BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. mmpengaruhi kesehatan mereka (Hilderia, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih dari sekolah negeri,

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SISWA SD NEGERI IV BATURETNO KECAMATAN BATURETNO KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. (PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah tangga, dan sekolah. PHBS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai danhak setiap individu agar

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa balita adalah masa emas tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam membesarkan anak menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya guna tercapainya negara yang kuat (Ratna, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Bersamaan dengan masuknya milenium baru, Departemen Kesehatan. telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan kesehatan yang

LAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini:

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia

Suplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, mental dan sosial serta perlindungan dari segala

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang mempunyai peranan besar dalam menentukan

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

Oleh : Hari Astika Arta ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

BAB I PENDAHULUAN. (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan Case Fatility Rate (CFR) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat 2010 (Mubarak dan Chayatin, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan ditingkatkan. Hendrik L. Bloom dalam Notoadmojo (2007)

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dikemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum,

BAB I PENDAHULUAN. harapan bangsa yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa menuju Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dara Sopyan, 2014

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Nama saya Sam Hilda NH, saya adalah mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat

Pemberian Sarana Penunjung Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SMP Islam Mahfilud Duror Jelbuk

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUMEDANG SELATAN Jln. Pangeran Kornel No. 48 Telp Sumedang 45313

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan Derajat Kesehatan..., Rizsanti, Diny, Putri, Gina, Farida

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam rangka memperbaiki kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata kunci : PHBS,Tatanan Sekolah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) : Siswa-siswa sekolah dasar negeri (SDN) 05 dan 08 Pela Mampang, Mampang Prapatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI

BAB II TINJAUAN TEORI. diaplikasikan pada bidang kesehatan (Azmi, 2013). Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ely Isnaeni, S. Kep, M. Kes

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menekankan pada praktik-praktik kesehatan (Wong, 2009). Di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. produktivitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang bijak

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES PUSKESMAS KARANG MULYA KECAMATAN PANGKALAN BANTENG

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi estetik yang menunjang kecantikan. Menjaga kebersihan gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan hidup manusia di zaman modernisasi, namun pendidikan terasa

BAB I P E N D A H U L U A N

PENYULUHAN DAN PRAKTIK PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT) DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT DESA PEDULI SEHAT

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT DI KOTA PALU ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pencegahan penyakit dengan mengurangi atau menghilangkan faktor resiko

BAB I PENDAHULUAN. umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. M. Federspiel, salah seorang pengkaji ke-islaman di Indonesia, menjelang

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) UKS Dokter Kecil. Puskesmas Kijang Tahun Anggaran : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA TERHADAP PHBS DAN PENYAKIT DEMAM TIFOID DI SMP X KOTA CIMAHI TAHUN 2011.

BAB I PENDAHULUAN. Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain lingkungan,

Menjadi sehat adalah impian seluruh manusia. Baik

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU UKS TERHADAP PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA TATANAN SEKOLAH DASAR (SD)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara berkembang terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air minum yang aman, sanitasi dan hygiene yang buruk. Selain itu, terdapat bukti bahwa pelayanan sanitasi yang memadai, persediaan air yang aman, sistem pembuangan sampah serta pendidikan hygiene dapat menekan angka kematian akibat diare sampai 65%, serta penyakit-penyakit lainnya sebanyak 26%. Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dikelompokkan menjadi empat, berturut-turut besarnya pengaruh adalah lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan (Blum dalam Khamidah, 2012). Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah perwujudan paradigma sehat dalam budaya hidup perorangan, keluarga dan masyarakat yang berorientasi sehat dan bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental spiritual maupun sosial. Sasarannya meliputi 5 tatanan yaitu tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan institusi kesehatan, tatanan tempat kerja dan tatanan tempat umum (Dinkes Jateng, 2014).

Institusi pendidikan adalah tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar secara formal, dimana terjadi transformasi ilmu pengetahuan dari para guru/pengajar kepada anak didiknya. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan institusi pendidikan berarti suatu upaya yang dilakukan untuk memberdayakan dan meningkatkan kemampuan pengajar maupun anak didiknya dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Anak usia sekolah merupakan kelompok umur yang rawan terhadap masalah kesehatan, usia sekolah sangat peka untuk menanamkan penge rtian dan kebiasaan hidup sehat. Sekolah merupakan institusi masyarakat yang terorganisasi dengan baik, keadaan kesehatan anak sekolah akan sangat berpengaruh terhada p prestasi belajar yang dicapai. Anak sekolah merupakan kelompok terbesar dari kelompok usia anak-anak yang menerapkan wajib belajar dan pendidikan kesehatan melalui anak-anak sekolah sangat efektif untuk merubah perilaku dan kebiasaan hidup sehat umumnya. PHBS yang dilakukan warga sekolah terutama oleh siswa di sekolah diupayakan sepenuhnya optimal. Idealnya secara keseluruhan kedelapan indikator PHBS di sekolah terlaksana dengan baik. Data penelitian dilapangan menunjukkan bahwa PHBS di lingkungan sekolah perlu diupayakan secara optimal salah satunya mengenai penyakit yang dapat ditimbulkan, seperti kecacingan atau infeksi akibat cacing (Farida, 2013). Indikator PHBS digunakan sebagai acuan dalam menilai pencapaian dari perilaku yang diharapkan. Kholid (2011) mengemuka kan bahwa indikator PHBS pada program promosi kesehatan di sekolah, sebagai berikut: 2

