BAB I PENDAHULUAN. semakin menghawatirkan. Tidak hanya di Indonesia, penelitian di berbagai negara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan. perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Buku-buku Pediatri

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB I PENDAHULUAN. adalah kesejahteraan rakyat yang terus meningkat dan ditunjukan oleh

Rumus IMT (Index Massa Tubuh) sendiri sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses. kematangan manusia. Pada masa ini merupakan masa transisi antara masa

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dianggap masalah oleh semua orang. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas dan overweight terjadi jika individu

BAB V PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Responden menurut Usia. sisanya merupakan kelompok remaja awal.

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghindar dari fast food. Fast food memiliki beberapa kelebihan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Soetjiningsih, 2016). Umumnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan atau obesitas selalu berhubungan dengan kesakitan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. adalah menstruasi, kehamilan, dan seksualitas (Gibs, 2008).

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. obesitas di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Saat ini diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB I PENDAHULUAN. lebih sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan lain. Gizi lebih dan. nama Sindrom Dunia Baru New World Syndrome.

BAB I PENDAHULUAN. periode transisi dari masa anak menuju masa dewasa. Dalam masa remaja ini

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

kekurangan energi kronik (pada remaja puteri)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara PenarikanSampel Jenis dan Cara Pengambilan Data

BAB I PENDAHULUAN. Ini merupakan pertanda biologis dari kematangan seksual. Perubahan ini terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan sebagai lambang kemakmuran. Meskipun demikian, pandangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. asupan makanan yang semakin mengarah kepada peningkatan asupan makanan siap saji

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja, semua remaja

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Usia Menarchee Dan Status Gizi Terhadap Usia Ibu Menopause

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan usia banyak terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB 1 PENDAHULUAN. negatif terhadap kehidupan. Dilihat dari dampak positif, teknologi membuat

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa transisi yang ditandai oleh adanya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang baik dan setinggi-tingginya merupakan suatu hak yang fundamental

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE. Nita Monica. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Siliwangi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan merupakan status gizi tidak seimbang akibat asupan giziyang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan penggunaannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. akan menjadikan masyarakat Indonesia untuk dapat hidup dalam lingkungan sehat

BAB I PENDAHULUAN. dan orang-orang terdekat,mudah mengikuti alur zaman seperti mode dan trend

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kasus kelebihan berat badan pada anak terus mengalami peningkatan dan semakin menghawatirkan. Tidak hanya di Indonesia, penelitian di berbagai negara membuktikan bawa kecenderungan terjadinya overweight pada anak usia dini saat ini terbukti meningkat secara signifikan. Badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) dalam Halim (2011), mengatakan bahwa pada tahun 2010 angka overweight pada balita di indonesia mencapai 14%, sedangkan untuk kelompok anak berusia 15 tahun ke atas angka overweight mencapai 19,1%. Meningkatnya angka overweight ini patut diwaspadai karena penyakitpenyakit yang disebabkan oleh kelebihan berat badan mulai banyak menyerang anak-anak usia dini seperti penyakit degeneratif kardiofaskular, diabetes mellitus, menarche dini dan penyakit degeneratif lainnya yang dapat mulai timbul sebelum atau setelah masa dewasa (Poskitt dan Chir, 1990). Overweight timbul karena tidak seimbangnya asupan energi dari makanan dan minuman dengan energi yang dikeluarkan untuk beraktivitas. Menurut Supriono dalam majalah kesehatan (2012) mengatakan bahwa pada siswi sekolah dasar di wilayah Kecamatan Baleendah cenderung mengkonsumsi makanan tinggi kalori berupa karbohidrat, protein, lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang, maka dari itu kecenderungan mengalami overweight akan lebih besar. Karbohidrat, protein dan lemak merupakan tiga jenis makronutrien dalam tubuh,

