BAB I PENDAHULUAN. belajar pada suatu lingkungan belajar (UU SPN No.20 Tahun 2003 dalam Sagala,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Terlepas dari hal itu, penanaman nilai-nilai melalui sikap

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari para siswa baik sebagai individu, anggota masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang perlu dipenuhi, kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan dan. dengan potensinya (Pusat Kurikulum Depdiknas, 2006:19).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan guru secara sadar dan dengan sistematis serta berpedoman pada

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kebanyakan siswa tidak menyukai belajar matematika, karena mereka

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

I. PENDAHULUAN. yang kondusif. Di mana proses belajar lebih berpusat kepada siswa (student

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan karya bersama yang berlangsung dalam. suatu pola kehidupan insan tertentu serta pendidikan merupakan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dirancang dan disajikan. Dengan dilaksanakannya Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperoleh dapat menjadikan seseorang mampu mengatasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sri Istikomah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses yang akan mempengaruhi dalam diri peserta

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal

BAB I PENDAHULUAN. perilaku dari tidak tahu menjadi tahu yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang telah diperoleh di sekolah. Matematika merupakan salah satu mata

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

I. PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang maslah yang diambil dalam penelitian. Selain itu menjelaskan tentang rumusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan paradigma barunya

BAB I PENDAHULUAN. segala aspek kehidupan. Pendidikan tidak akan terlepas dari proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pilar utama dalam pembentukan mental/karakter seorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam paradigma baru saat ini pelajaran PKn memusatkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting di

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dimasa sekarang maupun dimasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita. Menurut UU No. 20

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. demokratis serta bertanggung jawab (Syaiful Sagala, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting terutama di negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan. pendidikan, karena pendidikan berperan penting dalam meningkatkan potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dimulai dari penguasaan materi sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan. Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan model pembelajaran untuk membentuk kurikulum (rencana

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun :

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU SPN No.20 Tahun 2003 dalam Sagala, 2005). Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran. Menurut Bruner dalam Sagala, Syaiful (2005:35) dalam pembelajaran guru harus memahami materi pelajaran yang diajarkan sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa dan memahami barbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencaan pengajaran yang matang oleh guru. Oleh sebab itu diperlukan adanya teori pembelajaran yang akan menjelaskan asas-asas untuk merancang pembelajaran yang efektif dikelas. Kemajuan ilmu dan teknologi membawa pengaruh pada tuntutan mutu pendidikan untuk mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Mutu pendidikan dapat terwujud apabila proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif, artinya proses belajar dapat berjalan lancar, terarah, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2 Kriteria proses belajar mengajar yang efektif adalah : 1. Mampu mengembangkan konsep generalisasi, serta mampu mengubah bahan ajar yang abstrak menjadi jelas dan nyata. 2. Mampu melayani gaya belajar dan kecepatan belajar peserta didik yang berbeda-beda. 3. Mampu melayani perkembangan belajar peserta didik yang berbeda-beda. 4. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam pengajaran sehingga proses belajar mengajar mampu mencapai tujuan sesuai dengan program yang telah ditetapkan. Tabrani Rusyan (1989:8) Pendidikan Dasar dan Menengah (SD dan SMP) sebagai jenjang pendidikan pertama sangat menentukan bagi tujuan pendidikan, oleh karena itu dalam sistem pendidikan nasional maka pendidikan dasar dan menengah mendapat perhatian yang serius. Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan suatu masyarakat dalam skala kecil, sehingga gagasan untuk mewujudkan masyarakat madani perlu dilakukan dalam tata kehidupan sekolah. Salah satu caranya adalah melalui Pendidikan Kewarganegaraan yang dapat dipraktikkan sehari-hari dalam kehidupan peserta didik sedini mungkin hingga kelak menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Menurut kurikulum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) guru hendaknya menerapkan prinsip belajar aktif, artinya pembelajaran yang melibatkan siswa secara fisik, mental (pemikiran dan perasaan) dan sosial serta

