BAB I PENDAHULUAN. mengambil peran sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang. tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 berikut ini:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran suatu media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. manusia itulah menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan. keluarga, sekolah, maupun masyarakat. 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang bersangkutan di mana anak didik belajar. Di sekolah inilah anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan judul

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dipandang sebagai cara yang tepat untuk membentuk sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Dalam konteks Pendidikan

DAFTAR RUJUKAN. Aminuddin dkk Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum. Bogor: Ghalia Indonesia.

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 4 TAHUN 2010 T E N T A N G PENDIDIKAN AL QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. kemajuannya. Disamping itu tiap-tiap individu manusia mempunyai kepentingan dari

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju. Dalam Allah SWT berfirman Q.S. surah Ar-Ra du ayat 11,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, 2005, hlm. 49. hlm , hlm , hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. 1 Sebagai suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. mengaktualisasikan atau menggali segenap potensi yang dibawanya sejak lahir. Abu Ahmadi

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Penegasan Judul. Pendidikan adalah suatu proses pertumbuhan dan berlangsung sepanjang hayat.

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya yang penting bangsa dalam

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dan terencana untuk membentuk kepribadian manusia itu sendiri. 1

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angga Triadi Efendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional Bab

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB I PENDAHULUAN. itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan suatu alat untuk menilai efektifitas metode mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf.

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi kemanusiaanya. Potensi kemanusiaan. merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia yang baik dari

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan dalam konteks otonomi daerah diaharapkan dapat mengambil peran sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 berikut ini: Tujuan pendidikan nasional yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Dalam hal ini guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan yang harus mendapat perhatian sentral, pertama, dan utama. Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan yang signifikan tanpa didukung oleh kompetensi guru yang 1 UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Beserta Penjelasannya, (Bandung: Citra Umbara, 2003), hal. 7

2 berkualitas. Hal tersebut sama dengan yang dikemukakan E. Mulyasa bahwa perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal dari guru dan berujung pada guru pula. 2 Seorang guru, selain menguasai materi dan dapat mengolah program belajar mengajar, guru juga dituntut dapat melaksanakan evaluasi. Kemampuan guru dalam melakukan evaluasi merupakan kompetensi guru yang sangat penting. kegiatan evaluasi mutlak dibutuhkan untuk memperoleh informasi pencapaian tujuan dan keberhasilan dari serangkaian kegiatan pembelajaran. 3 Pentingnya evaluasi pembelajaran dalam pendidikan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang mata pelajaran tersebut. Kalau kita perhatikan dalam dunia pendidikan, kita akan mengetahui bahwa setiap jenis atau bentuk pendidikan pada waktu tertentu selama satu periode pendidikan, selalu mengadakan evaluasi. Demikian pula dalam satu kali proses pembelajaran, guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sukardi dalam bukunya Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya Evaluasi pembelajaran merupakan inti bahasan evaluasi yang kegiatannya dalam lingkup kelas atau dalam lingkup proses belajar mengajar. 4 2 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan sertifikasi Guru, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 5 3 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2004), hal. 111 4 Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hal. 5

3 Evaluasi hendaknya dilakukan semaksimal mungkin dalam suatu kegiatan. Ini dianjurkan karena untuk mendapatkan informasi yang banyak tentang kegiatan siswa dikelas dan kemudian digunakan untuk menilai tingkat keterlaksanaan program seperti yang direncanakan. Evaluasi sebaiknya dikerjakan setiap hari dengan skedul yang sistematis dan terencana dengan melibatkan siswa dalam evaluasi dapat menggali perkembangan pencapaian hasil pembelajaran mereka. Dalam Undang- Undang Tahun 2003 dinyatakan bahwa : Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 58 ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan pemantauan dan penilaian terhadap proses serta hasil kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkesinambungan, berkala, menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan. 5 Evaluasi menjadi bagian yang sangat penting dan tak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar. Jika pembelajaran mempunyai peran penting dalam mendukung pengembangan keagamaan peserta didik, maka evaluasi mempunyai fungsi sebagai penyedia informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar mengajar yang berjalan. Tanpa kehadiran kegiatan evaluasi, tidak mungkin dapat ditemukan informasi mengenai kekurangan dan kelebihan dari aktifitas belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Pentingnya pemantauan dan penilaian di atas relevan dengan konsep yang terkandung dalam Al-Qur an pada surat Al-Zalzalah ayat 7: 5 Depdiknas RI., Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, hal. 51

