BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Dalam ajaran agama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Prestasi Pustaka, 2007), hlm Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014, Hlm: 28 2

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diberikan Allah SWT semaksimal mungkin. Mempunyai akal pikiran yang cerdas

BAB I PENDAHULUAN. hlm Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: Rineka. Cipta, 2009), hlm

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pendidikan masing-masing individu pembentuk bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya kemunduran umat Islam tidak lain disebabkan oleh kemiskinan ilmu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2006), hlm Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Belajar

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran. (Q.S. Al-Qomar:17). 1

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi dan cita-cita untuk maju. tidak akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

WD8013 Sejarah Pendidikan Islam I (Minggu 2) Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Batri PhD

BAB I PENDAHULUAN. didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi LUSI NOVIASARI A

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada masa Rasululah, hingga masa sekarang. memahami dan dapat mengamalkan isi dari Al Quran. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung suatu bangsa dituntut untuk mempunyai sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

BAB I PENDAHULUAN. mungkin agar proses kegiatan belajar mengajar berlangsung efektif. Seperti

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap muslim laki-laki dan perempuan. Sebagaimana Allah SWT mengutus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersikap sebagai penyeimbang supaya tidak terjadi hal-hal negatif dalam. Definisi belajar menurut Slameto yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan social. 1 Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang berkembang pesat sekarang ini. Sejalan dengan kemajuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada proses belajar mengajar ada interkasi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru, dimana

BAB I PENDAHULUAN. tertentu sehingga orang yang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang berguna untuk memperluas

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian dan batasan istilah. Adapun penjelasannya sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah diajarkannya cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin diperkaya sumber dan media pembelajaran. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. menyadarkan manusia akan potensi-potensi yang dimilikinya untuk dikembangkan.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar, meliputi manajemen perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. 1

BAB II KAJIAN TEORETIS. a. Pengertian Strategi Information Search. yang bisa disamakan dengan ujian open book. Tim-tim di kelas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan firman Allah (kalamullah) yang diwahyukan. kepada Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan bahasa Arab, di

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dilatih dan diarahkan agar menjadi manusia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. PT Rineka Cipta, 2003),cet 1, hlm, 2. 2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, seperti inteligensi, bakat, kemampuan motorik panca indra, dan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Alfabeta, 2012, hal iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. * Seluruh Teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word Menu Add-Ins

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terikat, terarah untuk mencapai tujuan yang diharapkan Sardiman

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar sebagai aktivitas tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Dalam ajaran agama Islam manusia dianjurkan untuk selalu melakukan kegiatan belajar. Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Islam sangat menekankan terhadap pentingnya ilmu. Al-quran dan hadis mengajak kaum Muslim untuk mencari dan mendapatkan ilmu, serta menempatkan orang-orang yang berpengetahuan pada derajat yang tinggi (Baharudin dan Wahyuni, 2008: 30). Beberapa ayat pertama yang diwahyukan kepada Rasulullah menyebutkan pentingnya membaca, pena dan ajaran untuk manusia. Salah satu ayat tersebut adalah QS. Al-A laq (96): 1-5 : bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589], Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Shihab (1997) sebagaimana dikutip Baharrudin dan Wahyuni (2008: 31) mengungkapkan bahwa kata iqra yang terdapat dalam surat 1

Al-a laq berasal dari kata qoroa-yaqrou yang berarti menghimpun. Kata menghimpun melahirkan berbagai makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri-ciri sesuatu, dan membaca baik teks tertulis maupun tidak. Makna-makna tersebut sebenarnya menunjukkan perintah untuk manusia melakukan kegiatan belajar, karena ketika sesorang belajar mereka melakukan kegiatankegiatan seperti mendalami, meneliti, membaca, dan lain sebaginya. Surat Al-a alaq yang terdapat didalam Al-Qur an sebagai wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw tidak menjelaskan apa yang dibaca, akan tetapi al-quran menghendaki manusia untuk membaca apa saja selama bacaan tersebut dengan nama Allah dan didasarkan kepada Allah (bismi rabbik) dalam arti berarti untuk kemanusiaan. Ketika seseorang belajar maka ada sebuah proses belajar didalamnya. Proses belajar merupakan tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor yang ada dalam diri peserta didik. Perubahan yang terjadi pada peserta didik bersifat positif karena berorientasi ke hal-hal yang lebih maju daripada sebelumnya (Syah, 2011: 111). Dalam proses belajar, peserta didik juga melakukan berbagai macam aktivitas belajar, akan tetapi tidak semua peserta didik mampu melalui berbagai macam aktivitas belajar dengan baik. Ahmadi dan Widodo (2004: 77) menjelaskan bahwa setiap individu memang tidak ada yang sama, perbedaan individual inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar para peserta didik. Banyak diantara mereka yang menemui 2

berbagai masalah dalam belajar atau merasa kesulitan mengikuti pelajaran di dalam kelas. Permasalahan seperti yang dialami peserta didik tersebut tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam belajar. Syah (2011: 129) menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi belajar peserta didik, antara lain yaitu faktor intern yang meliputi faktor jasmani dan faktor psikologis. Dalam penelitian ini, peneliti akan memfokuskan pada faktor psikologis yang dapat mempengaruhi belajar peserta didik yaitu minat. Baharuddin dan Wahyuni (2007: 24) mengungkapkan bahwa minat merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Tidak adanya minat seorang peserta didik terhadap suatu pelajaran akan menimbulkan kesulitan belajar karena belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakat, kebutuhan, kecakapan maupun tipe-tipe khusus peserta didik, hal tersebut membuat peserta didik mendapatkan berbagai masalah dalam dirinya sehingga pelajaranpun tidak di proses di dalam otak, akibatnya mereka merasa kesulitan menyerap dan mengikuti pelajaran dengan baik (Ahmadi dan Widodo, 2004: 83). Dari uraian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa minat belajar perlu ditingkatkan demi kelancaran kegiatan belajar mengajar. Kenyataan yang ada setalah peneliti melakukan observasi awal di SMA N1 Girimulyo bahwa pembelajaran PAI dilaksanakan didalam masjid. Pembelajaran ini diharapkan mampu untuk membangkitkan 3

