BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER. 1. Ayah : a. Tidak Pernah Sekolah d. Tamat SLTP/MTS. b. Tidak tamat SD/MI e. Tamat SMA/MA. c. Tamat SD/MI f.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka diharapkan masyarakat kelompok atau individu dapat memperoleh

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG SADARI

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. data atau informasi indikator-indikator perilaku dapat melalui beberapa

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker payudara dan 5 juta orang meninggal karena kanker payudara. Kanker

CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

MERAWAT PAYUDARA DAN WASPADA KANKER PAYUDARA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat :

BAB I PENDAHULUAN. dari rasa nyeri jika diberikan pengobatan (Dalimartha, 2002).

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA

BAB II LANDASAN TEORI. penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan. (adenokarsinoma) (Kumar, 2007 ; American Cancer Society, 2011 ;

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi : inspeksi dan palpasi pada payudara. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) merupakan

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB XXIV. Kanker dan Tumor. Kanker. Masalah pada leher rahim. Masalah pada rahim. Masalah pada payudara. Masalah pada indung telur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

BAB I PENDAHULUAN. payudara mengalami rudimeter dan tidak penting, sedang milik wanita menjadi

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh

A. Pertanyaan Berikut Ini Untuk Mengukur Pengetahuan tentang SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kanker payudara. Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan yang sangat mudah

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswi Tingkat III Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertama tidak bertindak atau tidak melakukan apa-apa, alasannya antara lain

STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI MADRASAH ALIYAH PUTRI PUI TALAGA TAHUN 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

BAB I PENDAHULUAN. diketahui dan diobati. Hasil penelitian di Rumah Sakit Cipto. menunjukkan bahwa 80% penderita kanker payudara datang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA. pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN. saudara Siti Rubiah mengenai Pengaruh Metode Simulasi Yang Disertai Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed

BAB I PENDAHULUAN. suatu tahap perkembangan sudah dimulai, namun yang pasti setiap remaja

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuh dalam kelenjar payudara, saluran payudara, jaringan lemak maupun

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. ganas hidung dan sinus paranasal (18 %), laring (16%), dan tumor ganas. rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam persentase rendah.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat

Perkembangan Sepanjang Hayat

Gangguan Hormon Pada wanita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari setengahnya terdapat di negara berkembang, sebagian besar dari

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis

Kadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Kata kanker berasal dari kata Yunani, karnikos, yang berarti udang-karang dan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. viabel. Jika seorang wanita hamil kembar, kehamilannya tetap dihitung satu kali

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA. PENYEBAB Konsentrasi kalsium darah bisa menurun sebagai akibat dari berbagai masalah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merupakan penyakit akibat tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB II ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebermaknaan Hidup. yang dianggap sanggat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang, demikian pula aspek sosial maupun psikologisnya. Pada masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID. termasuk untuk penyakit kanker kepala dan leher seperti karsinoma tiroid.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

Kanker Prostat - Gambaran gejala, pengujian, dan pengobatan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. payudara, sebenarnya dapat diketahui secara cepat dengan pemeriksaan sendiri.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

35 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. KANKER PAYUDARA 1.1. Defenisi Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel pada payudara. Munculnya sel kanker tersebut terjadi sebagai hasil dari mutasi atau perubahan yang tidak normal pada gen yang bertanggungjawab menjaga pertumbuhan sel dan menjaganya tetap normal (sehat). Gen di dalam setiap inti sel, yang bertindak sebagai ruang kontrol dari masing-masing sel. Biasanya, sel dalam tubuh kita berganti sendiri secara teratur. Proses pertumbuhan sel-sel sehat baru mengambil alih sel lama. Tapi seiring waktu, mutasi bisa menghidupkan beberapa gen dan mematikan bagian lain dalam sel. Sel yang berubah tersebut memiliki kemampuan untuk berpisah dan tanpa kontrol memproduksi lebih banyak sel-sel seperti itu dan membentuk tumor (Alamsyah, 2009). Tumor bisa jinak (tidak berbahaya untuk kesehatan) atau ganas (memiliki potensi untuk menjadi berbahaya). Tumor jinak bukan merupakan kanker, memiliki kemiripan dengan sel normal, tumbuh perlahan, dan tidak menyebar ke jaringan atau bagian lain dari tubuh. Tumor ganas (malignan) disebut kanker. Selsel ganas tersebut dapat menyebar di luar tumor asal ke bagian atau jaringan lain dari tubuh (Nusaindah, 2003). 1.2. Etiologi Belum diketahui secara pasti penyebab dari kanker payudara, tetapi ada beberapa faktor yang dianggap sebagai penyebab timbulnya karsinoma payudara

