ANALISIS POLA DIFRAKSI PADA INGOT PADUAN Zr-1%Sn1%Nb-0,1%Fe DAN Zr- 1%Sn-1%Nb-0,1%Fe-0,5%Mo

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH DEFORMASI PADA KARAKTERISTIK KRISTALIT DAN KEKUATAN LULUH ZIRCALOY-4

I. PENDAHULUAN. kelongsong bahan bakar, seperti sedikit mengabsorpsi neutron, kekerasan

EFFECT OF ROLLING ON CRYSTALITE, MICROSTRAIN AND YIELD STRESS OF ZIRCALOY-4

PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA REGANGAN DAN TEGANGAN SISA. PADUAN Zr-1%Sn-1%Nb-1%Fe

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2012 di Instalasi Elemen

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

PENGARUH WAKTU OKSIDASI TERHADAP REGANGAN MIKRO PADA HASIL OKSIDASI GAGALAN PELET SINTER UO 2

PENGARUH KANDUNGAN NIOBIUM TERHADAP MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI KIMIA DAN KEKERASAN PADUAN Zr Nb Fe Cr

PENGARUH WAKTU PEMANASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR FASA PADUAN ALUMINIUM FERO NIKEL

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

ANALISIS KUALITATIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DIFRAKSI SINAR X PADA PENAMBAHAN UNSUR Zr TERHADAP PEMBENTUKAN FASA PADUAN U-Zr

KARAKTERISTIK MIKROSTRUKTUR DAN FASA PADUAN Zr- 0,3%Nb-0,5%Fe-0,5%Cr PASCA PERLAKUAN PANAS DAN PENGEROLAN DINGIN

PENGEMBANGAN PADUAN AlFeNi SEBAGAI BAHAN STRUKTUR INDUSTRI NUKLIR

PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING

PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN Co-Cr-Mo-C-N PADA PERLAKUAN AGING

KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA

PENGARUH KANDUNGAN Si TERHADAP MIKROSTRUKTUR DAN KEKERASAN INGOT Zr-Nb-Si

STUDI PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU AGING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR KOMPOSIT

KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR PADUAN UZrNb PASCA PERLAKUAN PANAS

PENGARUH SUHU DAN WAKTU ANIL TERHADAP TEKSTUR PADUAN Al TIPE 2024

PENGARUH DEFORMASI TERANIL PADUAN Zr-Nb-Sn-Fe PADA KEKERASAN DAN MIKROSTRUKTUR

PROSES PELAPISAN SERBUK Fe-50at.%Al PADA BAJA KARBON DENGAN PENAMBAHAN Cr MELALUI METODA PEMADUAN MEKANIK SKRIPSI

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

EFEK CuI TERHADAP KONDUKTIVITAS DAN ENERGI AKTIVASI (CuI) x (AgI ) 1-x (x = 0,5-0,9)

Pengaruh Temperatur Heat-Treatment terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Paduan Al-Fe-Ni

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH PROSES PENGEROLAN DAN PENEMPAAN PANAS PADA SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN ZrNbMoGe

PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

UJI KETAHANAN KOROSI TEMPERATUR TINGGI (550OC) DARI LOGAM ZIRKONIUM DAN INGOT PADUAN

PENGARUH TEMPERATUR ANIL TERHADAP JENIS DAN UKURAN PRESIPITAT FASE KEDUA PADA PADUAN Zr-1%Nb-1%Sn-1%Fe

PENGARUH IRADIASI-γ TERHADAP REGANGAN KISI DAN KONDUKTIVITAS IONIK PADA KOMPOSIT PADAT (LiI) 0,5 (Al 2 O 3.4SiO 2 ) 0,5

PERUBAHAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO AKIBAT PROSES ROL DAN LAS PADA PADUAN ZR-NB-MO-GE UNTUK MATERIAL KELONGSONG PLTN

PENGARUH DEFORMASI DINGIN TERHADAP KARAKTER PADUAN Zr-0,3%Mo-0,5%Fe-0,5%Cr PASCA PERLAKUAN PANAS

FORMASI FASA DAN MIKROSTRUKTUR BAHAN STRUK- TUR PADUAN ALUMINIUM FERO-NIKEL HASIL PROSES SINTESIS

PEMBUATAN MATERIAL DUAL PHASE DARI KOMPOSISI KIMIA HASIL PELEBURAN ANTARA SCALING BAJA DAN BESI LATERIT KADAR NI RENDAH YANG DIPADU DENGAN UNSUR SIC

