BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi. Karena itu, sumber daya manusia perlu dikelolah secara. organisasi dalam memenangkan berbagai macam persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang unggul baik dalam bidang ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan belajar (dalam

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. negara bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mewujudkan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. istilah ini dikenal Cerdas Istimewa adalah bentuk alternatif pelayanan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasal 31 Undang-Undang Dasar 1945 (amandemen) yang berbunyi Setiap

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA SISWA PROGRAM AKSELERASI

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

dasar hal itulah maka sudah sepantasnya mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diwajibkan dalam pendidikan jalur sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Ilham Taufik Effendi, 2015 PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

PEDOMAN PEMBINAAN PRESTASI UNGGULAN PROGRAM PRESTASI UNGGULAN (SENI, PIDATO, MTQ & BINA PRESTASI) Disusun Oleh : Devia Nurbaeti, S.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

, 2014 Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Cidadap I Kota Bandung

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

Berdasarkan pendapat diatas, menegaskan bahwa pendidikan sangat penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan guru dan

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice)

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

2015 PEMBELAJARAN PAI PADA PROGRAM AKSELERASI DI SD AR-RAFI BALEENDAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

2014 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL PADA KETERAMPILAN MEMBUAT SPAKBOR KAWASAKI KLX 150 MENGGUNAKAN FIBERGLASS DI SMALB-B

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan. kebiasaan sekelompok orang yang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 menyebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003). Konsepsi tersebut mengandung pengertian bahwa pendidikan sebagai proses pemanusiaan dapat dipandang dari dua sisi, sebagai proses pendewasaan dan sebagai sarana memasuki ekonomi produktif. Pasal 5 Ayat (4) Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus. Perlunya perhatian khusus kepada anak CI+BI merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan potensi peserta didik secara utuh dan optimal. Pengembangan potensi tersebut memerlukan strategi yang sistematis dan terarah. Tanpa layanan pembinaan yang sistematis terhadap siswa yang 1

2 berpotensi cerdas istimewa, bangsa Indonesia akan kehilangan sumber daya manusia terbaik. Dasar pemikiran diselenggarakan dan dikembangkan terus upaya pendidikan bagi anak berbakat adalah bahwa memberikan layanan pendidikan yang sesuai dengan potensi anak berbakat berarti ikut menyiapkan tenaga yang potensial yang akan dapat membantu memecahkan permasalahan- permasalahan bangsa. Salah satu bentuk program pendidikan bagi anak berbakat adalah program percepatan (acceleration) Pemberian pelayanan pendidikan yang sesuai dengan potensi kecerdasan dan bakat istimewa yang dimiliki oleh siswa, dengan memberi kesempatan kepada mereka untuk dapat menyelesaikan program regular dalam jangka waktu yang lebih singkat di banding teman-temannya. Tujuan dari penyelenggaraan program akselerasi antara lain memenuhi hak asasi peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan bagi dirinya sendiri, memenuhi kebutuhan peserta didik yang memiliki karakteristik spesifik dari segi perkembangan kognitif dan afektifnya, hal ini sesuai dengan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pasal 5 ayat 4 yang berbunyi : Warga Negara yang memiliki potensi kecerdasan istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus. Juga sesuai dengan GBHN Tahun 1988, berbunyi Anak didik berbakat istimewa perlu mendapat perhatian khusus agar mereka dapat mengembangkan kemampuan sesuai dengan tingkat pertumbuhan pribadinya.

3 Sejalan dengan tujuan dari penyelenggaraan program akselerasi bahwa tugas perkembangan anak tingkat Sekolah Dasar adalah mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan seharihari, hal ini terkait dengan perkembangan kognitif anak. Sekolah bertugas mengajarkan konsep-konsep yang berguna bagi kehidupan anak. Demikian pula pada usia Sekolah Dasar adalah merupakan periode anak belajar mengontrol tingkah lakunya sesuai dengan nilai dan moral yang berlaku di lingkungannya. Bahwa Periode SD merupakan saat yang sensitif untuk mempelajari moral dan nilai (Havinghurst dalam Margrain & Farquhar, 2012). Penyelenggaraan program akselerasi sangat penting karena dengan memberikan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan kecerdasan dan bakatnya dengan sebaik-baiknya dengan demikian diharapkan nantinya dapat tumbuh menjadi manusia Indonesia yang cerdas dalam berfikir, terampil dalam bertindak dan berbudi pekerti luhur untuk menyongsong masa depan bangsa yang gemilang dalam menghadapi persaingan global. Sedemikian pentingnya dalam penyelenggaraan program akselerasi dibutuhkan sistem manajemen yang baik, yang meliputi perencanaan pembelajaran pada program akselerasi, pelaksanaan pembelajaran pada program akselerasi, dan evaluasi pembelajaran pada program akselerasi.

