Hakim yang Adil dan Bijaksana

dokumen-dokumen yang mirip
Apakah Masjidil Haram Sama Dengan Masjid-Masjid Lainnya Di Tanah Haram?

Hukum Menanam Saham Di Sebagian Perusahaan

Membalas Kebaikan Orang Lain

Hukum Berobat Kepada Dukun Dan Peramal

Kisah Nabi Sulaiman alaihissalam

Tata Cara Sujud Tilawah

Hukum Mengubah Nazar

Negeri Yang Wajib Ditinggalkan

Bersegera Memenuhi Seruan Allah dan Rasul-Nya

Pengertian Ikhlas. Syaikh Muhammad Bin Shalih al-'utsaimin. rahimahullah. Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Di Antara Kemungkaran Pakaian Wanita Dalam Pesta Perkawinan

Buah Keimanan. Abdul Jabbar. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Nabi Musa dan Hidhir alaihimassalam

Hukum Hadiah yang Diberikan Oleh Pusat-Pusat Perbelanjaan

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Lima Syarat Wajib Haji

Pertama Kali Wahyu Turun

Hukum Memakai Emas Dan Intan Bagi Laki-Laki

Orang Munafik Akan Kehilangan Cahaya di Tengah Kegelapan

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Tata Cara Shalat Malam

Apakah Asal dalam Dakwah Adalah Tauqifi?

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

Pengobatan Dengan Ruqyah Untuk Penyakit Kejiwaan

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Dorongan Untuk Memanfaatkan Berbagai Sarana Informasi dengan Beberapa Syarat. Syaikh Abdul Aziz bin Baz

Syarah Istighfar dan Taubat

Tata Cara Shalat dalam Pesawat

Waktu Shalat Malam. Dr. Muhammad bin Fahd al-furaih. Dinukil dari Buku Masalah-Masalah Shalat Malam. (hal )

Apa Yang Terjadi Pada Mayit Di Kuburnya

Pembunuh Sembilan Puluh Sembilan Nyawa

As-hamad, Penguasa Yang Maha Sempurna dan Tempat Bergantung Segala Sesuatu

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Riddah: Pengertian, Sebab Dan

Tatkala Menjenguk Orang Sakit

Fadhilah Siwak. Syaikh Amin bin Abdullah asy-syaqawi. Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Membatalkan Shalat Witir

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Keutamaan Puasa Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Keluhan Pemuda Karena Tidak Dibangunkan Orang Tuanya Untuk Shalat Fajar

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Mengatasi Problematika Remaja

Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu Seorang Orator Ulung

Apakah Membaca Iftitah Wajib di Setiap Raka at dalam Shalat Atau Cukup Di Awal Saja?

Hukum Bersiwak Bagi Yang Puasa Setelah Gelincir Matahari

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Hukum Poligami. Syaikh Abdul Aziz bin Baz -rahimahullah- Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

KRITERIA MENJADI IMAM SHOLAT

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Cara Terbaik Untuk Amar Ma ruf dan Nahi Munkar

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

Hukum Ucapan Fulan Mati Syahid

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

1223/2 SULIT BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 5 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Download > 300 ebook dari:

Bid ah Berkumpul Untuk Ta ziyah dan Menghidangkan Makanan Kepada yang Datang

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Salaf dan Berbakti Kepada Ibu

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Puasa Hari Asyura. Syaikh Amin bin Abdullah asy-syaqawi. Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

ADAB MEMAKAI SANDAL آداب التنعل. Penyusun : Majid bin Su'ud al Usyan. Terjemah : Muzafar Sahidu bin Mahsun Lc. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Iman Kepada KITAB-KITAB

APAKAH ALLAH MENERIMA TAUBAT SEORANG HAMBA, SETIAP KALI BERDOSA KEMBALI BERTAUBAT, MESKIPUN HAL ITU BERULANG KALI?