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP SIFAT BAHAN PADUAN ALUMINIUM FERO NIKEL

PENGARUH KANDUNGAN Fe DAN Mo TERHADAP KETAHANAN KOROSI INGOT PADUAN ZIRLO-Mo DALAM MEDIA UAP AIR JENUH

PENGARUH UNSUR Nb PADA BAHAN BAKAR PADUAN UZrNb TERHADAP DENSITAS, KEKERASAN DAN MIKROSTRUKTUR

SINTESIS PADUAN ALUMINIUM FERO NIKEL SEBAGAI BAHAN STRUKTUR CLADDING ELEMEN BAKAR NUKLIR

Pengaruh Temperatur Solution Treatment dan Aging terhadap Fasa Dan Kekerasan Copperized-AISI 1006

PENGARUH PENGEROLAN PANAS TERHADAP KARAKTER PADUAN Zr-0,6Nb-0,5Fe-0,5Cr

Pengaruh reduksi tebal terhadap mikrostruktur dan kekerasan paduan Zr-0,4%Nb-0,5%Fe-0,5%Cr pasca pengerolan panas. Sungkono dan Siti Aidah

PENINGKATAN KETAHANAN KOROSI ZIRCALOY-4 MELALUI PEMADU TIMAH, TEMBAGA DAN NIOBIUM

BAB III METODE PENELITIAN

14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys)

PEMBUATAN STRUKTUR DUAL PHASE BAJA AISI 3120H DARI BESI LATERIT

PETUNJUK PENGGUNAAN PROGRAM RIETICA UNTUK ANALISIS DATA DIFRAKSI DENGAN METODE RIETVELD

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KONDUKTIVITAS DAN ENERGI AKTIVASI KOMPOSIT (LiI) x (Al 2 O 3 ) 1-x

BAB IV HASIL PENELITIAN

UJI KEKERASAN DAN PEMERIKSAAN MIKROSTRUKTUR Zr-2 DAN Zr-4 PRA IRADIASI

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

KARAKTERISASI INGOT PADUAN Zr-Mo-Fe-Cr PASCA PERLAKUAN PANAS

Bab IV Hasil dan Pembahasan

ANALISA LANJUT PERUBAHAN SIFAT MEKANIK BAHAN PEWTER DENGAN REDUKSI 50% PADA PROSES PENGEROLAN BAHAN

ANALISIS ENERGI AKTIVASI PRESIPITAT FASA KEDUA PADA PADUAN Zr 1%Nb 1%Sn 1%Fe DENGAN DIFRAKSI SINAR X

PENGARUH UNSUR GERMANIUM TERHADAP KETAHANAN KOROSI PADUAN Zr-Nb-Mo-Ge UNTUK MATERIAL KELONGSONG PERUSAHAAN LISTRIK TENAGA NUKLIR

STUDI TENTANG PENGARUH NITROCARBURIZING DC-PLASMA TERHADAP PERUBAHAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL Zr-4

REGANGAN MIKRO DAN PENGARUHNYA TERHADAP MORFOLOGI MIKROSTRUKTUR HASIL OKSIDASI GAGALAN PELET SINTER UO 2

KARAKTERISTIK INGOT PADUAN U-Zr-Nb PASCA PROSES QUENCHING

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

PEMERIKSAAN MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI KIMIA DAN KEKERASAN HASIL PENGELASAN PADUAN Al-6061

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

STUDI LAJU KOROSI PADUAN Zr-Mo-Fe-Cr DALAM MEDIA UAP AIR JENUH PADA TEMPERATUR C

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR MINI U-7Mo/Al

Galuh Intan Permata Sari

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH TEMPERATUR TEMPERING PADA PROSES QUENCHING TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA AISI 4140

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

ANALISIS FASA MINOR DENGAN TEKNIK DIFRAKSI NEUTRON

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

BAB I PENDAHULUAN. energi listrik. Pemanfaatan energi listrik terus berkembang tidak hanya berfokus

ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI FASE PADUAN U-7%Mo-x%Zr (x = 1, 2, 3% berat) HASIL PROSES PELEBURAN

