UCAPAN TERIMA KASIH. vii

dokumen-dokumen yang mirip
Maternal and Infant Risk Factors on The Incidence of Neonatal Asphyxia in Bali: Case Control Study

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan. indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

I. PENDAHULUAN. asfiksia, hampir 1 juta bayi meninggal (WHO, 2002). Di Indonesia, dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (Studi Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Kendangsari Surabaya)

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

BAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyebab Kematian Neonatal di Indonesia (Kemenkes RI, 2010)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu dan Anak merupakan dua indikator yang peka terhadap kualitas fasilitas pelayanan kesehatan.

FAKTOR-FAKTOR RESIKO KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN TAHUN 2015

TESIS FAKTOR RISIKO SEPSIS NEONATORUM DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR KURNIASIH WIDAYATI NIM

BAB I PENDAHULUAN. Bayi (AKB). Angka kematian bayi merupakan salah satu target dari Millennium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR DAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM

BAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan.

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

BAB 1 PENDAHULUAN. calon ibu dan bayi yang dikandung harus mendapatkan gizi yang cukup banyak

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

FAKTOR RISIKO USIA, PEKERJAAN DAN PAPARAN ASAP ROKOK PADA IBU DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana starata-1 kedokteran umum

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. masih tingginya angka kematian bayi. Hal ini sesuai dengan target Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan rancangan studi kasus kontrol. Penyetaraan matching dilakukan

Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum (Studi Di RSUD Tugurejo Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. dunia mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam

BAB V PEMBAHASAN. bersalin umur sebanyak 32 ibu bersalin (80%). Ibu yang hamil dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di

Hubungan Antara Partus Lama Dan Kondisi Air Ketuban Dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir (Stady Kasus Di Rsud Kota Salatiga Tahun 2012)

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

UNIVERSITAS UDAYANA PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI PUSKESMAS KUTA SELATAN TAHUN 2012

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN RISIKO ASFIKSIA NEONATORUM ANTARA BAYI KURANG BULAN DENGAN BAYI CUKUP BULAN PADA BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

ASFIKSIA FAKTOR DOMINAN PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI, PARITAS, UMUR KEHAMILAN, DAN ANEMIA DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM PADA IBU BERSALIN PREEKLAMPSIA BERAT TESIS

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang.

Analisis Hubungan Kunjungan Neonatal, Asfiksia dan BBLR dengan Kematian Neonatal

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

HUBUNGAN UMUR KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RSI SULTAN HADLIRIN JEPARA. Asmawahyunita, Ita Rahmawati, Sri Sundarsih Pasni

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO SANTI WANTI NIM

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. 1 Infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA ASFIKSIA NEONATURUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RUANG PERINATALOGI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UNIVERSITAS UDAYANA NI MADE ARIEK ASRI ARYANTI

NANDINI PARAHITA SUPRABA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

ABSTRAK. Audylia Hartono Pembimbing I : Rimonta F. Gunanegara, dr., Sp.OG. Pembimbing II : July Ivone, dr., MKK., MPd.Ked.

FAKTOR RISIKO PENYAKIT MEMBRAN HIALIN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN NEONATUS RISIKO TINGGI

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI II

ANALISIS JALUR FAKTOR PENENTU PERKEMBANGAN ANAK USIA 1-3 TAHUN DI KOTA SALATIGA TESIS

HUBUNGAN KEHAMILAN POST TERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

PERBEDAAN LUARAN JANIN PADA PERSALINAN PRETERM USIA KEHAMILAN MINGGU DENGAN DAN TANPA KETUBAN PECAH DINI JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

HUBUNGAN PERSEPSI MUTU PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

PENGARUH UMUR, KOMPLIKASI LAIN DAN JENIS PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR PADA IBU PREEKLAMPSIA BERAT DI RSUDP MATARAM TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 25 per-1000 kelahiran hidup dengan Bayi Berat Lahir. Rendah (BBLR) penyebab utamanya. 2 Kematian bayi baru lahir di

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut perkiraan World Health Organization (WHO) pada tahun 2013,

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, STATUS PEKERJAAN IBU DAN PERAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS WEDARIJAKSA PATI TESIS

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Maolinda et al.,persalinan Tindakan...