4 Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. (Q.S Alzalzalah: 7) 6 Secara prinsipil evaluasi merupakan suatu kegiatan penilaian yang bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas kegiatan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karenaanya, Muslich mengatakan kegiatan evaluasi harus dilaksanakan melalui perencanaan, pengumpulan informasi, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa. 7 Evaluasi pembelajaran memiliki kedudukan yang amat strategis, karena hasil dari kegiatan evaluasi dapat digunakan sebagai input untuk melakukan perbaikan kegiatan pembelajaran. Dalm pendidikan Islam evaluasi mengacu pada system evaluasi yang digariskan oleh Allah SWT. dalam Al- Qur an Q.S Al- Baqarah ayat 31. Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (bendabenda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: Sebutkanlah kepada-ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar! (Q.S Al- Baqarah : 31) 8 6 Departemen Agama RI, Al-Qur an Dan Terjemahan Bahasa Indonesia, (Kudus: Menara Kudus, 2006), hal. 599 7 Masnur Muslich, KTSP: Dasar Pemahaman dan Pengembangnnnya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 80 8 Departemen Agama RI, Al-Qur an Dan Terjemahan, hal. 6

5 Dalil tersebut menerangkan tentang ukuran daya kognisi, hafalan manusia dan pelajaran yang telah diberikan kepadanya, yakni Allah melakukan pengevaluasian terhadap Nabi Adam as. tentang nama- nama yang diajarkan Allah SWT kepada Adam dihadapan para malaikat. dengan demikian, tujuan dari pendidikan menjadi dasar dan mendesain pembelajaran dan sekaligus menjadi dasar dalam menentukan alat dan prosedur evaluasi. Seberapa jauh pengalaman belajar telah berhasil mencapai tujuan dapat dikoreksi atau diperiksa melalui evaluasi. Jika evaluasi menunjukkan kekurangan atau kegagalan, maka program belajar dan tujuan pendidikan harus dengan segera mengadakan perbaikan atau perubahan. Terkait dengan pelaksanaan evaluasi hasil belajar itu,maka di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Ngantru dalam mengetahui hasil belajar siswa guru mengembangkan beberapa evaluasi dalam satu periode pembelajaran, termasuk untuk mata pelajaran Al-Qur an Hadits. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan bapak Masrukin selaku guru mata pelajaran Al- Quran Hadits, beliau memaparkan bahwa : Untuk mengetahui ketuntasan belajar para peserta didik, madrasah melakukan berbagai evaluasi dalam periode pendidikannya. Dimana dengan adanya evaluasi itu menjadikan tolak ukur sudah sampai mana pemahaman siswa terkain materi yang telah disampaikan guru. Guru dapat melaksanakan berbagai evaluasi untuk dipakai dalam satu Semester, karena dengan evaluasi siswa akan menambah minatnya untuk belajar dan mengingat dengan seksama materi yang disampaikan oleh guru. Pada mata pelajaran Qur an Hadits misalnya pada bab Mad Shilah guru mengadakan evaluasi terkait bab tersebut setelah dua kali tatap muka, kemudian siswa diperintah untuk mengerjakan soal tanpa melihat materi evaluasi ini dinamakan ulangan harian. Pada waktu pelaksanaan evaluasi tempat duduk siswa yang seharusnya dua bangku untuk dua siswa dipergunakan satu siswa, dengan begitu bisa mencegah terjadinya kecurangan dan siswa yang lain menunggu diluar kelas untuk

6 bergiliran. Dengan aturan seperti itu siswa dalam belajar akan lebih giat dan siswa juga belajar menulis Arab dengan baik dan benar tanpa melihat contoh tulisan. Untuk evaluasi lain juga seperti itu misalnya, UTS dan UAS. 9 Kompeensi guru dalam pelaksanaan evaluasi pada mata pelajaran Qur an Hadits di madrasah tersebut dipandang merupakan suatu yang menarik untuk diteliti lebih lanjut, mengingat pemahaman peserta didik akan penguasaan materi pembelajaran dalam satu periode pendidikan sangatlah penting untuk menuju keberhasilan mereka. Diharapkan dengan pelaksanaan evaluasi yang seperti itu, bukan sekedar upaya untuk menggugurkan tugas guru sebagai fasilitator dalam menyampaikan materi pelajaran dan mengadakan evaluasi tetapi juga untuk memudahkan peserta didik dalam mempelajari materi pelajaran dalam tiap babnya. Dari waktu ke waktu, berbagai jenis pelaksanaan evaluasi terus berkembang yang mengharuskan setiap guru untuk senantiasa bertindak secara profesional. Dalam pengambilan keputusan akan evaluasi mana yang tepat untuk dipergunakan, setiap guru diharuskan memiliki pertimbangan ilmiah yang mendasar. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa terdorong untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut mengenai kompetensi guru Pendidikan Agama Islam khususnya guru mata pelajaran Qur an Hadits dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar dalam bentuk skripsi yang berjudul Kompetensi Guru dalam Pelaksanaan Evaluasi Hasil Belajar Mata Pelajaran Qur an Hadits di MTs Negeri Ngantru Tahun Ajaran 2015/ 2016. 9 Wawancara dengan bapak Masrukin pada hari Selasa, 12 Januari 2016 pukul 09.45 WIB