mencuci tangan dengan air mengalir yang bersih dan menggunakan sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap enam bulan, serta membuang sampah pada tempatnya. Dampak dari kurang dilaksanakannya PHBS di sekolah diantaranya yaitu suasana belajar yang tidak mendukung karena lingkungan sekolah yang kotor, menurunnya semangat dan prestasi belajar dan mengajar disekolah, menurunnya citra sekolah dimasyarakat umum. Berdasarkan data World Health Organization (WHO, 2007) menyebut bahwa setia p tahun 100.000 anak Indonesia meninggal akibat diare, angka kejadian cacingan mencapai angka 40-60%, anemia pada anak sekolah 23,2% dan masalah karies dan periodontal 74,4%. Penyebab rendahnya pelaksanaan PHBS dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor perilaku dan non perilaku yang berupa faktor lingkungan fisik, sosial ekonomi, oleh sebab itu peningkatan masalah kesehatan tersebut harus ditujukan kepada dua faktor tersebut. Banyak hal lain yang menjadi penyebab menurunnya pelaksanaan PHBS di sekolah seperti faktor teknis, faktor geografi, sosial ekonomi, serta kurangnya upaya promotif tentang kesehatan khususnya mengenai PHBS dari puskesmas dan instansi kesehatan lain seperti puskesmas (Sekretariat Eksekutif Pusat WSSLIC, 2007). 3

Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Mbembu (2014) menunjukkan bahwa diketahui adanya gambaran perilaku hidup bersih dan sehat pada anak usia 7-10 tahun. Pengetahuan, sikap, dan lingkungan merupakan penunjang hidup dan mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat. Sebanyak 100% responden memiliki pengetahuan yang baik dalam perilaku hidup bersih dan sehat, sebanyak 98,8% responden memilki sikap positif terhadap perilaku hidup bersih dan sehat, sedangkan sebanyak 1,2% responden memilki sikap positif terhadap perilaku hidup bersih dan sehat,serta sebanyak 100% responden memiliki perilaku hidup bersih dan sehat yang baik. Sesuai hasil wawancara dengan salah satu guru didapatkan informasi bahwa pernah diadakan penyuluhan kesehatan siswa kelas I sampai siswa ke las VI. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada survey pendahuluan di SD Negeri IV Baturetno Wonogiri diketahui hasil bahwa anak-anak tidak terbiasa melakukan cuci tangan sebelum dan setelah makan jajanan. Sarana untuk cuci tangan anak-anak telah disediakan oleh pihak sekolah yang ditempatkan di depan masing-masing kelas berupa kran mengalir namun tidak dilengkapi dengan sabun. Jumlah kamar mandi yang tersedia hanya 6 kamar mandi dan 2 jamban, hal ini tidak sepadan dengan jumlah murid di SD Negeri IV Baturetno Wonogiri yaitu 179 siswa. Hal ini tentu saja akan memicu kurangnya perilaku 4

hidup bersih dan sehat anak serta kurangnya kebersihan sanitasi lingkungan yang akan mengakibatkan timbulnya penyakit pada anak-anak. Peneliti mengambil lokasi penelitian di SD Negeri IV Baturetno Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri dengan berbagai alasan, antara lain lokasi penelitian dekat dengan Puskemas Baturetno yang setiap 6 bulan sekali dilakukan pemeriksaan rutin seperti menimbang berat badan, pemeriksaan gigi dan mulut, dan penyuluhan keshatan. Walaupun SD Negeri IV Baturetno dekat dengan sarana kesehatan namun di lingkungan sekolah masih banyak para penjual yang menjajakan jajanan dan minuman beraneka warna. Makanan dengan aroma dan warna yang mencolok pada umumnya sangat menarik perhatian anak sehingga anak membeli dan langsung menikmatinya. Sarana kesehatan yang tersedia dapat menunjang terbentuknya perilaku hidup bersih dan sehat anak, namun hal ini tidak didukung dengan lingkungan sekitar dengan banyaknya anak-anak yang mengkonsumsi jajanan sembarangan di luar sekolah. Mencermati keadaan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang PHBS di sekolah dasar, dengan judul Hubungan tingkat pengetahuan tentang hidup bersih sehat dengan perilaku hidup bersih dan sehat siswa SD Negeri IV Baturetno Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah : Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan 5

sehat siswa SD Negeri IV Baturetno Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan siswa mengenai perilaku hidup bersih sehat dengan perilaku hidup bersih dan sehat siswa SD Negeri IV Baturetno Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. 2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan siswa me ngenai perilaku hidup bersih dan sehat SD Negeri IV Baturetno. b. Mendeskripsikan perilaku hidup bersih dan sehat siswa SD Negeri IV Baturetno. c. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan siswa mengenai perilaku hidup bersih sehat dengan perilaku hidup bersih dan sehat SD Negeri IV Baturetno. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Dinas Kesehatan Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai bahan masukan dalam menentukan strategi perencanaan informasi yang paling sesuai untuk perubahan perilaku masyarakat dalam peningkatan pemahaman masyarakat tentang kesehatan lingkungan. 6

2. Bagi kepala sekolah Memberi gambaran sekaligus mengevaluasi terlaksananya program PHBS siswa Sekolah Dasar sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam memberikan pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan siswa Sekolah Dasar. 3. Bagi guru Sekolah Dasar Negeri IV Baturetno Memberi gambaran sejauh mana pengetahuan PHBS siswa Sekolah Dasar untuk dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk menentukan kebijakan tentang PHBS. 4. Bagi siswa Sekolah Dasar Negeri IV Baturetno Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dilingkungan sekolah maupun di rumah. 7