PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : /MENLH/ /TAHUN 2007 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR TIPE BARU

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2006 TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR LAMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 04 Tahun 2009 Tanggal : 25 Maret 2009

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

DAMPAK EMISI KENDARAAN TERHADAP LINGKUNGAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : TAHUN 2007 TENTANG BAKU TINGKAT KEBISINGAN KENDARAAN BERMOTOR TIPE BARU

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR :13 TAHUN 2014 TENTANG PENGUJIAN AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2006 TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR LAMA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG

BAKU MUTU EMISI DISAMPAIKAN OLEH SUTIMAN TEKNIK OTOMOTIF FT - UNY

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 167 TAHUN 2003

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. Emisi Gas. Baku Mutu. Kategori L3. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA

BAB II LA DASA TEORI

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2006 TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR LAMA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2006 TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR LAMA

A. KENDARAAN BERMOTOR KATEGORI L B. KENDARAAN BERMOTOR KATEGORI M, N DAN O

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri

Emisi gas buang Sumber bergerak Bagian 1 : Cara uji kendaraan bermotor kategori M, N, dan O berpenggerak penyalaan cetus api pada kondisi idle

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2006 TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR LAMA

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 45/MENLH/10/1997 TENTANG INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA LINGKUNGAN HIDUP

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN DAN UJI GAS EMISI BUANG KENDARAAN BERMOTOR

Koordinasi Penerapan Standard Euro II Kendaraan Tipe Baru

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-15/MENLH/4/1996 TENTANG PROGRAM LANGIT BIRU MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

DAMPAK PEMBANGUNAN PADA KUALITAS UDARA

3.1 opasitas perbandingan tingkat penyerapan cahaya oleh asap yang dinyatakan dalam satuan persen

IMPLEMENTASI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN DAMPAK LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 1997 Tentang : Indeks Standar Pencemar Udara

Emisi gas buang Sumber bergerak Bagian 1 : Cara uji kendaraan bermotor kategori M, N, dan O berpenggerak penyalaan cetus api pada kondisi idle

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

Emisi gas buang Sumber bergerak Bagian 3 : Cara uji kendaraan bermotor kategori L Pada kondisi idle SNI

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Lampiran KUESIONER. No. Responden : Tanggal Wawancara : Lokasi Titik uji :

Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2007 TENTANG

TUGAS AKHIR PENGUJIAN GAS BUANG PADA MESIN BAJAJ BER BAHAN BAKAR GAS ALAM DAN KONVENSIONAL (PREMIUM/BENSIN)

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.2889/AJ.402/DRJD/2007 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

TUGAS AKHIR KARAKTERISTIK OPERASIONAL KENDARAAN RINGAN

2. Apa Penyebab. Persoalan?

Pengujian Emisi Gas Buang Pada Sepeda Motor Dengan Rasio Kompresi Dan Bahan Bakar Yang Berbeda

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN

Disampaikan Dalam Rangka Diskusi Meja Bundar Tinjauan Persiapan Penerapan Standard EURO II Kendaraan Type Baru 2005

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Bagi masyarakat, transportasi merupakan urat nadi kehidupan sehari-hari

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

Studi Kasus Alat Uji Emisi Gas Buang Karbon Monoksida (CO) Pada Mobil Berbahan Bakar Bensin Dan Mobil Berbahan Bakar Solar

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

FORMAT PELAPORAN PEMANTAUAN EMISI DAN KONDISI DARURAT PENCEMARAN UDARA KEGIATAN DAN/ATAU USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas lingkungan yang baik merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan manusia di dunia.

B A P E D A L Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahan bakar minyak sebagai salah satu sumber energi. mengalami peningkatan yang signifikan sejalan dengan pertumbuhan

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

Oleh : Gunadi, S.Pd NIP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS PENERAPAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN ESTIMASI BEBAN EMISI (Studi Kasus : DKI JAKARTA)

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-50/MENLH/11/1996 TENTANG BAKU TINGKAT KEBAUAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

Keputusan Kepala Bapedal No. 107 Tahun 1997 Tentang : Perhitungan Dan Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara

Evaluasi Penaatan Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru (Emission Test for Motor Vehicle)

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2009

MODIFIKASI MESIN MOTOR BENSIN 4 TAK TIPE 5K 1486 cc MENJADI BAHAN BAKAR LPG. Oleh : Hari Budianto

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup tent

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang sarana transportasi.sektor transportasi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERBANDINGAN KADAR GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK (CDI) DAN PENGAPIAN KONVENSIONAL

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH

Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 09 TAHUN 2005 SERI C NOMOR 05 PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 08 TAHUN 2005

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 15 TAHUN 2012

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4-

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

BAB I PENDAHULUAN. gas nitrogen dan oksigen serta gas lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Diantara

LAPORAN TUGAS AKHIR. PERUBAHAN CO YANG BERAKIBAT TERHADAP BATAS NYALA PADA MESIN AVANZA 1300 cc

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 290/MPP/Kp/6/1999

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN.

