9 cm, dan tebal = 4,5 cm.

III. METODOLOGI PENELITIAN. melakukan penelitian di laboratorium. Persiapan penelitian terdiri dari:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

III. METODE PENELITIAN. Lampung Timur dengan titik koordinat lintang (-5 o 71 84,26 ) dan bujur

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak (soft clay) yang

METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan pada penelitian kali ini antara lain, adalah : 6. Mesin pencetak paving block dengan sistem getaran

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa Pasir

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

UKURAN BUTIRAN TANAH DENGAN HIDROMETER (ASTM D )

1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung lunak (soft cly) 2 Abu sekam padi diperoleh dari pembakaran sekam padi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

Penelitian pengaruh garam pada tanah lempung yang distabilisasi dengan

Pada percobaan ini alat-alat yang digunakan adalah

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

BAB III METODOLOGI. terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)

BAB VI PLASTIS LIMIT DAN LIQUID LIMIT. a. Craig, RF. Mekanika Tanah. BAB I Klasifikasi Dasar Tanah : Plastisitas Tanah Berbutir Halus.

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian pada tugas akhir ini bersifat research di laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Uraian Umum

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa

BATAS CAIR TANAH (ASTM D )

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang berasal dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. 1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lanau yang berasal dari. Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

UJI BATAS BATAS ATTERBERG ASTM D

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

buah benda uji setiap komposisi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat

BAB 3 METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

BAB VII ANALISIS SARINGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

BAB IV METODE PENELITIAN

` METODE PENELITIAN. Adapun bahan penelitian sebagai berikut : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah yang berasal dari daerah

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

Revisi SNI Daftar isi

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KOMPOSISI TANAH. Komposisi Tanah 2/25/2017. Tanah terdiri dari dua atau tiga fase, yaitu: Butiran padat Air Udara MEKANIKA TANAH I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang

Gambar 3.1 Bagan Alir penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah timbunan yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau perekat gypsum yang digunakan sebagai kombinasi campuran. B. Metode Pengambilan Sampel Tanah Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung contoh seperti pipa paralon sebanyak 2 buah. Pertama-tama pipa ditekan perlahan-lahan sampai kedalaman 50 cm, kemudian diangkat ke permukaan sehingga terisi penuh oleh tanah dan ditutup dengan plastik agar terjaga kadar air aslinya. Sampel yang sudah diambil ini selanjutnya digunakan sebagai sampel untuk pengujian awal, dimana sampel ini disebut tanah tidak terganggu. Sedangkan pengambilan sampel tanah untuk tanah terganggu, dilakukan dengan cara penggalian menggunakan cangkul pada kedalaman 0,5-1,0 m dari permukaan tanah, pengambilan sampel tanah pada kedalaman tersebut agar tanah yang diambil tidak tercampur dengan tanah permukaan dan benda-benda lain. Kemudian tanah yang telah diperoleh dimasukkan kedalam karung plastik sebagai wadah.

26 C. Metode Pencampuran Sampel Tanah dengan Cornice Adhesive Metode pencampuran untuk masing-masing persentase cornice adhesive adalah : 1. Sampel tanah di ayak dengan kriteria lolos saringan 4,75 mm (no.4), kemudian dicampur dengan cornice adhesive dengan variasi persentase cornice adhesive antara lain adalah 4%, 8%, 12%, 16%. 2. Pencampuran sampel dengan cara mengaduk tanah dengan cornice adhesive dalam wadah dengan memberi penambahan air yang sesuai dengan kadar air optimum yang diperoleh dari pengujian pemadatan. Campuran antara sampel tanah dan cornice adhesive memiliki kumulatif berat 100%, maka masing-masing persentase variasi campuran dari setiap sampel adalah sebagai berikut : a. 100% sampel tanah timbunan dicampur dengan 0% cornice adhesive. b. 96% sampel tanah timbunan dicampur dengan 4% cornice adhesive. c. 92% sampel tanah timbunan dicampur dengan 8% cornice adhesive. d. 88% sampel tanah timbunan dicampur dengan 12% cornice adhesive. e. 84% sampel tanah timbunan dicampur dengan 16% cornice adhesive. 3. Sampel tanah yang sudah tercampur cornice adhesive siap untuk dipadatkan dengan metode pemadatan standar (standart proctor), lalu sampel diperam selama 7 hari kemudian dilakukan pengujian sifat fisik. Pemeraman dilakukan selama 7 hari karena Cornice Adhesive memiliki setidaknya 30% kandungan kapur dalam komposisinya, dan merujuk pada penelitian terdahulu bahwa pada bahan stabilisasi kapur mampu meningkatkan nilai CBR tanah hanya pada 3 hari masa pemeraman.

