II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

III. BAHAN DAN METODE

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. TINJAUAN PUSTAKA. klasifikasinya termasuk Divisio: Spermathopyta, Subdivisio: Species: Glycine max (L.) Merrill (Sumarno dan Harnoto, 1983).

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Perakaran kedelai akar tunggangnya bercabang-cabang, panjangnya

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

TINJAUAN PUSTAKA Asal-Usul, Taksonomi kedelai, dan Morfologi Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

II. TINJAUAN PUSTAKA. Batang kedelai berasal dari poros janin sedangkan bagian atas poros berakhir

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

I. PENDAHULUAN. pangan masyarakat antara lain dengan penganekaragaman pola makan sehari-hari

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

MORFOLOGI TANAMAN KEDELAI

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

Tanaman kedelai mempunyai akar yang terdiri dari akar lembaga, akar tunggang dan akar cabang berupa akar rambut yang dapat membentuk bintil akar dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Steenis, dkk (2005) tanaman kedelai termasuk ke dalam,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

BAHAN METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosales, Famili: Leguminosae, Genus: Glycine, Species: Glycine max (L.) Merrill

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan terna dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PEMUPUKAN KEDELAI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERLAKUAN BENIH KEDELAI SEBELUM TANAM

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai. Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

TINJAUAN PUSTAKA Botani

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai varietas Grobogan memiliki umur polong berkisar 76 hari, bobot biji

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TINJAUAN PUSTAKA. kali memanfaatkan kedelai sebagai bahan makanan. Masuknya kedelai di Indonesia

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang

Transkripsi:

8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Morfologi Kedelai Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji. Biji umumnya berbentuk bulat atau bulat pipih sampai bulat lonjong. Ukuran biji berkisar 6-30 g/100 biji, ukuran biji diklasifikasikan menjadi 3 kelas yaitu biji kecil (6-10 g/100 biji), biji sedang (11-12 g/100 biji), dan biji besar (13 g atau lebih/100 biji). Warna biji kedelai bervariasi antara kuning, hijau, coklat, dan hitam (Fachruddin, 2000). Sistem perakaran akar kedelai terdiri dari akar tunggang, akar sekunder, dan akar cabang. Akar tunggang merupakan perkembangan dari akar radikal yang sudah mulai muncul sejak masa perkecambahan. Akar sekunder adalah akar yang tumbuh dari akar tunggang, sedangkan akar cabang adalah akar yang tumbuh dari akar sekunder. Dalam keadaan yang sangat optimal, akar tunggang kedelai dapat tumbuh hingga kedalaman 2 m. Perkembangan akar tanaman kedelai dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti penyiapan lahan, tekstur tanah, kondisi fisik dan kimia tanah, serta kadar air tanah. Salah satu ciri khas dari perakaran kedelai adalah adanya simbiosis adntara bakteri nodul akar (Rhizobium japonicum) dengan akar tanaman kedelai yang menyebabkan terbentuknya bintil akar. Bintil

akar sangat berperan dalam proses fiksasi N 2 yang dibutuhkan tanaman untuk 9 pertumbuhannya (Adisarwanto, 2008). Pada buku pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk.. Setelah tua, daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah batang (Andrianto, 2004). Bunga pada tanaman kedelai merupakan bunga lengkap yaitu dalam satu bunga terdapat alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (putik). Bunga pada tanaman kedelai umumnya berwarna ungu atau putih. Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong. Di Indonesia, tanaman kedelai mulai berbunga pada umur 30-50 hari (Fachruddin, 2000). Polong kedelai yang baru tumbuh berwarna hijau dan akan berubah menjdai kuning/cokelat pada saat dipanen. Pembentukan dan pembesaran polong akan meningkat sejalan dengan bertambahnya umur tanaman. Jumlah polong yang dapat dipanen berkisar antara 20-200 polong per tanaman, tergantung varietas kedelai yang ditanam. Selama masa pemasakan, warna dan ukuran polong yang berada pada posisi yang paling bawah dengan paling atas akan sama (Adisarwanto, 2008).

