PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TAHUN 1995 TENTANG BADAN URUSAN LOGISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG BADAN URUSAN LOGISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1994 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1994 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1980 TENTANG BADAN TENAGA ATOM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1988 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1988 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1980 TENTANG BADAN TENAGA ATOM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPPRES 6/1992, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA BIRO PUSAT STATISTIK

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 1993 TENTANG BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPPRES 152/1999, BADAN KESEJAHTERAAN SOSIAL NASIONAL *49252 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 152 TAHUN 1999 (152/1999)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1989 TENTANG LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 1993 TENTANG BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041);

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa berita rahasia negara yang dikirim melalui sarana komunikasi perlu dilindungi dari kebocoran;

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 1998 TENTANG BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152 TAHUN 1999 TENTANG BADAN KESEJAHTERAAN SOSIAL NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 5 TAHUN 2000 (5/2000) TENTANG BADAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN MOBILITAS PENDUDUK

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2000 TENTANG SEKRETARIAT PENGENDALIAN PEMERINTAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1990 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1997 TENTANG PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136 TAHUN 1998 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI LEMBAGA PEMERINTAH NON-DEPARTEMEN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1974 POKOK-POKOK ORGANISASI DEPARTEMEN TENTANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2000 TENTANG BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPPRES 20/2000, BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 153 TAHUN 1999 TENTANG BADAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 1983 TENTANG BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PENGEMBANGAN PARIWISATA DAN KESENIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 111 TAHUN 2000 (111/2000) TENTANG SEKRETARIAT KABINET PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2000 TENTANG PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR : 11 TAHUN 1989 (11/1984) TENTANG PERPUSTAKAAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 182 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PEMBINA BADAN USAHA MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945; 2.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1991 TENTANG BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1994 (13/1994) TENTANG ORGANISASI SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PUSAT STATISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1976 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPPRES 52/1997, SEKRETARIAT BADAN PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK *47366 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 52 TAHUN 1997 (52/1997)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1991 TENTANG BADAN URUSAN PIUTANG DAN LELANG NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2011 TENTANG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1992 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNANORGANISASI, DAN TATA KERJA BIRO PUSAT STATISTIK

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1981 TENTANG PENYEMPURNAAN ORGANISASI BADAN KOORDINASI INTELIJEN NEGARA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

KEPPRES 138/1999, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2013, No BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Lembaga Administrasi Negara yang selanjutnya disebut LAN adalah lembaga pemerintah nonke

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PUSAT STATISTIK

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1991 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1982 TENTANG DEWAN GULA INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1993 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA MENTERI NEGARA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2011 TENTANG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1997 TENTANG BADAN PENGENDALI BIMBINGAN MASSAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2000 TENTANG SEKRETARIAT KABINET PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.110,2012

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1991 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2000 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BADAN EKONOMI KREATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1981 TENTANG PENYEMPURNAAN ORGANISASI BADAN KOORDINASI INTELIJEN NEGARA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1981 TENTANG KOORDINASI PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DI DAERAH

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 26 TAHUN 1980 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAERAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

KEPPRES 103/1993, BADAN URUSAN LOGISTIK Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 103 TAHUN 1993 (103/1993) Tanggal: 4 NOPEMBER 1993 (JAKARTA) Sumber: Tentang: BADAN URUSAN LOGISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka memelihara stabilisasi harga bahan pangan serta pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi bagi masyarakat, maka dipandang perlu untuk menyempurnakan tugas pokok, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja Badan Urusan Logistik; b. bahwa untuk itu perlu diadakan penyempurnaan terhadap Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 1978; Mengingat: 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945; 2. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Menteri Negara; MEMUTUSKAN: Menetapkan: KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG BADAN URUSAN LOGISTIK. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Badan Urusan Logistik yang selanjutnya dalam Keputusan Presiden ini disebut BULOG adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

