ABSTRAK. : I Made Sumaryanta

dokumen-dokumen yang mirip
Perbandingan Unjuk Kerja Mesin Berbahan Bakar Pertamax Plus Dengan Pertalite Pada Rasio Kompresi Berbeda Terhadap Unjuk Kerja

SKRIPSI PENGARUH VARIASI RASIO KOMPRESI DAN PENINGKATAN NILAI OKTAN TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR EMPAT LANGKAH

Pengujian Kinerja Mesin Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Dengan Rasio Kompresi Dan Bahan Bakar Yang Berbeda

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA DAYA, TORSI DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR BERTRANSMISI OTOMATIS

LEMBAR PERSETUJUAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP AKSELERASI DAN EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR BERTRANSMISI OTOMATIS

Pengaruh Rasio Kompresi Pada 0 0 Sudut Aliran Masuk Bahan Bakar Terhadap Unjuk Kerja Mesin

Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

BAB III METODE PENELITIAN

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI SKRIPSI

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

SKRIPSI UNJUK KERJA KENDARAAN RODA DUA TRANSMISI MANUAL YANG MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR LNG. Oleh : GANJAR KUSMANEGARA NIM:

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

UJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR OTTO BERBAHAN BAKAR PERTALITE DENGAN CAMPURAN PERTALITE-ZAT ADITIF CAIR

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN BIOETANOL PADA BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BENSIN

Jurnal Teknik Mesin. menggunakan alat uji percikan bunga api, dynotest, dan uji jalan.proses pengujian dapat dilihat dibawah ini.

LEMBAR PENGESAHAN UNJUK KERJA MOBIL BERTRANSMISI MANUAL MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR LIQUEFIED GAS FOR VEHICLE (LGV)

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA DAYA, TORSI DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR BERTRANSMISI OTOMATIS

Pengujian Emisi Gas Buang Pada Sepeda Motor Dengan Rasio Kompresi Dan Bahan Bakar Yang Berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk

Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar terhadap Unjuk Kerja Mesin

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN ETANOL DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis Penggunaan Venturi..., Muhammad Iqbal Ilhamdani, FT UI, Universitas Indonesia

PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN BAHAN BAKAR SOLAR-BIODIESEL (MINYAK JELANTAH) TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR DIESEL

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

SKRIPSI PERBANDINGAN PERFORMANSI BRIKET SABUT KELAPA MUDA, SERBUK GERGAJI DAN CAMPURANNYA. Oleh : YUDHI SETIAWAN NIM :

Ahmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau 1

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

KAJIAN EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PEMBAKARAN MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR ARAK BALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI PERFORMA PENGARUH IGNITION TIMING TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN BERBAHAN BAKAR LPG

BAB II LANDASAN TEORI

: ENDIKA PRANNANTA L2E

PENGARUH PENGGUNAAN CDI PREDATOR DUAL MAP TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC


SKRIPSI PENGARUH VARIASI SUDUT NOZZLE BAHAN BAKAR DENGAN D-NOZZLE RATIO YANG SAMA TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPOR PEMBAKAR JENAZAH

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas

ANALISA VARIASI BAHAN BAKAR TERHADAP PERFORMA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

UNJUK KERJA MOBIL BERTRANSMISI MANUAL MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR LIQUIFIED GAS FOR VEHICLE (LGV)

ANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

UJI PERFORMANSI MESIN DIESEL BERBAHAN BAKAR LPG DENGAN MODIFIKASI SISTEM PEMBAKARAN DAN MENGGUNAKAN KONVERTER KIT SEDERHANA

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Liquefied Gas for Vehicle (LGV) terhadap Konsumsi Bahan Bakar, SFC dan Emisi Gas Buang Pada Mobil

SKRIPSI PERANCANGAN BURNER KETEL UAP PIPA API BERBAHAN BAKAR OLI BEKAS. Oleh : Maramad Saputra Nara

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

PENGARUH PEMAJUAN WAKTU PENGAPIAN DAN PENINGKATAN RASIO KOMPRESI TERHADAP DAYA DAN TORSI SEPEDA MOTOR SUPRA FIT DENGAN BAHAN BAKAR LPG