2.1.2 Pertumbuhan Kedelai 10 Menurut Adisarwanto (2007), pertumbuhan tanaman kedelai terbagi menjadi dua yaitu stadia pertumbuhan vegetatif dan stadia pertumbuhan generatif. Ciri atau penanda untuk masing-masing stadia pertumbuhan kedelai dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Penandaan stadia pertumbuhan vegetatif kedelai. Singkatan Stadia Tingkatan Stadia Keterangan VE Stadia pemunculan Kotiledon muncul ke permukaan tanah VC Stadia kotiledon Daun unfoliolat berkembang tapi daun tidak menyentuh tanah V1 Stadia buku pertama Daun terbuka penuh pada buku unfoliolat V2 Stadia buku kedua Daun unfoliolat terbuka penuh pada buku kedua di atas buku unfoliolat V3 Stadia buku ketiga Pada buku ketiga batang utama terdapat daun yang terbuka penuh Vn Stadia buku ke-n Pada buku ke-n batang utama telah terdapat daun yang terbuka penuh Tabel 2. Penandaan stadia pertumbuhan generatif kedelai. Singkatan Stadia Tingkatan Stadia Keterangan R1 Mulai berbunga Munculnya bunga pertama pada buku mana pun pada batang utama R2 Berbunga penuh Bunga terbuka penuh pada satu atau dua buku paling atas pada batang utama dengan daun yang telah terbuka penuh R3 Mulai berpolong Polong telah terbentuk dengan panjang 0,5 cm pada salah satu buku batang utama R4 Berpolong penuh Polong telah mempunyai panjang 2 cm pada salah satu buku teratas pada batang utama R5 Mulai Bebiji Ukuran biji dalam polong mencapai 3 mm pada salah satu buku batang utama R6 Berbiji penuh Setiap polong pada batang utama telah berisi biji satu atau dua R7 Mulai masak Salah satu warna polong pada batang utama telah berubah menjadi cokelat kekuningan atau warna masak R8 Masak penuh 95% jumlah polong telah mencapai warna masak

2.1.3 Teknik budidaya 11 Menurut Suhaeni (2007), setidaknya ada 2 hal yang dapat dilakukan petani untuk menghasilkan kedelai yang produktif dan berkualitas yaitu pemilihan bibit unggul dan menguasai teknik budidaya yang baik. Berikut beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk menanam kedelai secara baik dan benar. 1. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah dilakukan untuk memeroleh struktur tanah yang gembur sehingga kedelai dapat tumbuh sempurna. Dengan diolah, tanah menjadi subur sekaligus menghilangkan tumbuhan pengganggu atau gulma. Agar pengolahan tanah sempurna, pembajakan dan pencangkulan sebaiknya dilakukan lebih dari satu kali. 2. Inokulasi dan penularan bakteri Inokulasi tanah dilakukan dengan mencampurkan biji-biji kedelai dengan tanah yang mengandung bakteri Rhizobium. Tanah tersebut diambil dari lahan bekas ditanami kedelai. Proses pencampuran dilakukan dengan perbandingan 9 kg biji dan 1 kg tanah. Penularan bakteri dilakukan dengan mencampur biji-biji kedelai dengan legin. Legin adalah zat perangsang bakteri Rhizobium. 3. Penyiapan benih Biji kedelai yang akan ditanam sebaiknya dipilih dari tanaman yang sehat, murni, unggul, dan dipetik pada saat buah sudah tua. Biji diseleksi dan dijemur sampai kering sempurna dengan kadar air 10-15%. Benih-benih yang sudah kering dan bersih selanjutnya disimpan di tempat tertutup.

4. Penanaman 12 Penanaman dianjurkan secara tugalan dengan jarak yang teratur. Sebelum ditanam, benih sebaiknya diberi insektisida berbahan aktif karbofuran untuk mencegah serangan hama lalat kacang. Benih ditanam 2-3 biji per lubang. 5. Pembumbunan dan pengairan Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan. Selain untuk mengendalikan gulma, pembumbunan juga bertujuan untuk menggemburkan tanah sehingga mendorong perkembangan akar. Pembumbunan dilakukan setelah tanaman berumur 3-4 minggu. 6. Pengendalian hama Pengendalian hama dapat dilakukan diantaranya dengan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan kedelai atau bukan kacang-kacangan, penggunaan Varietas berumur genjah atau tahan hama, pemusnahan hama secara mekanis dengan mengumpulkan telur dan hama serangga dewasa, dan penyemprotan insektisida. 7. Pemanenan Waktu, cara, dan alat yang digunakan dalam pemanenan kedelai dapat mempengaruhi jumlah dan mutu hasil kedelai. Untuk itu, pemanenan sebaiknya dilakukan jika semua daun tanaman telah rontok, polong berwarna kuning kecokelatan dan mengering. Brangkasan tanaman hasil panen dikumpulkan di tempat yang bebas dari air dan diberi alas. Penjemuran biji harus diperhatikan karena memiliki pengaruh pada kualitas biji atau benih.