ABSTRAK. HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU KEHAMILAN ATERM DENGAN DISMATURITAS BAYI LAHIR DI SEBUAH RS DI MEDAN

Rendah. Veronica Magdalena Pinontoan 1, Sandra G.J Tombokan 2, 1. RSUP.Prof.Dr.R.D.Kandou Manado 2,3, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado

ABSTRAK. Hubungan Antara Karakteristik Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah di Rumah Sakit Immanuel, Bandung 2008

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN ASFIKSIA PADA GEMELLI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH UMUR KEHAMILAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Transkripsi:

UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat Nya penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian yang berjudul Faktor Risiko Ibu dan Bayi terhadap Kejadian Asfiksia Neonatorum di RSUP Sanglah Denpasar ini tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. dr. I.G.A Trisna Windiani, Sp.A(K) selaku pembimbing pertama yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti program magister dan khususnya dalam penyelesaian hasil penelitian ini. Terima kasih sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada dr. Desak Putu Yuli Kurniati, MKM selaku pembimbing kedua yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan, semangat, dan saran kepada penulis. Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. I Ketut Suastika, Sp.PD (KEMD) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa program magister pada Program Pasca Sarjana Universitas Udayana. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. dr. Dewa Nyoman Wirawan, MPH selaku ketua PS MIKM Unud Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada sekretariat PS MIKM Unud, dan semua dosen dan staf PS MIKM Unud. Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada para penguji hasil penelitian ini, yaitu Prof. dr. Dewa Nyoman Wirawan, MPH, dr. I Made Ady Wirawan, MPH, PhD, dan dr. Pande Putu Januraga, M.Kes, DrPH yang telah memberikan masukan dan koreksi. vii

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dr. I Gusti Lanang Suartana Putra, MM.,MARS selaku Direktur SDM dan Pendidikan RSUP Sanglah, Ni Ketut Sunarthi, S.ST selaku Kepala Ruangan Perinatologi RSUP Sanglah yang telah memberikan ijin penelitian, staf Instalasi Rekam Medik yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan informasi dan bantuan dalam pengumpulan data penelitian. Ucapan khusus untuk suami, orang tua, mertua, keluarga dan para sahabat untuk dukungannya serta teman-teman seperjuangan MIKM Angkatan VI. Denpasar, 25 Juli 2016 Ni Nyoman Ayuk Widiani viii

ABSTRAK FAKTOR RISIKO IBU DAN BAYI TERHADAP KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUP SANGLAH DENPASAR Kecenderungan kejadian asfiksia neonatorum di RSUP Sanglah Denpasar 5 tahun terakhir cenderung stagnan dan tidak mengalami perubahan yang signifikan. Penelitian tentang asfiksia neonatorum sudah banyak dilakukan, namun masih ada beberapa variabel yang hasilnya tidak konsisten seperti umur ibu, paritas, anemia pada kehamilan, jenis persalinan, persalinan lama serta prematur. Penelitian ini termasuk penelitian observasional analitik dengan rancangan kasus kontrol. Sampel penelitian ini adalah bayi yang dirawat di ruang perinatologi RSUP Sanglah Denpasar dari Januari-Desember 2015 dengan jumlah 86 kasus dan 86 kontrol dengan teknik acak sederhana dan matching variabel usia kehamilan ibu. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat (chi square test) dan multivariat dengan regresi logistik menggunakan STATA 12.0. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara lilitan tali pusat p: 0,000, OR=6,55 (95%CI: 2,34-18,33); anemia dalam kehamilan p: 0,001, OR=6,49 (95%CI: 2,21-19,03); partus lama p: 0,018, OR=6,27 (95%CI: 1,37-28,70); BBLR p: 0,002, OR=3,85 (95%CI: 1,61-9,18); umur ibu <20 tahun dan >35 tahun p: 0,005, OR=3,57 (95%CI: 1,48-8,61); dan hipertensi dalam kehamilan p: 0,035, OR=2,40 (95%CI: 1,06 5,44) dengan kejadian asfiksia neonatorum. Faktor ibu yang berpengaruh terhadap kejadian asfiksia neonatorum yaitu anemia dalam kehamilan, partus lama, umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun, dan hipertensi dalam kehamilan, sedangkan faktor bayi yaitu lilitan tali pusat dan berat badan lahir rendah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar untuk pencegahan kejadian asfiksia neonatorum serta peningkatan promosi kesehatan yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait. Kata Kunci : Faktor risiko, asfiksia neonatorum, lilitan tali pusat, kasus kontrol, Denpasar ix