Hukum Bersumpah Atas Nama Nabi Muhammad shalallahu alihiwasallam

Cara Menyisir Rambut

Bacaan dalam Shalat Malam

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

Hukum Mandi Hari Jum'at

Isra Dan Mi'raj. Muhammad bin Abdullah bin Mu aidzir. Terjemah : Muzaffar Sahidu Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Kelembutan Dalam Islam

PUASA DI BULAN RAJAB

Hukum Meyakini Bahwa Rasulullah SHALALLHU ALAIHI WA SALLAM Ada Di Setiap Tempat Dan Mengetahui Perkara Gaib

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka

ISLAM IS THE BEST CHOICE

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

Balasan Itu Sesuai dengan Amalan

SULIT 1223/2 BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 2 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

Kaum Muslimin Harus Memenuhi Syarat-Syarat Yang Telah Mereka Sepakati

Tiga Kedustaan Yang Dilakukan Nabi Ibrahim alaihissalam

Mengadu Domba Sesama Muslim. E-Artikel dari UstadzAris.com

TAFSIR SURAT AL-QAARI AH

Transkripsi:

Hakim yang Adil dan Bijaksana ] إندوني [ Indonesia Indonesian Abu Muhammad Harits Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2013-1434

حلا م العادل» باللغة الا ندونيسية «حارث أبو مد مراجعة: أبو ز اد إي و هار انتو 2013-1434

Hakim yang Adil dan Bijaksana Segala puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam beserta keluarga dan seluruh sahabatnya. Allah Shubhanahu wa ta alla berfirman: نم ي ه ي ن إ ذ ٱ ر ث إ ذ فش ت ۥد و س ل داو ان ك م ال االله تعاىل: و ما ع ل ما و ك نا ح ي ي ن و ءات ها س ل فه م ا كم ه م ه د ين ٧ ن و م و ٱلق ة ع و س ه ص ن عل م ا ع ل ٧ و ن ن وٱ ط و س ال ۥد ٱ ب او د ع نا م س ر ب ح و هل ي ن ص فة ك ر ون ٨ و ل س ل م ص ن م م ن بأ س م أنت ح ح ٱلر م م ن ء ل م ٨ و ا ب ل ن ر ي ب أم ر ه ۦ إ ٱ ض ل ر نا يها و ون ٨ ف ظ ه م ا ل ن د و م ل ون م ع ل ك ۥ و لش ط من غ وص ون [الا نبياء : [٨٢-٧٨ Dan (ingatlah kisah) Dawud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya, dan Kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu. Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu, dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Dawud. Dan Kami lah yang melakukannya. Dan telah Kami ajarkan kepada Dawud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu. Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah). 3

Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkahinya. dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. Dan Kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan setan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain daripada itu, dan adalah Kami memelihara mereka itu. (al-anbiya: 78 82) Dalam ayat-ayat yang mulia ini, Allah Shubhanahu wa ta alla berfirman mengisahkan bagaimana keadilan dan kebijakan Nabi Dawud dan putranya, Sulaiman Alaihissalam, ketika keduanya memberi keputusan tentang sebidang kebun anggur yang dirusak oleh kambing milik kaumnya, yang tercerai-berai di malam hari tanpa ada seorang pun yang mengawasinya hingga merusak angguranggur tersebut. Ibnu Katsir Rhadiyallahu anhu menukil dari Abu Ishaq, dari Murrah, dari Ibnu Mas ud Rhadiyallahu anhu, tentang firman Allah Shubhanahu wa ta alla ini. Ibnu Mas ud Rhadiyallahu anhu mengatakan, (Yaitu) kebun anggur yang mulai tumbuh, lalu dirusak oleh kambing-kambing tersebut. Ibnu Mas ud Rhadiyallahu anhu melanjutkan, Kemudian, Nabi Dawud Alaihissalam memutuskan agar kambing-kambing itu diserahkan kepada pemilik kebun anggur tersebut. Nabi Sulaiman Alaihissalam yang melihat peristiwa itu, berkata, Bukan demikian, wahai Nabi Allah. (Kalau begitu), bagaimana? tanya Nabi Dawud. 4