TUGAS SARJANA BIDANG KONVERSI ENERGI

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

SWIRL SEBAGAI ALAT PEMBUAT ALIRAN TURBULEN CAMPURAN BAHAN BAKAR DAN UDARA PADA SALURAN INTAKE MANIFOLD

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

ARTIKEL. Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

BAB II TINJAUAN LITERATUR

SKRIPSI ANALISA PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA PELAT BERGELOMBANG UNTUK PENGERING BUNGA KAMBOJA DENGAN EMPAT SISI KOLEKTOR. Oleh :

PENGARUH IGNITION TIMING DENGAN BAHAN BAKAR LPG TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH SATU SILINDER

MODIFIKASI MESIN DIESEL SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR SOLAR MENJADI LPG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GAS MIXER

ANALISA VARIASI BAHAN BAKAR TERHADAP PERFORMA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

TUGAS SARJANA BIDANG KONVERSI ENERGI

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN CAMPURAN SOLAR DAN BIOSOLAR TERHADAP PERFORMANSI MESIN DIESEL

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 2-LANGKAH 150 CC Andriansyah Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN. Mulai. Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z.

UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 SILINDER TYPE 4G63 SOHC 2000 CC MPI

Penambahan Pemanas Campuran Udara dan Bahan Bakar

SKRIPSI ANALISA ENERGI PADA SISTEM PENGERING ANYAMAN ATA BERBAHAN BAKAR BRIKET SABUT KELAPA DENGAN MEMVARIASIKAN TIPE RAK PENGERING

Analisis Variasi Intake Manifold Standard dan Porting Pada Piston Standard dan Racing Terhadap Kinerja Sepeda Motor Honda GL100

BAB III METODE PENELITIAN

PERUBAHAN BENTUK THROTTLE VALVE KARBURATOR TERHADAP KINERJA ENGINE UNTUK 4 LANGKAH

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

ANALISA PENGARUH DURASI CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR HONDA TIGER 200 CC TUNE UP DRAG BIKE

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI UKURAN MAIN JET KARBURATOR DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125

BAB I PENDAHULUAN. (khususnya sepeda motor) berkembang. semakin pesat dewasa ini, yang juga diikuti oleh perkembangan

Abstract. Keywords: Performance, Internal Combustion Engine, Camshaft

OPTIMALISASI PRESTASI MESIN BENSIN DENGAN VARIASI TEMPERATUR CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN ETANOL. Andi Sanata 1 ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Performa suatu kendaraan bermotor dipengaruhi oleh banyak hal. Bahan bakar berhubungan dengan bilangan oktan, bilangan oktan adalah

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

ANALISA MODIFIKASI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR 4 TAK 110cc

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DARI VARIASI CAMPURAN ETHANOL-GASOLINE (E30-E50) TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH FUEL INJECTION 125 CC

KAJI EKSPERIMEN: PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX TERHADAP UNJUK KERJA MESIN PADA SEPEDA MOTOR SUZUKI THUNDER TIPE EN-125

TUGAS AKHIR CONVERTER KITS SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN MENJADI GAS PADA MOTOR SUPRA X 125 CC

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

Transkripsi:

Nama Program studi Judul ABSTRAK : I Made Sumaryanta : Teknik Mesin : Perubahan rasio kompresi pada sudut 0 o aliran masuk bahan bakar terhadap unjuk kerja mesin 110cc transmisi otomatis dengan bahan bakar campuran pertamax plus dan pertalite Dosen pembimbing I : Dr.Ir. I Wayan Bandem Adnyana, M.Erg Dosen pembimbing II: I Gusti Ketut Sukadana, ST., MT Sepeda motor merupakan motor pembakaran dalam yang membutuhkan unjuk kerja mesin yang maksimal dan konsumsi bahan bakar yang hemat. Untuk meningkatkan unjuk kerja mesin sepeda motor dilakukan dengan berbagai cara salah satunya dengan menaikkan rasio kompresi dan kualitas bahan bakar. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio kompresi dan variasi bahan bakar dengan sudut 0 o aliran masuk bahan bakar terhadap unjuk kerja mesin 110cc transmisi otomatis. Pengujian dilakukan pada motor empat langkah dengan kapasitas mesin 110 cc, variasi rasio kompresi 9.2 : 1, 9.7 : 1 memvariasikan bahan bakar pertamax plus, pertalite dan campuran 50% pertmax plus 50% pertalite serta memvariasikan putaran mesin pada 5000 rpm, 6000 rpm, 7000 rpm, 8000 rpm, dan 9000 rpm. Bahan bakar yang diuji tidak berpengaruh pada unjuk kerja pada rasio kompresi yang tinggi. Torsi yang tertinggi adalah rasio kompresi 9.7:1 bahan bakar pertamax plus dengan nilai Torsi tertinggi dengan nilai 10.99 N.m pada putaran mesin 5000 rpm. Daya yang tertinggi adalah rasio kompresi 9.7:1 bahan bakar pertamax plus dengan nilai 6.16 kw pada putaran mesin 5000 rpm. Dari 2 pilihan bahan bakar yang diuji untuk rasio kompresi 9.2 : 1 bahan bakar pertalite yang baik dibandingkan pertamax plus, penelitian yang dilakukan dengan variasi bahan bakar dan rasio kompresi 9.7 : 1, bahan bakar pertamax plus menghasilkan SFC yang irit. Kata kunci : Rasio Kompresi, Bahan Bakar, Unjuk Kerja

ABSTRACT Name The program of study Title Supervisor I Supervisor II : I Made Sumaryanta : Mechanical Engineering : Change the compression ratio at an angle of 0 inflow of fuel to the engine performance 110cc automatic transmission with the fuel mixture pertamax plus and pertalite : Dr.Ir. I Wayan Bandem Adnyana, M.Erg : I Gusti Ketut Sukadana, ST., MT Motorcycle is a combustion engine which requires maximum engine performance and fuel consumption is frugal. To enhance the performance of the bike is done in various ways either by raising the compression ratio and fuel quality. The aim of this research was to determine the effect of compression ratio and fuel variation with angle of 0 inflow of fuel to the engine performance 110cc automatic transmission. Tests carried out on motor four stroke with engine capacity of 110 cc, the variation in compression ratio of 9.2: 1, 9.7: 1 varying fuel pertamax plus, pertalite and a mixture of 50% pertmax plus 50% pertalite and vary the engine speed at 5000 rpm, 6000 rpm, 7000 rpm, 8000 rpm and 9000 rpm. The fuels being tested have no effect on performance at a high compression ratio. The highest torque is a compression ratio of 9.7: 1 fuel pertamax plus with the highest torque value with the value of 10.99 N.m at engine speed of 5000 rpm. The highest power is the compression ratio of 9.7: 1 fuel pertamax plus the value of 6.16 kw at engine speed of 5000 rpm. Of 2 selection fuels being tested for compression ratio of 9.2: 1 fuel pertalite nice compared pertamax plus, research conducted by the variation of the fuel and the compression ratio of 9.7: 1, the fuel pertamax plus SFC is economical to produce. Keywords: Compression Ratio, Fuel, Performance

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas berkat rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Perubahan Rasio Kompresi Pada Sudut 0o Aliran Masuk Bahan Bakar Terhadap Unjuk Kerja Mesin 110cc Transmisi Otomatis Dengan Bahan Bakar Pertamax Plus Dan Pertalite Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Ir. Ketut Gede Sugita, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Udayana. 2. Bapak Dr. Ir. I Wayan Bandem Adnyana, M.Erg, selaku Dosen Pembimbing I dalam penulisan proposal skripsi ini. 3. Bapak I Gusti Ketut Sukadana, ST., MT, selaku pembimbing II dalam penulisan proposal skripsi ini. 4. Prof. I Nyoman Suprapta Winaya, ST. MASc. PhD, selaku Dosen Pembimbing Akademik. 5. Bapak Ketut Astawa, ST, MT, selaku Koordinator Skripsi. 6. Seluruh staf dosen dan staf pegawai Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Udayana. 7. Keluarga yang selalu mendukung dan membantu dalam perkuliahan hingga penyusunan skripsi. 8. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Mesin yang telah memberikan dukungan moral dan spiritual dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tentu jauh dari kesempurnaan mengingat keterbatasan pengetahuan dan referensi yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat penulis harapkan dari berbagai pihak. Sekali lagi penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penulis mohon maaf apabila ada kekurangan ataupun kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Denpasar, Desember 2016 Penulis v

DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN... i LEMBAR PERSETUJUAN...ii ABSTRAK...iii ABSTRCT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Permasalahan... 3 1.3 Batasan Masalah... 4 1.4 Tujuan Penelitian... 4 1.5 Manfaat Penelitian... 4 BAB II LANDASAN TEORI... 5 2.1 Motor Bakar... 5 2.2 Bahan Bakar... 5 2.2.1 Nilai kalor... 6 2.2.2 Bahan bakar bensin... 7 2.2.3 Pertamax plus... 7 2.2.4 Pertalite... 8 2.3 Detonasi (Knocking)... 11 2.3.1 Suhu... 11 vi

2.3.2 Angka oktan bahan bakar... 12 2.3.3 Perbandingan kompresi... 12 2.3.4 Waktu pembakaran... 15 2.4 Karburator... 15 2.5 Intake Manifold... 15 2.6 Inlate Port... 16 2.7 Kepala Silinder... 17 2.8 Prinsip Kerja Motor Empat Langkah... 18 2.8.1 Langkah hisap... 18 2.8.2 Langkah kompresi... 19 2.8.3 Langkah kerja... 19 2.8.4 Langkah buang... 20 2.9 P-V Dan T-S Diagram Siklus Otto Ideal... 20 2.10 Unjuk Kerja Motor Bensin... 21 2.10.1 Torsi mesin... 21 2.10.2 Daya poros efektif... 22 2.11 Konsumai bahan bakar... 22 2.12 Konsumai bahan bakar spesifik... 23 BAB III METODE PENELITIAN... 24 3.1 Metode Penelitian... 24 3.2 Tempat... 24 3.3 Variabel Penelitian... 24 3.3.1 Variabel Bebas... 24 3.3.2 Variabel Terikat... 25 3.4 Alat dan Bahan... 25 3.5 Diagram Aliran Pengujian... 31 3.6 Langkah Penelitian... 32 3.6.1 Persiapan... 32 3.6.2 Pengujian... 34 vii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 38 4.1 Data Hasil Penelitian... 38 4.1.1 Data Penelitian Torsi... 38 4.1.2 Data Penelitian Daya... 39 4.1.3 Data Konsumsi Bahan Bakar... 40 4.2 Pengolahan data... 41 4.2.1 Data Perhitungan Konsumsi Bahan Bakar... 41 4.2.2 Data Perhitungan Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (SFC)... 41 4.3 Pembahasan... 44 4.3.1 Grafik Hasil Pengujian... 44 4.3.2 Grafik Hasil Pengujian Torsi (N.m)... 44 4.3.3 Grafik Hasil Pengujian Daya (kw)... 47 4.3.4 Grafik Hasil Pengujian konsumsi bahan bakar (gr/dt)... 50 4.3.5 Grafik Hasil Perhitungan konsumsi bahan bakar spesifik (kg/kw.jam)... 53 BAB V PENUTUP... 56 5.1 Kesimpulan... 56 5.2 Saran... 56 DAFTAR PUSTAKA... 57 LAMPIRAN... 59 PERNYATAAN... 59 viii