ABSTRACT MATERNAL AND INFANT RISK FACTORS ON THE INCIDENCE OF NEONATAL ASPHYXIA IN SANGLAH HOSPITAL DENPASAR Trend neonatal asphyxia in Sanglah Hospital Denpasar in last 5 years tend to be stagnant and there were no significant changing. Research on neonatal asphyxia had been done, however there were still some variables which showed inconsistent results such as maternal age, parity, anemia in pregnancy, type of delivery, prolonged labor and premature. This research was observational analytic case-control design. Samples were treated in neonatal perinatology of Sanglah Hospital from January to December 2015 the number of 86 cases and 86 controls with simple random technique and the matching variables gestational age of the mother. Data analysis was performed using univariate, bivariate (chi square test) and multivariate logistic regression using STATA 12.0. The results showed there were no significant correlation between nuchal cord p: 0,000, OR=6.55 (95% CI: 2.34 to 18.33); anemia in pregnancy p: 0.001, OR=6.49 (95% CI: 2.21 to 19.03); obstructed labor p: 0,018, OR=6.27 (95% CI: 1.37 to 28.70); LBW p: 0.002, OR=3.85 (95% CI: 1.61 to 9.18); maternal age <20 years and >35 years p: 0.005, OR=3.57 (95% CI: 1.48 to 8.61); hypertension in pregnancy p: 0.035, OR=2.40 (95% CI: 1.06 to 5.44) and the incidence of neonatal asphyxia. Based on the research, it can be concluded that maternal factors which influence the incidence of asphyxia neonatorum namely anemia in pregnancy, prolonged labor, maternal age <20 years and >35 years, and hypertension in pregnancy, while the factor of baby ie nuchal cord and low birth weight. The results of this study are expected to be the basis for the prevention of bayi asphyxia and the improvement of health promotion carried out by the relevant parties. Keywords: risk factors, neonatal asphyxia, nuchal cord, case control, Denpasar x

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DALAM... LEMBAR PERSYARATAN GELAR... LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman ii iii iv v vii ix x xi xvi xv xvi xviii BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum... 8 1.3.2 Tujuan Khusus... 8 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Praktis... 8 1.4.2 Manfaat Teoritis... 9 BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asfiksia Neonatorum... 10 2.2 Faktor Risiko Asfiksia Neonatorum... 13 BAB III. KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir... 24 3.2 Konsep Penelitian... 25 3.3 Hipotesis Penelitian... 26 xi

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian... 27 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 28 4.3 Definisi Kasus dan Kontrol 4.3.1.Subyek Kasus... 28 4.3.2.Subyek Kontrol 28 4.4 Sumber Kasus dan Kontrol 4.4.1.Populasi Kasus. 28 4.4.2.Populasi Kontrol. 29 4.5 Besar Sampel Kasus dan Kontrol 4.5.1.Jumlah dan Besar Sampel 29 4.5.2.Teknik Pemilihan Sampel dan Proses Matching... 30 4.6 Metode dan Instrumen untuk Mengukur Variabel Independen 4.6.1.Metode Pengumpulan Data. 31 4.6.2.Instrumen Penelitian 31 4.7 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 4.7.1 Variabel Penelitian... 32 4.7.2 Definisi Operasional... 33 4.8 Pengolahan dan Analisis Data 4.8.1 Pengolahan Data... 36 4.8.2 Analisis Data... 36 4.9 Etika Penelitian.... 38 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 39 5.2 Karakteristik Subyek Penelitian... 40 5.3 Analisis Bivariat Faktor Risiko Ibu dan Bayi terhadap Kejadian Asfiksia Neonatorum... 40 5.4 Analisis Multivariat Faktor Risiko Ibu dan Bayi yang Berhubungan dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum... 44 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Faktor Risiko Ibu dan Bayi terhadap Kejadian Asfiksia Neonatorum... 46 6.2 Keterbatasan Penelitian... 54 xii