3 sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Juga bertujuan untuk memperkenalkan kehidupan masyarakat manusia secara sistematis. Pendidikan Kewarganegaraan dalam konteks kurikulum persekolahan mempunyai kedudukan yang amat penting dan strategis dalam rangka mengemban tugas pembinaan terhadap warganegara Indonesia dalam upaya membentuk warganegara yang cerdas. Konsekuensinya dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah harus membantu siswa dalam mengembangkan potensi serta kompetensi yang dimilikinya, baik potensi kognitif, afektif maupun perilaku dalam menghadapi lingkungan hidupnya, baik fisik maupun lingkungan sosial-budayanya, sehingga menjadi warganegara yang baik, yaitu warganegara demokratis yang sadar akan hak dan kewajibannya. Dengan sadar akan hak dan kewajibanya maka seorang warganegara diharapkan menjadi kritis, partisipatif dan bertanggungjawab. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran wajib yang harus ditempuh oleh peserta didik dimana mata pelajaran tersebut banyak memuat nilai normatif daripada konsep, sehingga pendidik banyak menggunakan metode ceramah. Setelah diberlakukannya kurikulum KTSP, maka mata pelajaran tersebut banyak mengalami perubahan, dimana muatan materi yang terkandung didalamnya juga banyak memuat konsep dan tidak lagi bersifat normatif. Sekalipun banyak mengalami perubahan, tetapi pendekatan dan metode yang dilakukan pendidik tidak mengalami perubahan, hal ini mungkin disebabkan kebiasaan pendidik dalam memberikan materi pelajaran, sehingga tampak peserta didik hanya secara pasif mendengarkan ceramah yang diberikan oleh pendidikan.

4 Permasalahan pengajaran SMP Santo Thomas Totokarto Adiluwih berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 28 Juli 2011, bahwa faktorfaktor kendala dalam pembelajaran di sekolah tersebut diantaranya adalah faktor strategi pembelajaran, masih banyak guru yang menggunakan pendekatan atau metode pembelajaran yang konvensional, sehingga pembelajaran terkesan monoton, formalitas, karena didominasi oleh guru. Sedangkan pendekatan yang melibatkan siswa dengan penggunaan metode diskusi kelompok cenderung kurang terarah pada tujuan belajar bersama. Beberapa permasalahan lain yang terjadi di SMP Santo Thomas Totokarto Adiluwih, berdasarkan hasil wawancara kepada para guru mata pelajaran Pkn dan siswa kelas VIII yang dilakukan penulis pada tanggal 10 Agustus 2011 adalah sebagai berikut. 1. Kemampuan siswa bertanya dan kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam pembelajaran kurang, indikasi siswa cenderung malu dan takut apabila pendapatnya salah. 2. Respon siswa untuk menyimak pelajaran kurang, yang dikerjakan siswa sebagian ada yang mengganggu temannya dan berbicara dengan teman. 3. Kemampuan siswa untuk memperhatikan penjelasan guru kurang, dan apabila diberi waktu untuk bertanya tentang materi pelajaran yang belum jelas tidak ada yang bertanya dan sebaliknya, apabila guru bertanya siswa belum dapat menjawab dengan baik. 4. Prestasi belajar para siswa kelas VIII SMP Santo Thomas Totokarto Adiluwih dalam mengikuti pembelajaran PKn rendah.

5 5. Guru terlalu mendominasi kelas sehingga kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 6. Siswa merasa takut dan malu jika pendapatnya salah. 7. Metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama ini belum tepat sehingga menimbulkan dampak pada hasil prestasi belajar siswa. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat sangat diperlukan, karena siswa dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas dalam proses pembelajaran. Dalam upaya uji coba model pembelajaran STAD yang peneliti lakukan pada tanggal 10 Agustusi 2011 pada kelas VIII. Peneliti menyimpulkan bahwa STAD merupakan suatu pendekatan kooperatif yang paling sederhana dan mudah untuk dilaksanakan pada pembelajaran terutama bagi para guru yang baru menggunakannya. Kesederhanaan ini nampak pada beberapa langkah kegiatan yang dilakukan dalam model STAD yaitu guru menyampaikan materi pelajaran, dengan berdiskusi siswa mengerjakan lembar kerja, dan secara individu siswa mengerjakan ulangan. Kebiasaan yang sering dilakukan pendidik adalah menentukan bahan dan metode pembelajaran, sedangkan siswa menerima begitu saja sehingga aktivitas siswa terbatas hanya pada mendengarkan, mencatat, menjawab pertanyaan jika guru mengajukan pertanyaan. Para siswa hanya bekerja karena atas perintah guru menurut cara yang ditentukan guru, begitu juga cara berfikirnya menurut apa yang sudah digariskan oleh guru. Pembelajaran semacam ini membuat peserta didik menjadi pasif dan tidak mendorong peserta didik untuk berfikir dan berkreatifitas karena yang banyak berkreatifitas adalah guru dan guru dapat dengan bebas menentukan segala sesuatu