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Detonasi (Knocking)... 11 Gambar 2.2 Perbandingan Kompresi... 13 Gambar 2.3 aliran swirl dan tumble... 16 Gambar 2.4 aliran squish dan swirl... 17 Gambar 2.5 Langkah Hisap... 18 Gambar 2.6 Langkah Kompresi... 19 Gambar 2.7 Langkah Kerja... 19 Gambar 2.8 Langkah Buang... 20 Gambar 2.9 P-V Dan T-S Diagram Siklus Otto Motor Bensin Empat Langkah... 21 Gambar 3.1 Sepeda Motor Honda Beat... 25 Gambar 3.2 Bahan Bakar... 26 Gambar 3.3 Techometer... 26 Gambar 3.4 Buret/Gelas Ukur... 27 Gambar 3.5 Compression Tester... 27 Gambar 3.6 Stopwatch... 28 Gambar 3.7 Tool Kit Set... 28 Gambar 3.8 Chassis Dynamometer... 29 Gambar 3.9 Block Silinder... 29 Gambar 3.10 Kepala Silinder Modifikasi 0 o... 30 Gambar 3.11 Diagram Aliran Pengujian... 31 Gambar 3.12 Kepala silinder sudut 0 o... 32 Gambar 3.13 Block Silinder... 32 Gambar 3.14 Mengecek Alat Ukur Tachometer... 33 Gambar 3.15 Pengecekan Sepeda Motor... 33 Gambar 3.16 Pemasangan Alat Ukur... 34 ix

Gambar 4.1 Putaran Mesin Terhadap Torsi Pada Rasio Kompresi 9.2 : 1 Sudut 0 o Aliran Masuk Bahan Bakar... 44 Gambar 4.2 Putaran Mesin Terhadap Torsi Pada Rasio Kompresi 9.7 : 1 Sudut 0 o Aliran Masuk Bahan Bakar... 45 Gambar 4.3 Putaran Mesin Terhadap Torsi Pada Rasio Kompresi 9.2 : 1 Dan 9.7 : 1 Sudut 0 o Aliran Masuk Bahan Bakar... 46 Gambar 4.4 Putaran Mesin Terhadap Daya Pada Rasio Kompresi 9.2 : 1 Sudut 0 o Aliran Masuk Bahan Bakar... 47 Gambar 4.5 Putaran Mesin Terhadap Daya Pada Rasio Kompresi 9.7 : 1 Sudut 0 o Aliran Masuk Bahan Bakar... 48 Gambar 4.6 Putaran Mesin Terhadap Daya Pada Rasio Kompresi 9.2 : 1 Dan Kompresi 9.7 : 1 Sudut 0 o Aliran Masuk Bahan Bakar...49 Gambar 4.7 Putaran Mesin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Pada Rasio Kompresi 9.2 : 1 Sudut 0 o Aliran Masuk Bahan Bakar... 50 Gambar 4.8 Putaran Mesin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Pada Rasio Kompresi 9.7 : 1 Sudut 0 o Aliran Masuk Bahan Bakar... 51 Gambar 4.9 Putaran Mesin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Pada Rasio Kompresi 9.2 : 1 Dan 9.7 : 1 Sudut 0 o Aliran Masuk Bahan Bakar... 52 Gambar 4.10 Putaran Mesin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Pada Rasio Kompresi 9.2 : 1 Sudut 0 o Aliran Masuk Bahan Bakar... 53 Gambar 4.11 Putaran Mesin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Pada Rasio Kompresi 9.7 : 1 Sudut 0 o Aliran Masuk Bahan Bakar... 54 Gambar 4.12 Putaran Mesin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Pada Rasio Kompresi 9.2 : 1 Dan 9.7 : 1 Sudut 0 o Aliran Masuk Bahan Bakar... 55 x