EVALUASI BESAR BUTIR TERHADAP SIFAT MEKANIS CuZn70/30 SETELAH MENGALAMI DEFORMASI MELALUI CANAI DINGIN

IDENTIFIKASI FASA PELET BAHAN BAKAR U-ZrH x HASIL PROSES SINTER DENGAN ATMOSFER NITROGEN

PENGARUH JANGKAU SUDUT UKUR PADA HASIL ANALISIS DATA DIFRAKSI SINAR-X MENGGUNAKAN METODE RIETVELD: KASUS CAMPURAN MgO-Y 2 O 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENGUKURAN SIFAT TERMAL ALLOY ALUMINIUM FERO NIKEL MENGGUNAKAN ALAT DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI KEMURNIAN BATU KAPUR TUBAN DENGAN ANALISIS RIETVELD DATA DIFRAKSI SINAR-X

PENGARUH PROSES PENGEROLAN PANAS PADA TEGANGAN SISA BAHAN STRUKTUR BAJA A-2 NON STANDAR DENGAN TEKNIK DIFRAKSI NEUTRON

Beberapa sifat mekanis lembaran baja yang mcliputi : pengerasan. regang, anisotropi dan keuletan merupakan parameter-parameter penting

Karakterisasi Baja Karbon Rendah Setelah Perlakuan Bending

ANALISIS FASA KRISTAL TERBENTUK PADA BAHAN GELAS METALIK BERBASIS ZIRKONIUM ANTARA SUHU C

PENGARUH WAKTU PEMANASAN TERHADAP REGANGAN KISI DAN KONDUKTIVITAS PADUAN ZIRKONIUM

PENGARUH PEMADU Mo PADA KEKUATAN MEKANIK DAN KETAHANAN KOROSI PADUAN Zr-1% Sn-1% Nb-1% Fe

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK ZrSiO 4 -V 2 O 5 TESIS. ERFAN PRIYAMBODO NIM : Program Studi Kimia

PABRIKASI FOIL URANIUM DENGAN TEKNIK PEROLAN

ANALISIS KOROSI PADUAN ZIRLO-Mo DALAM MEDIA NaCl MENGGUNAKAN METODE POLARISASI

TINJAUAN MIKROSTRUKTUR, STRUKTUR KRISTAL, DAN KRISTALIT PERTUMBUHAN FASA Mg 2 Al 3 HASIL MECHANICAL ALLOYING

KORELASI ANTARA PERSEN KANDUNGAN Si DENGAN LAJU KOROSI DALAM UAP AIR PADA INGOT PADUAN Zr-1,5w%Nb-Si

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA JIS S45C

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2013, dilaksanakan di

ANALISA PENGARUH VARIASI MEDIA QUENCHING DAN PENAMBAHAN SILIKON PADA PADUAN Al-Si REMELTING VELG SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIS SKRIPSI

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

PREPARASI ULTRA FINE-GRAINED PADUAN HIDRIDA LOGAM SISTEM Mg-Fe MENGGUNAKAN TEKNIK MECHANICAL MILLING UNTUK HYDROGEN STORAGE

Transkripsi:

Urania Vol. 18 No. 3, Oktober 2012: 120 181 ANALISIS POLA DIFRAKSI PADA INGOT PADUAN Zr-1%Sn1%Nb-0,1%Fe DAN Zr- 1%Sn-1%Nb-0,1%Fe-0,5%Mo Jan Setiawan, Futichah Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, 15314 e-mail: djan@batan.go.id (Naskah diterima tanggal: 24-08-2012, disetujui tanggal: 19-09-2012) ABSTRAK ANALISIS POLA DIFRAKSI PADA INGOT PADUAN Zr-1%Sn-1%Nb-0,1%Fe DAN Zr-1%Sn1%Nb-0,1%Fe-0,5%Mo. Penambahan unsur pemadu serta perlakuan mekanik dan termal pada logam paduan berbasis zirconium, sangat berpengaruh terhadap struktur mikro yang terbentuk pada paduan tersebut. Oleh karena itu analisis pola difraksi yang terkait dengan struktur mikro paduan sangat penting untuk dilakukan. Analisis pola difraksi telah dilakukan untuk mempelajari karakteristik mikrostruktur ingot paduan zirlo (Zr-1%Sn-1%Nb-0,1%Fe) dan zirlo-mo (Zr-1%Sn1%Nb-0,1%Fe-0,5%Mo). Analisis dilakukan terhadap pola difraksi ingot awal dari kedua paduan dan yang telah mengalami proses β-quenching serta perolan panas. Analisis pola difraksi ini adalah untuk mempelajari pengaruh proses perlakuan β-quenching, rol panas serta penambahan Mo pada paduan zirlo terhadap perubahan orientasi bidang, microstrain serta besaran rerata ukuran domain terboboti volume (ukuran kristalit). Ingot logam zirlo dan zirlo-mo yang telah dipotong, serta cuplikan hasil perlakuan β-quenching dan perolan panas dilakukan preparasi untuk mendapatkan benda uji kristalografi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa proses βquenching dan perolan panas memberikan pengaruh terhadap orientasi bidang, microstrain dan besaran rerata ukuran domain terboboti volume. Kata kunci: zirlo, XRD, analisis pola difraksi. ABSTRACT PROFILE LINE DIFFRACTION ANALYSIS OF Zr-1%Sn-1%Nb-0,1%Fe AND Zr-1%Sn-1%Nb0,1%Fe-0,5%Mo ALLOYS. The addition of alloying elements as well as mehanical and thermal treament to metal zirconium based alloys have significant effects on the microstructure of the alloys. Analysis of profile line diffraction associated with alloys microstructure is therefore important to be done. In this research, profile line diffraction has been done to study the characteristic of zirlo (Zr-1%Sn-1%Nb-0,1%Fe) and zirlo-mo (Zr-1%Sn-1%Nb-0,1%Fe- 0,5%Mo) ingot alloys. Diffraction pattern analysis was done to both initial ingots and alloys which have undergone β-quenching and hot rolled process. Diffraction pattern analysis is aimed to study the effect of β-quenching, hot rolled process and the addition of Mo on changes on plane orientation, microstrain and the average volume-weighted domain size (crystallite size). Cuts of zirlo and zirlo-mo and samples of β-quenching and hot rolled process alloys were used for the preparation of crystallography specimens. The analysis results show that β-quenching and hot rolled process have influenced the plane orientation, microstrain and its average volume-weighted domain size. Key words: zirlo, XRD, profile line diffraction analysis. 142