2 makronutrien adalah zat gizi (nutrient) yang memberikan energi bagi tubuh yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar (makro) untuk bertahan hidup. Ketiga jenis tersebut memberikan masing-masing energi dalam jumlah berbeda, karbohidrat memberikan energi sekitar 4 kalori per gram, protein memberikan energi sekitar 4 kalori per gram, lemak memberikan energi sekitar 9 kalori per gram. Apabila asupan energi tersebut tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang mereka lakukan baik dirumah ataupun disekolah maka kecenderungan anak tersebut mengelami overweight akan lebih besar, terbukti pada penelitian tentang hubungan pola makan dan aktivitas fisik pada anak overweight dengan usia 6-7 tahun di Semarang tahun 2003 menyebutkan bahwa frekuensi makan lebih dari 3 kali sehari setiap hari memiliki resiko terjadinya overweight 2,1 kali dibandingkan makan kurang atau sama dengan 3 kali sehari (Damayanti, 2002). Aktivitas fisik anak-anak di wilayah Kecamatan Baleendah yang berdomisili diwilayah perumahan/komplek cenderung menurun karena berbagai faktor salah satunya anak-anak di wilayah tersebut lebih banyak bermain di dalam rumah dibandingkan di luar rumah, karena ditunjang oleh fasilitas yang memadai misalnya bermain games komputer maupun media elektronik lain dan menoton televisi, kegiatan tersebut akan menurunkan aktivitas dan pengeluaran energi, dan juga mereka menjadi jarang atau kurang melakukan aktivitas yang sifatnya bergerak seperti berjalan, bersepeda, naik turun tangga dan juga dikarenakan letak sekolah dari rumah yang cukup jauh, mereka terbiasa menggunakan angkutan umum. Jumlah jam menonton televisi terbukti merupakan suatu prediktor yang kuat untuk terjadinya overweight pada anak, bahkan pada remaja ternyata tiap

3 jam peningkatan menonton televisi berhubungan dengan peningkatan prevalens overweight sekitar 2% (Dietz dkk,1999; Klesges dkk,1998) dalam Subardjah 2000. Kurangnya aktivitas fisik dan kelebihan berat badan pada anak-anak di wilayah Kecamatan Baleendah ini menjadi masalah kesehatan karena dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti : jantung, gangguan metabolik, asma, gangguan tidur, perlemakan dan menarche dini (Sulianti, 2008:194). Penelitian Sunarto (2010) menemukan bahwa, Dari 17 siswi SD di wilayah Kecamatan Magetan yang mengalami kelebihan berat badan terdapat setengahnya yang mengalami menarche dini. Menarche adalah perdarahan pertama yang terjadi pada seorang wanita, biasanya terjadi pada umur 10 16 tahun, tetapi rata-ratanya 12,5 tahun (Wiknjosastro,2008). Perdarahan adalah proses terjadinya pelepasan endometrium yang disebabkan oleh menurunnya kadar estrogen dan progesteron pada akhir siklus haid (Wiknjosastro 2008 : 119). Pada siswi sekolah dasar diwilayah Kecamatana Baleendah hampir 20% siswinya mengalami menarche dini. (Sukmaningrasa,2009) karena kini usia menarche telah bergeser ke usia yang lebih muda yang disebut menarche dini dengan batas usia 9-11 tahun (Proverawati, A. 2009) dalam Swariawa 2012. Banyak faktor yang dapat mempercepat proses menarche dini di kalangan siswi sekolah dasar salah satunya melalui media informasi, kecepatan informasi untuk menjangkau penerimaan informasi sudah menjadi kebutuhan masyarakat modern dikota metropolitan. Tidak dapat dipungkiri mediamassa memberi