27 Berdasarkan hal tersebut pada penelitian ini dipandang waktu pemeraman 7 hari cukup untuk meningkatkan daya ikat antara butiran tanah dan kapur. D. Pelaksanaan Pengujian Pelaksanaan pengujian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil, Universitas Lampung. Pengujian yang dilakukan dibagi menjadi 2 bagian pengujian yaitu pengujian untuk tanah asli dan tanah yang telah dicampur dengan cornice adhesive. 1. Pengujian Sampel Tanah Asli a. Pengujian Kadar Air b. Pengujian Berat Jenis c. Pengujian Analisis Saringan. d. Pengujian Hidrometer. e. Pengujian Batas Atterberg. 2. Pengujian Pada Tanah Yang Telah Dicampur Cornice Adhesive a. Pengujian Kadar Air b. Pengujian Berat Jenis c. Pengujian Analisis Saringan. d. Pengujian Hidrometer. e. Pengujian Batas Atterberg. 1. Uji Kadar Air Pengujian ini digunakan untuk mengetahui kadar air suatu sampel tanah sehingga diketahui perbandingan antara berat air dengan berat kering tanah tersebut.

28 2. Uji Berat Jenis Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kepadatan massa butiran atau partikel tanah yaitu perbandingan antara berat butiran tanah dan berat air suling dengan volume yang sama pada suhu tertentu, sesuai dengan cara kerja berdasarkan ASTM D-854 : 1. Menyiapkan benda uji secukupnya dan memanaskan pada suhu 60 o C sampai dapat digemburkan atau dengan pengeringan matahari. 2. Mendinginkan tanah dengan desikator lalu menyaring dengan saringan No. 200 dan apabila tanah menggumpal ditumbuk lebih dahulu. 3. Mencuci labu ukur dengan air suling dan mengeringkannya. 4. Menimbang labu tersebut dalam keadaan kosong. 5. Mengambil sampel tanah antara 25 30 gram. 6. Memasukkan sampel tanah kedalam labu ukur dan menambahkan air suling sampai menyentuh garis batas labu ukur. 7. Mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang terperangkap di dalam butiran tanah dengan menggunakan pompa vakum. 8. Mengeringkan bagian luar labu ukur, menimbang dan mencatat hasilnya dalam temperatur tertentu. 3. Uji Analisis Saringan Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui persentase ukuran butiran tanah dan susunan butiran tanah (gradasi) dari suatu jenis tanah yang tertahan diatas saringan No.200. Cara kerja pengujian analisa saringan ini sesuai dengan ASTM C-136-46.

29 4. Uji Hidrometer Pengujian ini bertujuan untuk menentukan distribusi ukuran butir-butir tanah untuk tanah yang tidak mengandung butir tertahan saringan No. 10 (tidak ada butiran yang lebih besar dari 2 mm). Pemeriksaan dilakukan dengan analisa sedimen dengan hidrometer. Bahan-bahan : - Tanah yang lolos saringan no.200. - Air bersih Bahan dispersi ( Reagent) berupa water glass (Sodium silikat = Na 2 SiO 3 ). - Air destilasi Peralatan : 1. ASTM soil hidrometer 151 H. 2. Satu set saringan. 3. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. 4. Gelas Silinder dengan kapasitas 1000 cc. 5. Cawan porselin (mortar). 6. Alat pengaduk suspensi. 7. Thermometer 0 C-50 C dengan ketelitian 0,5 C. 8. Stopwatch. 9. Sieve Shaker. 10. Mixer. Langkah Kerja : 1. Menyiapkan sampel tanah yang akan diperiksa. Menimbang dan mencatat massanya (= Bo gram), sekurang-kurangnya sekitar 50 60 gram.