36 adalah virus, keturunan (Hanya 5-10% dari kanker diwarisi dari ibu atau ayah, kira-kira 90% dari kanker payudara adalah karena abnormalitas genetik yang terjadi sebagai hasil dari proses ketuaan dan lainnya), haid pertama terlali dini, menapouse lambat, tidak kawin, tidak pernah hamil, manikah terlalu muda yaitu usia sebelum usia 17 tahun dan trauma. Terdapat keyakinan bahwa ibu, anak, dan saudara dari penderita karsinoma payudara mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk menderita penyakit ini (Tambunan, 1993). 1.3. Klasifikasi kanker payudara Berdasarkan gambaran histopatologinya, WHO (1981) mengklasifikasikan karsinoma payudara kedalam 3 jenis, yaitu karsinoma non invasif, karsinoma invasif dan karsinoma paget. Karsinoma noninvasif terdiri dari karsinoma intraduktus dan karsinoma intralobuler. Karsinoma invasif terdiri dari karsinoma duktur invasif, karsinoma lobuler invasif, karsinoma tubuler, moduler, papiler, mukoid dan sel squamos (Tambunan, 1993). Stadium pada kanker payudara untuk kepentingan pengobatan dan prognosa kanker payudara dibagi 4 stadium, yaitu stadium I dimana ukuran tumor tidak lebih dari 2 cm dan tidak terdapat penyebaran ke organ lain maupun di kelenjar getah bening supra clavicula, stadium II dimana ukuran tumor antara 2-5 cm dan tidak terdapat penyebaran di organ lain maupun dikelenjar getah bening supra clavicula, stadium III dimana ukuran tumor lebih dari 5 cm dan tidak terdapat penyebaran di organ lain maupun getah bening supra clavicula, dan stadium IV terdapat penyebaran di organ tubuh lain atau di kelenjar getah bening supra clavicula abdomen (Dharmais, 1998).

37 1.4. Tanda dan gejala kanker payudara Secara umum tanda fisik kanker payudara adalah berupa benjolan pada payudara. Pada pertumbuhan awal biasanya tidak ada keluhan sakit hanya berupa luka pada kulit. Pada karsinoma yang semakin membesar, akan timbul rasa sakit, edema pada kulit, ulserasi dan kadang menyerupai bisul. Pada stadium lanjut akan timbul sesak nafas dan batuk akibat metastase ke paru, nyeri punggung akibat metastasis pada corpus vertebrae, berat badan yang semakin turun dan anemia (Veronesi, 1997). Tindakan pengobatan yang dilakukan pada kanker stadim lanjut memiliki prognosis yang buruk. Sehingga diperlukan usaha mendeteksi kanker payudara sedini mungkin. Usaha yang paling mudah dan murah untuk dilakukan adalah pemeriksaan payudara sendiri. 2. PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) 2.1. Defenisi Pemeriksaan payudara sendiri adalah usaha-usaha dari individu untuk menemukan adanya kelainan-kelainan pada payudara yang merupakan tandatanda tumor (Denogan, 1979). Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan pada 7-10 hari setelah haid selesai karena pada saat itu payudara terasa lunak. Tujuan pemeriksaan payudara sendiri secara rutin adalah untuk merasakan dan mengenal lekuk payudara sehingga jika terjadi perubahan dapat segera diketahui (Anangargo, 2008)