Nabi Sulaiman Alaihissalam berkata, Anda serahkan kebun anggur itu kepada pemilik kambing agar dia mengurusi kebun tersebut hingga kembali seperti semula, dan Anda serahkan kambing-kambing itu kepada pemilik kebun anggur ini agar dia memperoleh sesuatu dari kambing tersebut. Apabila anggur-anggur itu sudah kembali seperti semula, Anda serahkan kembali kebun anggur kepada pemiliknya, dan kambing-kambing itu kepada pemiliknya. Inilah maksud firman Allah Shubhanahu wa ta alla: Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat). Selain itu, agar kita tidak salah memahami melalui ungkapan ini seolah-olah ada bentuk merendahkan derajat Nabi Dawud Alaihissalam, Allah Shubhanahu wa ta alla melanjutkan firman -Nya: Dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu. Bahkan, pada ayat-ayat selanjutnya, Allah Shubhanahu wa ta alla menerangkan keutamaan yang dimiliki oleh kedua nabi Allah Shubhanahu wa ta alla yang mulia ini. Jadi, Nabi Dawud Alaihissalam memutuskan perkara dengan keadilan, sedangkan Nabi Sulaiman Alaihissalam memutuskannya dengan fadhl (karunia, keutamaan). Allah Shubhanahu wa ta alla 5

memberi pujian kepada Nabi Sulaiman Alaihissalam atas keputusan beliau yang sangat tepat, sebagai taufik dari Allah Shubhanahu wa ta alla, karena Allah mencintai rifq (kelemah lembutan) dalam segala hal. Hal ini sebagaimana diriwayatkan dari Aisyah Rhadiyallahu anhu, beliau berkata, Rasulullah Shalallhu alaihi wa sallam bersabda: ي ق ر ق ب الر ف م ر ك ه «الا االله قال رسول االله ص االله عليه وسلم: «إ ن [واه ابلخاري] Sesungguhnya Allah Maha lembut, dan mencintai kelemahlembutan dalam segala hal. (HR. Bukhari) Kita pun tidak boleh lupa bahwa Nabi Sulaiman adalah putra Nabi Dawud Alaihissalam, sehingga setiap keutamaan yang diperoleh oleh Nabi Sulaiman Alaihissalam, tentu saja itu adalah keutamaan pula bagi Nabi Dawud Alaihissalam. Seorang hakim, jika dia berijtihad, kemudian keliru dalam keputusannya, dia memperoleh satu pahala. Kalau dia benar, dia menerima dua pahala. Ini dijelaskan dalam hadits Abdullah bin Amr bin al- Ash rhadiyallahu anhu, dari Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda: ف ل ه د قال رسول االله ص االله عليه وسلم: «إ ذا ا ج ت ه د ف ا خ ط ا ف ل ه أج ر و ذا ا ج ت ه حل ا م «[واه ابلخاري ومسلم] ف ا ص ا ب را ن أج 6

Apabila seorang hakim berijtihad, lalu dia benar, dia memperoleh dua pahala. Dan jika seorang hakim berijtihad, dan ternyata keliru, dia mendapat satu pahala. (HR. al-bukhari (7352) dan Muslim (1716) Dari Abu Hurairah Rhadiyallahu anhu, dia mendengar Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda: ي ب ا ا ن ا ه م ا جا ء ذل م ه ا ن مع ت امرأت قال رسول االله ص االله عليه وسلم:» ك ن رى : خ ا لا هب قالت ا ذ ب اب ن ك. و ق ا ل ت ا ص ا ح ب ت ه ا : إ م م ب اب ن إ ح داه ف ذ ه ب او د مان ي ع سل ض ل ل ر ب ى ف خ ر ج ت ا. ت ح ا ك م ت اإ ل د ق هب ب ه ا ذ ب اب ن ك إ م ش ه او د قال رى :لا ت الص غ ال ب ي ن ه م ا. ق ب ن د ف ا خ ب ت ا ه : ا ت و ب الس ك أ ق رى «[واه ابلخاري] ض ل لص غ ا ن ه ا. ق و االله ه ب ه ك ع ل ر ح ف Dahulu ada dua orang wanita bersama anak mereka masingmasing. Tiba-tiba datanglah seekor serigala membawa anak salah seorang dari mereka. Berkatalah seorang dari wanita itu kepada temannya, Yang dibawa lari serigala adalah putramu. Yang lain membantah, (Bukan). Yang dibawa serigala itu adalah putramu. Akhirnya, keduanya mengajukan perkara mereka kepada Nabi Dawud Alaiahissalam. Lalu, beliau pun memutuskan perkara itu dengan memenangkan wanita yang lebih tua. Kedua wanita itu keluar menemui Nabi Sulaiman bin Dawud Alaiahissalam, lalu menceritakan perihal mereka. Setelah itu, Nabi Sulaiman Alaiahissalam berkata kepada orang-orang, Ambilkan untuk saya 7