Analisis Pola Difraksi Pada Ingot Paduan Zr-1%Sn1%Nb-0,1%Fe dan Zr-1%Sn-0,1%Fe-0,5%Mo (Jan Setiawan, Futichah) PENDAHULUAN Zircaloy merupakan bahan struktur yang digunakan sebagai kelongsong bahan bakar nuklir untuk reaktor PWR (Pressure Water Reactor). Lembaran dan tabung zircaloy yang digunakan dalam reaktor dibentuk melalui pengerjaan dingin dan [1] perlakuan panas. Unsur pemadu yang ditambahkan dalam paduan zircaloy, pengerjaan dingin dan perlakuan panas akan berpengaruh pada mikrostruktur yang terbentuk pada lembaran atau tabung zircaloy. Oleh karena itu analisis pola difraksi yang terkait dengan struktur mikro paduan sangat penting untuk diketahui. Mikrostruktur meliputi bentuk dan ukuran butir, presipitat dan cacat-cacat mikro seperti dislokasi dan ukuran domain pada sistem kristalografi logam. Parameter mikrostruktur, umumnya densitas dislokasi dan ukuran domain diyakini mempengaruhi perilaku deformasi zircaloy ketika digunakan [1] di dalam reaktor. Pola difraksi XRD (XRay Diffraction) menunjukkan karakteristik dari keadaan material tersebut. Bentuk pola difraksi dipengaruhi oleh peralatan uji dan bentuk sampel, yang lebih dikenal sebagai pelebaran instrumental (instrumental broadening). Pelebaran instrumental ini perlu dihilangkan untuk memperoleh pelebaran metalurgi yang sebenarnya (sebagai akibat perubahan mikrostruktur) pada sampel. Ketika pola difraksi diperoleh, ukuran domain, microstrain dan densitas [2] dislokasi dapat ditentukan. Dalam penelitian ini telah dilakukan pembuatan ingot zirlo yaitu paduan berbasis Zr dengan komposisi paduan Zr-1%Sn1%Nb-0,1%Fe dan Zirlo-Mo yaitu paduan Zr-1%Sn-1%Nb-0,1%Fe yang ditambah dengan 0,5%Mo. Analisis pola difraksi XRD dilakukan pada zirlo dan zirlo-mo tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh proses perlakuan βquenching, rol panas serta penambahan Mo pada paduan zirlo terhadap perubahan orientasi bidang, microstrain serta besaran rerata ukuran domain terboboti volume (ukuran kristalit). Hasil dari analisis mikrostrutur ini dapat digunakan sebagai data dukung dalam fabrikasi lebih lanjut pada paduan zirlo-mo. Analisis dilakukan pada sampel setelah pemotongan/preparasi awal, setelah β-quenching dan setelah rol panas. Kemudian dilakukan analisis pola difraksi yang dilakukan menggunakan teori atau pendekatan perhitungan dari analisis Williamson-Hall dengan asumsi ukuran pelebaran profil dan strain merupakan fungsi Lorentzian. Penentuan fasa dan parameter kisi dilakukan dengan bantuan dari basis data kristalografi COD 23 Agustus 2012. TATA KERJA Bahan dan alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ingot paduan zirlo dengan komposisi Zr-1%Sn-1%Nb-0,1%Fe dan zirlo-mo dengan komposisi Zr-1%Sn1%Nb-0,1%Fe yang ditambah dengan 0,5%Mo. Peralatan yang digunakan adalah diamond cutting, tungku pemanas, air pendingin untuk proses β-quenching, mesin rol dan X-ray difraktometer PW1710 dengan sumber sinar-x dari Cu. Cara kerja Pemotongan sampel ingot zirlo-mo Paduan zirlo dan zirlo-mo dalam bentuk ingot, dilakukan pemotongan untuk pencuplikan sampel dengan menggunakan diamond cutting sehingga diperoleh sampel uji dengan ukuran 20 x 10 mm. Sampel uji yang telah dipotong terlihat pada Gambar 1. Masing-masing sampel dipreparasi untuk dilakukan uji kristalografi, perlakuan panas (β-quenching) dan perolan panas 143

Urania Vol. 18 No. 3, Oktober 2012: 120 181 Karakterisasi XRD Gambar 1. Sampel zirlo-mo yang sudah terbelah. Perlakuan panas dan pendinginan cepat dalam air (water quenching) Ingot zirlo dan zirlo-mo dengan ukuran 20 x 10 mm, dipanaskan dalam tungku pemanas dengan temperatur di o daerah fasa-β (980 C) selama 2 jam. Dari pemanasan ingot pada suhu fasa-β, kemudian dilakukan proses pendinginan cepat (quenching) menggunakan media pendingin air. Masing-masing sampel dipreparasi untuk dilakukan uji kristalografi dan pengerolan panas. Pengerolan panas Untuk memperoleh paduan zirlo atau zirlo-mo berupa lembaran, perlu dilakukan perolan. Proses perolan yang dilakukan adalah proses perolan panas yang akan membuat paduan mengalami deformasi pada temperatur yang diberikan yaitu di daerah temperatur rekristalisasi. Perolan panas dilakukan pada temperatur o 850 C, yang ditahan selama 1 jam. Reduksi ketebalan paduan yang dirol diharapkan mampu mencapai hingga 60%. Sampel uji hasil proses pengerolan panas ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2. Hasil rol berbentuk pelat zirlo-mo 144 Setiap tahapan proses, dilakukan karakterisasi XRD untuk mengetahui pengaruh tiap proses terhadap paduan zirlo dan zirlo-mo. Karakterisasi XRD pada sampel paduan zirlo-mo juga dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari penambahan Mo terhadap parameter kristal paduan zirlo. Karakterisasi XRD dilakukan dengan menggunakan sumber sinar X dari Cu dengan sudut pengukuran dari 10 sampai 90 derajat. Analisis pola difraksi dilakukan menggunakan teknik WilliamsonHall dimana metode ini mampu membedakan pengaruh ukuran kristalit dengan mikro strain, meskipun mengabaikan bentuk actual dari puncak dan hanya menggunakan integrasi pelebaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Pola difraksi paduan zirlo Hasil difraksi sinar-x paduan zirlo dan zirlo-mo ditunjukkan pada Gambar 3 dan 4. Gambar 3 menunjukkan adanya perubahan pola difraksi paduan zirlo terhadap referensi dari pola difraksi zirkonium. Pola difraksi paduan zirlo yang di quenching mengakibatkan terjadinya orientasi butir pada bidang (112) dan (201), sedangkan setelah dilakukan perolan panas perubahan yang signifikan terjadi pada bidang (002),(112) dan (201). Pada sudut Bragg di bawah 30 derajat terlihat pelebaran puncak yang diakibatkan masih ada bagian yang belum terbentuk kristalin pada paduan. Pelebaran sudut Bragg tersebut terlihat lebih melebar setelah dirol panas dibandingkan pada saat di quenching. Pelebaran ini menunjukkan sebagian paduan yang awalnya belum kristalin, mengalami deformasi sehingga bentuk butiran menjadi lebih besar dan terorientasi searah dengan arah perolan. Perubahan pola difraksi paduan zirlo-mo terhadap referensi dari pola difraksi zirconium ditunjukkan pada Gambar 4. Pola