2.2 Pupuk Majemuk NPK 13 Unsur hara merupakan faktor pembatas produksi suatu tanaman. Tanaman memerlukan unsur hara yang cukup untuk mencapai produksi yang optimum. Pemupukan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketersediaan hara di dalam tanah. Memupuk berarti menambahkan unsur hara ke tanah dan tanaman (Lingga dan Marsono, 2008). Berdasarkan kandungan unsur hara, pupuk dibagi menjadi dua yaitu pupuk tunggal (single fertilizer) yang mengandung satu macam unsur hara dan pupuk majemuk (compound fertilizer) yang mengandung lebih dari satu macam unsur hara. Pupuk majemuk merupakan pupuk campuran yang umumnya mengandung lebih dari satu macam unsur hara tanaman (makro maupun mikro) terutama N, P, dan K (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro yang sangat dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Nitrogen dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan bagian vegetatif seperti daun, batang, dan akar. Nitrogen dalam tanah mudah hilang karena sifat N yang mobile, mudah tercuci, berubah bentuk dan menguap (Kania, 2014). Pemupukan N pada tanaman berfungsi untuk meningkatkan kandungan protein, meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara lain, merangsang pertunasan, menambah tinggi tanaman, serta mengaktifkan pertumbuhan mikroba. Kekurangan N pada tanaman mengakibatkan tanaman menjadi kerdil, pertumbuhan akar terhambat, serta daun menjadi klorosis dan mudah rontok (Jumin, 2012).

14 Selain nitrogen, tanaman kedelai juga memerlukan unsur hara fosfor (P). Unsur P diperlukan oleh tanaman kedelai untuk metabolisme sel yang dapat digunakan untuk pertumbuhan akar serta meningkatkan jumlah bintil akar. Selain meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman, bintil akar juga mampu meningkatkan produksi kedelai seperti jumlah polong, jumlah biji per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot biji per meter persegi, bobot 100 biji, dan kadar N biji (Triadiati, 2013). Kekurangan P pada tanaman menyebabkan pertumbuhan terhambat, daun menjadi hijau tua, tanaman tidak menghasilkan bunga dan buah, serta ukuran buah menjadi kecil dan cepat matang (BPTP Riau, 2012). Tanaman menyerap kalium dalam bentuk K +. Unsur kalium dibutuhkan dalam jumlah yang besar, yakni terbesar kedua setelah nitrogen. Kalium dalam tanaman tidak menjadi komponen struktur dalam senyawa organik, namun mutlak dibutuhkan untuk proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Kalium merupakan pengaktif (aktivator) sejumlah enzim yang penting untuk fotosintesis dan respirasi (Salisbury dan Ross, 1995) dalam Nurmanda (2010). Kekurangan K pada tanaman dapat dilihat dari ciri-ciri pertumbuhan tanaman terhambat, batang kurang kuat dan mudah patah, biji buah menjadi kisut, serta daun mengerut/kriting dan timbul bercak-bercak merah coklat lalu mati (BPTP Riau, 2012). Pupuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk NPK Phonska (15:15:15). Pupuk NPK Phonska bersifat fast realease yang berarti lebih cepat tersedia bagi tanaman. Pupuk ini juga mudah didapat di pasaran dan bersubsidi. Pupuk NPK Phonska memiliki beberapa keunggulan diantaranya mudah larut