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP

BAB I PENDAHULUAN. konstan meningkat sebesar 5,64 % (BPS, 2012). Perkembangan pada suatu wilayah

METODE PENGUJIAN TINGKAT KEBISINGAN SECARA DINAMIS UNTUK KENDARAAN BERMOTOR TIPE BARU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MEMUTUSKAN: Menetapkan :PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN KELAPA.

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM)

Transkripsi:

DRAFT PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : /MENLH/ /TAHUN 2 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 141 TAHUN 2003 TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR TIPE BARU DAN KENDARAAN BERMOTOR YANG SEDANG DIPRODUKSI (CURRENT PRODUCTION) MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa dalam pelaksanaan Kepmen LH No. 141 Tahun 2003 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan Kendaraan Bermotor Yang Sedang Diproduksi (current production) wajib menggunakan reference fuel sesuai standar ECE untuk pengujian emisi gas buang kendaraan bermotor tipe baru dan kendaraan bermotor yang sedang diproduksi (current production) sebagaimana ketentuan Pasal 5 ayat (5). b. bahwa terdapat kendala dalam penyediaan reference fuel tersebut diatas sehingga diperlukan bahan bakar alternatif untuk melakukan pengujian emisi gas buang kendaraan bermotor. c. bahwa untuk mengisi kekosongan standar emisi gas buang kendaraan bermotor tipe baru kategori M,N, dan O diatas 3,5 ton berbahan bakar gas. d. bahwa untuk menyesuaikan dengan standar internasional ECE part II perlu dilakukan pengujian idle untuk cetus api dan akselerasi bebas (free acceleration) untuk kendaraan kompresi baik kendaraan tipe baru. e. bahwa sehubungan dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud hurup a,b,c dan d perlu menetapkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang perubahan Kepmen LH No. 141 Tahun 2003 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan Kendaraan Bermotor Yang Sedang Diproduksi (current production). Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699 ); 3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4152); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3530);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3853); 6. Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia; 7. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 141 Tahun 2003 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan Kendaraan Bermotor Yang Sedang Diproduksi (Current Production) MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 141 TAHUN 2003 TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR TIPE BARU DAN KENDARAAN BERMOTOR YANG SEDANG DIPRODUKSI (CURRENT PRODUCTION) Pasal 3 (1) Ambang batas emisi dan metoda uji emisi gas buang kendaraan bermotor tipe baru dan kendaraan bermotor yang sedang diproduksi (current production) sebagaimana tercantum dalam lampiran I.A, I.B, I.C dan I.D. (2) Formulir pengisian untuk uji emisi gas buang kendaraan bermotor tipe baru dan kendaraan bermotor yang sedang diproduksi (current production) sebagaimana tercantum dalam lampiran II keputusan ini. menjadi : Pasal 3 (1) Ambang batas emisi dan metoda uji emisi gas buang kendaraan bermotor tipe baru dan kendaraan bermotor yang sedang diproduksi (current production) sebagaimana tercantum dalam lampiran I.A, I.B, I.C, I.D, I.E dan I.F. (2) Formulir pengisian untuk uji emisi gas buang kendaraan bermotor tipe baru dan kendaraan bermotor yang sedang diproduksi (current production) sebagaimana tercantum dalam lampiran II dan tambahannya pada keputusan ini. Pasal 4 Ambang batas emisi gas buang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) untuk : a. kendaraan bermotor tipe baru kategori M, N, O dan L diberlakukan efektif mulai 1 Januari tahun 2005; b. kendaraan bermotor yang sedang diproduksi (current production): 1. kategori M, N, O dan L2 (dua) langkah diberlakukan efektif mulai 1 Januari tahun 2; 2. kategori L4 (empat) langkah diberlakukan efektif mulai 1 Juli tahun 2006;