Analisis Pola Difraksi Pada Ingot Paduan Zr-1%Sn1%Nb-0,1%Fe dan Zr-1%Sn-0,1%Fe-0,5%Mo (Jan Setiawan, Futichah) difraksi paduan zirlo-mo menunjukkan paduan zirlo-mo terorientasi pada bidang (102). Hal ini serupa dengan paduan zirlo yang mengalami pelebaran pola difraksi pada sudut di bawah 30 derajat, paduan zirlo-mo juga memperlihatkan karakteristik yang serupa. Fenomena ini menunjukkan terjadi deformasi yang membuat butiran paduan yang lebih besar, meningkatkan tingkat kristalin paduan dan terorientasi searah dengan arah perolan. Dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa proses perolan panas mampu meningkatkan kristalisasi dan menimbulkan orientasi pada bidang yang ditunjukkan oleh meningkatnya intensitas bidang-bidang tertentu pada pola difraksi dari paduan zirlo maupun zirlo-mo. Kedua paduan tersebut setelah mengalami proses perolan panas menunjukkan pola difraksi yang terorientasi pada bidang (101). Kedua paduan yang terbentuk teridentifikasi dari basis data kristalografi COD 23 Agustus 2012, paduan zirlo yang terbentuk memiliki sistem kristal heksagonal dengan space [4] group P 63/m m c. Rol panas (112) (201) (100) (002) (101) Zirlo Zr Gambar 3. Difraktogram paduan Zr-1%Sn-1%Nb-0,1%Fe. 145

Urania Vol. 18 No. 3, Oktober 2012: 120 181 Rol panas (112) (201) (100) (002) (101) ZirloMo Zr Gambar4. Difraktogram paduan Zr-1%Sn-1%Nb-0,1%Fe,0.5%Mo. Analisis Williamson-Hall Analisis Williamson-Hall pada pola difraksi sinar X, berasumsi bahwa ukuran pelebaran profil dan strain merupakan fungsi Lorentzian. Hubungan antara integral pelebaran β, rerata ukuran domain terboboti volume atau ukuran kristalit (Dv) dan microstrain (ε), sudut difraksi (θ) dan panjang gelombang sinar-x (λ), dituliskan [1] sebagai berikut : cos 1 2 2 sin Dv 146 Penentuan nilai Dv dan ε ditentukan dengan menyelesaikan regresi linier dari plot (2 Sinθ)/λ terhadap (β Cosθ)/λ dari puncak-puncak sudut Bragg dari pola difraksi yang diperoleh dan berkorelasi dengan paduan zirlo dan zirlo-mo. Dv ditentukan dari titik potong garis, sedangkan ε ditentukan dari kemiringan garis. Dari data difraktogram Gambar 3 dan 4 diplotkan nilainilai (2 Sinθ)/λ dan (β Cosθ)/λ yang ditunjukkan pada Gambar 5. Hasil perolehan nilai Dv dan ε dari regresi linier ditabelkan pada Tabel 1.

