STUDI PENGARUH ASPAL CUT-BACK TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

KORELASI ANTARA TEGANGAN GESER DAN NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN BAHAN CAMPURAN SEMEN

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT

KORELASI ANTARA TEGANGAN GESER DAN NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG DENGAN BAHAN CAMPURAN SEMEN

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

terhadap tanah asli (lempung), tanah lempung distabilisasi kapur 4%, tanah lempung

TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENAMBAHAN LEMPUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH PASIR PADANG ABSTRAK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

Pengaruh Kandungan Material Plastis Terhadap Nilai CBR Lapis Pondasi Agregat Kelas S

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL

ANALISIS PENINGKATAN NILAI CBR PADA CAMPURAN TANAH LEMPUNG DENGAN BATU PECAH

1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

ANALISIS PEMAKAIAN TANAH SUMENEP MADURA YANG MENGANDUNG GARAM SEBAGAI TIMBUNAN DAN TANAH DASAR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

PENGARUH STABILISASI ASPAL EMULSI TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN TANAH DASAR YANG BERASAL DARI TANAH LUNAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).

air tanah (drainase tanah), mengganti tanah yang buruk.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2.8.5 Penurunan Kualitas Udara Penurunan Kualitas Air Kerusakan Permukaan Tanah Sumber dan Macam Bahan Pencemar

KAJIAN PENINGKATAN NILAI CBR MATERIAL LAPISAN PONDASI BAWAH AKIBAT PENAMBAHAN PASIR

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari bebatuan yang sudah mengalami pelapukan oleh gaya gaya alam.

Bab 1. Pendahuluan Pengaruh variasi kepadatan awal terhadap perilaku kembang susut tanah lempung ekspansif di Godong -Purwodadi

Hansdy Wicaksono 1, Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya.

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Kajian Peningkatan Daya Dukung Sub Base Menggunakan Pasir Sumpur Kudus

PENGGUNAAN SIRTU MALANGO SEBAGAI BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH DITINJAU DARI SPESIFIKASI UMUM 2007 DAN 2010

KORELASI ANTARA HASIL UJI DYNAMIC CONE PENETROMETER DENGAN NILAI CBR

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

STUDI POTENSI TANAH TIMBUNAN SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI TANGGUL PADA RUAS JALAN NEGARA LIWA - RANAU DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT. G.

PENENTUAN NILAI CBR DAN NILAI PENYUSUTAN TANAH TIMBUNAN (SHRINKAGE LIMIT) DAERAH BARITO KUALA

PENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10)

berlemak, larut dalam CCU serta tidak larut dalam air. Jika dipanaskan sampai suatu

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

Uji Kelayakan Agregat Dari Desa Galela Kabupaten Halmahera Utara Untuk Bahan Lapis Pondasi Agregat Jalan Raya

PENGARUH PENAMBAHAN FIBER (SERAT POLYPROPYLENE) TERHADAP KUAT GESER TANAH GAMPONG MANE KRUENG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

ANALISA PERKUATAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN DALAM MENINGKATKAN NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

TINJAUAN KUAT TEKAN BEBAS DAN PERMEABILITAS TANAH LEMPUNG TANON YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR DAN FLY ASH. Tugas Akhir

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

STABILISASI TANAH DASAR DENGAN PENAMBAHAN SEMEN DAN RENOLITH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

I. PENDAHULUAN. Dalam perencanaan dan pekerjaan suatu konstruksi bangunan sipil tanah

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

TANAH LEMPUNG NON EKSPANSIF

PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG

I. PENDAHULUAN. bangunan, jalan (subgrade), tanggul maupun bendungan. dihindarinya pembangunan di atas tanah lempung. Pembangunan konstruksi di

DISUSUN OLEH : CHRYSTI ADI WICAKSONO ARENDRA HARYO P

KORELASI ANTARA HASIL UJI KOMPAKSI MODIFIED PROCTOR TERHADAP NILAI UJI PADA ALAT DYNAMIC CONE PENETROMETER

BAB III METODOLOGI. terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi:

BAB III METODOLOGI. konsultasi kepada dosen pembimbing merupakan rangkaian awal dalam pekerjaan

TINJAUAN KUAT DUKUNG, POTENSI KEMBANG SUSUT, DAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG PEDAN KLATEN. Abstraksi

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :

Transkripsi:

STUDI PENGARUH ASPAL CUT-BACK TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG Ricky Immanuel Bulo, Jack Harry Ticoh, O.B.A Sompie, Alva Noviana Sarajar E-mail : ricky_bulo@yahoo.com. ABSTRAK Jenis tanah lempung dalam pengerjaan perkerasan jalan jarang di pergunakan sebagai lapisan subgrade, ini disebabkan karena sifat tanah lempung yang memiliki nilai daya dukung yang rendah serta besarnya kembang susut yang terjadi mengikuti iklim. Dalam pelaksanaan konstruksi perkerasan jalan nilai cbr tanah sangat berpengaruh terhadap tebal lapisan atas oleh karena itu banyak perlakuan yang di lakukan agar nilai CBR tanah asli dapat naik. Stabilisasi tanah dengan campuran aspal dianggap bisa digunakan karena aspal memiliki sifat pengikat dan kedap air sehingga dapat meningkatkan stabilitas tanah, kohesi serta memberikan efek kedap air. Dengan adanya penambahan aspal ini penyerapan kadar air dapat di kurangi sehingga akan meningkatkan kestabilannya.dari hasil uji pemadatan dengan proctor standart didapatkan nilai γd = 1,592 kg/cm 3 dan ωopt = 25.6%. Penambahan aspal meningkatkan nilai CBR dimana nilai maksimumnya terjadi pada penambahan campuran aspal 10%, nilai CBR tanah asli sebesar 7.11% meningkat menjadi 26.7%. Kata kunci :, CBR, Tanah Lempung 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah dasar dalam suatu pekerjaan konstruksi sangatlah penting, ini disebabkan karena seluruh beban lalu lintas/beban konstruksi akan dipikul seluruhnya oleh tanah tersebut. Tetapi apabila tanah dasar yang ada merupakan tanah lempung akan timbul masalah tersendiri karena rendahnya daya dukung dan besarnya kembang susut yang dapat menyebabkan cepat rusaknya konstruksi atas. Kembang susut tanah yang dipengaruhi oleh kadar air akan terjadi terus mengikuti perubahan musim sepanjang tahun, oleh karena itu kestabilan kadar air sangat berpengaruh terhadap sifat mekanik dan sifat fisis tanah. Sebagai salah satu alternatif pemecahan, dalam penelitian ini digunakan aspal cut-back. Perbaikan tanah dengan pencampuran aspal ini di harapkan dapat menurunkan permeabilitas tanah serta meningkatkan kohesi sehingga dapat meningkatkan daya dukung tanah. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Tanah Lempung Tanah lempung ialah tanah yang mempunyai partikel partikel mineral tertentu yang menghasilkan sifat-sifat plastis pada tanah bila dicampur dengan air (Grim, 1953). Jadi dari segi mineral, tanah dapat juga disebut sebagai tanah bukan lempung meskipun (non-clay soils) terdiri dari partikel-partikel yang sangat kecil (partikel partikel quartz, feldspar, dan mika dapat berukuran submikroskopis, tetapi umumnya mereka tidak dapat menyebabkan terjadinya sifat plastis dari tanah). 2.1.1 Klasifikasi tanah lempung Sistem klasifikasi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sistem klasifikasi AASHTO. Dimana pada sistem ini tanah di klasifikasikan kedalam tujuh kelompok besar, yaitu A-1 sampai A-7. Tanah yang diklasifikasikan ke dalam A-1, A-2, dan A-3 adalah tanah berbutir dimana 35% atau kurang dari jumlah butiran tanah tersebut lolos ayakan no. 200. Tanah dimana lebih dari 35% butirannya lolos ayakan no.200 diklasifikasikan ke dalam kelompok A-4, A- 5, A-6, dan A-7. Butiran dalam kelompok A-4 sampai dengan A-7 tersebut sebagaian besar adalah lanau dan lempung. Sistem klasifikasi ini didasarkan pada kriteria di bawah ini: a. Ukuran butir Kerikil : bagian tanah yang lolos ayakan no. 3 dan tertahan no 10. Pasir : bagian tanah yang lolos ayakan no. 10 dan tertahan ayakan no. 200. Lanau dan lempung : bagian tanah yang lolos ayakan no. 200. b. Plastisitas Nama berlanau dipakai apabila bagian-bagian yang halus dari tanah mempunyai PI 10. Nama berlempung dipakai bilamana bagianbagian yang halus dari tanah mempunyai PI > 10. TEKNO SIPIL / Volume 12 / No.61 / Desember 2014 35

