BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang dianalisis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh promosi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah ekspor kayu lapis Indonesia di pasar

BAB III METODE PENELITIAN. Di dalam penelitian ilmiah diperlukan adanya objek dan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah investasi swasta di

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah ekspor industri tekstil dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data

BAB III METODE PENELITIAN. Volume Perdagangan Saham. Dengan populasi Indeks Harga Saham

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga kredit pada Bank

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada BPR yang ada di Propinsi Riau, baik yang berbentuk

BAB III METOTOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui situs

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah biaya dana

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kutipan langsung dari berbagai sumber. Data data yang digunakan dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk pengumpulan data dan informasi bulan Januari 2014.

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah menganalisis tentang faktor-faktor yang

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dan membuat generalisasi atas rerata. 73. pengaruh Kurs, Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate), dan Jumlah Uang

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III METODE PENELITIAN. periode amatan antara tahun Alasan pemilihan pemilihan tahun yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik atau

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. umum dari obyek penelitian. Pada penelitian ini peneliti mengambil data waktu tiga

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia ( Bank

BAB III METODE PENELITIAN. buku-buku, internet serta laporan yang tercatat melalui website

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan selama 3 bulan mulai bulan Januari sampai dengan Maret 2017.

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah daya saing produk industri pengolahan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti terdiri dari variabel

BAB III METODE PENELITIAN. logika matematika dan membuat generalisasi atas rata-rata.

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

BAB III METODE PENELITIAN. pihak lain. Sumber data diperoleh dari Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia (BEI)

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. berupa rasio-rasio keuangan bank yang meliputi Capital Adequacy Ratio (CAR),

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

BAB III METODE PENELITIAN. dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu Unit. tercatat di BEI pada tahun

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

BAB III METODE PENELITIAN. Guna menyelesaikan penelitian ini terutama untuk memperoleh data-data dan

BAB III METODE PENELITIAN. transaksi berjalan di Indonesia periode adalah anggaran pemerintah,

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI). S edangkan waktu yang digunakan dalam melakukan

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

BAB 3 DESAIN PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. yang bertujuan sebagai ilmu terapan. Sedangkan menurut tingkat eksplanatorinya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Juli Adapun data penelitian diperoleh dengan melakukan

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Pengaruh Likuiditas dan Cost

REGRESI LINIER BERGANDA

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian, yang akan diuji

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian ex-post facto yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari penelitian yang dilakukan. Objek dalam penelitian ini yaitu nilai tukar rupiah atas dollar Amerika Serikat periode 2004Q.1-2013Q.3. Kemudian variabel yang mempengaruhinya yaitu Selisih Inflasi Indonesia dengan Amerika Serikat, Selisih Suku Bunga Indonesia dengan Amerika Serikat, dan PDB Riil Indonesia pada periode 2004Q.1-2013Q.3. 3.2. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara atau prosedur yang digunakan utuk melakukan penelitian sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Menurut Nazir (2003:54) menyatakan bahwa: Metode penelitian deskriptif merupakan pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat akan situasisituasi tertentu termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruhpengaruh dari suatu fenomena. Adapun tujuan dari penelitian deskriptif ini yaitu untuk membuat deskriptif atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifatsifat maupun hubungan antar fenomena yang sedang diselidiki. 3.3. Operasional Variabel

Operasional variabel merupakan penjabaran konsep-konsep yang akan diteliti sehingga dijadikan pedoman untuk menghindari kesalahpahaman dalam menginterpretasikan permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Adapun operasional variabel dalam penelitian ini yaitu:

47 Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel Konsep Defenisi Operasional Sumber Data Skala 1 2 3 4 5 Bank Indonesia (BI) Rasio Nilai tukar rupiah atas dollar Amerika Serikat (Y) Selisih Inflasi Indonesia dengan Amerika Serikat (X1) Selisih Suku Bunga Indonesia dengan Amerika Serikat (X2) PDB Riil Indonesia (X3) Suatu nilai yang menunjukan jumlah mata uang dalam negeri yang diperlukan untuk mendapatkan satu unit mata uang asing (Sadono Sukirno) Kenaikan Harga-harga dan biaya umum yang naik secara terus menerus (Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus) Suku bunga merupakan jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu yang disebut sebagai persentase dari jumlah yang dipinjamkan. (Samulsen dan Nordhaus (2004:190)) PDB merupakan nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan oleh faktorfaktor produksi miliki negara-negara tersebut dan negara asing. (Sukirno, 2008:34) Besarnya nilai tukar rupiah atas dollar Amerika Serikat periode 2004Q.1-2013Q.3 (dalam bentuk Rp/US) Data selisih inflasi Indonesia dengan Amerika Serikat pada periode 2004Q.1-2013Q.3 (dalam persen) Data Suku Bunga Indonesia dan Amerika Serikat pada periode 2006Q.1-2013Q.3 (dalam persen) Data PDB Riil Indonesia pada periode 2004Q.1-2013Q.3 (dalam bentuk miliar rupiah) Bank Indonesia (BI), tradingeconomics.com Bank Indonesia (BI), tradingeconomics.com Badan Pusat Statistik Rasio Rasio Rasio