6 yang dikehendakinya. Hal semacam ini jelas tidak sesuai dengan hakekat peserta didik selaku subjek belajar. Sesuai dengan kenyataan yaitu kurangnya kualitas pembelajaran SMP Santo Thomas Totokarto Adiluwih, maka penulis menganggap perlu melakukan penelitian tindakan kelas di sekolah tersebut, guna meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi belajar mata pelajaran SMP Santo Thomas Totokarto Adiluwih dengan memfokuskan pada pembelajaran kooperatif sistem STAD (Student Teams Achievement Devision). Keunggulan sistem STAD adalah adanya kerjasama dalam kelompok, dalam menentukan keberprestasian kelompok tergantung keberprestasian individu, sehingga setiap anggota kelompok tidak dapat menggantungkan pada anggota yang lain. Setiap siswa mendapat kesempatan sama untuk menunjang timnya mendapat nilai yang maksimum sehingga termotivasi untuk belajar. Dengan demikian setiap individu merasa mendapat tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri. B. Fokus Masalah dan Identifikasi Masalah 1. Fokus masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka fokus masalah dalam penelitian tindakan ini adalah penggunaan model pembelajaran STAD dalam meningkatkan Prestasi belajar PKn siswa Kelas VIII SMP Santo Thomas Totokarto Adiluwih.

7 2. Identifikasi Masalah a) Kemampuan siswa bertanya dan kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam pembelajaran kurang, indikasi siswa cenderung malu dan takut apabila pendapatnya salah b) Respon siswa untuk menyimak pelajaran kurang, yang dikerjakan siswa sebagian ada yang mengganggu temannya dan berbicara dengan teman c) Kemampuan siswa untuk memperhatikan penjelasan guru kurang, dan apabila diberi waktu untuk bertanya tentang materi pelajaran yang belum jelas tidak ada yang bertanya dan sebaliknya, apabila guru bertanya siswa belum dapat menjawab dengan baik d) Prestasi belajar para siswa kelas VIII SMP Santo Thomas Totokarto Adiluwih dalam mengikuti pembelajaran PKn rendah. e) Guru terlalu mendominasi kelas sehingga kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. f) Siswa merasa takut dan malu jika pendapatnya salah. g) Metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama ini belum tepat sehingga menimbulkan dampak pada hasil prestasi belajar siswa C. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas maka pembatasan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah 1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Deviation STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran PKn siswa kelas VIII Santo Thomas Totokarto Adiluwih tahun pelajaran 2010/2011?

8 2. Bagaimana kontribusi model pembelajaran Student Teams Achievement Deviation (STAD) terhadap prestasi belajar mata pelajaran PKn siswa kelas VIII SMP Santo Thomas Totokarto Adiluwih tahun pelajaran 2010/2011? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bahwa penggunaan sistem model pembelajaran STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. E. Manfaat Penelitian 1. Teoritik Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan khususnya Pendidikan Kewarganegaraan dalam kajian pembelajaran nilai moral Pancasila. 2. Bagi Guru Dengan diadakannya penelitian ini akan memberikan sumbangan pemikiran bagi guru mata pelajaran PKn dan umumnya guru bidang studi yang lain tentang tingkat efektivitas penggunaan sistem STAD dalam mata pelajaran SMP Santo Thomas Totokarto Adiluwih bagi peningkatan prestasi belajar siswa.

9 3. Bagi Siswa Prestasi penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa agar lebih mudah dalam memahami materi pelajaran PKn SMP Santo Thomas Totokarto Adiluwih dan dapat meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran SMP Santo Thomas Totokarto Adiluwih. F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu Ruang lingkup penelitian ini adalah ruang lingkup pendidikan ilmu pendidikan khususnya dalam Pendidikan Kewarganegaraan dan kajian pendidikan nilai moral Pancasila. Karena mencari solusi dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang berisi penanaman nilai moral kepada siswa. 2. Ruang Lingkup Objek Penelitian Yang menjadi Objek dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Acievement Deviations (STAD) dan prestasi belajar.. 3. Ruang Lingkup Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Santo Thomas Totokarto Adiluwih. 4. Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ini dilakukan di SMP Santo Thomas Totokarto Adiluwih. 5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian ini adalah sejak dikeluarkan surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan FKIP Unila sampai dengan penelitian ini selesai.