dalam air, dapat meningkatkan produksi dan kualitas panen, memacu 15 pertumbuhan akar dan sistem perakaran yang baik, memperbesar ukuran buah, umbi, dan biji-bijian (Petrokimia, 2008). 2.3 Pemupukan NPK Susulan pada Tanaman Kedelai Pemupukan susulan merupakan pemupukan yang dilakukan setelah pupuk dasar. Menurut Kaspar (1987) dalam Wicaksono (2010), pemupukan NPK susulan pada produksi kedelai bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara selama masa pembungaan dalam menjamin ketersediaan asimilat pada saat pengisian polong. Pada saat fase generatif, akar tanaman akan tumbuh secara cepat dan mencapai pertumbuhan maksimal untuk mendapatkan unsur hara di tanah sehingga diperlukan unsur hara yang lebih banyak. Penambatan N oleh bintil akar juga menurun pada saat tanaman leguminose mulai memasuki periode pembungaan bersamaan semakin meningkatnya bintil akar yang tua dan mati. Pemupukan susulan harus dilakukan dengan dosis yang tepat agar tanaman dapat mencapai pertumbuhan dan hasil yang optimum. Dosis pupuk susulan yang diberikan harus berimbang agar tanaman kedelai tidak mengalami kelebihan atau kekurangan unsur hara. Avivi (2005) menyatakan bahwa pemupukan susulan dengan NPK setengah dosis pupuk normal dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah polong isi per tanaman kedelai. Kandungan unsur hara di dalam tanah dapat meningkat seiring dengan meningkatnya dosis pupuk susulan yang diberikan. Semakin banyak unsur hara yang diserap oleh tanaman maka produksinya akan meningkat. Hasil penelitian

Nurmanda (2010) menunjukkan bahwa peningkatan dosis pupuk NPK susulan 16 mampu meningkatkan bobot berangkasan kering dan hasil benih per hektar pada kedelai Varietas Grobogan. Selain meningkatkan produksi tanaman, pemupukan susulan juga dilakukan pada produksi benih. Pemupukan susulan pada saat berbunga dapat meningkatkan viabilitas awal benih yang baik. Pemupukan susulan sebagai unsur hara tambahan bagi tanaman untuk membantu pertumbuhan generatif sehingga tanaman dapat menghasilkan benih yang bernas dan memiliki viabilitas awal yang tinggi. Viabilitas awal yang tinggi sebelum ditanam atau disimpan merupakan langkah awal yang baik, benih sebagai bahan tanam. Benih yang memiliki viabilitas tinggi akan memberikan harapan keberhasilan suatu pertanaman yang tinggi pula (Nurmiaty dan Nurmauli, 2010). Hasil penelitian Rusdi (2008) menunjukkan bahwa pemupukan NPK susulan dapat meningkatkan produksi benih kedelai berdasarkan peubah tinggi tanaman dan viabilitas benih. 2.4 Bentuk Pupuk Pemupukan harus dilakukan dengan tepat agar pupuk yang diberikan dapat diserap dengan baik oleh tanaman. Salah satu cara meningkatkan efisiensi serapan hara oleh tanaman adalah dengan mengubah bentuk pupuk menjadi lebih kecil. Menurut Arryanto (2012), penggunaan pupuk yang berukuran kecil memiliki keunggulan lebih reaktif, langsung mencapai sasaran atau target karena ukurannya yang halus, serta hanya dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit. Salah satu cara untuk megubah bentuk atau ukuran pupuk yaitu dengan penggerusan pupuk.

17 Pupuk yang diberikan ke dalam tanah tidak semuanya dapat diserap oleh tanaman. Pupuk memerlukan waktu untuk melepaskan hara dan dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Efisiensi pemupukan perlu dilakukan dengan tujuan memperkecil kehilangan pupuk dan meningkatkan efektifitas serapan hara. Efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan mengubah bentuk atau ukuran pupuk sehingga permukaan pupuk menjadi lebih luas, sehingga lebih mudah larut yang dapat menyebabkan unsur hara tersedia lebih banyak untuk tanaman (Lee, 2010). Hasil penelitian Saprudin dkk. (2012) menunjukkan bahwa penggunaan pupuk nano pada benih jagung dapat mengefisiensikan penggunaan pupuk urea. Pupuk dengan ukuran yang lebih kecil akan lebih mudah diserap oleh tanaman. Pupuk yang diberikan pada penelitian ini diperkecil dengan cara digerus. Pupuk yang telah digerus lalu disaring menggunakan saringan berukuran 145 mess agar ukurannya homogen.