38 Pada wanita yang dalam masa reproduksi, SADARI dilakukan antara hari ke-5 sampai ke-7 sesudah haid berhenti, setiap bulan (Tambunan, 1993). Ketentuan ini berdasarkan pertimbangan bahwa payudara dipengaruhi oleh perubahan hormonal akibat siklus haid. Peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron selama fase luteal (hari ke 15-28 pada siklus haid 28 hari) akan menyebabkan payudara mengalami pembengkakan dan rasa nyeri. Hasil yang diperoleh akan menjadi biasa apabila dilakukan pemeriksaan. Sementara hari ke- 5 dan hari ke-7 setelah hari terakhir haid merupakan masa dimana pengaruh kedua hormon ini paling minimal pada payudara, sehingga payudara menjadi lebih lembek (http://situs.thebeelive). 2.2. Tahapan melakukan SADARI Sadari dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu melihat payudara di depan cermin secara teliti, meraba dan memijit putting susu. 2.2.1. Melihat payudara di depan cermin Melihat payudara bertujuan untuk mengetahui adanya perubahan bentuk pada payudara, perubahan bentuk ataupun warna kulit, dan perubahan bentuk putting susu. Melihat payudara dilakukan dengan cara duduk atau berdiri di depan cermin dengan tubuh telanjang sampai batas pinggang dan tidak menggunakan BH. Kedua lengan sejajar disamping tubuh. Payudara diperhatikan dalam beberapa hal, seperti apakah payudara kanan dan kiri sejajar (simetris), apakah putting susu tertarik ke satu sisi, apakah terjadi perubahan pada warna kulit dan apakah kulit keriput. Kemudian mengangkat kedua lengan untuk melihat apakah

39 payudara tetap sejajar dan melihat poin pemeriksaan yang lain seperti pada saat tangan disamping (Gilbert, 1993). Pada payudara yang normal, maka payudara kanan dan kiri atau sejajar dan sama ukurannya pada posisi tangan di samping maupun pada saat kedua tangan diangkat. Putting susu yang normal juga akan melihat sebagai bagian yang paling menonjol pada payudara, tidak tertarik kedalam ataupun ke satu sisi (Gilbert, 1993). 2.2.2. Meraba payudara Meraba payudara bertujuan untuk menemukan benjolan yang abnormal dan adanya guratan-guratan kasar pada kulit payudara. Meraba dilakukan dalam posisi berbaring telentang dengan salah satu tangan dibawah kepala dan meletakkan bantalan kecil di bawah bahu. Dalam posisi seperti ini payudara akan tersebar ke permukaan dinding dada sehingga lebih tipis dan lebih mudah untuk menemukan adanya perubahan. Tangan yang dilipat adalah tangan pada sisi payudara yang akan diperiksa dan bantal juga diletakkan pada sisi payudara yang akan di periksa (Gilbert, 1993). Perabaan dilakukan secara teratur pada semua area payudara, dari putting susu sampai mencapai ketiak, dengan gerakan melingkar sehingga tidak ada bagian yang terlewatkan. Bagian dari tangan yang melakukan perabaan adalah bagian ujung dari jari telunjuk, jari tengah dan jari manis. Yang perlu untuk mendapatkan perhatian ketika menemukan benjolan yang abnormal adalah ukurannya, gerakannya, dan ada tidaknya nyeri pada saat perabaan (Gilbert, 1993).

40 2.2.3. Memijat puting susu Memijit putting susu bertujuan untuk melihat apakah ada pergetahan yang abnormal pada putting susu. Hal ini dilakukan karena salah satu tanda pada kanker payudara adalah keluarnya pergetahan yang abnormal pada payudara. Jumlah dan warna cairan yang keluar ketika memijit putting susu, merupakan dua hal yang harus menjadi perhatian. Cairan yang banyak dan berwarna seperti darah merupakan salah satu tanda kanker payudara (Gilbert, 1993). 2.3. Pemeriksaan lanjutan Jika telah teraba yang mencurigakan, perlu ditentukan diagnosis yang tepat untuk dapat diberikan penanganan optimal dengan tindakan seminimal mungkin yaitu penangan dengan resiko yang kecil. Pemeriksaan lanjutan adalah mammogram (foto diagnostis) dan sitologis (Wim, 2005). 3. USIA REMAJA 3.1. Defenisi Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, masa dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama. Masa remaja dianggap setelah anak matang secara seksual dan berakhir sampai matang secara hukum. Secara umum masa remaja dibagi menjadi dua bagian yaitu dewasa awal dan dewasa akhir, garis pemisah antara dewasa awal dan dewasa akhir terletak disekitar usia tujuh belas tahun, usia saat remaja memasuki sekolah menengah tingkat atas. Awal masa remaja berlangsung dari tiga belas tahun