pisau agar saya bisa membagi dua anak ini untuk mereka. Tiba-tiba, wanita yang lebih muda berkata, Jangan lakukan, semoga Allah merahmati Anda. Ini putranya. Nabi Sulaiman pun memenangkan perkara untuk wanita yang lebih muda ini. (HR. Bukhari). Akhirnya, Nabi Sulaiman Alaiahissalam memutuskan bahwa anak itu adalah milik wanita yang lebih muda. Nabi Sulaiman Alaiahissalam sama sekali tidak bermaksud sungguh-sungguh ingin membelah bayi itu. Akan tetapi, beliau ingin mengetahui lebih jelas. Ibu bayi yang sesungguhnya tentu tidak rela bayi itu mati. Dia lebih suka bayi itu tetap hidup terpelihara walaupun tidak berada di sisinya. Adapun yang bukan ibu si bayi, tentu tidak keberatan bayi itu dibelah dua, sebab dengan demikian, mereka berdua sama-sama kehilangan bayi. Oleh sebab itulah, ketika menerima keputusan ini, wanita yang lebih tua dengan gembira menyetujui agar bayi itu dibelah dua, sedangkan yang lebih muda tidak. Naluri keibuan dan kasih sayangnya kepada sang putra mendorongnya untuk merelakan, biarlah bayi itu jauh dari sisinya, yang penting dia tetap hidup dan terawat, walaupun bukan di pangkuan ibu kandungnya. Sambil meratap iba, wanita muda itu berkata, Jangan, wahai Nabi Allah. Jangan lakukan, semoga Allah merahmati Anda, biarlah. Itu putranya, serahkanlah kepadanya! 8

Perhatikanlah keputusan Nabi Sulaiman Alaiahissalam, yang mengakui bahwa bayi itu anak wanita yang lebih muda. Dari sini dapat disimpulkan bahwa jika tanda-tanda sebuah kebohongan terlihat jelas, tidak dapat dijadikan dasar hukum terhadap orang yang mengakuinya. Ada tidaknya pengakuan itu sama saja. Artinya, perkataan si wanita yang lebih muda bahwa bayi itu milik wanita yang lebih tua, tidak dapat diterima, sehingga Nabi Sulaiman Alaiahissalam justru memutuskan yang lebih mudalah yang benar. Jadi, wanita yang lebih tua ini tidak menolak andai kata bayi itu memang dibelah dua, karena dia kini sebatang kara, kehilangan anak. Kemudian, dia pun ingin wanita muda itu juga sama seperti dia, kehilangan anaknya. Akan tetapi, melihat kekhawatiran dan kasih sayang wanita muda itu kepada bayi tersebut, permohonannya agar bayi itu tetap hidup walaupun di tangan ibu yang lain daripada mati, justru memperkuat kesimpulan Nabi Sulaiman Alaiahissalam, bahwa adanya kasih sayang kepada bayi itu merupakan salah satu bukti bahwa wanita muda ini adalah ibu si bayi. Beliau pun yakin, melalui sikap menggampangkan dari wanita yang lebih tua, bahkan sangat mendukung agar bayi itu dibelah dua, bahwa wanita yang lebih tua ini bukanlah ibu si bayi. Oleh sebab itu, beliau pun mengambil bayi tersebut dan menyerahkannya kepada wanita yang lebih muda. Jadi, keputusan yang dibuat Nabi Dawud 9

