BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. melakukan hal itu, sekolah-sekolah tidak akan bisa menghindari diri dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara umum pendidikan dipandang sebagai faktor utama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Yang terbayang oleh kita saat ini adalah seberapa jauh kesiapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat terangkat harkat dan derajadnya. pelaksanaan proses pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. tentu tidak dapat dipisahkan dari semua upaya yang harus dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya manusia merupakan aspek dan hasil budaya terbaik yang mampu disediakan setiap generasi manusia untuk kepentingan generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks sosio-budaya. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (citacita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka (Fuad Ihsan, 2008: 2). Pendidikan memegang peranan penting dalam mewujudkan pembangunan bangsa. Melalui pendidikan akan lahir manusia-manusia yang mampu memberikan sumbangan pada negara dengan potensi dan bakat yang dimiliki. Agar lahir manusia-manusia yang memberikan sumbangan terhadap pembangunan bangsa. Maka proses pendidikan harus mendapatkan perhatian khusus (Ngalim Purwanto, 1996: 13). Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang terdapat pada Bab II Pasal 3 berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan 1

2 bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Hasbullah, 2006: 285). Untuk memajukan kehidupan bangsa, maka pendidikan menjadi sarana utama yang perlu dikelola secara sistematis dan konsisten berdasarkan berbagai pandangan teoritikal dan praktikal sepanjang waktu sesuai dengan lingkungan hidup bangsa tersebut. Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa Indonesia saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntutan pembangunan secara tahap demi tahap. Pendidikan yang dikelola dengan tertib, teratur, efektif dan efisien akan mempercepat jalannya proses pembudayaan bangsa (Fuad Ihsan, 2001: 3). Tujuan Pendidikan Nasional tercantum dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang terdapat pada Bab II Pasal 4 berbunyi: Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan. Proses belajar mengajar lebih menekankan terciptanya kegiatan belajar siswa. Kegiatan yang dilaksanakan pada akhir tahunnya atau akhir semester dilakukan penilaian (evaluasi). Penilaian sebagai alat akhir untuk mengetahui keberhasilan kegiatan belajar siswa yang dapat disebut pula dengan sebagai prestasi belajar siswa. Prestasi belajar ini secara nyata akan dapat diketahui oleh siswa setiap akhir semester dinyatakan dalam bentuk angka-angka nilai raport.

3 Nilai yang dicapai seorang/individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dalam diri maupun dari luar diri siswa. Prestasi belajar yang dicapai siswa berbeda-beda, ada siswa yang berprestasi tinggi,sedang, dan ada pula siswa yang berprestasi rendah. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, baik faktor intern (berasal dari dalam siswa itu sendiri) maupun faktor ekstern ( berasal dari luar siswa itu sendiri). Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 130-131), yang tergolong dalam faktor internal yaitu kecerdasan, bakat, sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan penyesuaian diri. Sedangkan yang tergolong dalam faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok. Lingkungan keluarga khususnya orang tua memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tingkat pendidikan orang tua akan menentukan cara orang tua dalam membimbing dan mengarahkan anaknya dalam hal pendidikan. Tingkat pendidikan yaitu jenjang pendidikan yang telah ditempuh, baik formal maupun nonformal. Sikap yang terbentuk pada masingmasing individu pada setiap jenjang pendidikan formal akan berbeda-beda antara lulusan sekolah dasar, lulusan sekolah menengah pertama, lulusan sekolah menengah atas, lulusan perguruan tinggi. Tingkat pendidikan orang tua yang rendah akan cenderung sempit wawasannya terhadap pendidikan, lulus sekolah menengah sudah dirasa cukup. Sedangkan tingkat pendidikan orang tua yang tinggi akan lebih luas wawasannya terhadap pendidikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Ki Hajar Dewantara bahwa seberapapun keadaan tingkat pendidikan

4 orang tua menginginkan anaknya lebih tinggi pendidikannya dibandingkan dirinya (Fauzil Adhim M, 2004: 13). Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Lingkungan keluarga juga dikatakan lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah didalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain (Hasbullah, 2006:38). Menurut Drost J. SJ (1999 : 14), mengemukakan arti tentang pendidik pertama dan utama mengatakan bahwa: Pendidik pertama dan utama adalah orang tua. Merekalah yang pertamatama mengajarkan kepada anak pengetahuan akan Allah, pengalaman tentang pergaulan manusiawi, dan kewajiban memperkembangkan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain. Perhatian dari orang tua sebagai lingkungan utama, pertama dan yang paling dekat dengan anak menjadi hal terpenting. Pengertian, penerimaan, pemahaman, serta bantuan orang tua menjadi sangat berarti bagi anak guna mengarahkan kehidupan dan pencapaian prestasi belajarnya. Perhatian orang tua dalam belajar anaknya merupakan faktor penting dalam membina sukses belajar anak. Kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan anak malas, acuh tak acuh, dan kurang minat belajar (Tabrani Rusyan, 1994: 196).