c. Apabila batuan (ukuran lebih besar dari 75mm) ditemukan didalam contoh tanah yang akan ditentukan klasifikasi tanahnya, maka batuan-batuan tersebut harus dikeluarkan terlebih dahulu. Tetapi, persentase dari batuan yang dikeluarkan tersebut harus dicatat. 2.1.2 Plastiitas Plastisitas merupakan suatu indikator bagi potensial muai tanah. Istilah plastisitas melukiskan kemampuan tanah untuk berdeformasi pada volume tetap tanpa terjadi retakan. Sifat kohesif ini disebabkan karena adanya air yang terserap disekeliling permukaan dari partikel. Plastisitas terdapat pada tanah yang memiliki mineral lempung. Kadar air dimana terjadi perubahan kondisi tanah bervariasi antara tanah yang satu dengan yang lain. Salah satu indikator untuk meramalkan potensi pengembangan tanah adalah Indeks Plastisitas (PI). Umumnya tanah yang menunjukan sifat/perilaku plastis pada rentang kadar air yang lebar dan mempunyai batas cair yang tinggi mempunyai potensial muai dan susut yang lebih besar. Sifat-sifat plastisitas erat hubungannya dengan kadar air. 2.2 Keras Gambar 2.1 Batas-batas Atterberg 2.2.1 Definisi dan jenis aspal keras didefinisikan sebagai material berwarna hitam atau coklat tua, pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat.jika dipanaskan sampai temperatur tertentu aspal menjadi lunak atau cair sehingga dapat membungkus partikel agregat pada saat pembuatan aspal beton. Bila temperatur mulai turun, aspal akan mengeras dan mengikat agregat pada tempatnya (sifat termoplastis). yang digunakan untuk konstruksi perkerasan jalan menggunakan aspal minyak hasil residu dari destilasi minyak bumi yang disebut aspal semen.sifatnya mengikat agregat pada campuran aspal beton dan memberikan lapisan kedap air serta tahan terhadap asam, basa, dan garam. Dalam perkerasan beraspal, pembagian jenis aspal keras dapat berdasarkan nilai penetrasi (Penetration Grade), nilai viskositas (Viscosity Grade) atau temperatur maksimum dan minimum perkerasan rencana (performance grade). Berdasarkan nilai penetrasi, ASTM dan AASHTO membagi aspal keras untuk keperluan perkerasan jalan menjadi aspal pen -50, aspal pen 60-70, aspal pen 85-100, aspal pen 120-150 dan aspal pen 200-300. Berdasarkan nilai viskositas pada 60 0 C dalam satuan poise, ASTM dan AASHTO membagi aspal keras untuk keperluan perkerasan menjadi AC-2.5, AC-5, AC-20, AC-, AR 1000, AR-2000, AR-00, AR-8000 dan AR-16000. 2.3 Stabilisasi Tanah 2.3.1 Prinsip-prinsip Umum Stabilisasi Tanah Apabila dalam suatu pekerjaan konstruksi diatas tanah tidak sesuai maka perencana dapat mengambil langkah-langkah berikut : 1. Menghindari lokasi demikian dan mencari alternatif lokasi lain. 2. Menerima keadaan tanah yang ada dan mendesain struktur yang sesuai. 3. Menyingkirkan sebagian tanah yang perlu dan menggantikannya dengan material tanah yang sesuai. 4. Memperbaiki satu atau beberapa sifatsifat teknis tanah yang ada dengan cara tertentu yang dikenal dengan stabilisasi. Stabilisasi dapat terdiri dari salah satu langkah berikut : 1. Meningkatkan kerapatan tanah. 2. Menambah material yang tidak aktif sehingga meningkatkan kohesi dan atau tahanan gesek yang timbul. 3. Menambah bahan untuk menyebabkan perubahan-perubahan kimiawi dan atau fisis pada tanah. 4. Menurunkan muka air tanah (drainase tanah). 5. Mengganti tanah yang buruk. 2.4 PEMADATAN TANAH Pemadatan merupakan usaha untuk meningkatkan berat volume kering tanah dengan pemakaian energi mekanis untuk menghasilkan pemampatan partikel Dalam setiap pekerjaan pemadatan yang telah dikerjakan, dihitung : TEKNO SIPIL / Volume 12 / No.61 / Desember 2014 36