Alaiahissalam dengan memenangkan perkara wanita yang lebih tua adalah berdasarkan data-data yang terlihat (lahiriah), karena bayi itu ada di tangan wanita yang lebih tua. Kadang-kadang, ujian yang diberikan, seperti yang dilakukan Nabi Sulaiman Alaiahissalam itu amat diperlukan. Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam pernah memerintahkan Ali untuk membunuh seorang laki-laki yang dikebiri (buah pelirnya) dengan tujuan hendak menampakkan kebersihan orang tersebut dari tuduhan dan menampakkan bahwa tuduhan yang muncul dari sekadar melihat tidaklah sepenuhnya benar. Seperti itu pula yang terjadi dalam kisah penyembelihan Nabi Ismail oleh ayahandanya, Ibrahim Alaiahissalam. Dikatakan bahwa dalam peristiwa ini, Allah Shubhanahu wa ta alla ingin menguji Nabi Ibrahim Alaiahissalam, sejauh mana beliau menyambut dan siap melaksanakan perintah Allah Shubhanahu wa ta alla itu walaupun melalui mimpi. Wallahu a lam. Dalam kisah ini terlihat betapa tajam firasat Nabi Sulaiman Alaiahissalam, dan alangkah jeniusnya beliau dalam menyimpulkan satu keputusan hukum melalui indikasi dan tanda-tandanya. Di balik itu semua, yang harus diyakini adalah bahwa para nabi itu juga manusia biasa, seperti kita. Kadang, mereka memutuskan persoalan sebagaimana yang terlihat oleh mereka dengan ijtihad yang khusus dan bukan wahyu. Dari sinilah, pernah diriwayatkan 10

oleh Ummu Salamah, beliau mengatakan, Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda: م م و ن ت ص ت يل ا أنا ر ش و ن قال رسول االله ص االله عليه وسلم:» إ م ن عل ن ل ع ض ف ا ا ض ل ن ح و ما أسم أ ب جت ه م ن ع أ ي ون ع ض م ب ول «[واه ابلخاري ن م ا ل ق ض ي ت من م ن نل ا ر ق أخ ي ه ف ا أ ط ع ل ق طعة ب ومسلم] Saya hanya seorang manusia biasa, sementara kalian mengajukan perkara kalian kepada saya. Bisa jadi, sebagian kalian lebih pandai mengemukakan alasannya daripada yang lain, lalu saya memenangkan perkaranya sesuai dengan apa yang saya dengar. Oleh sebab itu, siapa yang saya menangkan perkaranya, dengan membawa hak saudaranya, berarti saya telah memberinya sepotong api neraka. (HR. al-bukhari dan Muslim) Ibnu Daqiqil Ied Rhadiyallahu anhu berkata, Ini adalah dalil untuk memberlakukan hukum sesuai dengan data yang terlihat (lahiriah) sekaligus memperlihatkan kepada manusia bahwa Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam adalah sama seperti manusia lainnya. Meskipun ada perbedaan antara beliau dengan manusia biasa dalam hal penampakan terhadap perkara gaib yang diberikan oleh Allah Shubhanahu wa ta alla kepada beliau. Itu pun dalam hal-hal yang khusus, bukan hukum-hukum yang umum. Artinya, bisa saja seorang nabi keliru dalam memutuskan sesuatu di antara umatnya. Akan tetapi, jika ijtihad itu keliru, Allah 11

Shubhanahu wa ta alla akan meluruskannya. Adapun dalam hal penyampaian ajaran, seorang nabi tidak akan keliru. Dengan demikian, hal ini tidak menggugurkan kemaksuman mereka sama sekali. Alangkah jauhnya kita dibandingkan mereka, padahal kita mengaku mengikuti jalan mereka. Sering, tanpa periksa, hanya dengan mengandalkan kepercayaan kita kepada yang membawa berita atau keterangan, kita memutuskan sebuah perkara, padahal masalahnya tidaklah demikian. Akhirnya, timbul perselisihan di antara sesama kaum muslimin. Satu hal yang dapat kita ambil pula dari kisah dua wanita ini ialah bahwa rasa dengki membuat hati menjadi mati. Karena dengki, wanita yang lebih tua kehilangan naluri keibuannya, sehingga rela mengorbankan bayi tak berdosa demi memuaskan keinginan dirinya. Karena dengki pula setan yang terkutuk berusaha sekuat tenaganya menyeret manusia agar menemaninya di neraka. Karena dengki pula orang-orang Yahudi berusaha menghancurkan kaum muslimin, di antaranya dengan melepaskan kaum muslimin dari keyakinan mereka. Semoga kisah ini bermanfaat. 12