DAFTAR TABEL Table 2.1 Spesifikasi Pertamax Plus... 8 Table 2.2 Spesifikasi Pertalite... 10 Table 4.1 Data Penelitian Torsi... 38 Table 4.2 Data Penelitian Daya... 39 Table 4.3 Data Konsumsi Bahan Bakar Setiap 60 Detik... 40 Table 4.4 Data Perhitungan Konsumsi Bahan Bakar... 42 Table 4.5 Data Perhitungan Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (SFC)... 43 xi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modifikasi bidang otomotif akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan beragam, hampir semua sistem dalam teknologi otomotif baik sepeda motor maupun mobil mengalami sentuhan modifikasi. Modifikasi otomotif yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan unjuk kerja yang lebih baik dari sebuah sistem kerja otomotif. Merubah atau memodifikasi dilakukan dengan menggunakan sistem kerja mesin yang standar pabrikan, dari komponen mesin yang standar dengan merubah spesifikasi komponen atau pun dengan cara memberi komponen tambahan. Modifikasi bidang otomotif merupakan tantangan bagi para modifikator untuk meningkatkan performance mesin, maka untuk melakukan modifikasi otomotif dibutuhkan pengetahuan dasar tentang sistem kerja yang mendalam dan kreatifitas yang tinggi mengenai sepeda motor. Sepeda motor dikenal dengan motor pembakaran dalam. Mesin ini memanfaatkan fluida kerja/gas panas hasil pembakaran secara langsung untuk menghasilkan usaha. Pembakaran dari campuran udara dan bahan bakar di dalam silinder menghasilkan tekanan tinggi sehingga torak bergerak dari TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati bawah) untuk menghasilkan usaha. Perkembangan mesinmesin saat ini banyak dilakukan meningkatkan kompresi rasio. Dimana semakin tinggi kompresi dan volume sisa semakin kecil maka tekanan akan semakin besar dan temperatur semakin tinggi kemungkinan unjuk kerja motor akan semakin tinggi. Berbagai modifikasi dilakukan orang untuk meningkatkan unjuk kerja mesin. Untuk mendapatkan unjuk kerja mesin yang maksimal maka diperlukan rasio kompersi yang tinggi, campuran udara-bahan bakar yang sempurna, dan waktu pengapian yang tepat. Kendaraan saat ini banyak menggunakan mesin dengan rasio kompresi yang tinggi, mesin dibuat dengan rasio kompresi tinggi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi (irit bahan bakar) dan menurunkan kadar emisi. Rasio kompresi yang terlalu tinggi akan menyebabkan detonasi pada ruang pembakaran. Akibatnya, campuran bahan bakar yang belum terbakar temperatur menjadi

2 meningkat sehingga melewati temperatur untuk menyala sendiri. Dengan demikian diperlukan rasio komporesi yang sesuai kebutuhan bahan bakar. Seperti berbagai jenis motor saat ini dengan kebutuhan bahan bakar sesuai rasio kompresi. Kompresi mesin harus seimbang dengan kandungan bahan bakar yang digunakan, agar mesin motor menjadi lebih awet dan pemakain bahan bakar akan bisa menjadi lebih irit. Jika kompresi mesin tinggi memakai bensin beroktan rendah dalam jangka panjang, maka mesin akan menjadi rusak, seperti piston yang nantinya akan rusak, mesin akan tidak bertenaga/unjuk kerja mesin berkurang. Untuk menghindari hal tersebut maka harus menggunakan bensin yang seimbang dengan rasio kompresi mesin motor. Pada penelitian kaji eksperimen perbandingan penggunaan bahan bakar premium dan pertamax terhadap unjuk kerja mesin pada sepeda motor suzuki thunder tipe en-125, menunjukkan bahwa penggunaan pertamax tidak mampu meningkatkan unjuk kerja mesin yang mempunyai spesifikasi pabrik yang berbahan bakar premium. Torsi yang dihasilkan oleh bahan bakar premium lebih tinggi dari pada yang dihasilkan oleh bahan bakar pertamax. Daya tertinggi yang dihasilkan oleh premium dan pertamax besarnya sama, yaitu : 10.85 HP dan juga pada putaran mesin yang sama yaitu : 10000 rpm. Hal ini berarti bahwa penggunan jenis bahan bakar pertamax pada sepeda motor suzuki thunder tipe EN-125 dengan kondisi mesin standart tidak memberikan peningkatan daya yang signifikan (Sururi 2010). Bahan bakar memegang peran yang sangat penting dalam motor bakar, nilai kalor yang terkandung didalamnya adalah nilai yang menyatakan jumlah energi panas maksimum yang dibebaskan oleh suatu bahan bakar melalui reaksi pembakaran sempurna persatuan massa atau volume bahan bakar. Pengujian dan analisis data dari performansi mesin sepeda motor satu silinder berbahan bakar premium dan pertamax plus dengan modifikasi rasio kompresi. Hasil yang didapatkan adalah Effisiensi terbaik dari mesin diperoleh pada saat sebelum modifikasi rasio kompresi pada kecepatan 30 km/jam beban 60 kg menggunakan bahan bakar premium dimana konsumsi bahan bakar spesifik 224,28 gr/kwh dan effisiensi termalnya mencapai 37,27% (Simanungkalit 2013). Pembakaran yang sempurna sangat tergantung dari kualitas bahan bakar, udara, suhu, perbandingan udara bahan bakar (AFR), homogen campuran, dan alat pembakaran. Kualitas bahan bakar dipengaruhi oleh nilai oktan dari bahan bakar

