BAB VI PENUTUP. 1. Ihwal Keberbakatan (Cerdas Istimewa-Berbakat Istimewa) di Kalangan Siswa MAN 1 dan SMAN 3 Jombang Jombang.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB II. Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. istilah ini dikenal Cerdas Istimewa adalah bentuk alternatif pelayanan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI GURU TERHADAP METODE PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN MOTIVASI MENGAJAR PADA GURU SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan berbagai pihak yang terkait secara bersama-sama dan bersinergi

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. diberikan. Setiap anak merupakan individu yang unik, dimana masing-masing dari. menceritakan hal tersebut dengan cara yang sama.

BAB I PENDAHULUAN. maupun warga di luar sekolah yaitu orang tua, akademisi, dan pihak pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi. Karena itu, sumber daya manusia perlu dikelolah secara. organisasi dalam memenangkan berbagai macam persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan keluarga (in formal), pendidikan di sekolah (formal) maupun

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

K UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuh kembangkan potensipotensi

I. PENDAHULUAN. yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang rendah, terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan dasar bagi kemajuan dan kelangsungan hidup

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SUMIARTI, 2013

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dasar manusia. Pendidikan pada masa kini merupakan hal pokok yang wajib untuk

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi. manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN KEYAKINAN DIRI (SELF-EFFICACY) DENGAN KREATIVITAS PADA SISWA AKSELERASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.

dasar hal itulah maka sudah sepantasnya mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diwajibkan dalam pendidikan jalur sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, bidang

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hayat. Berbagai desain model dan metode pembelajaran di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan sudah ada. mengantarkan manusia menuju kesempurnaan dan kebaikan.

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum, dana, sarana, prasarana, dan siswa sendiri. diketahui sumbangan faktor-faktor tersebut terhadap prestasi belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan menjadi pilar pembangunan bagi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah merumuskan peningkatan daya saing atau competitiveness

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pendidikan merupakan salah satu cara mencerdaskan, membudayakan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tahap perkembangan saja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi (knowledge and technology big bang), tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda-beda. Jika kemampuan berpikir kreatif tidak dipupuk dan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi tidak mungkin dapat mencapai tujuan tanpa dukungan anggota

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. PISA atau Program for International Student Assessment yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan potensi manusia atau memanusiakan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya tampak bahwa nilai-nilai catur gatra (budi pekerti, rajin dan tekun,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

281 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Ihwal Keberbakatan (Cerdas Istimewa-Berbakat Istimewa) di Kalangan Siswa MAN 1 dan SMAN 3 Jombang Jombang. Kecerdasan istimewa merupakan salah satu manifestasi keberbakatan. Keberadaannya pada individu antara lain dipengaruhi oleh faktor genetik, yang eksistensinya dapat diketahui melalui signalsignal kapasitas intelegensi, aspek tumbuh kembang, dan kepribadian anak. Kecerdasan tidak selamanya berujung pada kesuksesan akademik, melainkan ada faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi selama proses pendidikan, namun demikian kecerdasan menempati posisi yang penting sebagai potensi awal (modalitas) untuk meraih prestasi yang lebih tinggi. 2. Ihwal Motivasi intrinsik di Kalangan Siswa CI-BI Motivasi internal pada anak CI-BI merupakan gejala-gejala dari dalam individu anak yang mendorong mereka melakukan kegiatan. Gejala-gejala tersebut adalah implementasi dorongan kecerdasan spiritual, dorongan kecerdasan emosional, dorongan kecerdasan intelegensi, dan dorongan kecerdasan kinestetik. Sumber timbulnya dorongan tersebut adalah kesadaran diri, yaitu pikiran kesadaran yang mengacu pada proses refleksi diri yang memusatkan perhatian pada kesadaran akan diri pribadi. Kesadaran

282 diri diklasifikasikan ke dalam enam kategori: (1) kesadaran transenden, yaitu kesadaran dan keyakinan akan kekuatan di luar diri manusia (Allah), (2) kesadaran intuitif, yaitu kesadaran bahwa di dalam diri ada sumber inspirasi yaitu hati/ kalbu sebagai sumber ide dan kebenaran, (3) kesadaran keilmuan, yaitu kesadaran akan pentingnya ilmu sebagai alat kehidupan, (4) kesadaran kepemimpinan, yaitu kesadaran untuk menampilkan karakter-karakter kepemimpinan, (5) kesadaran visioner, yaitu kesadaran dimana seseorang menunjukkan karakter teguh dan fokus pada visi hidupnya, dan (6) kesadaran berterima, yaitu kesadaran bahwa segala sesuatu terjadi atas dasar hukum sebab akibat. 3. Fenomena Upaya Mengkonstruk Keunggulan Diri di Kalangan Siswa CI-BI Hakekat motivasi internal dan konstruk diri merupakan keterpaduan antara kesadaran diri dan gerak hidup. Kesadaran diri sebagai esensi motivasi internal, mewujudkan gerak hidup berupa usaha mengkonstruk diri sebagai berikut: (1) aspek kesadaran transenden, menghasilkan kepribadian dan gerak hidup yang beri tikad dan niat, (2) aspek kesadaran intuitif, menghasilkan kepribadian dan pembiasaan gerak hati nurani yang jernih (zero mind procees), (3) aspek kesadaran keilmuan, menghasilkan gerak hidup dan pembiasaan kritis dan objektif, (4) aspek kesadaran kepemimpinan, menghasilkan kepribadian dan pembiasaan gerak hidup cakap dan tegas, (5) aspek kesadaran visioner, menghasilkan kepribadian dan pembiasaan fokus