semangat belajar para peserta didik terutama pada mata pelajaran PAI, akan tetapi dari sejumlah 20 orang siswa yang mengikuti pembelajaran, lima diantaranya masih bermalas-malasan untuk masuk ke dalam masjid mengikuti kegiatan belajar mengajar. Saat guru menyampaikan materi dengan metode ceramah dilanjutkan dengan praktik, masih ada juga dua orang siswa bergurau dengan teman di sebelahnya, kemudian ada seorang siswi yang dengan sengaja tidak memperhatikan guru dan sibuk membenahi jilbab sambil bercanda dengan teman sebayanya sehingga ketika guru bertanya mereka merasa kaget dan merasa kesulitan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru PAI. Peneliti juga melakukan wawancara secara langsung dengan guru PAI yaitu Bapak Kadarusman. Ketika peneliti melakukan wawancara, beliau mengatakan : Pembelajaran yang berlangsung di masjid ini sudah saya terapkan selama satu tahun, namun saya merasa bahwa pembelajaran masih kurang kondusif karena saya masih kesulitan dalam mengontrol aktivitas beberapa siswa yang belum baik. Penguasaan materi bagi seorang guru adalah hal yang tidak sulit mbak, akan tetapi mengkondisikan kelas yang benar-benar kondusif demi terciptanya proses belajar mengajar yang baik itulah yang sulit, sehingga ketertarikan siswa dan perhatian siswa terhadap materi pembelajaran PAI menjadi berkurang. Jika seseorang sudah tidak memiliki minat untuk belajar, maka ia akan merasa kesulitan dalam belajar atau bahkan tidak mau belajar (Baharuddin dan Wahyuni, 2007: 24). Begitu pula jika minat belajar PAI menurun, maka para siswa akan mengalami kesulitan mengenali arti pentingnya nilai-nilai ajaran Islam yang telah dipelajari didalam kegiatan 4

belajar mengajar. Ketika nilai-nilai ajaran Islam tidak lagi dikenal ataupun dipahami oleh para peserta didik maka kesadaran untuk menerapkan pendidikan Islam didalam kehidupan sehari-hari akan cenderung kurang baik. Untuk membangkitkan minat belajar para peserta didik banyak cara yang dapat dilakukan, antara lain adalah dengan mengubah model pembelajaran dengan membuat membuat materi yang akan dipelajari semenarik mungkin dan tidak membosankan. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model problem based learning Problem Based Learning sebagai pembelajaran berbasis masalah yang berpusat pada peserta didik, dan melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran aktif dan kolaboratif, sehingga mampu mengembangkan kemampuan memecahkan permasalahan secara mandiri. Pembelajaran model ini dapat dimulai dengan melakukan kerja kelompok antara peserta didik. Peserta didik dilatih untuk menyelidiki, menemukan permasalahan, dan menyelesaikan masalah sendiri dibawah bimbingan guru (Suyadi, 2103: 130). Oleh karena itu, penelitian ini sangat penting untuk mengatasi kurangnya minat belajar para peserta didik dengan mengubah model pembelajaran yang sudah ada menjadi model problem based learning. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI? 5

2. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning? 3. Apakah model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI 2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning 3. Untuk membuktikan apakah terdapat peningkatan minat belajar siswa menggunakan model problem based learning D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu bidang pendidikan, khususnya dalam ilmu Pendidikan Agama Islam. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Hasil penelitian ini akan memberikan motivasi dan informasi tentang belajar langsung serta dapat 6

memecahkakn permasalahan sehingga dapat mengamalkan apa yang telah mereka pelajari dalam kehidupan sehari-hari. b. Bagi Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini guru dapat memperbaiki dan meningkatkan minat belajar siswa dalam mata pelajaran PAI dengan penggunaan problem based learning, sehingga permasalahanpermasalahan atau keluhan yang sering dihadapi oleh guru ketika proses belajar mengajar pada umumnya dapat diminimalisir. Guru juga dapat terdorong untuk selalu menerapkan berbagai metode atau model pembelajaran yang seseuai dengan perkembangan karakeerisitik peserta didik maupun perkembangan jaman. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapatm memberikan referensi atau masukan yang baik dalam meningkatkan kinerja sekolah dengan segala kebijakan pelaksanaan pembelajaran yang relevan berdasarkan kurikulum. Diharapkan penggunaan model problem based learning dalam mata pelajaran PAI terus dikembangkan. 7

E. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah dalam memahami skripsi ini, maka penulis membuat sistematika pembahasan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, pada pendahuluan ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika pembahsan. BAB II Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori membahas tentang telaah penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, dan teoriteori penelitian yang mendukung penelitian ini. BAB III Metode Penelitian, pada metode penelitian memuat tentang jenis penelitian, desain penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, definisi variabel penelitian, kerangka pikir, hipotesis, etode pengumpulan data, dan metode analisis data. BAB IV Hsail dan Pembahasan, berisi hasil penelitian dan pembahsan penelitian tentang minat belajar siswa kelas XI IPA 1 pada mata pelajaran PAI. BAB V Penutup, menyajikan keseimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran. 8