30 2. Menaruh contoh tanah dalam tabung gelas (breaker kapasitas 250 cc). Menuangkan sebanyak ± 125 cc larutan air + reagent yang telah disiapkan. Mencampur dan mengaduk sampai seluruh tanah tercampur dengan air. Melakukan pemeraman tanah yang telah tercampur selama sekurang-kurangnya 24 jam. 3. Menuangkan campuran tersebut dalam alat pencampur ( mixer ). Jangan ada butir tanah yang tertinggal atau hilang dengan membilas air (air destilasi) dan menuangkan air bilasan ke alat. Bila perlu tambahkan air, sehingga volumenya sekitar lebih dari separuh penuh. Memutar alat pengaduk selama lebih dari 15 menit. 4. Segera memindahkan suspensi ke gelas silinder pengendap. Jangan ada tanah yang tertinggal dengan membilas dan menuangkan air bilasan ke silinder. Menambahkan air destilasi sehingga volumenya mencapai 1000 cm³. 5. Selain silinder isi suspensi tersebut, menyediakan gelas silinder kedua yang diisi hanya dengan air destilasi ditambah reagent sehingga berupa larutan yang keduanya sama seperti yang dipakai pada silinder pertama. 6. Menutup gelas isi suspensi dengan tutup karet (atau dengan telapak tangan ). Mengocok suspensi dengan membolak-balik vertikal ke atas dan ke bawah selama 1 menit, sehingga butir-butir tanah melayang merata dalam air. Menggerakkan membolak-balik gelas harus sekitar 60 kali. Langsung meletakkan silinder berdiri di atas meja bersamaan dengan berdirinya silinder, menjalankan stopwatch dan merupakan

31 waktu permulaan pengendapan T=0 dan Mengapungkan hidrometer dalam silinder ini selama perconaan dilaksanakan. 7. Melakukan pembacaan hidrometer pada T= 2 ; 5 ; 30 ; 60 ; dan 1440 menit (setelah T=0), dengan cara sebagai berikut. Kira-kira 20 atau 25 detik sebelum setiap saat pelaksanaan pembacaan, mengambil hidrometer dan silinder ke dua, mencelupkan secara berhati-hati dan perlahan-lahan dalam suspensi sampai mencapai kedalaman sekitar taksiran skala yang terbaca, kemudian melepaskan (jangan sampai timbul goncangan). Kemudian pada saatnya, membaca skala yang ditunjuk oleh puncak miniskus muka air = R1 (pembacaan dalam koreksi). 8. Segera mengambil hidrometer perlahan-lahan memindahkan ke dalam silinder kedua. Dalam air silinder kedua membaca skala hidrometer = R2 (koreksi pembacaan). 9. Setiap setelah pembacaan hidrometer, mengamati dan mencatat temperatur suspensi dengan mencelupkan thermometer. Perhitungan: a. Mencari nilai D D = K. L T b. Mencari K 2 K = 1,606 (a/m) x 100 % c. Mencari P P = K x ( (R x 1000)-1)

32 d. Mencari Pk Pk = P x Persentase lolos saringan no. 200. 5. Uji Batas Atterberg 5.1 Batas Cair Tujuan pengujian ini adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada batas antara keadaan plastis dan keadaan cair. Cara kerja berdasarkan ASTM D-4318 : 1. Mengayak sampel tanah yang sudah dihancurkan dengan menggunakan saringan No.40 2. Mengatur tinggi jatuh mangkuk cassagrande setinggi 10 mm. 3. Mengambil sampel tanah yang lolos saringan No.40 sebanyak 150 gram, kemudian diberi air sedikit demi sedikit dan aduk hingga merata, kemudian dimasukkan kedalam mangkuk cassagrande dan meratakan permukaan adonan sehingga sejajar dengan alas. 4. Membuat alur tepat ditengah-tengah dengan membagi benda uji dalam mangkuk cassagrande tersebut dengan menggunakan grooving tool. 5. Memutar tuas pemutar sampai kedua sisi tanah bertemu sepanjang 13 mm sambil menghitung jumlah ketukan dengan jumlah ketukan harus berada diantara 10 40 kali. 6. Mengambil sebagian benda uji di bagian tengah mangkuk untuk pemeriksaan kadar air dan melakukan langkah kerja yang sama untuk benda uji dengan keadaan adonan benda uji yang berbeda