1. Kadar air tanah (w) w = Dari setiap pekerjaan CBR laboratorium dihitung : 1. Kadar air tanah (2.3) (w) 2. Berat isi basah (γ b) γ b w = 2. Berat isi basah (γ (2.4) b) Dimana : γ b = γ b = Berat volume tanah dimana : (gram/cm 3 ) W = Berat tanah V = Volume silinder (cm 3 ) 3. Berat volume kering tanah (γ d) 3. γ b = kerapatan tanah (gram/cm 3 ) W = Berat Tanah V = Volume silinder (cm 3 ) Berat volume kering tanah (γ d) γ d γ d = (2.5) Untuk suatu kadar air tertentu, γ d secara teoritis didapat bila pada pori-pori tanah sudah tidak ada udara lagi, yaitu pada saat dimana derajat kejenuhan tanah sama dengan 100%. Jadi γ d (teoritis) pada suatu kadar air tertentu dengan kondisi zero air void. 2.5 CBR (California Bearing Ratio) Dasar Pengujian Untuk menguji kekuatan tanah yang dipadatkan biasanya digunakan percobaan tahanan penetrasi, diantaranya adalah pengujian CBR. Pengujian CBR merupakan cara untuk menilai kekuatan tanah dasar (subgrade) dari jalan yang hendak dipakai. Untuk pembuatan cara CBR ini dikembangkan pertama kalinya oleh California State Highway Departmen dan digunakan serta dikembangkan lebih lanjut oleh U.S. Corps Of Engineers. 4. Nilai CBR Hitung nilai CBR (dalam %) dari grafik yang telah dikoreksi, yaitu perbandingan antara tekanan penetrasi yang diperoleh terhadap tekan penetrasi standard, sebagai berikut : - Nilai tekan penetrasi untuk penetrasi 0,1 terhadap tekanan penetrasi standard yang besarnya 3000 pound. CBR = - Nilai tekan penetrasi untuk penetrasi 0,2 terhadap tekan penetrasi standard yang besarnya 4500 pound. CBR = 3. PROSEDUR PENGUJIAN LABORATORIUM 3.1 Material Yang Digunakan Dalam Penelitian 3.1.1 Lempung Lempung diambil dari kelurahan mahawu kecamatan tuminting, diambil pada kedalaman 1 s/d 2 m dengan menggunakan tembereng (sekop) kemudian di masukan kedalam karung. 3.1.2 yang digunakan adalah aspal dari pertamina yang diambil dari lab. Transportasi UNSRAT. Gambar 2.4 Alat CBR Laboratorium 3.2 Persiapan Bahan Tanah yang diambil dari lapangan dikeringkan udara dengan cara menjemurnya. Tanah dihancurkan dengan cara menggunakan martil berkepala karet sampai butiran tanah bersifat lepas tanpa merusak butir-butir tanah tersebut. Jumlah contoh yang diperlukan untuk setiap pemeriksaan diperoleh sesuai perencanaan dan dari hasil quartering. TEKNO SIPIL / Volume 12 / No.61 / Desember 2014 37

4. HASIL DAN ANALISIS 4.1 Komposisi Campuran Tabel 4.1 Komposisi Campuran CBR Tanpa Rendaman (%) Berat Tanah Wopt Berat Berat Total 0 5000 0 5000 6 5000 300 5300 8 5000 0 50 10 5000 500 5500 12 5000 600 5600 14 5000 700 5700 Persentase campuran diambil menurut penelitian-penelitian sebelumnya yang dimana hasil pencampuran mengalami kenaikan nilai CBR pada kadar aspal 4%-10%, dari hasil-hasil tersebut maka komposisi campuran ditentukan antara 6%-14% agar mendapat nilai-nilai yang dapat menunjukan pengaruh campuran aspal terhadap nilai CBR. 4.2 Uji Karakteristik Tanah Hasil pengujian karakteristik tanah pada lampiran 1.1 lampiran 1.7 dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut : Tabel 4.2 Uji Karakteristik Tanah No. Karakteristik Nilai 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kadar Air (w) Batas Cair (LL) Batas Plastis Index Plastis Specific Grafity Lolos Saringan No. 200 7.6 39.08 26.24 12.85 2.82 44.8 Berdasarkan hasil pengujian karakteristik diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu: a. Berdasarkan nilai persentase lolos saringan no.200 tanah diatas, didapat hasil >35% lolos, maka berdasarkan tabel klasifikasi AASHTO tanah ini secara umum dikategorikan kedalam golongan tanah berbutir halus. b. Dari tabel sistem klasifikasi AASHTO untuk data batas cair dan indeks plastisitas untuk tanah lanau-lempung didapat hasil seperti pada gambar 4.3. Tabel 4.3 Tabel Klasifikasi Tanah Lanau Lempung AASHTO Klasifikasi Tanah Lanau Lempung Umum (Lebih dari 35% lolos saringan No. 200) Klasifikasi Kelompok Analisa ayakan (% lolos) No. 10 No. No.200 Sifat fraksi yang lolos ayakan No. Batas cair (LL) Indeks plastisitas (PI) Tipe material yang paling dominan Penilaian sebagai bahan tanah A-4 A-5 A-6 A-7 (A-7-5 A-7-6)* Min 36 Min 36 Min 36 Min 36 10 41 min 10 11 min 41 min *11 min Tanah Lanau Tanah Lempung Baik ke Buruk dasar * Indeks plastis dari subgrup A-7-5 sama atau kurang dari (LL-30). Indeks plasis dari subgrup A-7-6 lebih besar dari (LL-30). Dapat dilihat dari gambar 4.3 menunjukan bahwa tanah yang di uji termasuk pada klasifikasi tanah kelompok A-6. Dimana A-6 merupakan merupakan kelompok tanah lempung yang masih mengandung butir-butir pasir dan kerikil tetapi mempunyai sifat perubahan volume yang besar. 4.3 CBR Rendaman Hasil percobaan pengujian CBR tanpa rendaman laboratorium dapat dilihat pada tabel 4.2 dan gambar 4.4. TEKNO SIPIL / Volume 12 / No.61 / Desember 2014 38