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan..... 56 7.2 Saran... 56 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xiii

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Komponen Penilaian Skor APGAR... 12 Tabel 4.1 Definisi Operasional... 33 Tabel 5.1 Tabel 5.2 Komparabilitas berdasarkan Variabel Usia Kehamilan pada Kasus dan Kontrol... 40 Crude OR Faktor Ibu dan Bayi terhadap Kejadian Asfiksia Neonatorum... 41 Tabel 5.3 Adjusted OR Faktor Risiko Kejadian Asfiksia Neonatorum... 44 xiv

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1 Konsep Penelitian... 25 Gambar 4.1 Rancangan Penelitian... 27 xv

DAFTAR SINGKATAN AKB AKN APN APGAR BBL BBLR BBLSR BBLASR BBLER BKKBN CFR KEK KPD IDAI OR Hb PH BPS JNC ANC : Angka Kematian Bayi : Angka Kematian Bayi : Asuhan Persalinan Normal : Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration : Berat Badan Lahir : Bayi Berat Lahir Rendah : Bayi berat lahir sangat rendah : Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah : Bayi Berat Lahir Ekstra Rendah : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional : Case Fatality Rate : Kurang Energi Kronik : Ketuban Pecah Dini : Ikatan Dokter Anak Indonesia : Odds Ratio : Hemoglobin : Potential of Hydrogen : Badan Pusat Statistik : Joint National Commitee : Ante Natal Care xvi

IUGR CI KIA SDKI Riskesdas CO2 O2 WHO RSUP RM CM PNS BLU CPAP : Intrauterine Growth Restriction : Confidence Interval : Kesehatan Ibu dan Anak : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia : Riset Kesehatan Dasar : Karbondioksida : Oksigen : World Health Organization : Rumah Sakit Umum Pusat : Rekam Medik : Catatan Medik : Pegawai Negeri Sipil : Badan Layanan Umum : Continous Positive Airway Pressure xvii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Formulir Ekstraksi Data Lampiran 2. Output Hasil Analisis Stata SE 12 Lampiran 3. Surat Keterangan Kelaikan Etik Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian Badan Penanaman Modal dan Perijinan Provinsi Bali Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian RSUP Sanglah Denpasar. xviii

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian perinatal suatu negara dapat mencerminkan kemampuan dalam memberikan pelayanan kesehatan (Manuaba, 2007). Pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan oleh perbandingan angka kematian ibu dan angka kematian perinatal (Manuaba, 2007). Kesehatan prenatal, perinatal, dan postnatal menjadi sangat penting karena pada masa ini dianggap sebagai masa yang rawan terjadinya gangguan atau kecacatan, seperti berat bayi lahir rendah, kematian bayi, kelainan kongenital, dan asfiksia neonatorum (Manuaba, 2007). Asfiksia neonatorum adalah kegagalan usaha napas bayi baru lahir sehingga tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur (Varney, 2007). Asfiksia neonatorum merupakan kegagalan napas secara spontan dan teratur pada saat lahir (WHO, 2008). Asfiksia neonatorum menyebabkan bayi terlihat lemah, mengalami penurunan denyut jantung secara cepat, tubuh menjadi biru atau pucat dan refleks refleks melemah sampai menghilang dan terjadi ketika bayi tidak cukup menerima oksigen sebelumnya, selama atau setelah kelahiran (Depkes RI, 2007). Case fatality rate (CFR) asfiksia untuk bayi dan balita di Indonesia, sebesar 11% setiap tahun (WHO, 2010). Asfiksia menyebabkan kematian neonatal berkisar antara 8%-35% di negara maju, sedangkan di negara berkembang antara 31%-56,5% (WHO, 2010). Insiden asfiksia pada menit pertama 47/1000 kelahiran hidup dan pada 1