48 3.4. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat bantu atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis data sekunder sehingga instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah catatan dokumentasi yang berarti pengumpulan data dengan mencatat data-data yang sudah ada. Adapun kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Penelitian Nilai tukar rupiah atas dollar Amerika Serikat Selisih Inflasi Indonesia dengan Amerika Serikat Sumber Data Metode Instrumen Variabel Terikat Laporan Kebijakan Moneter Bank Dokumentasi Indonesia 2004Q.1-2013Q.3 Variabel Bebas Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia dan Laporan Inflasi Amerika Serikat 2004Q.1-2013Q.3 Dokumentasi Tabel data nilai tukar rupiah atas dollar AS (dalam Rp/US$) Tabel data selisih inflasi (dalam persen)

49 Selisih Suku Bunga Indonesia dengan Amerika Serikat PDB Riil Indonesia Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia dan Laporan Suku Bunga Amerika Serikat 2004Q.1-2013Q.3 Laporan PDB Riil Indonesia Badan Pusat Statistik 2004Q.1-2013Q.3 Dokumentasi Dokumentasi Tabel data Selisih Suku Bunga (dalam persen) Tabel Data PDB Riil Indonesia (dalam miliar rupiah) 3.5. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis data kuantitatif yang merupakan kelompok data time series selama periode 2004Q.1-2013Q.3 dengan jumlah 39 data. Adapun sumber data penelitian ini yaitu data sekunder yang berupa nilai tukar rupiah atas dollar Amerika Serikat sebagai variabel terikat. Kemudian selisih Inflasi Indonesia dengan Amerika Serikat, Selisih Suku Bunga Indonesia dengan Amerika Serikat, dan PDB Riil Indonesia sebagai variabel bebas. 3.6. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda (multiple regression). Alat analisis yang digunakan yaitu program software SPSS16. Tujuan dari analisis regresi linier berganda ini yaitu untuk mengetahui dan mempelajari bagaimana pengaruh antara beberapa variabel bebas dengan satu variabel terikat yaitu Selisih Inflasi Indonesia dengan Amerika Serikat (X1), Selisih Suku Bunga Indonesia dengan Amerika Serikat (X2), dan

50 PDB Riil Indonesia (X3) berpengaruh terhadap Nilai tukar rupiah atas dollar Amerika Serikat (Y). Adapun model dalam penelitian ini adalah: Nilai Tukar = f (X1, X2,X3) Dimana: X1 = Selisih Inflasi Indonesia dengan Amerika Serikat X2 = Selisih Suku Bunga Indonesia dengan Amerika Serikat X3 = PDB Riil Indonesia Model penelitian diatas kemudian dapat dijabarkan kedalam bentuk regresi linier berganda sehingga persamaan diatas dapat ditransformasikan kedalam persamaan sebagai berikut: Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e Dimana: Y = Nilai tukar rupiah atas dollar Amerika Serikat X1 = Selisih Inflasi Indonesia dengan Amerika Serikat X2 = Selisih Suku Bunga Indonesia dengan Amerika Serikat X3 = PDB Riil Indonesia e = Faktor pengganggu Dalam melalukan analisis regresi maka akan berhubungan dengan metode kuadratik terkecil biasa (Ordinary Least Square/OLS) yang merupakan dalil yang mengungkapkan bahwa garis lurus terbaik yang dapat mewakili variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel) adalah garis lurus yang memenuhi kriteria jumlah kuadrat selisih antara titik observasi dengan titik yang ada pada garis adalah minimum (Gujarati, 2010:71). 3.7. Uji Analisis Data Dalam penelitian ini, terdapat beberapa pengujian yang akan penulis lakukan yaitu sebagai berikut:

51 3.7.1. Uji Normalitas Uji Normalitas betujuan untuk menguji data dalam model regresi apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi yang normal. Untuk dapat mengetahui normal atau tidaknya faktor gangguan dapat menggunakan perhitungan normal probability plot dengan kriteria apabila plot titik-titik pengamatan berada pada sekitar garis lurus maka kecenderungan data berdistribusi normal tetapi apabila plot titik-titik tidak berada pada sekitar garis lurus atau berada jauh dari garis lurus maka kecenderungan data tidak berdisribusi normal. 3.7.2. Uji Asumsi Klasik 3.7.2.1. Uji Multikolinearitas Pengujian Multikolinearitas ini digunakan untuk mengetahui tingkat hubungan antara variabel-variabel bebas dalam model. Model regresi yang baik adalah yang tidak terdapat korelasi/hubungan yang kuat antara variabel bebasnya. Apabila model regresi terdapat multikolinieritas maka model tersebut tidak dapat menaksir secara tepat sehingga diperoleh kesimpulan yang salah tentang variabel yang diteliti. Terdapat beberapa cara untuk dapat mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam suatu model regresi OLS (Rohaman; 2010:143-149) yaitu: a. Nilai R 2 tinggi tetapi hanya sedikit variabel independen yang signifikan. Kolinearitas seringkali dapat diduga jika nilai R 2 cukup tinggi (0,8 sampai 1,0) dan apabila koefisien korelasi sederhana juga tinggi. Akan tetapi, tidak satupun atau sedikit sekali koefisien regresi parsial yang signifikan secara individu apabila dilakukan uji t. Jadi, secara individu tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (Y).

52 b. Korelasi parsial antarvariabel independen. Dengan menghitung koefisien korelasi antarvariabel independen. Apabila koefisisennya rendah, maka tidak terdapat multikolinearitas, sebaliknya apabila koefisien antarvariabel independen (X) itu koefisiennya tinggi (0,8-1,0) maka diduga terdapat multikolinieritas. c. Regresi Auxiliary Regresi ini dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen yang secara bersama sama (misalnya X2 dan X3). Kita harus menjalankan beberapa regresi, masing-masing dengan memberlakukan satu variabel independen lainnya tetap diberlakukan sebagai variabel independen. Masing-masing persamaan akan dihitung nilai F-nya dengan rumus: Fi = R 2 X 1 X 2. X K k 2 1 R 2 X 1 X 2 X K n k + 1 Dimana n adalah banyaknya observasi, k adalah banyaknya variabel independen (termasuk konstanta), dan R adalah koefisien determinasi masingmasing model. Niai kritis distribusi F dihitung dengan derajat kebebasan k-2 dan n-k+1. Dengan ketentuan apabila nila F hitung > F kritis pada α dan derajat kebebasan tertentu maka model terdapat unsur multikolinieritas, begitupun dengan sebaliknya. d. Tolerance (TOL) dan Variance Inflation Factor (VIF) Rumus TOL dan VIF adalah sebagai berikut: TOL=1-R i 2 VIF = 1/TOL=1/(1-R i 2 ) Dimana R i 2 merupakan koefisien korelasi antara X dengan Var Explanatory lainnya. Ketentuannya adalah apabila VIF>10 maka menunjukan adanya gejala multikolinieritas dan begitupun dengan sebaliknya.

53 Apabila dalam model penelitian terdapat multikolinieritas, bisa saja tidak harus disembuhkan karena model akan tetap menghasilkan estimator yang BLUE karena masalah estimator yang BLUE tidak memerlukan asumsi tidak adanya korelasi antarvariabel independen. Masalah multikolinieritas ini hanya akan menyebabkan masalah kesulitan memperoleh estimator dengan standard error yang kecil. Apabila multikolinieritas ingin disembuhkan maka terdapat beberapa cara untuk dapat mengatasinya (Rohmana; 2010:150-1540 seperti berikut: a. Informasi Apriori b. Menghilangkan variabel independen c. Menggabungan data Cross-Section dan data Time Series d. Transformasi variabel e. Penambahan data Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi adanya multikolinieritas penulis menggunakan coefficient correlations pada SPSS16 dimana apabila: 1. Perhitungan menunjukan nilai koefisien korelasi yang rendah (kurang dari 0,8) antar variabel maka data tersebut terbebas dari multikolinieritas. 2. Nilai koefisien korelasi antar variabel tinggi (lebih dari 0,8) maka model tersebut terdapat multikolinearitas. 3.7.2.2. Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisistas dalam model regresi. Model regresi yang baik yaitu model yang tidak terdapat adanya heteroskedastisitas. Apabila model regresi terdapat heteroskedastisitas tidak menghasilkan estimator yang BLUE (Best Liniar Unbiased Estimator) hanya mungkin baru sampai pada LUE (Liniar Unbiased Estimator).