33 sehingga diperoleh 4 macam benda uji dengan jumlah ketukan yang berbeda yaitu 2 buah dibawah 25 ketukan dan 2 buah di atas 25 ketukan. Perhitungan : 1. Menghitung kadar air masing-masing sampel tanah sesuai jumlah pukulan. 2. Membuat hubungan antara kadar air dan jumlah ketukan pada grafik semi logaritma, yaitu sumbu x sebagai jumlah pukulan dan sumbu y sebagai kadar air. 3. Menarik garis lurus dari ke-empat titik yang tergambar. 4. Menentukan nilai batas cair pada jumlah pukulan ke 25. 5.2 Batas Plastis Tujuannya adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada keadaan batas antara keadaan plastis dan keadaan semi padat. Cara kerja berdasarkan ASTM D 4318 : 1. Mengayak sampel tanah yang telah dihancurkan dengan saringan No.40. 2. Mengambil sampel tanah kira-kira sebesar ibu jari kemudian digulung-gulung di atas pelat kaca hingga mencapai diameter 3 mm sampai retak-retak atau putus-putus. 3. Memasukkan benda uji ke dalam kontainer kemudian ditimbang. 4. Menentukan kadar air benda uji. Perhitungan : 1. Nilai batas plastis adalah kadar air rata-rata dari ketiga benda uji

34 2. Plastic Indeks (PI) : Keterangan: PI = Indeks Plastisitas LL = Batas Cair PL = Batas Plastis E. Analisis Hasil Penelitian Semua hasil yang didapat dari pelaksanaan penelitian akan ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik hubungan, serta penjelasan-penjelasan yang didapat dari pengujian sampel. 1. Hasil yang didapat dari pengujian sampel tanah asli ditampilkan dalam bentuk tabel dan digolongkan berdasarkan sistem klasifikasi tanah AASHTO dan Unified (USCS). 2. Pencampuran cornice adhesive pada sampel tanah dengan menggunakan kadar air optimum, dari hasil pencampuran sampel dijelaskan dalam bentuk tabel dan grafik hasil pengujian sebagai berikut : a. Dari hasil pengujian berat jenis didapatkan hasil pengujian yang di tampilkan dalam bentuk tabel dan grafik, dengan cara membandingkan nilai berat jenis dengan persentase campuran cornice adhesive. Dari tabel dan grafik nilai berat jenis tersebut maka akan didapatkan penjelasan perbandingan antara pengaruh cornice adhesive terhadap nilai berat jenis.

35 b. Dari hasil pengujian batas cair dan batas plastis (batas atterberg) didapatkan hasil pengujian yang di tampilkan dalam bentuk tabel dan grafik, dengan cara membandingkan nilai batas cair dan batas plastis pada masing-masing kadar campuran cornice adhesive. Dari tabel dan grafik nilai batas cair dan batas plastis tersebut maka akan didapatkan penjelasan perbandingan antara pengaruh masingmasing campuran dengan nilai batas cair dan batas plastisnya (batas atterberg).

36 Mulai Pengambilan Sampel Tanah Asli Pengujian Awal (Tanah Asli) Kadar Air Berat Jenis Analisis Saringan Hidrometer Batas Atterberg Sampel 1 Kadar Cornice Adhesive : 4% Pembuatan Sampel Tanah (Tanah Asli + Cornice Adhesive) Sampel 2 Kadar Cornice Adhesive : 8% Sampel 3 Kadar Cornice Adhesive : 12% Sampel 4 Kadar Cornice Adhesive : 16% Pemeraman 7 hari Pengujian Kadar Air Berat Jenis Analisis Saringan Hidrometer Batas Atterberg Analisa Hasil Pengujian Kesimpulan Selesai Gambar 3. Diagram Alir Penelitian.