41 sampai enam belas tahun atau tujuh belas tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia tujuh belas tahun sampai delapan belas tahun yaitu usia matang secara hukum, dengan demikian akhir masa remaja merupakan periode yang sangat singkat (Hulock, 1999). 3.2. Ciri-ciri masa remaja 3.2.1. Masa remaja sebagai periode yang penting dan periode peralihan Pariode remaja merupakan periode yang sangat penting karena mulai terjadi perubahan baik secara fisik, psikologis dan sosial. Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental terutama pada awal masa remaja. Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental, sikap dan minat terhadap sesuatu hal yang dianggap baru oleh remaja terutama remaja awal (Tunner dalam Hurlock, 1999). Periode remaja juga merupakan periode peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, apa yang terjadi di masa anak-anak biasanya meninggalkan bekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang. Perubahan fisik yang terjadi selama awal masa remaja mempengaruhi tingkat prilaku individu dan mengakibatkan diadakannya penilaian kembali penyesuaian nilai-nilai. Dalam setiap periode peralihan, status individu tidak jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan, dan remaja selalu mencoba gaya hidup yang berbeda serta menentukan sendiri pola prilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya (Hulock, 1999).

42 3.2.2. Masa remaja sebagai periode perubahan dan usia bermasalah Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Ada empat perubahan yang sama yang hampir bersifat universal yang pertama adalah meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Kedua, perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial. Ketiga, dengan berubahnya minat dan pola prilaku, maka nilai-nilai juga berubah. Keempat, sebagian besar remaja bersifat ambivalen terhadap setiap perubahan, mereka menginginkan dan menuntut kebebasan tetapi mereka sering takut bertanggung jawab (Hulock, 1999). Masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi, karena remaja merasa mampu mangatasi masalahnya sendiri menurut cara yang mereka yakini sehingga kadang-kadang masalah itu selesai dengan cara yang tidak sesuai dengan nilai sosial. Rentannya kehidupan remaja terhadap pengaruh lingkungan di luar keluarganya memudahkan remaja memilih gaya hidup yang sesuai dengan minat dan keinginan mereka (Hulock, 1999). 3.3. Perubaha fisik selama masa remaja Pertumbuhan fisik masih jauh dari sempurna pada saat masa puber berakhir, dan juga belum sepenuhnya sempurna pada awal masa remaja. Perbedaan fisik individu dipengaruhi oleh usia kematangan, anak perempuan yang matang lebih awal biasanya lebih berat, lebih tinggi dan lebih gemuk dibanding dengan anak yang matangnya terlambat. Penampilan fisik beserta identitas

43 seksualnya merupakan ciri pribadi yang paling jelas dan paling mudah dikenali oleh orang lain dalam interaksi sosial (Hulock, 1999). Pertumbuhan organ seksual yang mengalami kematangan seiring dengan bertambahnya usia, seperti anak perempuan mengalami haid pada awal masa remaja biasanya tidak teratur tapi seiring bertambahnya kematangan organ seksual atau reproduksi haid menjadi teratur dan lancar. Pertumbuhan payudara yang membedakan dengan anak laki-laki mengalami pembesaran yang simetris antara kanan dan kiri (Hulock, 1999). 4. TINGKAT PENGETAHUAN Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu melalui proses belajar. Pengetahuan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba serta pengetahuan di dapat di mana individu berada dan tinggal yaitu faktor budaya mempengaruhi individu berprilaku. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan mereka. Tetapi sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Tingkat pengetahuan berorientasi kepada kemampuan berfikir, mencakup kemampuan intelektual yang paling sederhana, yaitu mengingat, sampai dengan kemampuan untuk memecahkan suatu masalah yang menuntut individu untuk menghubungkan dan menggabungkan gagasan, metode atau prosedur yang