54 Terdapat beberapa cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas salah satunya yaitu dengan menggunakan scatter plot (diagram pencar) dengan menggunakan SPSS16. Kriteria Scatter plot ini yaitu apabila plot titik-titik observasi tidak mengikuti aturan suatu pola tertentu maka dapat dikatakan bahwa model dalam penelitian tersebut tidak mengalami gangguan atau gejala heteroskedastisitas. Tetapi apabila plot titik-titik observasi mengikuti aturan tertentu baik itu hubungan linier, kaudratik dan sebagainya maka dapat dikatakan bahwa model penelitian tersebut mengandung gejala heteroskedastisitas. Adapun cara penyembuhan dari adanya heteroskedastisitas ini yaitu dengan metode white yang dikenal dengan varian heteroskedastisitas terkoreksi (heteroskedasticity Corrected Variances). 3.7.2.3. Uji Autokorelasi Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam model regresi. Autokorelasi merupakan korelasi antara satu variabel gangguan dengan variabel gangguan lain. Model yang baik adalah model yang tidak terdapat autokorelasi. Apabila data yang dianalisis mengandung autokorelasi, maka estimator yang didapatkan memeliki karakteristik (Rohmana, 2010:193) seperti: a. Estimator metode kuadrat terkecil masih tidak linier b. Estimator metode kuadrat terkecil masih tidak bias c. Estimator metode kuadrat terkecil tidak mempunyai varian yang minimum. Terdapat beberapa cara untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam suatu model regresi, salah satunya dengan menggunakan metode Durbin-Waston (d test). Durbin-Waston berhasil menurunkan nilai kritis batas bawah (dl) dan batas akhir (du) maka ada tidaknya autokorelasi baik positif atau negatif dapat diketahui. Penentuan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dengan jelas pada tabel berikut ini:

55 Tabel 3.3 Uji Statistik Durbin-Waston d Nilai Statistik d Hasil 0 d dl Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif dl d du Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan du d 4-du Menerima hipotesis nol; tidak ada autokorelasi positif/negatif 4-du d 4-dl Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan 4-dl d 4 Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif Autokorelasi Ragu-Ragu Tidak ada Ragu-Ragu Autokorelasi Positif Autokorelasi Negatif 0 dl du 4-du 4-dl 4 Gambar 3.1 Statistik Durbin-Waston d Rohmana (2010:195) Adapun cara penyembuhan gejala autokorelasi dapat digunakan Casewise Diagnostics yaitu dengan menghapus data yang mempunyai residual yang tinggi (diatas 0,80) atau bisa juga menggunakan Lag pada variabel terikatnya dengan menggunakan software SPSS16. 3.7.3. Uji Hipotesis

56 Pengujian hipotesis ini dilakukan dalam rangka mengetahui hubungan serta pengaruh antar variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). 3.7.3.1. Uji Hipotesis Regresi Majemuk secara Keseluruhan (Uji F) Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Uji f statistik ini di dalam regresi berganda dapat dugunakan untuk menguji signifikansi koefisien determinasi R 2. Nilai F statistik dapat digunakan untuk mengevaluasi hipotesis bahwa apakah tidak ada variabel independen yang menjelaskan variasi Y disekita nilai rata-ratanya dengan derajat kepercayaan (degree of freedom) k-1 dan n-k tertentu (Rohmana, 2010:77-78). Pengujian ini dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut: F = RSS R RSS UR /m RSS UR n k Gujarati (2010:321) Adapun kriteria dalam Uji F sebagai berikut: 1. Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga adanya pengaruh signifikan perubahan variabel independen terhadap variabel dependen (seluruh variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat). 2. Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak sehingga tidak adanya pengaruh signifikan perubahan variabel independen terhadap variabel dependen (seluruh variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat) 3.7.3.2. Uji Hipotesis Regresi Majemuk secara Individual (Uji t) Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dengan menganggap variabel lain konstan/tetap. Adapaun langkah-langkah dalam uji t (Rohmana, 2010:73) yaitu:

57 1. Membuat hipotesis melalui uji satu arah (one tile test) atau dua arah (two tile test). 1) Uji hipotesis positif satu arah H0 : β 0 Ha : β > 0 2) Uji hipotesis negatif satu arah H0 : β 0 Ha : β < 0 3) Uji dua arah H0 : β = 0 Ha : β 0 2. Menghitung nilai statistik t (t hitung) dna mencari nilai-nilai t kritis dari tabel distribusi t pada α dan degree of freedom tertentu. Adapaun nilai t hitung dapat dicari dengan formula sebagai berikut: t = β 1 β 1 Seβ 1 Dimana β 1 * merupakan nilai pada hipotesis nul. Atau secara sederhana t hitung dapat dihitung dengan rumus: t = β 1 Se i 3. Membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya (t tabel). Keputusan menolak dan menerima H0 adalah sebagai berikut: a. Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga adanya pengaruh signifikan perubahan variabel independen terhadap variabel dependen. b. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak sehingga tidak adanya pengaruh signifikan perubahan variabel independen terhadap variabel dependen.

58 3.7.3.3. Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien Determinasi merupakan alat ukur kebaikan dari persamaan regresi yaitu memberikan proporsi atau persentase variasi total dalam variabel independent yaitu Y yang di jelaskan oleh variabel dependent yaitu X. Ketentuan dalam koefisien determinasi adalah apabila nilai R 2 semakin mendekati 1 maka hubungan variabel bebas dengan variabel terikat akan semakin kuat. Begitupun dengan sebaliknya, apabila nilai koefisien determinasi semakin jauh dari angka 1 maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin tidak erat.