2 5 menit pertama 15,7/1000 kelahiran hidup untuk semua neonatal, dan insidennya di Indonesia kurang lebih 40/1000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2009). Asfiksia merupakan penyebab kematian paling tinggi, kurang lebih 23% dari sekitar 4 juta kematian bayi baru lahir di seluruh dunia setiap tahunnya (Lancet, 2011). Sejak tahun 2000-2003 angka kejadian asfiksia neonatorum sebesar 8% dan berada di urutan ke-6 sebagai penyebab kematian anak di seluruh dunia setelah pneumonia, malaria, sepsis neonatorum dan kelahiran prematur (WHO, 2010). Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi yaitu 35/1.000 kelahiran hidup dan kematian yang terjadi pada masa neonatal sebesar 56% (SDKI, 2007). Angka kematian neonatal (AKN) yaitu bayi 0 28 hari di Indonesia periode lima tahun terakhir (2007-2011) mengalami stagnansi, dimana kematian neonatal sebesar 19/1.000 kelahiran hidup dan tahun 2012 sebesar 20/1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007). Data AKB dalam lima tahun terakhir sebesar 32/1.000 kelahiran hidup, padahal target nasional yang harus dicapai pada tahun 2015 sebesar 23/1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012). Angka kematian bayi di Provinsi Bali tahun 2010 sebesar 20/1.000 kelahiran hidup dan meningkat pada tahun 2012 menjadi 29/1.000 kelahiran hidup (Dinkes Provinsi Bali, 2014). Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan, kematian neonatal yang terjadi pada umur 0-6 hari sebesar 78,5%. Penyebab utama kematian tersebut adalah gangguan pernapasan/asfiksia (35,9%), prematur, BBLR (32,4%) dan sepsis (12%) (Riskesdas, 2010).

3 Penyebab terbanyak kematian bayi adalah asfiksia neonatorum, prematur, BBLR, dan infeksi bayi baru lahir (Saiffudin, 2009). Kematian bayi dan balita sebagian besar disebabkan oleh masalah yang terjadi pada masa bayi (0 28 hari) yang meliputi asfiksia neonatorum sebesar 27%, berat badan lahir rendah (BBLR) sebesar 29%, trauma lahir, tetanus neonatorum, kelainan kongenital dan infeksi pada bayi (Depkes RI, 2009). Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan bahwa persalinan terjadi di rumah sebesar 52,7% dan kasus asfiksia neonatorum sering dijumpai oleh bidan sebagai penolong persalinan di lini terdepan (SDKI, 2007). Seorang bidan harus memiliki pengetahuan dan kompetensi dalam penanganan gawat janin atau resusitasi bayi baru lahir sebagai upaya dalam penurunan angka kematian bayi (AKB) (Depkes RI, 2012). Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar adalah rumah sakit tipe A yang merupakan pusat rujukan untuk seluruh wilayah Provinsi Bali dan wilayah Nusa Tenggara. Berdasarkan laporan tahunan RSUP Sanglah Denpasar dalam lima tahun terakhir didapatkan didapatkan, tahun 2010 angka kejadian asfiksia neonatorum sebesar 93 kasus dengan total bayi yang dirawat sebanyak 1072 (8,67%), tahun 2011 angka kejadian asfiksia neonatorum sebesar 99 kasus dengan total bayi yang dirawat sebanyak 1063 (9,32%), tahun 2012 angka kejadian asfiksia neonatorum sebesar 120 kasus dengan total bayi yang dirawat sebanyak 1038 bayi (11,56%), tahun 2013 angka kejadian asfiksia neonatorum sebesar 90 kasus dengan total bayi yang dirawat sebanyak 1085 bayi (8,29%), dan tahun 2014 angka kejadian asfiksia neonatorum sebesar 116 kasus dengan total bayi yang dirawat sebanyak 1025 bayi (11,31%)