283 dan progresif, (6) aspek kesadaran berterima, menghasilkan kepribadian dan pembiasaan gerak hidup qana ah dan pandai bersyukur. B. Implikasi Teoretik Penelitian ini menemukan faktor-faktor motivasi intrinsik dari perspektif yang berbeda dengan teori yang sudah ada. Faktor-faktor itu disebut sebagai kesadaran diri yang terdiri dari enam kesadaran yaitu: kesadaran transenden, kesadaran intuitif, kesadaran keilmuan, kesadaran kepemimpinan, kesadaran visioner, dan kesadaran berterima. Kesadaran tersebut selanjutnya bermanifestasi menjadi gerak hidup yang konstruktif. Temuan ini tidak bersifat menggugurkan atau menolak teori yang ada, tetapi bersifat mengembangkan teori. Selama ini motivasi intrinsik mengandung tiga unsur pokok yaitu: kebutuhan, dorongan dan tujuan. Selanjutnya dikembangkan sampai dengan sumber motivasi intrinsik yaitu enam kesadaran diri sebagaimana tersebut di atas. Sementara itu secara praktis disadari atau tidak, selama ini di dalam kelas pada umumnya hanya ada beberapa anak yang dapat dikatakan berhasil dalam pencapaian akademik cemerlang, sisanya adalah biasa-biasa saja, atau anak-anak terpaksa naik kelas dengan berbagai macam bantuan, bahkan ada pula yang gagal. Fakta menunjukkan bahwa ketika guru mengajar, tidak semua anak aktif belajar, tidak semua anak berminat belajar, akibatnya tidak semua anak berhasil belajar. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

284 pertimbangan untuk melakukan kajian ulang terhadap: sikap dan perilaku guru ketika melaksanakan pembelajaran, pemilihan model dan gaya pembelajaran, pemilihan dan efektifitas pemanfaatan media pembelajaran, pengelolaan kelas dan lain-lain. Penelitian ini menemukan bahwa enam kesadaran diri dapat mengaktivasi karakter konstruktif pada diri individu. Oleh sebab itu di dalam kelas guru dituntut mampu memberikan rangsangan ekstrinsik yang dapat menyentuh enam kesadaran intrinsik siswa. Selanjutnya jika terdapat kasus kegagalan dalam proses pembelajaran, enam kesadaran tersebut dapat digunakan sebagai rujukan diagnosis, sehingga dapat dilakukan perbaikan, baik dari segi pembelajaran yang diberikan maupun proses belajar anak. C. Keterbatasan Studi Sebagaimana telah disebutkan pada pembahasan-pembahasan terdahulu bahwa, hasil penelitian ini bersifat khusus (bukan untuk digeneralisasi), untuk mengetahui apakah pola yang sama berlaku pada subjek dan lokus yang berbeda, maka disarankan penelitian lanjutan misalnya: Konstruk diri orang-orang sukses, Konstruk diri anak-anak berhasil (anak reguler), Kegagalan konstruk diri orang-orang gagal, dan lain-lain. Fokus pada penelitian ini adalah subjek belajar, oleh sebab itu data-data tentang materi pembelajaran, dan lingkungan (guru, orang tua, dan masyarakat) tidak terekam pengaruhnya secara signifikan dalam

285 penelitian. Melalui tulisan ini disampaikan bahwa, bukan berarti pengaruh hal-hal tersebut tidak ada, tetapi alasan utamanya adalah agar penelitian lebih fokus dan mendalam. Penelitian tentang hal-hal yang lain dapat dilakukan pada kesempatan yang berbeda. D. Saran Melahirkan manusia unggul tidak bisa hanya difahami dengan pengertian meloloskan perserta didik dari jerat Ujian Nasional (UN) atau membuat mereka mempunyai prestasi akademik semata. Hasil penelitian ini memberikan sumbangan keilmuan terutama dalam psikologi pendidikan. Melalui tulisan ini disarankan: 1. Melakukan kajian secara berkala secara umum tentang motivasi belajar siswa, dan secara khusus tentang motivasi intrinsiknya. 2. Sekolah tidak hanya memperhatikan capaian nilai akademik siswa, tetapi yang lebih penting adalah kepribadian siswa dalam belajar. 3. Pelaksanaan kelas unggulan dan akslerasi merupakan ijtihad yang baik yang bisa dilanjutkan dan dikembangkan dengan memperhatikan faktor intrinsik siswa. Dengan penanaman karakter yang baik keberhasilan siswa sebagai pelaku belajar dapat diringkatkan. 4. Motivasi intrinsik dan konstruk keunggulan merupakan kepribadian mulia yang dapat diterapkan pada siapa saja. Dengan kepribadian tersebut seseorang dapat meraih keunggulan diri, yang pada akhirnya

286 kesuksesan diraih oleh siapa saja yang mau dan mampu menerapkankan pada diri mereka. 5. Dengan diberlakukannya kurikulum 2013, dengan tema menghasilkan insan indonesia yang: produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi, maka hasil penelitian ini terutama kesadaran mengkonstruk diri dapat dijadikan pertimbangan untuk diintegrasikan dalam proses pembelajaran di sekolah. Untuk prestasi terbaik sentuhlah kesadaran diri mereka.