4 Perencanaan pembelajaran merupakan penentuan tujuan dengan pendayagunaan unsur-unsur guru, peserta didik, fasilitas, kurikulum dengan tujuan membantu siswa atau peserta didik agar dapat belajar dengan mudah sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran dengan pendayagunaan unsur-unsur guru, peserta didik, fasilitas, kurikulum agar peserta didik dapat belajar dengan mudah sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Sedangkan evaluasi pembelajaran merupakan serangkaian penilaian yang dilakukan terhadap kegiatan perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran dengan mengambil tindakan korektif agar tujuan dapat tercapai. Sistem manajemen merupakan aspek yang penting dalam sebuah organisasi. Demikian pula halnya pada program akselerasi dibutuhkan sistem manajemen yang handal agar tujuan program akselerasi dapat tercapai. Strategi pendidikan yang ditempuh selama ini bersifat masal memberikan perlakuan standar/rata-rata kepada semua siswa sehingga kurang memperhatikan perbedaan antar siswa dalam kecakapan, minat, dan bakatnya. Dengan strategi semacam ini, keunggulan akan muncul secara acak dan sangat tergantung kepada motivasi belajar siswa serta lingkungan belajar dan mengajarnya. Oleh karena itu perlu dikembangkan keunggulan yang dimiliki oleh siswa agar potensi yang dimiliki menjadi prestasi yang unggul. Perhatian khusus tersebut tidak dimaksudkan untuk melakukan diskriminasi, tetapi semata-mata untuk memberikan layanan pendidikan yang sesuai

5 dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Melalui penyelenggaraan pendidikan khusus untuk siswa CI+BI, diharapkan potensi-potensi yang selama ini belum berkembang secara optimal, akan tumbuh dan mampu menunjukkan kinerja terbaik. Esensi dari program akselerasi adalah memberikan pelayanan kepada siswa yang mempunyai bakat istimewa dan kecerdasan luar biasa untuk mengikuti percepatan dalam menempuh pendidikannya. Hal ini akan berakibat pada penyelenggara program akselerasi adalah padatnya jam belajar anak didik dan banyaknya muatan pelajaran sehingga berakibat pada perampasan hak-hak anak didik untuk mendapatkan kesempatan untuk bermain dan berinteraksi dengan lingkungannya. Khususnya pada anak usia SD dilihat dari perkembangan emosional pada masa ini anak mulai mengidentifikasi perasaan-perasaannya dan mencoba mencari cara-cara untuk bisa mengekspresikan perasaannya dengan baik dan cenderung menghargai diri sendiri atau memuji diri sendiri pada masa ini sulit menghadapi persaingan. Diperkirakan terdapat sekitar 2,2% anak usia sekolah memiliki kualifikasi CI+BI. Menurut data BPS tahun 2013 terdapat 52.989.800 anak usia sekolah. Artinya terdapat sekitar 1.059.796 anak CI+BI di Indonesia. Berdasarkan data Asossiasi CI+BI tahun 2008/9, Jumlah siswa CI+BI yang sudah terlayani di sekolah akselerasi masih sangat kecil, yaitu 9551 orang yang berarti baru 0,9% siswa CI+BI yang terlayani. Ditinjau dari segi

6 kelembagaan, dari 260.471 sekolah, baru 311 sekolah yang memiliki program layanan bagi anak CI+BI. Itupun baru terbatas program yang berbentuk akselerasi. Sedangkan di madrasah, dari 42.756 madrasah, baru ada 7 madrasah yang menyelenggarakan program aksel. Ini berarti masih sangat rendah sekali jumlah sekolah/madrasah yang memberikan layanan pendidikan kepada siswa CI+BI, serta keterbatasan dari ragam pelayanan. Anak Cerdas Istimewa dan Berbakat Istimewa tersebut dikelola secara khusus di SD Negeri 16 Mangkubumen Kidul Surakarta. SD Negeri Nomor 16 Mangkubumen Kecamatan Laweyan Kota Surakarta merupakan salah satu sekolah yang dianggap unggulan. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa sekolah ini mampu meraih berbagai prestasi baik yang bersifat akademik maupun non akademik. Ditinjau dari sisi pendaftaran siswa baru, sekolah ini selalu menjadi pilihan utama orang tua siswa dalam menyekolahkan putraputrinya saat mereka lulus dari Taman Kanak-kanak dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di wilayah Kecamatan Laweyan. SD Negeri No. 16 Mangkubumen Kidul, sebagai salah satu satuan pendidikan yang dipandang cukup maju di Kecamatan Laweyan Surakarta layak diperhitungkan keberadaannya. Hal ini dapat dilihat dari besarnya animo masyarakat yang berkeinginan untuk menyekolahkan putra-putri mereka di sekolah ini pada setiap tahun ajaran baru. Dari sejumlah siswa tersebut, sebagian berasal dari keluarga yang berlatar belakang pendidikan tinggi dan memiliki keinginan untuk belajar yang tinggi pula.