7 B. Fokus Penelitian Berdasarkan konteks penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka yang dijadikan sebagai fokus penelitian adalah : 1. Bagaimana Kompetensi Guru Mata Pelajaran Qur an Hadits dalam perencanaan Evaluasi Hasil Belajar Siswa di MTs Negeri Ngantru Tahun Pelajaran 2015/ 2016? 2. Bagaimana Kompetensi Guru Mata Pelajaran Qur an Hadits dalam pelaksanaan Evaluasi Hasil Belajar Siswa di MTs Negeri Ngantru Tahun Pelajaran 2015/ 2016? 3. Bagaimana Kompetensi Guru Mata Pelajaran Qur an Hadits dalam Pengolahan Evaluasi Hasil Belajar Siswa di MTs Negeri Ngantru Tahun Pelajaran 2015/ 2016? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian di atas, dapat diketahui bahwa yang dijadikan sebagai tujuan penelitian ini ada tujuan khusus dan tujuan umum. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kompetensi guru dalam mengembangkan evaluasi hasil belajar Qur an Hadits di MTs Negeri Ngantru Tulungagung. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah : 1. Untuk Mendiskripsikan Kompetensi Guru Qur an Hadits Kaitannya Dalam Merencanakan Evaluasi Hasi Belajar Siswa di MTs Negeri Ngantru Tulungagung.

8 2. Untuk Mendiskripsikan Kompetensi Guru Qur an Hadits Kaitannya Dalam Melaksanakan Evaluasi Hasi Belajar Siswa di MTs Negeri Ngantru Tulungagung. 3. Untuk Mendiskripsikan Kompetensi Guru Qur an Hadits Dalam Mengolah Hasil Evaluasi Hasil Belajar Siswa di MTs Negeri Ngantru Tulungagung. D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendatangkan rmanfaat yang sebanyak dan seluas serta setinggi mungkin dalam konteks keilmuan dan kemanusiaan dalam arti untuk kepentingan teoritis maupun kepentingan praktis sebagai berikut : 1. Secara teoritis Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk memperkaya khasanah pengetahuan yang berkaitan dengan kompetensi guru Qur an Hadits dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar siswa MTs dan dapat mengetahui posisi evaluasi dalam pembelajaran Islam yang sesuai dengan Al- Qur an dan Sunnah Nabi. 2. Secara praktis a. Bagi perpustakaan IAIN Tulungagung Hasil penelitian ini bagi perpustakaan IAIN Tulungagung berguna untuk menambah literatur dibidang pendidikan terutama yang

9 bersangkutan dengan kompetensi guru Qur an Hadits dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar siswa MTs. b. Bagi MTs Negeri Ngantru (sekolah dan guru) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kompetensi guru Qur an Hadits dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar siswa MTs, sehingga pihak sekolah dan guru mengembangkan metode pembelajaran pada anak MTs dengan yang lebih baik lagi. c. Bagi Siswa Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan siswa untuk semakin antusias dalam belajar sehingga bisa mendapatkan hasil yang maksimal dan meningkatkan aktivitas belajar setiap siswa menjadi semakin efektif mencapai tujuan pembelajaran pada masing-masing mata pelajaran khususnya Qur an Hadits sebagai cerminan dari pencapaian tujuan pendidikan madrasah serta pencapaian tujuan pendidikan nasional. E. Penegasan Istilah Judul skripsi ini adalah Kompetensi Guru dalam Pelaksanaan Evaluasi Hasil Belajar Mata Pelajaran Qur an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Ngantru Tulungagung. Supaya di kalangan pembaca tercipta kesamaan pemahaman dengan penulis mengenai kandungan makna dari istilah sebagai terdapat dalam judul skripsi itu beserta konsep dan unsur-unsur