3 tersebut, dengan demikian semakin tinggi nilai oktan suatu bahan bakar, maka bahan bakar tersebut akan lebih lambat terbakar dikarenakan titik bakarnya lebih tinggi dan selain itu bahan bakar bernilai oktan tinggi juga susah menguap. Dengan demikian bahan bakar beroktan tinggi sangat perlu disesuaikan dengan rasio kompresi yang tinggi. Modifikasi perubahan sudut aliran masuk bahan bakar bertujuan untuk memaksimalkan campuran udara-bahan bakar yang masuk ke ruang bakar. Hasil pengujian menunjukkan, Daya yang dihasilkan kepala silinder dengan sudut 0 0 dengan nilai 8,6 HP pada putaran mesin 6000 rpm. Menghasilkan Torsi dengan nilai 0,94 N.m pada putaran mesin 5000 rpm. Pada penggunaan kepala silinder dengan sudut 0 0 memiliki nilai BSFC terkecil, masing-masing sebesar 0,082 Kg/HP.Jam pada putaran 5000 rpm, 0,094 Kg/HP.Jam pada putaran 6000 rpm, 0,13 Kg/HP.Jam pada putaran 7000 rpm, 0,176 Kg/HP.jam pada putaran 8000 rpm, 0,217 Kg/HP.Jam pada putaran 9000 rpm, Dan 0,358 Kg/HP.Jam pada Putaran 10000 rpm (Aryawan 2015). Berdasarkan latar belakang diatas dilakukan penelitian unjuk kerja mesin akibat perubahan sudut aliran bahan bakar 0 o pada rasio kompresi berbeda dan bahan bakar yang mempunyai karakteristik berbeda. 1.2 Permasalahan Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana perubahan unjuk kerja mesin 110cc transmisi otomatis pada sudut 0 o aliran masuk bahan bakar akibat perubahan rasio kompresi dan bahan bakar yang berbeda. 1.3 Batasan Masalah Agar pembahasan yang dilakukan menjadi lebih jelas maka diberikan batasan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Pengujian menggunakan sepeda motor tahun 2010, berkapasitas 110cc, dengan transmisi otomatis, sudut aliran masuk bahan bakar menggunakan sudut 0º 2. Bahan bakar yang digunakan adalah pertamax plus dibandingkan dengan pertalite

4 3. Pergantian bahan bakar dipastikan karburator dalam keadaan bersih 4. Rasio kompresi yang diuji adalah 9,2 : 1, dan 9,7 : 1 5. Pengujian daya, torsi, konsumsi bahan bakar, dan SFC dilakukan pada putaran mesin, 5000, 6000, 7000, 8000, 9000 rpm. 6. Pengujian berlangsung dalam kondisi kendaraan tidak bergerak (pada daynometer) 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio kompresi dan variasi bahan bakar dengan sudut 0 o aliran masuk bahan bakar terhadap unjuk kerja mesin 110cc transmisi otomatis. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Data-data yang diperoleh dapat dijadikan pedoman untuk penelitian berikutnya. 2. Tambahan informasi bagi para modifikator untuk ukuran kompresi dan penggunaan bahan bakar yang sesuai.