4 pengaruh melalui pesan-pesan yang disampaikannya kepada remaja (Crescen, 2008). Dimana Jawa Barat sebagai kota metropolis mempunyai salah satu wilayah yaitu Kecamatan Baleendah yang ada di Kabupaten Bandung (Wikipedia, 2009). Studi pendahuluan yang dilakukan di Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung Jawa Barat, didapatkan fenomena seorang anak SD kelas 6 yang sudah hamil dengan pacarnya sendiri. Kemudian didapatkan informasi dari kepala sekolah SD tersebut, ternyata dari siswi kelas 5 dan kelas 6 sudah ada yang menarche. Wilayah kecamatan baleendah merupakan daerah yang 55% penduduknya terdapat lingkungan keluarga yang sudah brcerai dan berekonomi lemah (Pikiran Rakyat 2012). Kurangnya pendidikan, pergaulan bebas dan pengawasan dari orangtua yang dapat mempercepat seorang siswi sekolah dasar mengalami kematangan seksual, dan mudahnya mengakses media yang dapat merangsang kematangan seksual tersebut seperti : kemudahan mendapatkan majalah-majalah bergambar seks, film-film porno dan kemudahan mengakses internet. Adapun dampak dari menarche dini yaitu mengalami peningkatan resiko penyakit kardiometabolik dan kanker, terutama kanker payudara. Makin dini mendapat menarche, makin meningkat kemungkinan terserang kanker payudara. Jika menarche terjadi di atas usia 13 tahun, risiko kanker turun dengan 35% dibanding anak perempuan yang menarche di usia 12 tahun ke bawah (Roesma, 2012). Dengan demikian, alasan penulis memilih judul Hubungan Kelebihan Berat Badan dan Aktivitas Fisik Terhadap Menarche Dini Pada Siswi Sekolah Dasar di Kecamatan Baleendah.

5 B. Rumusan Masalah Sebagaimana yang telah diuraikan diatas maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini antara lain : 1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kelebihan berat badan dengan menarche dini pada siswi sekolah dasar di Kecamatan Baleendah? 2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan menarche dini pada siswi sekolah dasar di Kecamatan Baleendah? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kelebihan berat badan dan aktivitas fisik terhadap menarche dini pada siswi sekolah dasar di Kecamatan Baleendah Tahun ajaran 2011/2012. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengkaji sejauh mana hubungan kelebihan berat badan dengan menarche dini pada siswi sekolah dasar di Kecamatan Baleendah. b. Untuk mengkaji sejauh mana hubungan aktivitas fisik dengan menarche dini pada siswi sekolah dasar di Kecamatan Baleendah. D. Manfaat Penelitian 1. Memberikan sumbangan dasar bagi orangtua untuk mengetahui Hubungan Kelebihan Berat Badan dan Aktivitas Fisik Terhadap Menarche Dini pada anak supaya melakukan pola hidup sehat, meliputi pola aktivitas dan pola makan anak serta memberikan asupan gizi seimbang dalam menu makanan

6 anak sehari-hari agar kasus kelebihan berat badan dan kurangnya aktivitas fisik dapat menekan usia menarche dini pada anak. 2. Hasil penelitian ini akan dijadikan sumbangan dasar pengetahuan kepada pihak sekolah melalui guru olahraga agar dapat dimasukan kedalam mata pelajaran PJOK (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan) supaya pihak sekolah lebih memperhatikan status gizi anak didiknya, melalui bimbingan konseling, penyuluhan tentang gizi dan kesehatan reproduksi serta dapat mengadakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan aktivitas fisik, seperti olahraga. 3. Sebagai referensi bagi peneliti yang akan meneliti hubungan menarche dini. E. Anggapan Dasar 1. Terdapat hubungan bagi anak yang overweight terhadap usia menarche. Karena menurut Sunarto, Intan Dwi Mayasari (2010:7) dalam jurnal penelitianya mengatakan bahwa Ada hubungan antara kelebihan berat badan dengan menarche dini. 2. Terdapat hubungan antara aktivitas fisik berat terhadap keterlambatan menarche. Menurut Abdurahman (2011) dalam Hartini latihan fisik yang berat dan teratur pada massa prapubertas, dapat menunda usia menarche. 3. Kondisi usia menarche dini pada siswi sekolah dasar makin bertambah banyak jumlahnya. (Amin:2010). 4. Kolesterol dapat mempercepat menarche dini. Kolesterol yang tinggi dapat meningkatkan jumlah hormon ekstrogen dalam tubuh menurut Aldiansyah (2011).