4 (RSUP Sanglah, 2015). Dampak asfiksia neonatorum yang tidak tertangani dengan cepat dan baik menyebabkan kematian bayi baru lahir (Hasan, 2007). Diperkirakan sekitar 1 juta anak yang bertahan setelah mengalami asfiksia saat lahir, kini hidup dengan kesakitan jangka panjang seperti cerebral palsy, retardasi mental dan gangguan belajar (WHO, 2012). Asfiksia neonatorum berat juga dapat memengaruhi fungsi organ vital, kerusakan otak serta kematian (Saifuddin, 2009). Faktor penyebab asfiksia neonatorum antara lain faktor ibu, faktor bayi, faktor tali pusat dan faktor persalinan (Depkes RI, 2009). Faktor ibu meliputi hipertensi pada kehamilan (preeklampsi dan eklampsi) (24%), perdarahan antepartum (plasenta previa, solusio plasenta) (28%), anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) (kurang dari 10%), infeksi berat (11%), dan kehamilan lewat waktu (Gilang, 2010). Faktor penyebab asfiksia ada tiga antara lain faktor ibu seperti preeklamsi, eklamsi, perdarahan antepartum, partus lama, demam saat persalinan, infeksi berat, serotinus, faktor tali pusat seperti lilitan tali pusat, simpul tali pusat, tali pusat pendek dan prolapsus tali pusat serta faktor keadaan bayi seperti prematur, persalinan sulit, kehamilan kembar, kelainan kongenital, air ketuban bercampur mekonium (Asri, 2010). Faktor bayi meliputi prematur (15%), berat badan lahir rendah (20%), kelainan kongenital (1-3%). Faktor tali pusat meliputi, lilitan tali pusat, simpul tali pusat, tali pusat pendek dan prolapsus tali pusat. Faktor persalinan meliputi partus lama sebesar 2,8% - 4,9%, persalinan dengan penyulit (letak sungsang, kehamilan kembar, distosia bahu, vakum ekstraksi, forsep ekstraksi) (3% - 4%), dan ketuban pecah dini (KPD) (10% - 12%) (Mochtar R, 2011).

5 Paritas, usia ibu serta umur kehamilan merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian asfiksia neonatorum (Junita, 2014). Penelitian yang dilakukan oleh Revrelly di Manado menunjukkan bahwa umur ibu di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun mempunyai peluang dua kali lebih besar bayinya mengalami asfiksia dibanding umur 20-35 tahun. Penelitian Rika (2013) menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara usia ibu dan usia kehamilan dengan kejadian asfiksia neonatorum (p= 0,34 dan p= 0,202). Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Irma (2012) yang menyebutkan tidak ada hubungan antara umur ibu dan paritas ibu dengan kejadian asfiksia neonatorum (p= 0,571 dan p= 0,084). Penelitian yang dilakukan di Padang oleh Selly FM (2011), didapatkan hasil bahwa lebih dari setengah (55%) paritas 1 dan 4 melahirkan dengan bayi asfiksia dibandingkan dengan paritas 2-3. Penelitian yang dilakukan Prabamurti (2006) di Kecamatan Losari Kabupaten Brebes menunjukkan bahwa paritas 1 dan 4 mempunyai hubungan dengan kejadian asfiksia neonatorum. Penelitian Endang (2004) menunjukkan tidak ada hubungan antara paritas ibu bersalin dengan asfiksia neonatorum (p= 0,707). Penelitian Rofi atun menunjukkan tidak ada hubungan antara kadar hemoglobin pada wanita hamil dengan asfiksia neonatorum. Penelitian ini juga didukung oleh Purwadhani (2010), yang menyebutkan tidak ada hubungan yang bermakna antara anemia pada kehamilan aterm dengan asfiksia neonatorum (p= 0,073). Penelitian yang dilakukan Gilang (2010), menunjukkan risiko terjadinya asfiksia neonatorum pada ibu dengan perdarahan antepartum sebesar 24,7 kali lebih besar dibanding