7 SD Negeri Nomor 16 Mangkubumen Kidul secara empirik telah menunjukkan prestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik di tingkat kota, provinsi, bahkan tingkat nasional. Catatan prestasi yang sudah diraih siswa-siswa SD Negeri Nomor 16 Mangkubumen Kidul Kecamatan Laweyan dapat dipaparkan sebagai berikut: Tabel I.1 Data Perolehan Prestasi Siswa SD Negeri Nomor 16 Mangkubumen Kidul No. Prestasi Tahun 1 Sepuluh Besar Olympiade IPA Tk. Nasional 2009/2010 2 Juara I Siswa Teladan Tk. Kota Surakarta 2009/2010 3 Juara II Siswa Teladan Tk. Kota Surakarta 2010/2011 4 Juara II Lomba Mapel Tk. Kota Surakarta 2009/2010 5 Juara I Mapel Matematika Provinsi Jawa Tengah 2009/2010 6. Peringkat II USDA Kota Surakarta 2009/2010 7. Peringkat II USDA Kota Surakarta 2009/2010 8. Juara Bola Voli Putra Tk. Kota Surakarta 2008 9. Juara II Taekwondo Tk Propinsi 2008 2008 10. Juara Tenis Lapangan Tk. Kota Surakarta 2008 11. Juara II Seni Tari Wiltugub. Jateng 2008 Sumber: Arsip SD Negeri No. 16 Selain data tersebut di atas, masih banyak lagi deretan prestasi di bidang seni yang sudah diukir siswa-siswi SD Negeri No. 16 Mangkubumen Kidul Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Prestasi tersebut tidak terlepas dari kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah di SD Negeri Nomor 16 Mangkubumen Kecamatan Laweyan Kota Surakarta yang dianggap sebagai sekolah unggulan

8 dipandang berbeda dibandingkan dengan sekolah lain. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya perbedaan dalam hal manajemen sekolah, iklim sekolah dan budaya kerja antara sekolah di SD unggulan dengan sekolah kebanyakan. Pada sekolah unggulan, keinginan untuk berprestasi dalam diri masingmasing anggota sangat nampak sehingga kepala sekolah dapat dengan mudah memfasilitasi keinginan berprestasi dari anggotanya tersebut. Di sisi lain, adanya keinginan untuk maju tidak begitu tampak jelas pada elemen organisasi di sekolah kebanyakan. Atas dasar kenyataan tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengenai karakteristik pengelolaan anak CIBI di sekolah tersebut. B. Fokus Penelitian Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana proses identifikasi untuk anak Cerdas Istimewa dan Berbakat Istimewa di SD Negeri Nomor 16 Mangkubumen Kecamatan Laweyan Kota Surakarta? 2. Bagaimana perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran bagi anak Cerdas Istimewa dan Berbakat Istimewa di SD Negeri Nomor 16 Mangkubumen Kecamatan Laweyan Kota Surakarta? 3. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan pembelajaran bagi anak Cerdas Istimewa dan Berbakat Istimewa di SD Negeri Nomor 16 Mangkubumen Kecamatan Laweyan Kota Surakarta?

9 C.Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran nyata tentang pengelolaan pembelajaran bagi anak Berbakat Istimewa dan Cerdas Istimewa. Secara khusus tujuan ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan: 1. proses identifikasi untuk anak Cerdas Istimewa dan Berbakat Istimewa di SD Negeri Nomor 16 Mangkubumen Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. 2. perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pembelajaran bagi anak Cerdas Istimewa dan Berbakat Istimewa di SD Negeri Nomor 16 Mangkubumen Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. 3. faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan pembelajaran bagi anak Cerdas Istimewa dan Berbakat Istimewa di SD Negeri Nomor 16 Mangkubumen Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkuat teori tentang pengelolaan anak Cerdas Istimewa dan Berbakat Istimewa, khususnya dalam hal proses identifikasi anak cerdas istimewa dan berbakat istimewa.

10 b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi kepala sekolah dasar dan pihak birokrat pendidikan dalam pengelolaan anak Cerdas Istimewa dan Berbakat Istimewa. c. Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran secara teoretis mengenai faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan anak Cerdas Istimewa dan Berbakat Istimewa di sekolah-sekolah. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pengelolaan anak Cerdas Istimewa dan Berbakat Istimewa, khususnya dalam hal proses identifikasi anak cerdas istimewa dan berbakat istimewa. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi mengenai pengelolaan anak Cerdas Istimewa dan Berbakat Istimewa. c. Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran praktis mengenai faktor pendukung dan solusi untuk mengatasi faktor penghambat dalam pengelolaan anak Cerdas Istimewa dan Berbakat Istimewa di sekolah-sekolah.