(2) BULOG dipimpin oleh seorang Kepala. Pasal 2 BULOG mempunyai tugas pokok mengendalikan harga, membina ketersediaan, keamanan dan pembinaan mutu gabah, beras, gula, gandum, terigu, kedele, bungkil kedele serta bahan pangan dan pakan lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam rangka menjaga kestabilan harga bahan pangan dan pakan bagi produsen dan konsumen serta memenuhi kebutuhan pangan dan mutu pangan berdasarkan kebijaksanaan umum Pemerintah. Pasal 3 Untuk melaksanakan tugas pokoknya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BULOG menyelenggarakan fungsi : a. perencanaan program, analisis harga dan pasar serta pembinaan mutu dan cadangan pangan masyarakat; b. pengadaan, penyebaran dan pemeliharaan persediaan serta cadangan pangan dan pakan Pemerintah, serta penyaluran atau pemasarannya; c. pengelolaan keuangan dan pembinaan administrasi serta pertanggungjawabannya; d. pengelolaan dan pembinaan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, organisasi, hukum dan hubungan masyarakat; e. pendidikan dan pelatihan, penelitian, serta pengolahan data dan pengembangan sistem informasi manajemen; f. pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan di bidang perencanaan, operasi, keuangan, administrasi, pendidikan dan pelatihan, penelitian, pengolahan data dan pengembangan sistem informasi manajemen. BAB II ORGANISASI Bagian Pertama Susunan Organisasi Pasal 4

Organisasi BULOG terdiri dari : a. Kepala; b. Wakil Kepala; c. Deputi Bidang Perencanaan; d. Deputi Bidang Operasi; e. Deputi Bidang Pembiayaan; f. Deputi Bidang Administrasi; g. Deputi Bidang Pengawasan; h. Pusat; i. Instansi Vertikal BULOG di Wilayah; j. Unit Pelaksana Teknis. Bagian Kedua Kepala dan Wakil Kepala Pasal 5 (1) Kepala berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. (2) Kepala mempunyai tugas memimpin BULOG sesuai dengan tugas pokok yang telah ditetapkan Pemerintah serta membina sumberdaya BULOG agar berdayaguna dan berhasilguna. Pasal 6 (1) Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala dibantu oleh seorang Wakil Kepala yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala. (2) Wakil Kepala mempunyai tugas melaksanakan tugas yang diberikan oleh Kepala. (3) Apabila Kepala berhalangan, maka Wakil Kepala mewakili Kepala. Bagian Ketiga Deputi Bidang Perencanaan Pasal 7 Deputi Bidang Perencanaan adalah unsur pelaksana sebagian tugas pokok dan fungsi BULOG, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.

Pasal 8 Deputi Bidang Perencanaan mempunyai tugas menyelenggarakan perencanaan program, analisis harga dan pasar, serta pembinaan mutu dan cadangan pangan masyarakat. Pasal 9 Untuk melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Deputi Bidang Perencanaan menyelenggarakan fungsi : a. perumusan rancangan kebijaksanaan di bidang perencanaan program, analisis harga dan pasar, pembinaan mutu dan cadangan pangan masyarakat; b. perumusan rencana dan program di bidang operasi, pembiayaan, administrasi, pendidikan dan pelatihan, penelitian, pengolahan data dan pengembangan sistem informasi manajemen. c. pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian kegiatan analisis harga dan pasar; d. pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian kegiatan pembinaan mutu pangan; e. Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian kegiatan pembinaan cadangan pangan masyarakat. Pasal 10 Deputi Bidang Perencanaan membawahkan : a. Biro Perencanaan; b. Biro Harga dan Pasar; c. Biro Pembinaan Mutu; d. Biro Pembinaan Cadangan Pangan Masyarakat. Bagian Keempat Deputi Bidang Operasi Pasal 11 Deputi Bidang Operasi adalah unsur pelaksana sebagian tugas pokok dan fungsi BULOG, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.

Pasal 12 Deputi Bidang Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan pengelolaan, pengadaan, penyebaran serta pemeliharaan persediaan dan cadangan, serta penyaluran atau pemasaran komoditas pangan dan pakan yang dikelola BULOG sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala. Pasal 13 Untuk melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Deputi Bidang Operasi menyelenggarakan fungsi : a. perumusan rancangan kebijaksanaan di bidang pengadaan dalam dan luar negeri, penyebaran persediaan dan cadangan ke seluruh wilayah Negara Republik Indonesia, pemeliharaan serta perawatan persediaan dan cadangan, serta penyaluran atau pemasaran di dalam dan luar negeri; b. pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian pengadaan dalam negeri; c. pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian penyebaran persediaan dan cadangan ke seluruh wilayah Negara Republik Indonesia; d. pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian pemeliharaan serta perawatan persediaan dan cadangan; e. pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian pengadaan dan pemasaran dari dan ke luar negeri; f. pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian penyaluran atau pemasaran di dalam negeri; Deputi Bidang Operasi membawahkan : a. Biro Pengadaan Dalam Negeri; b. Biro Angkutan; c. Biro Persediaan; d. Biro Pengadaan Luar Negeri; e. Biro Penyaluran. Pasal 14