6 dengan ibu yang tidak perdarahan antepartum. Risiko asfiksia neonatorum pada bayi BBLR 53,7 kali lebih besar dibandingkan bayi yang tidak BBLR, dan terdapat hubungan KPD dengan kejadian asfiksia neonatorum. Penelitian Ajeng (2004), menunjukkan adanya hubungan berat bayi lahir dengan kejadian asfiksia neonatorum. Penelitian Zulkarnain (2012), menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara jenis persalinan dan asfiksia neonatorum. Hal ini juga didukung oleh penelitian Rahmah (2012) yang menunjukkan adanya hubungan antara KPD, partus lama dan jenis persalinan dengan kejadian asfiksia neonatorum. Penelitian Eka (2012) juga menunjukkan hasil yang sama, namun sebaliknya penelitian Herianto (2012) menyebutkan tidak ada hubungan yang bermakna antara persalinan tindakan maupun persalinan lama dengan kejadian asfiksia neonatoum. Penelitian Rika (2013) menunjukkan ada hubungan antara bayi baru lahir yang mengalami asfiksia neonatorum dengan gangguan tali pusat. Penelitian yang pernah dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar oleh Wiradharma (2010) tentang hubungan lama ketuban pecah dini terhadap asfiksia pada kehamilan cukup bulan dengan rancangan penelitian kasus kontrol dengan nilai p=0,004. Penelitian lain yang dilakukan di RSUP Sanglah oleh Emy (2013), tentang hubungan preeklampsia terhadap kejadian asfiksia pada bayi baru lahir dengan rancangan penelitian crossectional, dengan hasil ada hubungan preeklampsia dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir (p= 0,002). Penelitian tentang asfiksia neonatorum sudah banyak dilakukan, namun masih ada beberapa variabel yang menjadi kontroversi karena hasil yang tidak konsisten

7 seperti umur ibu, paritas, anemia pada kehamilan, jenis persalinan, persalinan lama serta prematur. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin meneliti kembali tentang faktor risiko asfiksia neonatorum dilihat dari faktor ibu dan bayi. Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar dipilih sebagai tempat penelitian karena merupakan satu satunya rumah sakit pusat rujukan di Provinsi Bali dan letaknya ada di tengah kota Denpasar, sehingga kejadian asfiksia neonatorum di RSUP Sanglah Denpasar dapat mewakili kejadian asfiksia neonatorum di Provinsi Bali. Kecenderungan kejadian asfiksia neonatorum di RSUP Sanglah Denpasar dalam kurun waktu lima tahun terakhir cenderung stagnan dan tidak mengalami perubahan yang signifikan antara 8,29% - 11,57%. Hal ini perlu mendapat perhatian yang serius mengingat dampak dari asfiksia neonatorum adalah meningkatnya risiko morbiditas dan mortalitas bayi. Dari penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan faktor risiko kejadian asfiksia neonatorum, diketahui masih ada beberapa faktor risiko yang hasilnya tidak konsisten. Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui faktor risiko ibu dan bayi yang memengaruhi kejadian asfiksia neonatorum di ruang perinatologi RSUP Sanglah Denpasar tahun 2015. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apa saja faktor risiko ibu dan bayi yang berhubungan dengan kejadian asfiksia neonatorum di ruang perinatologi RSUP Sanglah Denpasar tahun 2015?.

8 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini dilakukan mengetahui faktor risiko ibu dan bayi terhadap kejadian asfiksia neonatorum di ruang perinatologi RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2015. 1.3.2 Tujuan Khusus Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Faktor risiko ibu yaitu: umur ibu, pendidikan, pekerjaan, paritas, perdarahan antepartum, hipertensi pada kehamilan, anemia dalam kehamilan, jenis persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, partus lama, ketuban pecah dini (KPD) dan sumber rujukan terhadap kejadian asfiksia neonatorum di ruang perinatologi RSUP Sanglah Denpasar tahun 2015. 2. Faktor risiko yaitu: bayi berat badan lahir (BBL) dan lilitan tali pusat terhadap kejadian asfiksia neonatorum di ruang perinatologi RSUP Sanglah Denpasar tahun 2015. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Praktis 1.4.1.1 Sebagai masukkan untuk pembuat kebijakan dalam membuat kebijakan/ program sebagai usaha dalam rangka menurunkan angka kematian bayi khususnya angka kejadian asfiksia neonatorum baik di tingkat dasar maupun tingkat lanjutan.

9 1.4.1.2 Bagi tenaga medis dan paramedis dengan mengetahui faktor yang memengaruhi kejadian asfiksia neonatorum di RSUP Sanglah, diharapkan dapat melakukan upaya preventif sebelum terjadinya asfiksia neonatorum. 1.4.2 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi khususnya dalam bidang kesehatan ibu dan anak (KIA) terkait faktor risiko ibu dan bayi terhadap asfiksia neonatorum dan sumber data yang dapat dipergunakan untuk penelitian berikutnya yang terkait dengan asfiksia neonatorum.