7 5. Kurangnya aktivitas fisik dapat mengkibatkan overweight, jumlah jam menonton televisi terbukti merupakan prediktor yang kuat untuk terjadinya overweight pada anak, bahkan pada remaja ternyata setiap jam peningkatan menonton televisi berhubungan dengan peningkatan prevalen overweight sekitar 2% ( Dietz dkk.,1991;klesges dkk1998). 6. Pengaruh media elektronik terhadap menarche, kecepatan informasi untuk menjangkau penerimaan informasi sudah menjadi kebutuhan masyarakat moderen dikota metropolitan, tidak dapat dipungkiri mediamassa memberi pengaruh melalui pesan-pesan yang disampaikannya kepada remaja (Crescen, 2008). 7. Pengaruh hormon GnRh terhadap jumlah ekstrogen. Jika Hormon GnRh meningkat maka jumlah hormon ekstrogen yang di hasilkan dari ovarium meningkat (Wiknjosastro 2008 : 104) F. Hipotesis 1. Terdapat hubungan yang signifikan antara kelebihan berat badan dengan menarche dini pada siswi sekolah dasar di Kecamatan Baleendah. 2. Terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan menarche dini pada siswi sekolah dasar di Kecamatan Baleendah. G. Batasan Penelitian Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang dipergunakan maka penulis perlu mendefinisikan sesuai dengan judul penelitian yaitu Hubungan kelebihan berat badan dan aktivitas fisik terhadap menarche dini pada siswi sekolah dasar di Kecamatan Baleendah. Adapun pengertiannya yaitu :

8 1. Hubungan. Kata hubungan sama dengan korelasi. Lutan (2001:10.2) menjelaskan bahwa : korelasi adalah hubungan antara dua atau lebih variabel kuantitatif, dan derajat hubungannya dinyatakan dengan koefisien korelasi. Hubungan disini dimaksudkan adalah kelebihan berat badan dan aktivitas fisik pada anak terhadap menarche dini. 2. Kelebihan berat badan/overweight anak, adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat badan dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan dengan batas Index Massa Tubuh (IMT) persentil 86th 94th (Growth Charts, 2000:39). 3. Menarche Dini, Menarche adalah perdarahan pertama yang terjadi pada seorang wanita, biasanya terjadi pada umur 11-13 tahun (Depkes RI, 1992). Sedangkan Menarche dini adalah peristiwa perdarahan pertama yang terjadi lebih awal dari batas usia yang sudah ditentukan yaitu antara 9-11 tahun (Wiknjosastro, 2005:92). 4. Aktivitas fisik, Aktivitas fisik adalah kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan siswi sekolah dasar baik di lingkungan sekolah, maupun di rumah yang dinyatakan dengan rata-rata kegiatan yang diklasifikasikan menurut tingkatannya antara lain aktivitas fisik ringan, aktivitas fisik sedang dan aktivitas fisik berat. Seperti yang diklasifikasikan menurut Dina Agoes dan Maria Poppy dalam penelitian (Huda, Luthfiana Arifatul : 2006).

9 Tabel 1.1 Frekuensi Pada Berbagai Penggolongan Kegiatan Remaja Macam Kegiatan Ringan : Membaca, menulis, makan menonton televisi, mendengarkan radio, merapikan tempat tidur, mandi, berdandan, berjaalan lambat, bermain games dan berbagai kegiatan yang dikerjakan dengan duduk atau tanpa menggerakan lengan. Sedang : Bermain dengan mendorong benda, bermain pingpong, menyetrika, merawat tanman, menjahit, mengerjakan PR, mencuci baju dengan tangan, menjemur pakaian, berjalan kecepatan sedang serta berbagai kegiatan yang dikerjakan dengan berdiri atau duduk yang banyak menggerakan lengan. Berat : Berjalan cepat, bermain dengan mengangkat angkat benda berat, berlari, berenang, bermain voli, naik turun tangga, memanjat, bersepedah, bermain sepak bola, bermain layangan, berkebun. Jam/minggu + 1 3 jam + 4-6 jam > 7 jam