10 yang diteliti; maka penulis merasa perlu mempertegas makna beberapa istilah yang terdapat dalam judul skripsi, seperti di bawah ini. 1. Secara Konseptual a. Kompetensi menurut Kunandar adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas- tugas dibidang pekerjaan tertentu. 10 b. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 11 c. Guru adalah seorang pendidik dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan mengengah. 12 Jadi, Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerja secara tepat dan efektif. 13 10 Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), hal. 52 11 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 75 12 Ibid,,,., hal. 54 13 Ibid,, hal. 55

11 d. Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. 14 Bahwa proses evaluasi juga digunakan untuk membuat keputusan. e. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Sehingga, hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. 15 f. Mata pelajaran Qur an Hadits Dalam lampiran Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor: 165 Tahun 2014 Tentang Pedoman Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, terdapat ketentuan bahwa : Mata pelajaran Qur`an-Hadits MTs ini merupakan kelanjutan dan kesinambungan dengan mata pelajaran Qur`an-Hadits pada jenjang MI dan MA, terutama pada penekanan kemampuan membaca Al- Qur`an dan Al- Hadits, pemahaman surah-surah pendek, dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Adapun tujuan mata pelajaran Qur`an-Hadits adalah: a) Meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap Al- Qur`an dan Al- Hadits. b) Membekali peserta didik dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur`an dan Al- Hadits sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan. c) Meningkatkan 14 Suharsini Arikunto, Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), hal. 3 15 Oemar Hamalik, Prencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), hal. 154-155

12 kekhusyukan peserta didik dalam beribadah terlebih salat, dengan menerapkan hukum bacaan tajwid serta isi kandungan surah atau ayat dalam surat-surat pendek yang mereka baca. 16 Setelah memperhatikan ketentuan mengenai mata pelajaran Qur an Hadits pada Madrasah Ibtidaiyah yang juga termaktub dalam Keputusan Menteri Agama tersebut, maka dapat penulis rumuskan bahwa Mata pelajaran Qur an Hadits merupakan salah satu nama pelajaran yang mengantarkan peserta didik madrasah mengenal Al-Qur an juga Sunnah nabi saw, kemudian memahami, menghayati, mencintai, mengimani tatanilai kandungan keduanya untuk menjadi pandangan hidup (way of life) dalam mengemban tugas-tugas manusia selaku abdullāh dan selaku khalīfatullāh demi pencapaian kebahagiaan duniawi dan ukhrawi bagi kehidupan individual maupun sosial. Berdasarkan paparan di atas, maka dapat dirumuskan penegasan konseptual, bahwa yang dimaksud dengan kompetensi guru dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar dalam mata pelajaran Qur an Hadits adalah kemampuan guru dalam menyiapkan dan melaksanakan evaluasi setelah kegiatan belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu pada madrasah dengan maksud mengetahui tingkat pencapaian siswa pada mata pelajaran tertentu dan diharapkan bisa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 16 Lampiran Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor: 165 Tahun 2014 Tentang Pedoman Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, dalam file Word, hal. 47

13 2. Secara Operasional Berdasarkan penegasan konseptual di atas, maka dapat dirumuskan penegasan operasional, bahwa yang dimaksud dengan kompetensi guru dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar mata pelajaran Qur an Hadits, bahwasannya guru harus mempunyai kemampuan untuk mendidik, membimbing, mengarahkan, dan mengevaluasi siswanya guna menemukan dan mengembangkan potensi yang ada pada anak. Hasil belajarnya berupa perubahan tingkah laku siswa yang dapat diamati dan diukur. Perubahan tersebut berarti peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Dengan mengetahui apa yang harus dicapai oleh siswa maka, akan mempermudah guru dalam merencanakan evaluasi. F. Sistematika Pembahasan BAB I : Pendahuluan, pada bab ini meliputi konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, dan sistematika pembahasan. BAB II : Kajian Pustaka, adapun kajian pustaka memuat pembahasan mengenai tinjauan tentang kompetensi guru, tinjauan mengenai evaluasi hasil belajar Al-Qur an Hadis, tinjauan tentang mata pelajaran Qur an Hadits, penelitian terdahulu, dan paradigm penelitian. BAB III : Metode Penelitian, pada bab ini meliputi rancangan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, teknik

14 pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan temuan, dan tahaptahap penelitian. BAB IV : Hasil Penelitian, pada bab ini disajikan deskripsi data hasil penelitian lapangan, temuan penelitian. BAB V : Pembahasan BAB VI : Penutup, pada bab ini berisi kesimpulan dan saran.