Bagian Kelima Deputi Bidang Pembiayaan Pasal 15 Deputi Bidang Pembiayaan adalah unsur pelaksana sebagian tugas pokok dan fungsi BULOG, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. Pasal 16 Deputi Bidang Pembiayaan mempunyai tugas menyelenggarakan pengelolaan keuangan serta pembinaan administrasi dan pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala. Pasal 17 Untuk melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Deputi Bidang Pembiayaan menyelenggarakan fungsi : a. perumusan rancangan kebijaksanaan dalam pengelolaan anggaran serta pembiayaan dan penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; b. pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian pengalokasian anggaran; c. pelaksanaan, pembinaan serta pengendalian pembiayaan dan penggunaan keuangan; d. pelaksanaan, pembinaan serta pengendalian administrasi dan pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Deputi Bidang Pembiayaan membawahkan : a. Biro Anggaran; b. Biro Pembiayaan; c. Biro Akuntansi. Pasal 18 Bagian Keenam Deputi Bidang Administrasi

Pasal 19 Deputi Bidang Administrasi adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BULOG, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. Pasal 20 Deputi Bidang Administrasi mempunyai tugas menyelenggarakan pengelolaan ketata-usahaan dan hubungan masyarakat, kepegawaian dan organisasi, hukum serta perlengkapan. Pasal 21 Untuk melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, Deputi Bidang Administrasi menyelenggarakan fungsi : a. perumusan rancangan kebijaksanaan di bidang ketata-usahaan dan hubungan masyarakat, kepegawaian dan organisasi, hukum serta perlengkapan; b. pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian urusan ketata-usahaan dan hubungan masyarakat; c. pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian urusan kepegawaian dan organisasi; d. pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian urusan hukum dan klaim; e. pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian urusan perlengkapan dan sarana. Pasal 22 Deputi Bidang Administrasi membawahkan : a. Biro Tata Usaha dan Hubungan masyarakat; b. Biro Kepegawaian dan Organisasi; c. Biro Hukum; d. Biro Perlengkapan. Bagian Ketujuh Deputi Bidang Pengawasan Pasal 23

Deputi Bidang Pengawasan adalah unsur pembantu Kepala dalam melaksanakan tugas pengawasan, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. Pasal 24 Deputi Bidang Pengawasan mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan di bidang perencanaan, operasi, pembiayaan administrasi, pendidikan dan pelatihan, penelitian serta pengolahan data dan pengembangan sistem informasi manajemen. Pasal 25 Untuk melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Deputi Bidang Pengawasan menyelenggarakan fungsi : a. perumusan rancangan kebijaksanaan dan program pengawasan di lingkungan BULOG. b. pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan tugas di bidang perencanaan, operasi, pembiayaan, administrasi, pendidikan dan pelatihan, penelitian serta pengolahan data dan pengembangan sistem informasi manajemen; c. pelaksanaan pengujian dan penilaian terhadap kebenaran laporan-laporan yang diterima serta pelaksanaan pengusutan apabila terjadi penyimpangan; d. pemberian saran pemecahan dan penanggulangan terhadap hasil pengawasan dan pemeriksaan yang telah dilakukan serta mengikuti tindak lanjutnya. Pasal 26 (1) Deputi Bidang Pengawasan membawahkan : a. Inspektur Pengawasan Wilayah I; b. Inspektur Pengawasan Wilayah II; c. Inspektur Pengawasan Wilayah III. (2) Pembagian wilayah kerja Inspektur ditetapkan oleh Kepala. Bagian Kedelapan Pusat