Analisis Pola Difraksi Pada Ingot Paduan Zr-1%Sn1%Nb-0,1%Fe dan Zr-1%Sn-0,1%Fe-0,5%Mo (Jan Setiawan, Futichah) Zirlo Zirlo-Mo Perolan Panas Perolan Panas (a) Zirlo (b) Zirlo-Mo Gambar 5. Plot Williamson-Hall untuk (a) Zirlo dan (b) Zirlo-Mo. 147

Urania Vol. 18 No. 3, Oktober 2012: 120 181 Tabel 1. Rerata ukuran domain terboboti volume dan microstrain. Sampel Zirlo Zirlo-Mo Perlakuan Ingot tanpa pelakuan Perolan panas Ingot tanpa perlakuan Quanched Perolan panas Dari analisis Wiliamson-Hall pada Tabel 1, terlihat nilai rerata ukuran domain terboboti volume (Dv) pada Zirlo menurun secara signifikan seiring diberikan perlakuan panas, berbeda dengan Zirlo-Mo yang relatif meningkat seiring dengan pemberian perlakuan panas. Penambahan unsur Mo memberikan pengaruh yang signifikan terhadap paduan Zirlo, penambahan unsur Mo pada paduan ini mendesak struktur kristal Zirlo yang ditunjukkan oleh nilai microstrain (ε) yang lebih tinggi dibanding paduan Zirlo tanpa Mo. Pada paduan Zirlo sebaran nilai dalam grafik pada Gambar 3 menunjukkan nilai microstrain pada ingot paduan tidak isotropic. Hubungan antara Rerata ukuran domain terboboti volume (Dv) Å 1428,5 ± 0,3 250,0 ± 0,3 181,8 ± 0,3 357,1 ± 0,3 526,3 ± 0,3 666,7 ± 0,3 perlakuan quenched dan perolan panas terhadap microstrain ditunjukkan pada Gambar 6. Perbedaan nilai microstrain pada tiap-tiap bidang kristal paduan zirlo menunjukkan bentuk domain paduan [2,3] tersebut juga tidak spherically isotropic. Hal yang sama juga terjadi pada paduan Zirlo-Mo, sebaran nilai pada Gambar 4 menunjukkan nilai microstrain pada ingot yang tidak isotropic. Hubungan antara perlakuan quenched dan perolan panas terhadap microstrain ditunjukkan pada Gambar 7, terlihat nilai microstrain yang berbeda menunjukkan paduan zirlo-mo yang menunjukkan domain paduan tersebut tidak [2,3] spherically isotropic. Gambar 6. Variasi microstrain sebagai fungsi perlakuan pada paduan Zirlo. 148-4 Microstrain (x10 ) (ε) 9 2 2,5 43,5 7,5 37,5

Analisis Pola Difraksi Pada Ingot Paduan Zr-1%Sn1%Nb-0,1%Fe dan Zr-1%Sn-0,1%Fe-0,5%Mo (Jan Setiawan, Futichah) Gambar 7. Variasi microstrain sebagai fungsi perlakuan pada paduan Zirlo-Mo. SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA Proses perlakuan quenching dan perolan panas pada paduan zirlo dan zirlomo mengakibatkan deformasi yang berpengaruh terhadap orientasi bidang, ukuran kristalit dan microstrain pada paduan. Diperoleh nilai microstrain pada ingot awal, setelah proses quenching dan setelah rol panas yang tersebar menunjukkan tidak spherically isotropic pada domain kristalit untuk paduan zirlo maupun zirlo-mo. Penambahan unsur Mo pada paduan zirlo, memberikan peningkatan terhadap besaran rerata ukuran domain terboboti volume (ukuran kristalit) dan microstrain dari paduan zirlo tanpa penambahan unsur Mo. [1]. Mukherjee, P. et al., (2004), Deformation Characteristics of Rolled Zirconium Alloys: a study by X-ray diffraction line profile analysis, Acta Materialia 52, pp5678-5696. [2]. Kapoor, K. et al.,(2004). X-ray Diffraction Line Profile Analysis For Defect Study In Zr-2.5%Nb Material, Bull. Mater.Sci., Vol.27 No.1, pp59-67. [3]. Sarkar,A.; Mukherjee, P. Barat, (2008), X-ray Diffraction Studies On Asymmetrically Broadened Peaks Of Heavily Deformed Zirconium-Based Alloys, Materials Science and Engineering A 485, pp.176-181. [4]. Anonim, Crystallography Database, 23 Oktober 2012. Open 149