44 sebelumnya dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut melalui informasi dan ilmu pengetahuan(suciati, 2001). Tingkatan pengetahuan meliputi: 4.1. Pengetahuan Pengetahuan mencakup ingatan mengenai fakta dan informasi yang spesifik, pengetahuan mengenai cara untuk menghadapi sesuatu yang spesifik dan pengetahuan mengenai universal di dalam suatu bidang (Dorothy & Marilyn, 2002). Pengetahuan juga meliputi kemampuan peserta didik untuk menghafal, mengingat, mendefinisi, mengenali atau mengidentifikasi informasi tertentu seperti fakta, peraturan, prinsip, kondisi, dan syarat yang disajikan dalam pengajaran (Nurhidatah, 2009). 4.2. Pemahaman Kemampuan peserta didik untuk memperlihatkan suatu pemahaman atau pengertian terhadap apa yang disampaikan dengan cara menafsirkannya ke bentuk lain atau mengenalinya dalam bentuk yang sudah diubah, misalnya menangkap suatu gagasan dengan cara mengidentifikasikan atau menyimpulkannya dengan kata-katanya sendiri (Nurhidayah, 2009). Menurut Bloom (1956) menyebutkan kategori pemahaman ini sebagai tingkat ketrampilan intelektual yang pertama, dimana individu mampu memperkirakan informasi lain di luar yang diberikan 4.3. Penerapan Kemampuan peserta didik untuk menggunakan gagasan, prinsip, abstraksi, atau teori di dalam situasi khusus dan konkret, seperti menghitung, menulis, membaca, atau menggunakan peralatan (pengetahuan dan pemahaman merupakan

45 prasyarat). Kemampuan untuk menggunakannya memerlukan pengertian terhadap apa yang digunakan (Nurhidayah, 2009). 4.4. Analisis Kemampuan individu untuk mengenali dan menyusun informasi dengan cara menguraikannya menjadi bagian-bagian konstituennya dan menentukan hubungan antara satu bagian dengan bagian lainnya (pengetahuan, pemahaman,dan penerapan merupakan prilaku prasyarat). Analisis melibatkan suatu pembagian materi menjadi bagian-bagian pembentuknya dan menentukan hubungan diantara bagian tersebut (Nurhidayah, 2009). 4.5. Sintesis Kemampuan untuk menggabungkan bagian-bagian atau unsur-unsur menjadi satu kesatuan dengan cara membentuk satu produk unik yang ditulis, diucapkan dan digambar (pengetahuan, pemahaman, penerapan, dan analisis merupakan prilaku prasyarat). Kategori ini melengkapi pembelajaran kreatif yang paling jelas (Nurhidayah, 2009). 4.6. Evaluasi Kemampuan untuk menentukan nilai sesuatu, seperti esai, desain, atau tindakan dengan cara menerapkan standar atau kriteria yang tepat dengan pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis dan sintesis merupakan prilaku prasyarat (Bastable, 2002) Usia remaja merupakan tahap pembelajaran, dimana remaja mulai tertarik untuk mempelajari hal-hal yang dianggap baru oleh mereka. Media pembelajaran yang didapat oleh remaja melalui aktivitas penglihatan, pendengaran dan

46 tindakan, dimana sumber pembelajaran didapat dari media massa, proses belajar mengajar dan penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan di tempat mereka berada. (Nurhidayah, 2009). Pengetahuan remaja tentang pemeriksaan payudara sendiri dapat diperoleh dari petugas kesehatan, media massa dan lingkungan. Tingkat pengetahuan remaja dapat diukur dengan memberikan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang kanker payudara dan pemeriksaan payudara sendiri.