5 Demikian pula pada lembaga pendidikan SMA Negeri 2 Sleman, dimana orang tua siswa terdiri dari berbagai macam tingkat pendidikan, ada yang sampai perguruan tinggi, sekolah menengah, maupun sekolah dasar. Dari kondisi siswa, ada yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, rendah atau bahkan ada yang tidak mempunyai motivasi belajar sama sekali, sehingga perkembangan proses belajar mereka sangat berbeda sekali dan hasil belajar siswa dibawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini diperjelas dengan hasil prasurvey dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru geografi SMA Negeri 2 Sleman Ibu Dra. Wisnandari yang menggambarkan tentang pembelajaran siswa SMA Negeri 2 Sleman khususnya siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman Tahun ajaran 2011/2012. Selain itu, berikut adalah nilai Ujian Akhir Semester (UAS) genap mata pelajaran geografi siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman Tahun Ajaran 2011/2012 dengan nilai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Tabel 1. Data Nilai UAS Genap Mata Pelajaran Geografi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sleman Tahun Ajaran 2011/2012 NO Kelas Jumlah Nilai Nilai siswa Tertinggi Terendah Belum Tuntas 1 XA 35 62 20 35 2 XB 35 64 34 35 3 XC 34 64 42 34 Jumlah 104 104 Sumber : Data Primer UAS genap siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman Tahun Ajaran 2011/2012. Dengan demikian peran orang tua dalam mendidik anak untuk lebih berprestasi dalam lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat sangat dibutuhkan karena tanpa kuatnya pondasi dasar, tentu untuk mengikuti jenjang yang

6 selanjutnya akan mengalami hambatan-hambatan. Baik yang datang dari dirinya sendiri maupun orang tua atau keluarga lainnya. Apalagi di zaman era globalisasi saat ini yang menyebabkan perubahan dalam berbagai aspek diantaranya pembiasaan budaya dari sifat ketimuran terkontaminasi dengan sifat kebaratan, akibat hal itu terjadilah penurunan akhlak dan moralitas (dekadensi moral) pada masyarakat oleh karena itu agar pengaruh tersebut tidak menjalar ke dunia pendidikan, maka perlu peran serta orang tua dalam membina akhlak dan mental anaknya agar pendidikan diarahkan sesuai dengan kurikulum terlaksana secara efektif dan efisien (kesimpulan penulis). Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk skripsi ini dengan judul Hubungan Tingkat Pendidikan Formal Dan Perhatian Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Siswa Geografi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sleman Tahun Ajaran 2011/2012. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut: 1. Adanya perbedaan tingkat pendidikan orang tua yang mempengaruhi kepribadian dan prestasi belajar anak didik. 2. Adanya perbedaan perhatian dari orang tua dapat menimbulkan perbedaan pada prestasi belajar anak didik. 3. Perhatian orang tua dalam hal memotivasi atau memberikan dorongan positif pada anaknya dalam usaha mencapai prestasi belajar.

7 4. Masih terdapat siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman Tahun Ajaran 2011/2012 yang minat belajarnya rendah. 5. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi belum optimal dengan yang diharapkan. Terbukti dengan nilai UAS semester genap yang masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, tidak efektif bila dalam penelitian ini tidak dibatasi. Maka agar lebih jelas dan terarah penelitian ini membatasi masalah sebagai berikut: 1. Tingkat pendidikan formal orang tua. 2. Perhatian orang tua dalam hal memotivasi atau memberikan dorongan positif pada anaknya dalam usaha mencapai prestasi belajar. 3. Prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dan pembatasan masalah, maka disusun rumusan permasalahan sebagai berikut : 1. Adakah hubungan antara tingkat pendidikan formal orang tua dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman? 2. Adakah hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman?

8 3. Adakah hubungan antara tingkat pendidikan formal dan perhatian orang tua secara bersama-sama dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan formal orang tua dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman. 2. Untuk mengetahui hubungan perhatian orang tua dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman. 3. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan formal dan perhatian orang tua secara bersama-sama dengan prestasi belajar geografi kelas X SMA Negeri 2 Sleman. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat hasil penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam rangka mendukung teori yang berkaitan dengan hubungan tingkat pendidikan formal dan perhatian orang tua orang tua dengan prestasi belajar geografi siswa.

9 b. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memperluas pengetahuan di bidang pendidikan khususnya di bidang pendidikan geografi. 2. Manfaat praktis a. Lembaga sekolah Memberikan masukan pada sekolah yang berkaitan dengan mata pelajaran geografi agar lebih mengerti dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa yang baik dalam proses pembelajaran. b. Orang tua murid Sebagai masukan kepada orang tua agar dapat membimbing anaknya untuk memperoleh prestasi belajar yang baik, orang tua murid sebagai pendidik yang pertama dan utama dapat dijadikan informasi dan pertimbangan dalam mendidik dan mengarahkan serta memberikan dorongan anaknya agar mendapatkan prestasi belajar yang optimal. c. Bagi Instansi Pendidikan dan Jurusan Pendidikan Geografi Hasil penelitian ini dapat dijadikan respon atau tanggapan yang positif bagi pelaku pendidikan serta sebagai bahan kajian untuk dasar menentukan kebijakan yang efektif dalam meningkatkan mutu pendidikan.