Tabel 4.4 Hasil Pengujian CBR Tanpa Rendaman Nilai CBR Berat Jenis (%) 0 7.11 1.974 6 14.23 1.900 8 18.80 1.888 10 26.87 1.866 12 12.32 1.846 14 8.64 1.744 Gambar 4.1 Grafik Hubungan Kadar dengan Nilai CBR Tanpa Rendaman Dari grafik 4.4 dapat dilihat bahwa pencampuran aspal dengan tanah dapat meningkatkan niali CBR tanah lempung berpasir yang awalnya sebesar 7.71% menjadi 26.87%. Namun pencampuran aspal melebihi 10% tidak akan melewati nilai CBR untuk 10% malah menunjukan efek negatif dimana campuran mulai menjadi tidak stabil dan waktu perawatan meningkat. Peningkatan nilai CBR tanpa rendaman : ((26.87 7.71) / 7.71) x 100% = 248.5% Penurunan nilai berat volume sample disebabkan oleh berkurangnya tanah dalam mal karena penambahan aspal cut-back dalam campuran yang dapat di lihat pada grafik 4.5. Gambar 4.2. grafik hubungan kadar dan berat volume sampel. 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil pengujian pencampuran aspal (variasi campuran 0%, 6%, 8%, 10%, 12%, 14% berat) pada contoh tanah asli dengan IP = 12.8 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Terjadi peningkatan nilai CBR tanpa rendaman dengan penambahan aspal, dimana nilai CBR tanah asli sebesar 7.11% meningkat menjadi 26.86% pada campuran aspal 10%. Pencampuran aspal di atas 10% tidak perlu di lakukan pengujian lebih lanjut karena memiliki efek yang cenderung negatif terhadap daya dukung tanah. Tanah campuran sebaiknya di biarkan mengalami penguapan untuk mengurangi kekentalan campuran setidaknya 1/4 total cairan dalam campuran agar mendapatkan daya dukung yang lebih stabil. 5.2 Saran Pencampuran sampel disarankan untuk menggunakan mixer agar sampel tercampur merata. Suhu lingkungan sekitar sampel dibuat sama agar penguapan yang terjadi seragam antar sample. Perlu diteliti lebih lanjut mengenai pengaruh pencampuran aspal dengan tanah terutama mengenai kembang susut tanah untuk tanah berbutir halus dan sudut geser dalam serta permeabilitas untuk tanah granular. Daftar Pustaka ASTM, 1999. D 1883-99 Standard Test Method for CBR (California Bearing Ratio) of Laboratory-Compacted Soils 1. West Conshohocken. USA Das, Braja M., Endah, Noor, Mochtar, Indrasurya B., Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis)Jilid 1, 1985, Erlangga,Jakarta. U.H. Alahakone, 1963. Asphalt in the Stabilization of Soil in Road Construction. the Institution of Engineers. Ceylon, USA. United States Departement of Agriculture, American Association of State Highway And Transportation, 1983. Soil Mechanics Level 1. Module 2 Study Guide. USA. WHO, 2004, Asphalt (Bitumen), Concise International Chemical Assessment Document 59, Genewa. Switzerland TEKNO SIPIL / Volume 12 / No.61 / Desember 2014 39