Pasal 27 (1) Pusat adalah unsur penunjang kegiatan seluruh unit organisasi BULOG, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Kepala dapat menunjuk salah satu Deputi sebagai pembina harian dari setiap Pusat. Pasal 28 (1) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pangan yang selanjutnya dalam Keputusan Presiden ini disebut PUSDIKLAT PANGAN adalah unit penunjang pelaksanaan tugas pokok di lingkungan BULOG dalam bidang pendidikan dan pelatihan. (2) PUSDIKLAT PANGAN mempunyai tugas menyelenggarakan dan membina kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai BULOG, pegawai instansi lain dan masyarakat di bidang pangan berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala. Pasal 29 (1) Pusat Penelitian Teknologi dan Ekonomi Pangan yang selanjutnya dalam Keputusan Presiden ini disebut PUSLITTEKON PANGAN adalah unit penunjang pelaksanaan tugas pokok di lingkungan BULOG dalam bidang penelitian teknologi dan ekonomi pangan. (2) PUSLITTEKON PANGAN mempunyai tugas menyelenggarakan dan membina seluruh kegiatan penelitian dalam bidang teknologi dan ekonomi pangan di lingkungan BULOG berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala. Pasal 30 (1) Pusat Pengolahan Data dan Sistem Manajemen yang dalam Keputusan Presiden ini disebut PUSDATASISMAN adalah unit penunjang pelaksanaan tugas pokok di lingkungan BULOG dalam bidang pengolahan data dan pengembangan sistem informasi manajemen BULOG. (2) PUSDATASISMAN mempunyai tugas menyelenggarakan dan membina seluruh kegiatan pengolahan data dan pengembangan sistem informasi manajemen di lingkungan BULOG berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala. Bagian Kesembilan

Susunan Inspektorat, Biro dan Pusat Pasal 31 (1) Biro/Pusat terdiri dari sebanyak-banyaknya 4 (empat) bagian/bidang dan setiap Bagian/Bidang terdiri dari sebanyak-banyaknya 3 (tiga) Sub Bagian/Sub Bidang/Seksi; (2) Inspektur membawahkan sebanyak-banyaknya 4 (empat) orang Inspektur Pembantu dan setiap Inspektur Pembantu membawahkan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang Pemeriksa. bagian Kesepuluh Instansi Vertikal BULOG di Wilayah Pasal 32 (1) Instansi vertikal BULOG di Wilayah adalah pelaksana sebagian tugas dan fungsi BULOG di Wilayah. (2) Instansi vertikal BULOG di Wilayah terdiri dari Depot Logistik dan Sub Depot Logistik. (3) Pada tingkat Propinsi dapat dibentuk Depot Logistik dan pada Kabupaten/Kotamadya dapat dibentuk Sub Depot Logistik sesuai dengan kebutuhan. Bagian Kesebelas Unit Pelaksana Teknis Pasal 33 Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi BULOG, dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis sesuai kebutuhan. BAB III TATA KERJA Pasal 34 (1) Semua unsur di lingkungan BULOG dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik dalam

lingkungan BULOG sendiri maupun dalam hubungan dengan instansi lain untuk kesatuan gerak yang serasi, sesuai dengan tugas pokoknya. (2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan wajib mengambil langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. BAB IV KEPANGKATAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN Pasal 35 (1) Kepala dan Wakil Kepala adalah jabatan eselon I a. (2) Deputi adalah jabatan eselon I b. (3) Inspektur, Kepala Biro dan Kepala Pusat adalah jabatan eselon II a. (4) Kepala Depot Logistik adalah jabatan eselon II a atau II b. Pasal 36 (1) Kepala dan Wakil Kepala diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. (2) Para Deputi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Kepala. (3) Pejabat eselon II ke bawah diangkat dan diberhentikan oleh Kepala. BAB V PEMBIAYAAN Pasal 37 (1) Pembiayaan BULOG berasal dari Pemerintah, kredit bank dan sumber dana lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (2) laporan Pertanggungjawaban Keuangan BULOG disusun tersendiri berdasarkan ketentuan yang berlaku. BAB VI KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 38 Ketentuan pelaksanaan dari Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1978 dinyatakan masih tetap berlaku, sepanjang belum diubah atau diganti berdasarkan Keputusan Presiden ini. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 39 Perincian tugas, fungsi, susunan, dan tatakerja satuan organisasi di lingkungan BULOG serta pembentukan Depot LOGISTIK, Sub Depot Logistik dan Unit Pelaksana Teknis ditetapkan oleh Kepala setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab dalam bidang pendayagunaan Aparatur Negara dan setelah mendapat pertimbangan dari Menteri Negara Sekretaris Negara. Pasal 40 Dengan berlakunya Keputusan Presiden ini, Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 1978 tentang Badan Urusan Logistik dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 41 Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Nopember 1993 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ttd. SOEHARTO -------------------------------- CATATAN Kutipan: LEMBARAN LEPAS SEKRETARIAT NEGARA TAHUN 1993