menjadi : Pasal 4 Ambang batas emisi gas buang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) untuk : a. tetap; b. tetap; c. kendaraan bermotor tipe baru kategori M, N dan O dengan GVW > 3,5 Ton berbahan bakar gas diberlakukan efektif mulai 1 Januari 2008; d. kendaraan bermotor tipe kategori L untuk pengujian idle mulai diberlakukan 1 Januari 2008; e. kendaraan bermotor tipe baru kategori M, N dan O untuk pengujian idle diberlakukan efektif mulai 1 Agustus 2; f. kendaraan bermotor tipe baru kategori M, N dan O untuk pengujian free acceleration diberlakukan efektif mulai 1 Januari 2008; Pasal 5 (5) Uji tipe emisi gas buang kendaraan bermotor tipe baru dan kendaraan bermotor yang sedang diproduksi (Current Production) untuk pengujian wajib menggunakan bahan bakar dengan spesifikasi reference fuel menurut Economic Commission For Europe (ECE) disesuaikan dengan ambang batas pada keputusan ini. menjadi : Pasal 5 (5) Uji tipe emisi gas buang kendaraan bermotor tipe baru dan kendaraan bermotor yang sedang diproduksi (Current Production) untuk pengujian wajib menggunakan : a. bahan bakar dengan spesifikasi reference fuel menurut Economic Comission for Europe (ECE); b. dalam hal tidak tersedia reference fuel di Indonesia maka dapat digunakan bahan bakar minyak yang beredar di pasar dengan spesifikasi mendekati reference fuel standar ECE yang ditetapkan oleh instansi yang bertanggung jawab di bidang penyediaan bahan bakar minyak dengan spesifikasi sebagai berikut : Untuk bahan bakar kendaraan berpenggerak Penyalaan Cetus Api (Bensin) Penyalaan Kompresi (Diesel) RON min 95 Cetane number min 49 Parameter Bahan Bakar Kandungan timbal (Pb) maks 0,013 g/l Kandungan Sulfur maks 500 ppm Kandungan Sulfur maks 500 ppm Kekentalan (viscosity) min 2 mm 2 /s, maks 4,5 mm 2 /s Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 2 --------------------------------------------- Menteri Negara Lingkungan Hidup, Ir. Rachmat Witoelar

Lampiran I.E : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Tahun 2 Tentang : Perubahan Tentang Kepmen LH No. 141 Tahun 2003 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan Kendaraan Yang Sedang Diproduksi (current production) Tanggal : KENDARAAN BERMOTOR KATEGORI M, N & 0 BERBAHAN BAKAR GAS NILAI AMBANG BATAS METODE NO. KATEGORI PARAMETER ECE R M2, M3, N2, N3, O3 dan O4, GVW (1) > 3,5 ton CO HC NOx PM CATATAN: - (1) GVW : Gross Vehicle Weight adalah Jumlah Berat yang diperbolehkan (JBB). - M2 : kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan orang dan mempunyai lebih dari delapan tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi dan mempunyai jumlah berat yang diperbolehkan (GVW) sampai dengan 5 ton - M3 : kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan orang dan mempunyai lebih dari delapan tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi dan mempunyai jumlah berat yang diperbolehkan (GVW) lebih dari 5 ton - N2 : kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan barang dan mempunyai jumlah berat yang diperbolehkan (GVW) lebih dari 3,5 ton tetapi tidak lebih dari 12 ton - N3 : kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan barang dan mempunyai jumlah berat yang diperbolehkan (GVW) lebih dari 12 ton - O : Kendaraan bermotor penarik untuk gandengan atau tempel - O3 : kendaraan bermotor penarik dengan jumlah berat kombinasi yang diperbolehkan (GVW) lebih dari 3,5 ton tetapi tidak lebih dari 10 ton - O4 : kendaraan bermotor penarik dengan jumlah berat kombinasi yang diperbolehkan (GVW) lebih dari 10 ton

Lampiran I.F : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Tahun 2 Tentang : Perubahan Tentang Kepmen LH No. 141 Tahun 2003 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan Kendaraan Yang Sedang Diproduksi (current production) Tanggal : A. KENDARAAN BERMOTOR KATEGORI L Kategori Parameter Metode uji CO (%) HC (ppm) Sepeda motor (2 langkah dan 4 langkah) 4.5 2000 Idle B. KENDARAAN BERMOTOR KATEGORI M, N DAN O Parameter Kategori CO (%) HC (ppm) Opasitas (% HSU)* Metoda uji Berpenggerak motor bakar cetus api (bensin) 1.5 200 Idle Berpenggerak motor bakar penyalaan kompresi (diesel) - GVW < 3.5 ton 40 Percepatan bebas - GVW > 3.5 ton 50 Menteri Negara Lingkungan Hidup, ttd Ir. Rachmat Witoelar